Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatandi
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah
melahirkan. Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan
dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang
meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang Lingkup pelayanan Kamar Bersalin yang berkaitan dengan profesi lainnya
terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 1


d. Staf Farmasi
e. Staf Laboratorium
2. Ruang Lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Kamar Bersalin adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Bedah Central
d. Instalasi Perinatologi
e. Medical Chek p
f. Instalasi Rawat Inap

C. Batasan Operasional
Pelayanan Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah buka selama 24 jam
non stop yang menerima pasien dari :
Rawat jalan, IGD, rujukan dari Puskesmas, RB atau Bidan Praktek Mandiri.Pelayanan
Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah sebagai pusat pelayanan
kebidanan dan kandungan yang merupakan rujukan dari wilayah 3 Cirebon, memenuhi
undang undang dan peraturan yang menyangkut keselamatan pasien yaitu :
1. Berperan serta dalam penetapan mutu internal dan eksternal.
2. Benar – benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit.
3. Dibawah tanggung jawab Kepala Bidang Keperawatan.

D. Landasan Hukum
1. Undang undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang undang Republik Indonesia Nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang undang Republik Indonesia Nomer 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
4. Peraturan Pemerintah Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan republic Indonesia Nomer 370/Menkes/SK/III/2207
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Instalasi Rawat Inap Kesehatan.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 2


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No Personil Jumlah Kualifikasi

1 Kepala Kamar 1 Pendidikan minimal Dokter Umum


Bersalin Pengalaman minimal 2 tahun

2 Kepala Perawat 1 Pendidikan minimal D3 Kebidanan/


Kamar Bersalin Keperawatan
Pengalaman minimal 2 tahun

3 Pelaksana 4 Pendidikan minimal D3 Kebidanan/


Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan

Jadwal dinas Jumlah Keterangan


Dinas pagi 2 orang 1 Ka.Per.Kamar Bersalin, 1 Pelaksana
Dinas siang 1 orang Pelaksana
Dinas malam 1 orang Pelaksana

C. Pengaturan Kerja
Dengan memperhatikan peraturan, perundangan yang berlaku, maka hari kerja
RSIA Khalishah Palimanan akan disesuaikan ijin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
setempat. menurut sifat pekerjaan di Rumah Sakit yang 24 (dua puluh empat) jam, maka
waktu kerja berpedoman pada 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam
dalam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan)
jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 3


Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka jadwal kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu
selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja.
Pengaturan hari kerja dan jam kerja di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu dan
Anak Khalishah Palimananseperti dibawah ini :
1. Waktu3 shift
 Senin- Minggu
- Shift I (pagi) : 07.00 - 14.00
- Shift II (siang) : 14.00 - 21.00
- Shift III (malam) : 21.00 - 07.00
2. Non shift
 Senin - Jumat : 07.00 - 15.00
 Sabtu : 07.00 –14.00

BAB III

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 4


STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Lemari BHP Lemari Obat

Bed 1

MEJA

Bed 2

Bed 3

Bed 4

Perina 2A

Spool
hoek

Kamar
mandi

B. Standar Fasilitas

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 5


Pelayanan Kamar Bersalin RSIA Khalishah terletak di gedung utama (gedung
lama) lantai dua pada struktur bangunan RSIA Khalishah. Kamar Bersalin menempati
luas bangunan meter persegi, sebagai sarana pendukung dalam memberikan
informasi diagnostik ruang Bersalin juga dilengkapi dengan sarana prasarana alat
medis yang canggih.
Tersedianya air bersih diolah dari PAM ( perusahaan air minum) milik
pemerintah sehingga dipastikan kadar air yang digunakan memenuhi syarat baku mutu
air.
Listrik disuplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil dan tegangan yang
konstan sehingga tidak ada giliran listrik terputus dengan dibantu UPS. Hal ini
diperlukan supaya pemeriksaan tidak terhenti mengingat Ruang Bersalin RSIA
Khalishah memberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan voltage secara
kontinue dilakukan agar alat-alat yang ada di Ruang Bersalin dapat digunakan dengan
baik dan hasil yang dikeluarkanjuga akurat.

