Anda di halaman 1dari 9

28/05/2019

TOPIK

SEJARAH VIRUS
VIROLOGY STRUKTUR VIRUS
KOMPOSISI VIRUS
TRANSMISI VIRUS
R I YA N I S U S A N B T. H A S A N , D R , M K T PATOGENESIS DAN PENGENDALIAN VIRUS
FK UNPRI, MEI 2019

KP 1 VIRUS SS ' 19 1 KP 1 VIRUS SS ' 19 2

Etimology Pengertian

LOGOS ILMU Virus : parasit mikroskopik yang


menginfeksi sel organisme biologis.
Virus  bahasa Latin virion ‘racun’.
Dalam bahasa Inggris tahun 1392.
Definisi "agen yang menyebabkan
infeksi penyakit" tahun 1728. Virus : organisme subseluler berukuran
sangat kecil mikroskop elektron.
“Virus” Dimitri Ivanovsky tahun 1892.

KP 1 VIRUS SS ' 19 3 KP 1 VIRUS SS ' 19 4

Virus bersifat parasit obligat :


hanya dapat bereproduksi di dalam material  Karena karakteristik khas ini virus selalu
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel terasosiasi dengan penyakit tertentu.
makhluk hidup karena virus tidak memiliki Manusia (virus influenza dan HIV),
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Hewan (virus flu burung),
Tanaman (virus mosaik tembakau/TMV).

Virus mengandung sejumlah kecil


asam nukleat (DNA atau RNA) yang
Virus sering diperdebatkan sebagai makhluk diselubungi semacam bahan pelindung
hidup karena tidak dapat menjalankan fungsi yang terdiri atas protein, lipid,
biologisnya secara bebas jika tidak berada glikoprotein, atau kombinasi ketiganya
dalam sel inang.

KP 1 VIRUS SS ' 19 5 KP 1 VIRUS SS ' 19 6

1
28/05/2019

Sejarah
 Genom virus  diekspresikan  protein SM
yang digunakan untuk memuat bahan
• Hieroglif di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400 SM) 
genetik maupun daur hidupnya. penyakit poliomyelitis
 Istilah virus biasanya merujuk pada partikel- • Raja Firaun Ramses V meninggal (1196 SM)  virus
smallpox
partikel yang menginfeksi sel-sel eukariot • virus endemik yang cukup terkenal yaitu virus smallpox,
(organisme multisel dan banyak jenis menyerang masyarakat Tiongkok tahun 1000

organisme sel tunggal). Tahun 1798

• Edward Jenner  beberapa pemerah susu kebal


terhadap virus pox  virus pox pada sapi, melindungi
manusia dari pox  pelopor vaksin.
KP 1 VIRUS SS ' 19 7 KP 1 VIRUS SS ' 19 8

Tahun 1892
Tahun 1880
• Dimitri Ivanowsky dari Rusia  getah daun tembakau
•Louis Pasteur dan Robert Koch : "germ theory“ yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih
mikroorganisme sebagai penyebab penyakit. dapat menimbulkan penyakit mosaik

Postulat Koch : Tahun 1897


1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus
• Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa
2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring 
ditumbuhkan secara in vitro contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup
3. Ketika kultur agen murNi diinokulasikan ke dalam pembawa penyakit
sel inang sehat yang rentan maka dapat
menimbulkan penyakit Tahun 1898
4. Agen yang sama dapat diambil dan diisolasi
kembali dari inang yang terinfeksi tersebut • Loeffler dan Frosch  penyebab penyakit mulut dan
kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati
bakteri  bakteri yang sangat kecil.
KP 1 VIRUS SS ' 19 9 KP 1 VIRUS SS ' 19 10

Tahun 1911 Tahun 1933

 Peyton Rous ayam sehat diinduksi sel tumor dari Shope papilloma virus atau cottontail rabbit
ayam sakit  ayam sehat terkena kanker.
papilloma virus (CRPV) ditemukan oleh Dr
 Rous  melisis sel tumor ayam sakit  menyaring
sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh Richard E Shope  model kanker pertama
bakteri  sari  di suntikkan  sel ayam sehat  pada manusia yag disebabkan oleh virus.
menyebabkan kanker. Dr Shope  menyuntikkan filtrat tumor
 Rous “kanker disebabkan karena sel virus pada sel pada kelinci domestik yang sehat  timbul
tumor ayam sakit menginfeksi sel ayam sehat  tumor pada kelinci tersebut
penemuan pertama virus onkogenik (virus yang dapat
menyebabkan tumor)  Rous Sarcoma Virus (RSV).

