Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan berfungsi sebagai tindakan yang dilakukan pimpinan dalam
upaya menggerakkan anggota agar mau berbuat sesuatu untuk mewujudkan
program kerja yang telah dirumuskan. Keberhasilan organisasi tergantung dari
kemampuan pimpinannya dalam melaksanakan fungsi pokok kepemimpinan
baik sebagai leader maupun manager. Pelaksanaan fungsi sebagai leader lebih
menekankan pada usaha interaksi manusiawi, mempengaruhi orang yang
dipimpin, menemukan sesuatu yang baru, mengadakan perubahan dan
pembeharuan. Istilah kepemimpinan dapat dipahami sebagai konsep yang
didalamnya mengandung makna bahwa ada suatu proses kekuatan yang datang
daru seorang figur pemimpin untuk mempengaruhi orang lain baik secara
individu maupun kelompok dalam suatu organisasi.
Mengacu pada pendapat yang telah dikemukankan dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi, membimbing
melalui interaksi individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama di organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang pemimpin
dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak terlepas dari gaya kepemimpinan
yang diterapkan. Gaya kepemimpinan mengacu pada struktur kebutuhan
pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai situasi antar pribadi.
Intinya, gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
2. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan ?
3. Bagaimanakah gaya kepemimpianan otoriter ?
4. Bagaimanakah gaya kepemimpianan demokrasi ?
5. Bagaimanakah gaya kepemimpianan partisipasif ?

1
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami apa itu kepemimpinan
dan bagaimana gaya-gaya kepemimpinan otoriter, demokrasi dan partidipasif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok
sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang
perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain
yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu
anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam
kelompok.
Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk 9 menggerakkan orang-
orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pimpinan itu.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain
agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan
diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang
agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada
pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga merupakan proses menggerakkan
grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan.

2.2 Fungsi Kepemimpinan


Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling.

Menurut Hadari Nawawi , fungsi kepemimpinan berhubungan langsung


dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang

3
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar
situasi itu. Pemimpin harus berusaha menjadi bagian didalam situasi sosial
kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi
memiliki dua dimensi yaitu:

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan


dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan
orang-orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan
orangorang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok
kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui
keputusankeputusan dan kebijakan pemimpin.

Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi


pokok kepemimpinan :

1. Fungsi instruktif, pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang


menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah),
bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan
dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif, pemimpin dapat menggunakan fungsi ini sebagai
komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam
usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi partisipasi, dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin
berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
posisi masing-masing.
4. Fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat
atau menetapkan keputusan.

4
5. Fungsi pengendalian, kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

2.3 Gaya Kepemimpinan Otoriter


Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari dua
kata yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah
kekuasaan atau kekuatan.Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang
kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang.Jadi otokratis berarti berkuasa
sendiri secara mutlak (centre of authority). Kepemimpinan otokratis merupakan
kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan prilaku otoriter.
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri
secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan
1. Indikator gaya kepemimpinan otokratis
1) Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi,
2) Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
3) Berambisi untuk merajai situasi
4) Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
5) Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana
dan tindakan yang akan dilakukan,
6) Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
7) Adanya sikap eksklusivisme
8) Selalu ingin berkuasa secara absolut,
9) Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5
2. Kelebihan
1) Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak
pemimpin.
2) Mudah dilakukan pengawasan.
3) Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan
satu orang.
4) Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan
dalam organisasi.
3. Kekurangan
1) Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi.
2) Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak
memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan.
3) Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of
power.

2.4 Gaya Kepemimpinan Demokrasi


Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.
Disini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya.
Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan,
melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan
kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya.
1. Indikator gaya kepemimpinan otokratis
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak
2) Terdapat pelimpahan sebagian wewenang kepada bawahan
3) Keputusan atau Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan
4) Komunikasi berlangsung timbal balik
5) Pengawasan dilakukan secara wajar
6) Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
7) Penyaluran aspirasi bawahan secara luas

6
8) Tugas diberikan bersifat permintaan
9) Pujian dan kritik seimbang
10) Pimpinan mendorong prestasi bawahan
11) Kesetiaan bawahan secara wajar
12) Memperhatikan perasaan bawahan
13) Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai.
2. Kelebihan
1) Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
2) Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga
bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
3) Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran
4) Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bias
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
5) Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
3. Kelemahan
1) Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil
secara musyawarah
2) Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang
jelas berbeda
3) Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan
apabila ego masing-masing anggota tinggi.

2.5 Gaya Kepemimpinan Partisipasif


Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan
sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara
melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan.18
Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macam
prosedur pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu
pengaruh tertentu terhadap keputusan-keputusan pemimpin tersebut. Istilah lain
yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif

7
termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Terdapat tiga istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Konsultasi, yaitu pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan,
kemudian pemimpin mengambil keputusan,
2. Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil
sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final,
3. Pendelegsian, dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan
tanggung jawab kepada individu atau kelompok untuk mengambil sebuah
keputusan

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas
(kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau
kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang
lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari
esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang
pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kertahadi. 2003. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Malang: Universitas Negeri


Malang

Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai