Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik dan Strategi nasional merupakan satu-kasatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan cara
mewujudkannya berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan kerangka
rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini politik dan strategi
nasional merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara-cara untuk mencapai
tujuan nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Dasar Pemikiran Politik Strategis Nasional
2. Faktor Yang Mempengaruhi Politik Strategis Nasional
3. Politik Nasional
4. Strategis Nasional Aspek Penyusunan Program Nasional
5. Tingkat Perencanaan
6. Anggaran dan Pembiayaan
7. Data dan Informasi
8. Hubungan Strategi Dengan Teknologi
9. Peta Bumi Politik Asia Negara
10. Perlunya Mempelajari Bidang Pertahanan Dan Keamanan
11. Persyaratan Mengalami Pergolakan Dunia

C. Tujuan Penulian

Tujuan dari penulisan makalah ini agar kita dapat memahami dan mengetahui
dasar pemikiran, faktor-faktor, strategis anggaran, data informasi, hubungan strategis,
peta bumi, bidang pertahanan, bidang keamanan, dan persyaratan politik strategi
nasional.


 
BAB 2

PEMBAHASAN

1. DASAR PEMIKIRAN POLITIK STRATEGI NASIONAL

Dalam penyusunan politik dan strategi nasional perlu dipahami pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi pancasila,
UUD 1945, wawasan nusantara, ketahanan nasional.

Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting sebagai
kerangka acuhan dalam penyusunan politik dan strategi nasional karena didalamnya
terkandung dasar Negara, cita-cita nasional, dan konsep strategi bangsa Indonesia.

Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran
pemerintah dan lembaga-lembaga tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur
politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR,DPR,PRESIDEN,DPA,BPK,MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”,
yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok
penekan (pressure group) . Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama
dan memiliki kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional
di tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses
penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan
lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh
presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan .

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLITIK STRATEGI NASIONAL

Perjuangan berdasarkan Pancasila sebagai asas bangsa Indonesia, melandasi bukan saja
pelaksanaan perjuangannya, melainkan juga penemuan kembali integritas bangsa Indonesia
dan merupakan kekuatan pendorong penyebaran ideologi Pancasila. Ditinjau dari sejarah dan
dari letak geografi, jiwa manusia yang hidup diatasnya dan lingkungan, timbullah beberapa
faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang digunakan untuk merealisasikan
perjuangan tersebut maupun adanya masalah-masalah atau yang harus dihadapi sebagai
hakekat ancaman.


 
Potensi-potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi politik dan strategi nasional, yang terdiri dari unsur-unsur: ideology,
politik,ekonomi, sosial-budaya, Hankam, dan hakekat ancaman.

A. Ideologi dan Politik

Potensi Ideologi dan politik dihimpun di dalam pengertian kesatuan dan persatuan
nasional yang mengambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri dan
yang berdaulat serta mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta
membentuk dan mewujudkan kestabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya
kerja sama internasional dalam rangka perjuangan menghapuskan imperalisme dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya.
Keseluruhan itu tidak terlepas terhadap pengabdian untuk kepentingan nasional.

B. Ekonomi

Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan
potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia
bahkan kemungkinan mampu untuk mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia
secara tepat berkembang, ruangan Indonesia masih dapat menampung tambahan tersebut, di
sertai pelaksanaan daya pemilihan di lapangan ekonomi, yang seimbang dengan
perkembangan tersebut, di dalam waktu yang tidak terlalu lama membawa Indonesia menjadi
kekuatan yang perlu di perhitungkan adalah baik jika dikembangkan bakat dan kemampuan
dibidang ekonomi yang diwariskan kepada kita Secara fisik Indonesia menduduki posisi
silang antara 2 benua dan 2 samudera. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik
saja, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap ideology, politik, sosial, ekonomi, militer, dan
demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara yang berpenduduk minus di selatan
(Australia) dan penduduk yang besar di utara (RRC).

C. Sosial Budaya

Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa,serta beraneka warna
tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi justru ke-
Bhineka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekuatan kita, karena ruangan hidup yang sama
juga di dalam penderitaan serta pengangungan. Bahaya perpecahan mudah sekali timbul,


 
sukuisme dan rasialisme dikerahkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan preservation of
national unity. Ke Bhineka Tunggal Ika-an merupakan pengikat persatuan ampuh

D. Hankam

Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan


kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus dibimbing dan
dikembangkan. Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses
penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu
selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang
menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap utuh walaupun telah menghadapi
segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan Indonesia serta memiliki potensi yang
disebut sistem pertahanan keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).

E. Ancaman

Yang dimaksud dengan “ancaman” dalam uraian ini adalah semua bentuk bahaya yang
bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif terhadap
kelangsungan hidup, intergritas, dan identitas, suatu negara dan bangsa. Dalam rangka
mencapai tujuan nasional, negara-negara besar yang dapat mewujudkan perkembangan.
Perwujudan ambisinya itu disalurkan melalui bidang-bidang Ipoleksom, baik secara terbuka
maupun secara tertutup, secara fisik maupun nonfisik, dengan menggunakan berbagai suatu
perbuatan untuk mencapai sasaraannya.

3. POLITIK NASIONAL

Politik berasal dari kata Yunani poliestaia. Polis berarti “kesatuan masyarakat yang mengurus
diri sendiri/berdiri (Negara)”. Sedangkan taia berarti “urusan”.

pengertian politik menurut kepentingan penggunaannya, yaitu:

1) Dalam arti kepentingan umum (politics)

Politics dalam arti kepentingan umum adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan
serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Dalam arti kebijaksanaan (policy)


 
Politik dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah penggunaan pertimbangan-
pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-
cita atau keadaan yang kita kehendaki.

Politik nasional adalah azas haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan dari Negara
tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian), serta
penggunaan secara totalitas dari potensi nasional, baik yang potensial maupun yang efektif
untuk mencapai tujuan nasional.

Politik nasional meliputi antara lain :

a) Politik dalam negeri, yang ditujukan kepada mengangkat, meninggikan, dan


memelihara harkat derajat potensi rakyat Indonesia yang pernah mengalami kemelaratan dan
kehinaan akibat penjajahan menuju sifat-sifat yang terhormat dan dapat dibanggakan.

b) Politik luar negeri, yang bersifat bebas aktif anti imperialisme dan kolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat
penderitaan rakyat yang ditujukan kepada pembentukan solidaritas antarbangsa terutama
bangsa-bangsa Asia Afrika dan Negara-negara non-aligned.

c) Politik ekonomi yang bersifat swasembada atau swadaya dengan tidak berarti
mengisolasi diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat
Indonesia sebesar-besarnya.

d) Politik pertahanan-keamanan, yang bersifat defensif aktif dan diarahkan kepada


pengamanan serta perlindungan bangsa dan negara serta usaha-usaha nasional dan
penanggulangan segala bentuk tantangan, ancaman, dan hambatan.

4. STRATEGI NASIONAL

Strategi nasional adalah seni ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-


kekuatan nasional (yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan militer) dalam masa
damai maupun masa perang untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik
nasional.


 
5. ASPEK PENYUSUNAN PROGRAM NASIONAL

Program nasional adalah dokumen induk dan sewaktu-waktu dapat direvisi, sesuai
dengan kondisi dewasa ini Indonesia mempunyai program pembangunan (Repelita I, II,III,
dan IV) di dalamnya termasuk program Keamanan Nasional, dengan pertimbangan karena
keamanan dan kesejahteraan bangsa tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan ini,
perencanaan ditingkat nasional menyangkut permasalahan organisasi dan distribusi sumber
dan nama yang tersedia untuk dapat memenuhi tuntutan pokok bagi Keamanan Nasional,
pembangunan prasarana, dan bagi peningkatan kesejahteraan umum.

Strategi nasional berfungsi meletakan arah, memberi ruang lingkup, menentukan


unsur-unsur serta interelasi dari usaha dan ikhtiar bangsa dalam mencapai sasaran-sasaran
nasional. Program nasional diperlukan untuk menyalurkan dan menuangkan strategi ke dalam
berbagai tugas, untuk diterapkan oleh unsur-unsur dan badan-badan tertentu.