KP 1 VIRUS SS ' 19 11 KP 1 VIRUS SS ' 19 12

2
28/05/2019

Tahun 1935 Tahun 1952


•Wendell Meredith Stanley (AS)
mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik  virus mosaik
tembakau  Pendapat Beijerinck  Martha Chase dan Alfred Hershey 
terbukti (1897) menemukan bakteriofag.
 Bakteriofage : virus yang memiliki inang
Tahun 1939 bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di
dalam sel bakteri
•Virus mosaik tembakau  virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan
mikroskop elektron  ilmuwan Jerman
G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska
KP 1 VIRUS SS ' 19 13 KP 1 VIRUS SS ' 19 14

Struktur virus
 Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA
1. asam nukleat (RNA)  Genom virus terdiri dari :
1. DNA untai ganda,
2. kapsomer 2. DNA untai tunggal,
3. RNA untai ganda, atau
3. kapsid. 4. RNA untai tunggal.

 Asam nukleat genom virus : berbentuk linear tunggal atau


sirkuler.
 Jumlah gen virus : terkecil 4, terbesar ratusan.
Virus < bakteri.  Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia :
Virus terkecil ϕ 20 nm (< ribosom). DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan : RNA untai
tunggal.
Virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
KP 1 VIRUS SS ' 19 15 KP 1 VIRUS SS ' 19 16

 Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu  Virus berbentuk heliks, protein kapsid  protein
lapisan pelindung. nukleokapsid, terikat langsung dengan genom
virus.
 Protein yang menjadi lapisan pelindung disebut
 Misal : virus campak, setiap protein nukleokapsid
kapsid. terhubung dengan 6 basa RNA membentuk heliks
 Bentuk kapsid tergantung pada tipe virusnya, sepanjang ± 1,3 μm. Kompleks protein dan asam
bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk nukleat ini disebut nukleokapsid.
yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang  Virus campak, nukleokapsid diselubungi oleh
disandikan oleh genom virus. lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan
glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat
 Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein pada selubung lipid tersebut.
yang disebut kapsomer.
 Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan dan
pemasukan ke sel inang pada awal infeksi
KP 1 VIRUS SS ' 19 17 KP 1 VIRUS SS ' 19 18

3
28/05/2019

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus  Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan membantunya menginfeksi inang.
dengan asam nukleat seperti virus heliks.  Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu
Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 - 400 membran menyelubungi kapsid.
nm dan terdiri atas protein virus yang tersusun  Selubung mengandung fosfolipid dan protein dari sel
inang juga protein dan glikoprotein dari virus.
dalam bentuk simetri ikosahedral.
 Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
membentuk kapsid virus sferik ditentukan  Ada beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein
dengan koefisien T, ± 60t protein. yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor
tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri.

KP 1 VIRUS SS ' 19 19 KP 1 VIRUS SS ' 19 20

Virus : agent menular yang tidak


bisa meniru tanpa kehadiran sel
inang  menembus sel inang 
bereproduksi  menetap.
Partikel lengkap virus disebut virion. JENIS
Virion berfungsi sebagai alat transportasi
gen, sedangkan komponen selubung dan 1. Virus DNA : virus yang memiliki DNA dalam genomnya
kapsid bertanggung jawab dalam (memiliki materi genetik berupa DNA), yang tergolong dalam
kelompok ini : virus kelas I, II, VII. Contoh familia
mekanisme penginfeksian sel inang.
(Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae).
2. Virus RNA : virus yang memiliki RNA dalam genomnya
(memiliki materi genetik berupa RNA), Yang tergolong dalam
kelompok ini : virus kelas III hingga VI. Contoh familia
(Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan
Arbovirus)
KP 1 VIRUS SS ' 19 21 KP 1 VIRUS SS ' 19 22

