PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatandi
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah
melahirkan. Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan
dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang
meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
C. Batasan Operasional
Pelayanan Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah buka selama 24 jam
non stop yang menerima pasien dari :
Rawat jalan, IGD, rujukan dari Puskesmas, RB atau Bidan Praktek Mandiri.Pelayanan
Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah sebagai pusat pelayanan
kebidanan dan kandungan yang merupakan rujukan dari wilayah 3 Cirebon, memenuhi
undang undang dan peraturan yang menyangkut keselamatan pasien yaitu :
1. Berperan serta dalam penetapan mutu internal dan eksternal.
2. Benar – benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit.
3. Dibawah tanggung jawab Kepala Bidang Keperawatan.
D. Landasan Hukum
1. Undang undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang undang Republik Indonesia Nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang undang Republik Indonesia Nomer 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
4. Peraturan Pemerintah Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan republic Indonesia Nomer 370/Menkes/SK/III/2207
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Instalasi Rawat Inap Kesehatan.
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Kerja
Dengan memperhatikan peraturan, perundangan yang berlaku, maka hari kerja
RSIA Khalishah Palimanan akan disesuaikan ijin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
setempat. menurut sifat pekerjaan di Rumah Sakit yang 24 (dua puluh empat) jam, maka
waktu kerja berpedoman pada 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam
dalam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan)
jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.
BAB III
A. Denah Ruang
Bed 1
MEJA
Bed 2
Bed 3
Bed 4
Perina 2A
Spool
hoek
Kamar
mandi
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas Sarana
A. Fasilitas batasan sarana Kamar Bersalin dengan bagian lain meliputi :
a. Bagian barat /depan : ruang tindakan
b. Bagian utara/samping kanan : ruang perinatologi 2A
c. Bagian selatan/samping kiri : halaman samping rumah sakit.
d. Bagian timur/ belakang : hostel rumah sakit
B. Klasifikasi Kamar Bersalin meliputi :
a. Ruang bersalin
b. Ruang cuci peralatan
c. Ruang bidan
d. Kamar mandi
Kamar Bersalin
2 Ctg 1
3 Ekg 1
4 Usg 1
5 Regulator Oksigen 5
8 Tensimeter Raksa 2
9 Stetoskop Dewasa 1
10 Timbangan Bayi 1
11 Infant Warmer 1
12 Lampu Sorot 2
13 Dopler 1
14 Thermometer Digital 1
15 Tiang Infus 2
16 Film Viewer 1
17 Metline 1
19 Oxymetri Portable 1
21 Bengkok 4
22 Tongue Spatel 2
24 Perisai Wajah 3
Non Alkes
1 Telepon Internal 1
3 Bufet Kayu 1
4 Meja Kayu 1
7 Gunting Besar 1
8 Gunting Kecil 1
9 Rak Status 2
20 Jam Dinding 1
21 Toples Besar 1
22 Box Jumbo 1
23 Sapu 1
24 Serok Sampah 1
25 Pel – An 1
33 Ac + Remote 2
Spoelhoek
1 Ember Besar 2
2 Ember Kecil 2
3 Gelas Ukur 1
4 Pispot Wanita 1
5 Kaca + Wastafel 2
6 Baskom Jumbo 4
7 Baskom Besar 5
8 Baskom Sedang 10
9 Baskom Kecil 2
Ruang Bidan
2 Lemari Besar 1
8 Cermin 1
9 Kapstok 2
10 Jam Dinding 1
11 Lemari 12 Loker 1
12 Lemari 6 Loker 2
13 Ac + Remote 1/1
BAB IV
19. SPO Pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP, ILO, Flebitis dan
Dekubitus
12. SPO Penyerahan dan penyimpanan obat high alert dan lassa
14. SPO Pemasangan penanda resiko jatuh tinggi pada pasien rawat inap
17. SPO Pemasangan penanda resiko jatuh pada pasien rawat inap
5. SPO Amniotomi
25. SPO Penerimaan pasien dengan cacat fisik (tuna netra, tuna rungu, tuna
wicara, tuna daksa)
58. SPO Penjadwalan pasien untuk operasi elektif, penambahan dan penundaan
operasi
90. SPO Melakukan tindakan hisap lender dengan menggunakan mesin suction
B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional diatas tercapai, dengan biaya yang
rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.
A. Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah upaya untuk
menghindari (avoidance), mencegah (prevention) dan memperbaiki kejadian yang tidak
diharapkan (adverse outcomes/injuries) yang diakibatkan dari proses pelayanan kesehatan
di rumah sakit.
Keselamatan Pasien (Patient Safety)adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.yang meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dana analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas strategik,dalam
menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai
target utamanya.Tuntutan akan keselamatan pasien harus direspon secara proaktif oleh
semua pihak dan harus menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan
etik. Patient safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait
dengan pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu
manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya patient safety.
B. Tujuan
Keselamatan pasien ini bertujuan antara lain :
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
A. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor
yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang
menginginkan terjadinya kecelakaan.Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis,
bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
3. Teliti dalam bekerja.
4. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan
Keamanan Kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja.Tempat kerja adalah ruang tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan
tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin.
2. Alat angkutan.
3. Peralatan kerja yang lain.
4. Bahan kimia.
5. Lingkungan kerja.
6. Penyebab yang lain.
Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja adalah
sebagai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.
4. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan.
5. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan yang
benar (sesuai kebutuhan pasien) pada waktu yang tepat (ketika pasien memerlukannya)
dengan cara yang benar (menggunakan pemeriksaan atau tindakan yang tepat) untuk mencapai
hasil pelayanan kesehatan yang terbaik.
Mutu pelayanan dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelayanan,
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta sebagai bahan acuan dalam
perencanaan dan pengembangan pelayanan.Untuk meningkatkan mutu pelayanan perlu adanya
evaluasi sistem dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelayanan, hasil
penyelenggaraan pelayanan dan perbaikan sarana yang dilaksanakan secara intern.
Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program menejemen yang di
terapkan untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara
sistematis yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan yang prima sesuai standar.
Pelaksana dari program peningkatan mutu adalah tim yang dibentuk dan disahkan oleh
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah Palimanan.
Dengan tersusunya Pedoman Pelayanan Kamar Bersalin di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Khalishah ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang
terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi
terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Khalishah sesuai dengan visi dan misi serta untuk mewujudkan program
peningkatan Mutu Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah.