CERNA
Departemen Mikrobiologi FK USU
2016
Agen Penyebab Infeksi Gastrointestinal
Infeksi pada saluran
gastrointestinal dapat
digolongkan dalam 2 grup :
- infeksi yang terlokalisir di
saluran cerna saja
- infeksi yang menyebar di
luar saluran cerna seperti
di hati (hepatitis A)
Infectious Dose of
Host Factors Enteric pathogen
- Age
- Personal hygiene
Shigella: 101-2
- Gastric acidity, physical
Campylobacter jejuni:102-6
barriers
Salmonella: 105
- Intestinal motility
E. coli: 108
- Enteric microflora
Vibrio cholerae: 108
- Specific immunity:
phagocytes, B-cell, T-cell
- Intestinal receptor
• Diarrheal Diseases Causes By Bacterial or Viral
1 Infection
• Gejala klinis
• Spesimen
- Pada enteric fever, spesimen darah lebih baik diambil pada
minggu 1-2 kultur darah positif
- Kultur urin positif setelah minggu ke 2
- Pada enteric fever, spesimen feces lebih baik diambil pada
minggu 2 atau 3 kultur feces positif
- Kultur positif dari drainase duodenal membuktikan adanya
Salmonella di saluran empedu (Biliary tract) pada penderita
carrier
• Kultur dengan menggunakan media selektif seperti
Salmonella-Shigella (SS) agar, Kaldu Selenite, XLD
agar, Mac Conkey Agar, Hektoen enterik (HEK) agar.
• Pemeriksaan Serologi
- Test Aglutinasi
> berguna sebagai rapid preliminary identification.
> tersedia commercial kits untuk test aglutinasi dan serogrup
Salmonella (antigen O) : A, B, C1, C2, dan E
• Widal Test
- Untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen O dan H
- Titer antigen O > 1: 320 dan titer antigen H > 1: 640 positif
- Pada beberapa penderita carriers Titer Ab terhadap
antigen Vi tinggi
• TES TUBEX®
- Tes aglutinasi semi kuantitatif
- Spesifik : menggunakan antigen O9 yang hanya ditemukan
pada Salmonella serogrup D
- Akurat dalam diagnosis infeksi akut karena hanya
mendeteksi adanya antibodi IgM
• ELISA
- Deteksi antibodi IgG, IgM dan IgA
terhadap antigen LPS O9
- Deteksi antibodi IgG terhadap antigen flagella d
(Hd)
dan antibodi terhadap antigen Vi S. typhi.
• EIA DOT (Typhidot® )
- Deteksi antibodi spesifik IgM dan IgG terhadap
antigen OMP 50 kD S. typhi.
Shigella
• Shigella merupakan batang Gram-negatif, ramping, non-
lactose fermenting, non motil
• Terdapat 4 species penting :
• - S. dysenteriae menghasilkan Shiga toxin, yaitu exotoxin
yang dapat menyerang saluran cerna dan CNS
- S. flexneri
- S. boydi
- S. sonnei
• Penularan : fecal-oral
• Infective dose : 10-100 organism
• Patogenesis
- Umumnya Infeksi Shigella terbatas pada saluran cerna,
jarang menginvasi aliran darah
- Shigella melekat dan menyerang epitel mukosa dari distal
ileum dan kolon terjadi fagositosis Shigella dapat
lari dari vakuola fagositik multiplikasi menyebar ke
dalam sitoplasma sel epitel dan masuk ke sel yang berdekatan
- Terbentuk mikro abses di dinding kolon dan ileum terminal
terjadi nekrosis membran mukosa, ulserasi superfisial,
perdarahan dan terbentuknya pseudomembran pada area ulser.
Diagnostik
• Gejala Klinis
• Spesimen : feces segar yang terdapat mukus
• Pemeriksaan mikroskopik : tampak banyak fecal leukocytes
dan sel darah merah
• Kultur : dengan menggunakan media Mac Conkey, Eosin
Methylen Blue dan media selektif (Hektoen dan SS agar)
• Serologi : tidak digunakan untuk diagnosa infeksi Shigella
Cholera
• Etiologi : Vibrio cholerae bakteri batang gram-negatif,
bentuk koma, hidup bebas di air, mempunyai antigen O
• Penyebaran penyakit melalui makanan yang terkontaminasi,
penyebaran dari orang ke orang tidak biasa terjadi.
Patogenesis Kolera
• Gejala klinis
• Pewarnaan Gram : S-shaped gram negative rods
• Mikroskop fase kontras/dark-field microscop :
(+) motil
• Kultur : pada medium selektif CCDA (Charcoal
Ceppoferazone Deoxycholate Agar) ; Skirrow’s
medium yang mengandung Vancomycin, polymixin B
dan trimethoprim.
Antibiotic Associated Diarrhea
- CT-Scan
Clostridium perfringens Food Associated
Infection
• Basil gram positif berspora, anaerob
• Clostridium perfringens berhubungan dengan 2 tipe
infeksi yang berhubungan dengan makanan (food-
associated infection) :
- enterotoksin didapat dari mengkonsumsi daging
atau unggas yang telah dimasak
- ß toxin severe necrotizing disease
• Masa inkubasi : 8 jam-1 hari
• Gejala klinis : watery diarrhea, nyeri perut, muntah
dan demam (-)
Pathogenesis of Clostridium
perfringens Food-Associated
Infection
Diagnosis
• Gejala klinis
• Mikroskopis : pewarnaan Gram tampak basil
gram positif, spora (+)
• Kultur : menggunakan medium anaerob seperti
thioglikolat, BHI agar
Bacillus cereus Food Associated Infection
Flaccid paralysis
• Gejala klinis :
- Simptom muncul mulai 18-24 jam setelah mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi
- visual disturbances (double vision, inkoordinasi otot mata)
- kesulitan menelan, sulit bicara, tanda dari paralisis bulbar,
respiratory paralysis, cardiac arrest
- Simptom gastrointestinal tidak dominan
• Diagnosis
- gejala klinis
- Kultur feces
- deteksi toksin : dari sisa makanan, serum pasien
> PCR
> ELISA
Helicobacter pylori and Gastric Ulcer disease