Virus DNA
Virus DNA Virus RNA Virus RNA
•8. Enzim polimerase DNA •8. RNA polimerase
•1. Sebagian besar beruntai ganda (replikasi virus DNA), DNA (replikasi virus RNA) 
•1. Beruntai tunggal polimerase memiliki
•2. Tingkat mutasi lebih rendah
•2. Tingkat mutasi lebih tinggi
tingkat mutasi tinggi
•3. Replikasi DNA virus DNA terjadi aktivitas penyaringan, karena RNA polimerase
di dalam inti sel inang •3. Replikasi RNA virus terjadi dalam
sitoplasma sel inang tingkat mutasi lebih tidak stabil dan dapat
•4. Lebih stabil
•5. Virus DNA kode genetik virus •4. Tidak stabil rendah pada virus DNA menyebabkan kesalahan
disuntikkan dalam DNA inang •5. Virus RNA melewatkan DNA untuk •9. Virus DNA, 2 tahap selama replikasi
duplikasi dan decoding
untuk duplikasi dan decoding
•6. memiliki RNA dalam genomnya
proses transkripsi yaitu •9. Virus RNA
•6. Memiliki DNA dalam genommya awal dan akhir. Tahap
•7. Virus DNA melewatkan DNA •7. Virus RNA mengadsorbsi ke menerjemahkan mRNA
mereka ke dalam inti sel inang, permukaan sel inang virus awal, mRNA yang dibuat pada ribosom inang dan
bukan ke dalam sitoplasma sel melekat dan menyatu dengan (alpha dan beta mRNA). membuat 5 protein virus
membran endosome  fusi virus 
inang
nukleokapsid dilepaskan ke dalam Tahap akhir, mRNA sekaligus
sitoplasma gamma dibuat dan
diterjemahkan ke dalam
sitoplasma (setelah
replikasi DNA)
KP 1 VIRUS SS ' 19 23 KP 1 VIRUS SS ' 19 24

4
28/05/2019

Klasifikasi
A. Berdasarkan morfologi virus dibagi berdasarkan
jenis asam nukleat dan juga protein membran B. Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran:
terluarnya (sampul) : 1. Virus Enterik
1. Virus DNA 2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
2. Virus RNA
4. Virus onkogenik
3. Virus berselubung
5. Hepatitis virus
4. Virus tidak berselubung

 Virus hanya mengandung satu jenis asam


nukleat: DNA atau RNA.
KP 1 VIRUS SS ' 19 25 KP 1 VIRUS SS ' 19 26

PATOGENESIS
C. Berdasarkan alur fungsi genomnya (klasifikasi
Baltimore) : Virus dapat menginfeksi inangnya dan
menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya,
1. Virus tipe I: DNA utas ganda
ada yang berbahaya, namun juga ada yang
2. Virus tipe II : DNA utas tunggal dapat ditangani oleh sel imun inang sehingga
3. Virus tipe III : RNA utas ganda akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
4. Virus tipe IV : RNA utas tunggal (+)
5. Virus tipe V : RNA utas tunggal (-) Macam – macam infeksi virus :
6. Virus tipe VI : RNA utas tunggal (+) dengan 1. Infeksi akut
DNA perantara (intermediat) 2. Infeksi kronis
7. Virus tipe VII : DNA utas ganda dengan RNA
perantara
KP 1 VIRUS SS ' 19 27 KP 1 VIRUS SS ' 19 28

2. Infeksi kronis : infeksi virus yang berkepanjangan


1. Infeksi akut : infeksi yang berlangsung dalam
sehingga ada risiko gejala penyakit muncul kembali.
jangka waktu cepat namun dapat juga
a. silent subclinical infection seumur hidup,
berakibat fatal.
cth : Cytomegalovirus (CMV);
Akibat dari infeksi akut adalah:
b. periode diam yang cukup lama sebelum
a. sembuh tanpa kerusakan (sembuh total); munculnya penyakit, cth: HIV
b. sembuh dengan kerusakan/cacat (polio); c. reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, cth
c. berlanjut kepada infeksi kronis; :shingles
d. kematian. d. penyakit kronis yang berulang (kambuh),
cth : HBV, HCV
e. kanker, cth : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.

KP 1 VIRUS SS ' 19 29 KP 1 VIRUS SS ' 19 30

5
28/05/2019

REPLIKASI I. Pelekatan (adsorpsi)


Proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan :
reseptor pada permukaan sel inang.
I. Pelekatan virus,
Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor
II. Penetrasi, seluler dengan antireseptor pada virus.
III. Pelepasan mantel,
Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk
IV. Replikasi genom dan ekspresi gen, proses pelekatan yaitu koreseptor.
V. Perakitan,
Molekul reseptor target pada permukaan sel dapat berbentuk
VI. Pematangan, protein (glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat
VII. Pelepasan. pada glikoprotein atau glikolipid.
Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus
memiliki lebih dari satu reseptor sehingga mempunyai
beberapa rute untuk berikatan dengan sel.

KP 1 VIRUS SS ' 19 31 KP 1 VIRUS SS ' 19 32

II. Penetrasi
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas
yang berbeda:
1. molekul immunoglobulin-like superfamily Penetrasi terjadi pada waktu
2. reseptor terkait membran yang sangat singkat setelah
3. saluran dan transporter transmembran pelekatan virus pada
reseptor di membran sel

KP 1 VIRUS SS ' 19 33 KP 1 VIRUS SS ' 19 34

PROSES INI MEMERLUKAN ENERGI 3


MEKANISME :
3. Fusi dari sampul dengan membran sel
1. Translokasi partikel virus (untuk virus yang bersampul)
 relatif jarang,  proses fusi virus bersampul dengan membran
 mekanisme belum sepenuhnya dipahami benar, sel baik secara langsung maupun dengan
 kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam permukaan sel maupun mengikuti endositosis
virus kapsid dan reseptor membran spesifik. dalam sitoplasma.
2. Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler  diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam
 mekanisme yang sangat umum sebagai jalan sampul virus, misalnya: HA influenza dan
masuk virus ke dalam sel.
glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.
 tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang
telah digunakan untuk pengikatan reseptor.

KP 1 VIRUS SS ' 19 35 KP 1 VIRUS SS ' 19 36

6
28/05/2019

IV. Replikasi genom dan ekspresi gen


III. Pelepasan Mantel
7 Klasifikasi Baltimore
Terjadi setelah proses penetrasi  kapsid virus (seluruhnya
maupun sebagian) dipindahkan ke dalam sitoplasma sel
inang.
Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk
kompleks nukleoprotein.
Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup
sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus
dengan membran plasma.
Untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep
yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.

KP 1 VIRUS SS ' 19 37 KP 1 VIRUS SS ' 19 38

Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi Kelas II: DNA utas tunggal
virus (akut, kronis, persisten, atau laten)
Replikasi terjadi di dalam nukleus,
Melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai
Kelas I: DNA utas ganda
cetakan untuk sintesis utas tunggal
Dibagi menjadi dua kelompok.
1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-
DNA turunannya (Parvoviridae)
faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae) Kelas III: RNA utas ganda
2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi.
virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk Masing-masing segmennya ditranskripsi secara
transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan
terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA
tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya
individual (Reoviridae)

KP 1 VIRUS SS ' 19 39 KP 1 VIRUS SS ' 19 40

Kelas V: RNA utas tunggal (-)


Kelas IV: RNA utas tunggal (+)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe:
Virus dengan polisistronik mRNA di mana kelas
Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama
ini genom RNA membentuk mRNA yang
dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-)
ditranslasikan untuk membentuk suatu oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk
polyprotein yang dipecah membentuk protein menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai
matang (Picornaviridae) cetakan untuk replikasi genom.
Genom bersegmen (Orthomyxoviridae), replikasi terjadi di
dalam nukleus di mana monosistronik mRNA untuk
masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase
virus.

KP 1 VIRUS SS ' 19 41 KP 1 VIRUS SS ' 19 42

7
28/05/2019

V. PERAKITAN
Kelas VI: RNA utas tunggal (+) dengan DNA
Intermediat
Proses pengumpulan komponen-komponen virion pada
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat bagian khusus di dalam sel.
diploid dan tidak dipakai secara langsung
Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel
sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk
virus.
reverse transkriptase menjadi DNA.
Proses tergantung pada proses replikasi di dalam sel dan
Kelas VII: DNA utas ganda dengan RNA Intermediat
tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse
Mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-
transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus,
beda, (Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di
prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama
sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus ,
maturasi (Hepadnaviridae)
Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus)