1. Fasilitas Sarana
A. Fasilitas batasan sarana Kamar Bersalin dengan bagian lain meliputi :
a. Bagian barat /depan : ruang tindakan
b. Bagian utara/samping kanan : ruang perinatologi 2A
c. Bagian selatan/samping kiri : halaman samping rumah sakit.
d. Bagian timur/ belakang : hostel rumah sakit
B. Klasifikasi Kamar Bersalin meliputi :
a. Ruang bersalin
b. Ruang cuci peralatan
c. Ruang bidan
d. Kamar mandi

2. Fasilitas Prasarana Penunjang

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 6


Fasilitas prasarana untuk menunjang kegiatan Kamar Bersalin kebidanan
meliputi :

Kamar Bersalin

No NAMA BARANG JUMLAH

1 Meja Gynekologi Manual 4

2 Ctg 1

3 Ekg 1

4 Usg 1

5 Regulator Oksigen 5

6 Tabung Oksigen Kecil 2

7 Tabung Oksigen Besar 1

8 Tensimeter Raksa 2

9 Stetoskop Dewasa 1

10 Timbangan Bayi 1

11 Infant Warmer 1

12 Lampu Sorot 2

13 Dopler 1

14 Thermometer Digital 1

15 Tiang Infus 2

16 Film Viewer 1

17 Metline 1

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 7


18 Turniket 1

19 Oxymetri Portable 1

20 Ambu Bag Dewasa 1

21 Bengkok 4

22 Tongue Spatel 2

23 Spekulum Cocor Bebek

24 Perisai Wajah 3

25 Sarung Tangan Rmh Tangga 2

Non Alkes

1 Telepon Internal 1

2 Kipas Angin Kecil 1

3 Bufet Kayu 1

4 Meja Kayu 1

5 Kursi Penunggu Pasien 4

6 Kursi Pendek Asisten Kuret 2

7 Gunting Besar 1

8 Gunting Kecil 1

9 Rak Status 2

10 Lemari Kaca Bahan Medis 1

11 Lemari Kaca Obat 1

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 8


12 Lemari Kaca Instrumen 1

13 Terminal Kabel Gulung 1

14 Troli Kayu 3 Tingkat 6

15 Troli Plastik 4 Tingkat 1

16 Troli Stainles 2 Tingkat 1

17 Tempat Sampah Tutup 2

18 Mini Exel 5 Tingkat 2

19 Mini Exel 4 Tingkat 3

20 Jam Dinding 1

21 Toples Besar 1

22 Box Jumbo 1

23 Sapu 1

24 Serok Sampah 1

25 Pel – An 1

26 Celemek Plastik Lis Hijau Pendek 2

27 Celemek Plastik Lis Hijau 4


Panjang

28 Sarung Tabung Oksigen Kecil 2

29 Sarung Tabung Oksigen Besar 1

30 Sarung Kaki Pasien 3 Psg

31 Sarung Tutup Usg 1

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 9


32 Kantong Selang Oksigen 5

33 Ac + Remote 2

Spoelhoek

No NAMA BARANG JUMLAH

1 Ember Besar 2

2 Ember Kecil 2

3 Gelas Ukur 1

4 Pispot Wanita 1

5 Kaca + Wastafel 2

6 Baskom Jumbo 4

7 Baskom Besar 5

8 Baskom Sedang 10

9 Baskom Kecil 2

Ruang Bidan

No NAMA BARANG JUMLAH

1 Meja Kayu Besar 1

2 Lemari Besar 1

3 Tempat Sampah Jumbo 1

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 10


4 Tempat Sampah Tutup 1

5 Kulkas Obat Besar 1

6 Kulkas Imunisasi Kecil 1

7 Kursi Kerja 3/1

8 Cermin 1

9 Kapstok 2

10 Jam Dinding 1

11 Lemari 12 Loker 1

12 Lemari 6 Loker 2

13 Ac + Remote 1/1

BAB IV

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 11


TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU

Prosedur yang dilakukan oleh bidan


1. Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat/bidan
dariruangan sebelumnya.
2. Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas
pasiendengan bertanya langsung kepada pasien nama dan tanngal lahir
3. Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuaidengan
ketentuan.
4. Melakukan pengkajian kebidanan.
5. Melakukan observasi tanda-tanda vital.
6. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien.
7. Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab danmelakukan
tindakan sesuai instruksi dokter.
8. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasienyang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuaidengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukanbeserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakanmaupun setelah
selesai tindakan.
3. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasienyang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 12


B. PENERIMAAN DAN PERAWATAN PASIEN RAWAT INAP SEHARI(one day
care)
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
1. Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
2. Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
3. Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesibahwa
pasien sudah di kamar bersalin
4. Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti bajupasien,
membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasitanda-tanda vital,
anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
5. Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-tanda
vitalnya
6. Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasienuntuk
menyelesaikan administrasi
7. Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening padabidan
8. Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakandirumah, menyerahkan obat pulang dan surat kontrol
9. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasienyang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuaidengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukanbeserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama
tindakanmaupun setelah selesai tindakan
3. Melakukan tindakan di ruang tindakan
4. Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
5. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasienyang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 13


C. PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESARIA
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
1. Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung
jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan
2. Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan sectio
cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, HbSag)
4. Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan,
melepas protese dan lain-lain
5. Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam pendokumentasian
6. Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap
diantar ke kamar operasi
7. Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
8. Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal
operasi
9. Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
10. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun
setelah selesai tindakan
3. Melakukan tindakan di kamar operasi
4. Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 14


5. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasienyang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

D. ASISTEN DOKTER DALAM MENOLONG PERSALINAN NORMAL


Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
1. Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien
2. Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan,
laporkan pada dokter
3. Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
4. Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
5. Lakukan perawatan kala III
6. Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
7. Lakukan perawatan kala IV
8. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun
setelah selesai tindakan
3. Melakukan tindakan pertolongan persalinan
4. Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
5. Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
6. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 15


E. ASISTEN TINDAKAN CURETAGE
Prosedur :
1. Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter operator
2. Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anestesi yang
telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan
kandunng kemih dan lain-lain
4. Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien
untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk jaringan
yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat
dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek
apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
5. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai dengan
3-4 jam pasca tindakan curretage
6. Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan
dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin pulang.
7. Mempersiapkan pasien pulang

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun
setelah selesai tindakan.
3. Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
4. Melakukan tindakan curretage
5. Membuat resep dan jadwal kontrol
6. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 16


F. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO JUDUL PROSEDUR TETAP

SPO HAK PASIEN DAN KELUARGA DI KAMAR BERSALIN

1. SPO Pelayanan Kerohanian

2. SPO Pelayanan Kebutuhan Privasi Pasien

3. SPO Perlindungan Harta milik pasien

4. SPO Perlindungan pasien dari kekerasan fisik

5. SPO Perlindungan kekerasan fisik terhadap kelompok beresiko

6. SPO Perlindungan terhadap penculikan bayi

7. SPO Komunikasi lewat telepon

8. SPO Pelaporan hasil pemeriksaan kritis

9. SPO tehnik pengisisan CPPT

10. SPO Hak pasien dalam permintaan second opinion

11. SPO Penjelasan hak pasien dalam pelayanan

12. SPO Persetujuan tindakan kedokteran

13. SPO Penjelasan dan persetujuan umum (general consent)

14. SPO Persetujuan tindakan medis (informed consent)

15. SPO Do Not Resusitation (DNR)

16. SPO Pembacaan skala nyeri

17. SPO Pengkajian / Asesmen nyeri

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 17


18. SPO Penatalaksanaan nyeri

19. SPO Edukasi tatalaksana nyeri pada pasien

20. SPO Pelayanan pasien tahap terminal

21 SPO Penyelesaian complain

22 SPO Identifikasi nilai nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan

23. SPO Pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien

24. SPO Pemberian informasi dan rencana pengobatan

25. SPO Penetapan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)

26. SPO Perlindungan kerahasiaan informasi pasien

SPO PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. SPO Pengelolaan limbah cair rumah sakit