6. TINGKAT PERENCANAAN POLITIK STRATEGI NASIONAL

Strategi adalah seni untuk menjalankan suatu proses demi mencapai keberhasilan dan
kemenangan. Strategi dapat dicapai melalui taktik. Namun, tanpa strategi, taktik tidak
ada gunanya.Dapat disimpulkan bahwa stratifikasi politik dan strategi nasional (polstranas)
adalah pembagian kekuasaan dalam pengambilan suatu keputusan dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu untuk kepentingan umum disuatu negara berdasarkan kriterianya
masing-masing ke dalam kelas-kelas tertentu demi mencapai kemenangan negara. Tingkat
perencanaan politik dan strategi nasional dan daerah dalam negara Republik Indonesia adalah
sebagai berikut:

1. Tingkat penentu kebijakan puncak.

Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan
UUD. Menitikberatkan pada masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan
idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak
dilakukan oleh MPR. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara
seperti tercantum pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan
puncaktermasuk kewenangan Presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan
nasional yang ditentukanoleh kepala negata dapat berupa dekrit, peraturan ataupiagam kepala
negara.

2. Tingkat kebijakan umum


 
Merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya
menyeluruh nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro strategi guna mencapai
idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu.

3. Tingkat penentu kebijakan khusus

Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini adalah
penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur
dalam bidang tersebut. Wewenang kebijakan khusus ini berada ditangan menteri berdasarkan
kebijakan tingkat diatasnya.

4. Tingkat penentu kebijakan teknis

Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama dalam bentuk
prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah

Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah terletak pada


Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat didaerahnya masing-masing.
Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan
DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II. Menurut
kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati atau walikota dan kepala
daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut Gubernur/KepalaDaerah
tingkat I, Bupati/KepalaDaerah tingkat II atau Walikota/Kepala Daerah tingkat II.

Strategi pembangunan Indonesia adalah membangun Indonesia dalam segala aspek kehidupan
sesuai yang diamankan salam UUD 45 meliputi :

1. Pemenuhan hak-hak dasar rakyat


2. Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh
3. Menjunjung tinggi nilai luhur
4. Mentiadakan UU yang bersifat diskriminatif
5. Bhineka Tunggal Ika

Polstranas yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan
menurut UUD 1945. Jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang ada disebut sebagai
suprastruktur politik,yaitu MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan MA. Badan-badan yang ada
dalam masyarakat disebut sebagai infrastruktur politik, mencakup pranata-pranata politik


 
yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), & kelompok penekan (pressure group).Suprastruktur
politik dan infrastruktur politik harus dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan yang
seimbang

7. ANGGARAN DAN PEMBIYAAN

Di bawah ini adalah langkah yang perlu ditempuh dalam merumuskan suatu konsep anggaran
dan fiskal, untuk mengalokasikan sumber-sumber yang bersifat budgeter, sebagai penunjang
strategi nasional.

1) Mempelajari pertumbuhan historis pola-pola perekonomian nasional, dan mengadakan


evaluasi terhadap validitas dari proyeksi-proyeksi.

2) Meramalkan laju pertumbuhan ekonomi atau memperkirakan suatu pertumbuhan


ekonomi melalui suatu periode strategis.

3) Menggunakan perkiraan GNP (GROSS NATIONAL PRODUCT) yang terakhir dan


perkiraan tingkat pertumbuhan dan mendaya gunakan GNP menurut priode strategis.

4) Memperkirakan penerimaan-penerimaan pemerintah pada setiap tahun dan jangkauan


strategis:

 Memperkirakan suatu kelanjutan yang terus-menerus dari perbandingan rata-rata


antara GNP yang lampau dengan perkiraan GNP yang datang;
 Memperkirakan setiap perubahan dalam arus presentase pajak dan pengumpulan dari
setiap prosedur kemudian dibuat perkiraan tentang kenaikan penerimaan yang dapat
dihasilkan.

5) Menentukan presentase setiap anggaran yang akan dimasukan ke dalam kategori biaya
yang lebih besar. Pemilihan dan penemtuan kategori fungsional biasanya lebih mudah diatur
dari kategori organisasi.

Suatu contoh dari bidang fungsional anggaran nasional adalah: Logistik, Administrasi Negara,
Unsur atau Kegiatan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan Nasional, dan lain sebagainya.

6) Perlu ditentukan dalam suatu usul kebijaksanaan nasional apakah biaya dari keseluruhan
kategori dilanjutkan di dalam suatu proyeksi yang sama atau sebagian saja, yang relatif
meningkat atau menurun dalam suatu jangka waktu periode strategis. Di dalam kategori
anggaran dan menyusun strategi harus memperbandingkan rangkaian yang diinginkan dengan

 
apa yang sudah diimplementasikan, dan membuat perkiraan tentang kelanjutan suatu tindakan
yang diinginkan apakah perlu ditingkatkan atau dikurangi yang sudah dialokasikan.

7) Apabila ongkos-ongkos yang diperlukan melebihi penerimaan yang sudah


diproyeksikan, perlu dilanjutkan berapa kira-kira defesit yang terjadi jika tidak tersedia
sumber-sumber untuk mengimplementasikan suatu tindakan yang sudah ditentukan atas dasar
tingkat prioritas.

8. DATA DAN INFORMASI

Pengumpulan data dan pengolahan data merupakan suatu keharusan dalam suatu
administrasi dan manajement yang efisien dan menyeluruh didlm pencapaian sasaran. Data
tidak lain dari bahan-bahan untuk mendapat informasi, atau mengolah data,mengungkapkan
informasi-informasi ttg factor intern dan ekstern yng didapat dari organisasi yang dinamis

9. HUBUNGAN STRATEGI DENGAN TEKNOLOGI

Ada beberapa faktor penengah dalam hubungan dua arah antara organisasi dan dan teknologi
informasi yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan organisasi yaitu segala sumber daya yang ada di sekeliling organisasi.
Poin penting dalam hal ini adalah organisasi dan lingkungan memiliki hubungan
memberi dan menerima. Hal ini bermaksud bahwa organisasi membutuhkan
lingkungan dan organisasi juga terbuka terhadap lingkungan.
2. Budaya organisasi yaitu asumsi dasar dari suatu organisasi seperti tujuan dan sistem
operasional yang terjadi pada organisasi. Umumnya budaya organisasi merupakan
salah faktor penghambat terhadap adanya perubahan.
3. Struktur organisasi yaitu bentuk kepemimpinan dalam suatu perangkat organisasi
sehingga adanya pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi lebih mudah.
4. Proses Bisnis yaitu kegiatan operasional organisasi yang berlangsung secara rutin
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Contoh rutinitas organisasi adalah memproduksi
barang dan jasa.
5. Politik organisasi yaitu dimana setiap manajer atau pimpinan organisasi memainkan
peranan penting dalam proses politik organisasi sehingga dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang berguna untuk kemajuan organisasi.
6. Keputusan manajemen yaitu suatu keputusan untuk meningkatkan efisiensi
perusahann guna mencapai hasil yang diinginkan.


 
Sistem informasi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat memberikan pengaruh
yang sangat besar dalam beberapa bidang khususnya dalam bidang ekonomi. Teknologi
informasi mengubah kebutuhan modal yang besar menjadi relatif lebih kecil dengan adanya
penggunaan teknologi informasi karena dengan mekanisasi maupun penerapan teknologi
informasi dapat menggantikan peranan manusia dalam operasional suatu organisasi sehingga
organisasi mampu menghemat anggaran organisasi.

10. PETA BUMI POLITIK ASIA TENGGARA


o Evolusi Pertahanan Indonesia

Dengan berakhirnya Perang Dunia II, maka peta bumi politik asia tenggara berubah total.
Sebuah bangsa di Asia Tenggara, yaitu bangsa Indonesia telah memproklamirkan sendiri
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian sesudah itu barulah bangsa-
bangsa lainya di Asia Tenggara seperti Fillipina, Birma, Vietnam, Malaysia, dan Singapura
berturut-turut mendapatkan kemerdekaannya secara damai. Pada umumnya negara-negara
baru tersebut memiliki kedudukan yang rawan. Di samping itu negara baru tersebut selain
menghadapi masalah dalam negerinya sendiri, juga terpaksa menghadapi masalah-masalah
yang ditimbulkan oleh pertentangan dan persaingan ideology dan strategi global kekuatan-
kekuatan raksasa di dunia yang selalu berusaha meluaskan pengaruhnya di kalangan negara-
negara baru itu.