KP 1 VIRUS SS ' 19 43 KP 1 VIRUS SS ' 19 44

VI. PEMATANGAN VII. PELEPASAN


Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus inang melalui dua mekanisme :
dan bersifat infeksius.
1. untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan
Pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam merupakan proses yang sederhana, di mana sel yang
partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh terinfeksi terbuka dan virus keluar.
pemecahan spesifik protein kapsid untuk 2. untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika
menghasilkan produk yang matang. virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal
Protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya sebagai budding.
terlibat dalam proses ini Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak
sel(Paramyxovirus , Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan
kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus)

KP 1 VIRUS SS ' 19 45 KP 1 VIRUS SS ' 19 46

DAMPAK VIRUS Virus penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.
1. Dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus.
Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari
terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). inangnya.
David Sanders, profesor biologi pada Purdue's School cth :
of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam a. Virus penyebab selesma menyerang saluran pernapasan,
dunia kesehatan, dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi
b. Virus campak menginfeksi kulit,
15 Desember 2002 (menjinakkan cangkang luar virus Ebola)
 pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). c. Virus hepatitis menginfeksi hati,
2. Merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan d. Virus rabies menyerang sel-sel saraf.
tumbuhan e. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) 
menurunnya daya tahan tubuh penderita karena virus HIV
 menyerang sel darah putih.

KP 1 VIRUS SS ' 19 47 KP 1 VIRUS SS ' 19 48

8
28/05/2019

PADA MANUSIA  Potensi virus menyebabkan wabah pada manusia 


senjata biologis (penciptaan varian virus baru di
1. Pilek (oleh karena satu atau beberapa virus sekaligus), laboratorium)
 Cacar  wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan
2. Cacar, mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa (suku
3. AIDS (yang disebabkan virus HIV), bangsa Indian), yang dibawa oleh kolonis Eropa 
4. Demam herpes (virus herpes simpleks). dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
 Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing,
5. Kanker leher rahim  oleh papilomavirus (yang
yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi
menyebabkan papiloma, atau kutil)  manusia 
hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Grup Filovirus : (Marburg(1967) di Marburg, Jerman dan
ebola.
6. Virus borna diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada
April 2005 virus Marburg menarik perhatian pers dengan
kuda  penyakit psikiatris pada manusia. terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 – 2005
(epidemi terburuk dalam kehidupan manusia).

KP 1 VIRUS SS ' 19 49 KP 1 VIRUS SS ' 19 50

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


DIAGNOSIS DI LABORATORIUM
Memanipulasi mekanisme sel induknya untuk
Deteksi, isolasi, analisis suatu virus  proses sulit bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.
dan mahal.
Metode pengobatan yang dianggap paling efektif adalah
Penelitian penyakit akibat virus membutuhkan vaksinasi  merangsang kekebalan alami tubuh
fasilitas besar dan mahal, peralatan mahal dan terhadap proses infeksi dan obat-obatan yang
tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, mengatasi gejala akibat infeksi virus.
ahli biologi molekular, dan ahli virus. Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya
Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga disalah-antisipasikan dengan antibiotik  efek samping
kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama antibiotik, resistansi bakteri terhadap antibiotik 
dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan
apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). virus.

KP 1 VIRUS SS ' 19 51 KP 1 VIRUS SS ' 19 52

Infeksi virus atau bakteri  demam,


Infeksi bakteri  Sel darah putih Î, sedangkan infeksi virus
tidak, tetapi infeksi bakteri, virus bahkan jamur akan Î
Antibodi M (IgM)  pemeriksaan IgM agak mahal.
Pemeriksaan Sel darah putih ataupun IgM tidak dapat
menentukan jenis penyakitnya, tetapi kedua pemeriksaan
tersebut hanya mengindikasikan penyakit tersebut
diakibatkan oleh apa  infeksi virus tidak dapat diobati
dengan anti-biotik dan umumnya infeksi virus akan sembuh
dengan sendirinya (virus self limiting life) dengan istirahat
(tirah baring jika perlu) dan gizi yang cukup, kecuali HIV di
mana untuk diagnosis awal diperlukan pemeriksaan CD4
yang relatif murah.

KP 1 VIRUS SS ' 19 53 KP 1 VIRUS SS ' 19 54

Anda mungkin juga menyukai