2. SPO Pemantauan bahan/alat medis kadaluarsa

3. SPO Pembersihan tumpahan darah/cairan tubuh (spil kit)

4. SPO Membersihkan kereta/trolly

5. SPO Sterilisasi dengan panas kering

6. SPO Etika Batuk dan bersin

7. SPO Pemakaian alat pelindung diri (APD)

8. SPO Penatalaksanaan linen dan laundry

9. SPO Cuci tangan/hand hygiene

10. SPO Penerimaan linen baru

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 18


11. SPO Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Daerah Operasi

12. SPO Praktik menyuntik yang aman

13. SPO Penanganan pembuangan darah/komponen darah

14. SPO Pembersihan tempat tidur

15. SPO Tatalaksana pasca pajanan darah dan cairan tubuh

16. SPO Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

17. SPO Pengelolaan limbah benda tajam

18. SPO Pengelolaan limbah citotoksik

19. SPO Pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP, ILO, Flebitis dan
Dekubitus

20. SPO ICRA Renovasi

21. SPO Penanganan KLB

22. SPO Transportasi pasien tuberculosis

23. SPO Pembuatan Clorin 0,5 % dan 0,05 %

24. SPO Pengelolaan limbah padat non medis

25. SPO Identifikasi limbah bahan beracun berbahaya (B3)

26. SPO Penanganan limbah bahan beracun berbahaya (B3)

27. SPO Pengelolaan limbah padat medis

28. SPO Isolasi pasien rawat Inap dengan penyakit menular

29. SPO Pemindahan jenazah dari ruangan ke kamar jenazah

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 19


30. SPO Perawatan jenazah diruang perawatan

31. SPO Praktik untuk lumbal punksi

32. SPO Penggunaan limbah bahan beracun berbahaya (B3)

33. SPO Pengadaan linen

34. SPO Pengelolaan linen pasien HIV-AIDS

35. SPO Pengambilan linen infeksius

36. SPO Perawatan jenazah dengan penyakit menular

37. SPO Pemeriksaan kesehatan khusus karyawan RSIA Khalishah Palimanan

38. SPO Mekanisme koordinasi pencegahan pengendalian Infeksi RS

39. SPO Pencegahan terjadinya luka dekubitus

40. SPO Penggunaan peralatan perawatan pasien

41. SPO Sterilisasi dengan autoclave

42. SPO Pembersihan tumpahan air raksa thermometer

43. SPO Pengisian formulir kasus infeksi Hais

44. SPO Pencegahan infeksi saluran kemih

45. SPO Permintaan linen baru dari ruangan

SPO SASARAN KESELAMATAN PASIEN

1. SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien

2. SPO Identifikasi bayi baru lahir di RSIA Khalishah Palimanan

3. SPO Pemasangan penanda alergi

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 20


4. SPO Identifikasi pasien rawat inap dalam pemberian obat

5. SPO Identifikasi pasien rawat inap dalam melakukan tindakan


medis/keperawatan (tindakan invasive, pemeriksaan radiologi, EKG dll)