Dari berulang kali timbulnya peta bumi politik di kawasan Asia Tenggara sepanjang
sejarah umat manusia, dapatlah dijadikan pelajaran yang dapat disimpulkan bahwa yang
merupakan factor penentu terhadap eksistensi bangsa adalah “apa yang disebut Ketahanan
Nasional itu menentukan kelangsungan hidup suatu bangsa, maka perlu bahkan harus terus-
menerus ditingkatkan agar bangsa itu tetap hidup dan berwibawa serta disegani oleh bangsa
lain.

11. PERLUNYA MEMPELAJARI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Teknologi informasi merupakan perpaduan dari teknologi telekomunikasi dan


komputer. Dengan perkembangan kedua teknologi tersebut memungkinkan orang dapat
berinteraksi dari satu tempat ke tempat lain tidak perlu melihat batasan wilayah ataupun
negara. Teknologi informasi tidak hanya digunakan di bidang industri ataupun ekonomi,
tetapi juga di bidang pertahanan dan keamanan suatu negara. Fungsi pertahanan dan
keamanan negara merupakan fungsi hakiki dari sebuah negara yang berdaulat, sehingga
10 
 
menjadi hak dan kewajiban seluruh warga negara, dan bukan semata-mata tanggung jawab
Departemen Pertahanan dan TNI saja.

Penggunaan teknologi informasi telah menyebar ke segala bentuk organisasi.


Organisasi militer misalnya, menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata
yang mendukung kekuatan dan persatuan organisasi. Hal ini sejalan dengan kekhasan
organisasi militer yang selalu menuntut kecepatan dan ketepatan informasi sebelum
mengambil sebuah keputusan (perumusan strategi). Ini berarti teknologi informasi akan
sangat berpengaruh terhadap perubahan strategi militer.

Hampir seluruh sistem yang digunakan untuk kepentingan militer seperti komando
dan kendali, intelijen, pengintaian dan pengamatan, bentuk platform persenjataan telah telah
memanfaatkan kedua teknologi tersebut. Tentunya untuk menjaga faktor keamanan pada
sistem tersebut perlu ada upaya untuk melindunginya terhadap pihak-pihak yang berupaya
untuk mengacaukan sistem tersebut. Konsep perlindungan sistem perlu ditempuh mengingat
sistem tersebut selain membentuk suatu jaringan juga memanfaatkan gelombang
elektromagnetik yang rawan terhadap gangguan penyadapan dan pengrusakan data pada saat
terjadi proses interaksi. Mengingat lompatan kemajuan teknologi informasi demikian
pesatnya, maka perkembangan kedua teknologi perlu disimak secara seksama sebagai bahan
antisipasi dalam menghadapi perang informasi pada abad ini.

Dalam doktrin militer, informasi merupakan kunci pada setiap operasi militer.
Kegiatan militer yang ada bersandar pada peralatan komunikasi berkecepatan tinggi dan
komputer. Berdasarkan fakta ini, terciptalah suatu konsep baru yang disebut dengan Perang
Informasi (Information Warfare) yaitu persaingan untuk mendapat keunggulan informasi.
Teknologi informasi dikombinasikan dengan teknologi perang lainnya memungkinkan untuk
menciptakan jenis perang yang secara kualitatif berbeda. Seperti penggunaan robot pada saat
penyergapan Noordin M.Top palsu. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat
juga menyebabkan perubahan yang sangat cepat dalam bidang militer. Mungkin juga
beberapa puluh tahun lagi militer akan memakai robot untuk berperang, bukan dengan
manusia lagi.

Perlu diketahui bahwa teknologi informasi pertama kali digunakan di Departemen


Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Teknologi canggih di bidang militer sangat
dibutuhkan pada saat berperang. Saat ini, Amerika memiiki pesawat F-22 Raptor yang
merupakan satu – satunya pesawat jet tempur generasi kelima yang telah dioperasikan oleh
sebuah negara di dunia. Begitu banyaknya teknologi canggih dan sensitif yang dimasukkan ke
11 
 
pesawat ini , mesin dan sistem kontrol penerbangan yang terhebat, sistem komputer jaringan
khusus, termasuk teknologi mengelak radar.

Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi


kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi, teknologi pembangkit energi dan
nanoteknologi untuk menggerakan industri pertahanannya dalam rangka memproduksi
alutsista yang digunakan untuk memperkuat militernya dan juga untuk menyiapkan sebagai
produsen alutsista yang siap bersaing dengan negara produsen lain. Negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Rusia dan Jepang secara berkelanjutan
mengembangkan industri pertahanannya untuk memperkuat kekuatan militernya dan
menjadikan sebagai negara pengekspor alutsista.

Di beberapa kawasan muncul negara sebagai kekuatan baru dengan disertai peralatan
militer yang canggih. India dan China merupakan contoh negara yang memiliki kekuatan
militer sekaligus kekuatan ekonomi yang tangguh. Mereka memanfaatkan kemajuan Iptek
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menggiatkan industri pertahanannya.
China mengembangkan kemampuan militer yang berteknologi tinggi dengan membangun
angkatan bersenjata yang terkomputerisasi, kemampuan tempur berbasis teknologi informas.
Sedangkan India dengan kemajuan elektroniknya berhasil mengembangkan pembuatan
pesawat, helikopter, dan rudal yang cukup disegani.

Perkembangan teknologi informasi akan berpengaruh pada sistem pelatihan dan


pendidikan terutama yang berkaitan dengan senjata baru. Karena penggunaan teknologi
informasi yang cukup intensif, tentara mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
orang yang bergerak pada bisnis. Jadi, dalam peperangan saat ini militer tidak hanya sekedar
menarik pelatuk saja tetapi memerlukan personel dengan kemampuan yang cukup tinggi.

Pemanfaatan teknologi informasi di berbagai kehidupan, khususnya di bidang


pertahanan dan keamanan atau militer perlu diantisipasi perkembangannya karena disatu sisi
dapat membawa dampak untuk kebaikan (positif) tapi disisi lain berdampak pengrusakan
(negatif). Dampak positif antara lain :

1. Dari sisi komandan, teknologi informasi dapat mempercepat penyampaian informasi


sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan.
2. Dari sisi pasukan, teknologi informasi membantu pasukan untuk memperoleh
informasi pada waktu dan tempat yang tepat sehingga pasukan menjadi lebih fleksibel
dalam bergerak.

12 
 
3. Meningkatkan kualitas pemilihan strategi dengan Decision Support System.
4. Peningkatan akurasi dan keandalan teknologi persenjataan dengan rekayasa hardware
dan software.
5. Pemerolehan personel militer yang mumpuni yaitu dengan rekrutmen berbasis
teknologi informasi.

Dengan penguasaan pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan dalam bidang


teknologi informasi, musuh dapat dibuat bertekuk lutut melalui sarana yang berupa teknologi
komputer. Sebagai contoh, penggunaan program kecerdasan buatan untuk mensimulasikan
formasi dan kekuatan musuh memungkinkan serangan menjadi efektif dengan tingkat
keberhasilan yang cukup tinggi.

Adapun dampak negatifnya antara lain :

1. Penyalahgunaan satelit oleh para teroris seperti, melacak kondisi tempat mereka akan
melakukan kejahatan.
2. Melalui media internet, pelaku teroris dapat berkomunikasi dengan sesama teroris
maupun untuk mencari pengikut.
3. Berkaitan dengan teknologi senjata pemusnah massal (Weapon of Mass Destruction /
WMD) seperti senjata nuklir dan senjata biologi, dikhawatirkan akan menjadi
ancaman terbesar bagi suatu negara bila digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
4. Perkembangan yang cepat dari teknologi informasi beserta teknologi perang lainnya
memungkinkan menciptakan jenis perang yang secara kualitatif berbeda, seperti pada
Perang Teluk, perang dimana penguasaan pengetahuan mengungguli senjata dan
taktik.
5. Munculnya perang informasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi, karena sifat penggunaan sistem secara bersama (sharing), sehingga
memungkinkan pihak-pihak yang tidak berkompeten pada suatu sistem dapat
melakukan akses ke pihak lain tanpa mengalami kendala.