6. SPO Komunikasi lewat telephone

7. SPO Komunikasi efektif SBAR

8. SPO Pengambilan darah vena

9. SPO Penyerahan darah/produk darah

10. SPO Pelaporan hasil pemeriksaan kritis

11. SPO Tehnik pengisian CPPT

12. SPO Penyerahan dan penyimpanan obat high alert dan lassa

13. SPO Verifikasi Pre Operasi

14. SPO Pemasangan penanda resiko jatuh tinggi pada pasien rawat inap

15. SPO Intervensi pasien resiko jatuh rawat inap

16. SPO Penilaian ulang resiko pasien jatuh dirawat inap

17. SPO Pemasangan penanda resiko jatuh pada pasien rawat inap

18. SPO Pengurangan resiko pasien jatuh di Instalasi Rawat Inap.

SPO KAMAR BERSALIN

1. SPO Penyerahan plasenta bayi pada keluarga

2. SPO Ekstraksi Vakum

3. SPO Distosia Bahu

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 21


4. SPO Manual Plasenta pada retensio plasenta

5. SPO Amniotomi

6. SPO Penjahitan robekan perineum tingkat III dan IV

7. SPO Menerima pasien baru dikamar bersalin

8. SPO Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan curetage

9. SPO Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan hidrotubasi

10. SPO Perawatan luka episiotomi

11. SPO Perawatan pasien post curettage

12. SPO Memandikan Bayi

13. SPO Pemeriksaan Dalam (vaginal touché)

14. SPO Pemeriksaan payudara

15. SPO Persalinan Normal

16. SPO Pertolongan Persalinan sungsang dengan cara Bracht

17. SPO Pemeriksaan DJJ

18. SPO Inisiasi menyususi dini

19. SPO Melakukan tindakan vena seksi

20. SPO Overant shift

21. SPO Serah terima pasien sebelum pembedahan (pra operasi)

22. SPO Serah terima pasien setelah pembedahan (post operasi)

23. SPO Penggunaan Nebulizer

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 22


24. SPO Penggunaan alat laryngoscope

25. SPO Penerimaan pasien dengan cacat fisik (tuna netra, tuna rungu, tuna
wicara, tuna daksa)

26. SPO Penanggulangan musibah massal di luar RS

27. SPO Penggunaan alat EKG

28. SPO Melakukan pengkajian Neurologi (pemeriksaan Glasgow’s coma scale)

29. SPO penggunaan dan pemeliharaan mesin suction

30. SPO Penggunaan oksimetri

31. SPO Melakukan resusitasi jantung paru

32. SPO Penggunaan Infant Warmer

33. SPO Pemasangan Kateter urine

34. SPO Memasang tampon hidung

35. SPO Pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

36. SPO Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

37. SPO Membantu pasien berjalan

38. SPO Membantu pasien duduk di tempat tidur

39. SPO Mengatur posisi sim

40. SPO Mengatur posisi litotomi

41. SPO Mengatur posisi lateral

42. SPO Mengatur posisi terlentang (supinasi)

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 23


43. SPO Mengatur posisi dorsal recumbent

44. SPO Mengatur posisi trendelernburg

45. SPO Mengatur posisi orthopneu

46. SPO Mengatur posisi pronasi

47. SPO Mengatur posisi fowler

48. SPO Memberikan obat sublingual

49. SPO Mengatur posisi genu pectoral (knee chest)

50. SPO Memberikan obat inhalasi

51. SPO Memberikan obat melalui mulut

52. SPO Memberikan obat melalui rectum

53. SPO Memberikan obat melalui telinga

54. SPO Pemindahan pasien sesudah operasi diruang pulih sadar

55. SPO Pemberian informed consent anastesi

56. SPO Pengisian lembar catatan observasi dan asuhan keperawatan

57. SPO Penerimaan pasien dikamar persiapan

58. SPO Penjadwalan pasien untuk operasi elektif, penambahan dan penundaan
operasi

59. SPO Operasi darurat atau cito

60. SPO Mengukur lingkar dada bayi

61. SPO Mengecap sidik telapak kaki bayi

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 24


62. SPO Asfiksia neonatorum

63. SPO Tindakan suction pada bayi baru lahir

64. SPO Menimbang berat badan bayi

65. SPO Pengukuran panjang badan bayi

66. SPO Pemberian salep mata pada bayi

67. SPO Perawatan tali pusat bayi baru lahir

68. SPO Pemberian vitamin K

69. SPO Memberikan huknah rendah

70. SPO Memberikan huknah tinggi

71. SPO Mengeluarkan feses secara manual

72. SPO Melakukan skin test

73. SPO Memberikan obat melalui suntikan intrakutan

74. SPO Memberikan obat melalui suntikan intramuskular

75. SPO Memberikan obat melalui suntikan subkutan

76. SPO Memberikan obat melalui cairan infus

77. SPO Memberikan obat melalui saluran infus

78. SPO Memberikan obat melalui vagina

79. SPO Pengukuran tekanan darah

80. SPO Pengukuran denyut nadi

81. SPO Pengukuran pernafasan

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 25


82. SPO Pengukuran suhu tubuh

83. SPO Menimbang Berat badan pasien dewasa

84. SPO Mengukur tinggi badan pasien

85. SPO Mencuci rambut pasien

86. SPO Menyisir rambut pasien

87. SPO Vulva hygiene

88. SPO Memandikan pasien diatas tempat tidur

89. SPO Pemberian oksigen

90. SPO Melakukan tindakan hisap lender dengan menggunakan mesin suction

91. SPO Pemasangan infus

92. SPO Pemindahan pasien dari brankard ke tempat tidur

93. SPO Penggunaan pispot

94. SPO Pemindahan pasien dari tempat tidur ke brankard

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 26


BAB V
LOGISTIK
A. PENGERTIAN
Merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis pakai dan formuli-formulir
pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan dirumah sakit secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara
cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.

B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional diatas tercapai, dengan biaya yang
rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.

C. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO ( first in first out)
2. Fasilitas penyimpanan terstandar ( bersih dan suhu sesuai )
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan

D. KEGIATAN LOGISTIK DI INSTALASI


Pemesanan bahan/barang habis pakai secara periodik dan sesuai dengan kebutuhan
ruangan masing-masing.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 27


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah upaya untuk
menghindari (avoidance), mencegah (prevention) dan memperbaiki kejadian yang tidak
diharapkan (adverse outcomes/injuries) yang diakibatkan dari proses pelayanan kesehatan
di rumah sakit.
Keselamatan Pasien (Patient Safety)adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.yang meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dana analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas strategik,dalam
menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai
target utamanya.Tuntutan akan keselamatan pasien harus direspon secara proaktif oleh
semua pihak dan harus menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan
etik. Patient safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait
dengan pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu
manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya patient safety.

B. Tujuan
Keselamatan pasien ini bertujuan antara lain :
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman, baik berupa materil maupun nonmateril.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 28


2. Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan mengembangkan budaya
safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien.
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
4. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
5. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


1. Identifikasi Pasien
a. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum dilakukan pemberian
obat, transfusi/produk darah, pengambilan darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
b. Identifikasi pasien dilakukan dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi
nama pasien) dan secara visual (melihat gelang identitas pasien).
c. Identifikasi pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan
memakai gelang warna merah muda, sedangkan penanda merah sebagai
identifikasi alergi, penanda kuning sebagai identifikasi risiko jatuh tinggi,
penanda ungu sebagai identifikasi Do not Resucitate (DNR).
d. Setiappasien yang masuk ke rawat inap harus terpasang gelang identitas pasien.
e. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada coverluar folder
rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang. Harus diberi tanda
“HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.
2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
a. Komunikasi petugas kesehatan menggunakan mekanisme TBAK (Tulis, Bacakan
kembali, Konfirmasi) dan SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation).
b. Perintah lisan dan yang melalui telepone ataupun hasil pemeriksaan, dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan, secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 29


d. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi.
e. Tulisan harus lengkap, terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima
perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada
kesempatan berikutnya).
f. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR.
g. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA/high alert,
maka nama obat LASA/high alert harus dieja satu persatu hurufnya.
h. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look Alike Sound Alike, Look Alike,
dan Sound Alike, serta daftar obat high alert.
3. Penanganan Obat High Alert
a. Obat high alert disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas.
b. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama
obat harus di eja perhuruf.
c. Sebelum memberikan obat high alert setelah 7 (tujuh) benar (benar pasien, benar
indikasi, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian,
benar dokumentasi), lanjutkan dengan double check.
4. Tepat Lokasi,Tepat Prosedur,Tepat Pasien Operasi
a. Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh operator diruang persiapan operasi
dengan tanda lingkaran (O) dengan menggunakan spidol permanent yang tidak
mudah luntur terkena air/alkohol/betadine, dalam proses penandaan lokasi
operasi agar melibatkan pasien.
b. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel
struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
kecuali pada Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar),
c. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus
terlihat sampai saat akan disayat.
d. Sebelum dilakukan insisi, dokter operator bertanggung jawab pelaksanaan
prosedur ”time out” dan ”sign out”.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 30


e. Dokter operator harus mendokumentasikan semua tindakan bedah dan kejadian-
kejadian yang terjadi selama pembedahan.
5. Cuci Tangan (Hand Hygiene)
1. Petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 (lima)momenyaitu sebelum
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah
kontak dengan lingkungan dan 6 (enam) tahap tehnik melakukan kebersihan
tangan.
2. Tehnik mencuci tangan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan menggunakan air
mengalir (handwash) dan antiseptik berbasis alkohol (handrub).
3. Implementasi cuci tangan (hand hygiene) ini dilakukan secara efektif dengan
monitoring dan evaluasi secara periodik.
6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
1. Pasien rawat inap wajib dilakukan assesmen awal pasien risiko jatuh dan
assesmen ulang pada pasien bila ada perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Assesmen awal pasien risiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala Humpty
Dumty dan pada pasien dewasa menggunakan skala Morse.
3. Pasien risiko jatuh dilakukan pencegahan dan pengamanan untuk mengurangi
cedera serta dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 31


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor
yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang
menginginkan terjadinya kecelakaan.Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis,
bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
3. Teliti dalam bekerja.
4. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan
Keamanan Kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja.Tempat kerja adalah ruang tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan
tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin.
2. Alat angkutan.
3. Peralatan kerja yang lain.
4. Bahan kimia.
5. Lingkungan kerja.
6. Penyebab yang lain.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 32


B. Tujuan KeselamatanKerja
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, l,ingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja adalah
sebagai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.
4. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan.
5. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan


terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis,
dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan


Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien
yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 33


3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, misal: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien.
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas.
7. Menggunakan baju kerja yang bersih.
8. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
b. Flu burung.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 34


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan yang
benar (sesuai kebutuhan pasien) pada waktu yang tepat (ketika pasien memerlukannya)
dengan cara yang benar (menggunakan pemeriksaan atau tindakan yang tepat) untuk mencapai
hasil pelayanan kesehatan yang terbaik.
Mutu pelayanan dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelayanan,
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta sebagai bahan acuan dalam
perencanaan dan pengembangan pelayanan.Untuk meningkatkan mutu pelayanan perlu adanya
evaluasi sistem dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelayanan, hasil
penyelenggaraan pelayanan dan perbaikan sarana yang dilaksanakan secara intern.
Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program menejemen yang di
terapkan untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara
sistematis yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan yang prima sesuai standar.
Pelaksana dari program peningkatan mutu adalah tim yang dibentuk dan disahkan oleh
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah Palimanan.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 35


BAB IX
PENUTUP

Dengan tersusunya Pedoman Pelayanan Kamar Bersalin di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Khalishah ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang
terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi
terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Khalishah sesuai dengan visi dan misi serta untuk mewujudkan program
peningkatan Mutu Rumah Sakit Ibu dan Anak Khalishah.

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR BERSALIN 36

Anda mungkin juga menyukai