Di dalam mengaplikasikan berbagai teknologi itu dengan sendirinya harus ada


prioritas, sebab semua itu memerlukan pembiayaan yang tinggi. Lagi pula, pengadaan
teknologi yang tidak langsung diperlukan dapat berarti pemborosan besar. Sebab teknologi
berkembang cepat dan kalau sekarang diadakan padahal tidak diperlukan, mungkin sekali
sudah usang ketika benar-benar diperlukan.

13 
 
Penentuan prioritas teknologi sangat diperlukan, mana yang segera diperlukan dan
mana yang terus menjadi bahan studi dan perencanaan. Kita perlu meniru India yang sejak
tahun 1980-an sudah mampu untuk memproduksi semua sistem senjata yang diperlukan
angkatan perangnya, termasuk tank, artilleri, pesawat tempur serta kapal jelajah. Akan tetapi
yang diproduksi hanya yang diperlukan dan secara ekonomis lebih baik dibuat sendiri,
sedangkan yang diperlukan lainnya tetapi kurang ekonomis dibuat sendiri, mereka
mengimpor. Itu berarti bahwa sekalipun tidak diproduksi harus terus menerus ada studi
pendalaman tentang semua jenis teknologi pertahanan yang telah dikemukakan. Dan
memikirkan pengembangan teknologi baru serta terus mempelajari bagaimana mengadakan
produksi yang paling efisien.

Untuk mengembangkan teknologi pertahanan beberapa hal perlu diadakan. Perlu kita
sadari bahwa hal itu harus merupakan kegiatan bersama antara para pakar teknologi, pakar
militer dan pakar industri pertahanan. Sebab itu perlu dibentuk satu forum yang
memungkinkan bertemunya tiga unsur itu untuk secara teratur membicarakan berbagai hal
yang menyangkut teknologi pada umumnya dan teknologi pertahanan khususnya serta
industri yang memproduksinya. Juga perlu ada usaha untuk menambah pengetahuan para
pakar militer tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya,
termasuk aspek produksi yang menghasilkan teknologi secara efisien. Dalam hal ini juga
perlu dikembangkan pengetahuan yang bersangkutan dengan teknologi nuklir, senjata biologi
dan kimia, juga tentunya C4ISR (Command, Control, Communications, Computer,
Intelligence, Surveillance, Reconnaissance).

1. Subtansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bangsa


Indonesia tidak diraih dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta, tenaga, dan sebagainya
mewarnai semua perjuangan merebut kemerdekaan. Mengingat begitu besarnya pengorbanan
yang telah diberikan oleh para pahlawan bangsa, sudah menjadi kewajiban kita yang hidup
pada masa sekarang untuk mempertahankan kemerdekaan dengan beragam macam cara.
Upaya mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri negara kita.
Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pendiri negara
pada sidang BPUPKI telah mencantumkan upaya mempertahankan kemerdekaan kedalam
UUD 1945 Bab XII tentang Pertahanan Negara (pasal 30).

14 
 
Para tokoh pendiri negara berkeyakinan bahwa kemerdekaan Indonesia bisa
dipertahankan apabila dibangun pondasi atau sistem pertahanan dan keamanan negara yang
kokoh, sehingga hal itu harus diatur dalam UUD 1945.

Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan keamanan negara
kita. Hal tersebut di atur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:

1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan


dan kemanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai keuatan
pendukung.

3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga


keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.

5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara


Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan kemanan negara Indonesia
merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan
dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, namun
masyarakat sipil pun sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara,
sehingga TNI dan POLRI menunggal bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan
NKRI.

15 
 
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran mengenai usaha
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya guna menjaga pertahanan dan
keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan
prasarana nasional, maupun seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang
utuh serta menyeluruh.

Dengan kata lain, Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak
serta kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri guna
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdekar, berdaulat,
bersatu, adil dan makmur.

Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan yang amat tepat
bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan sendiri
serta berdasarkan atas hak serta kewajiban warga negara didalam usaha pertahanan negara.

Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi nantinya, model
tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga
negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai peran masing-masing.

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan:


a. Kerakyatan, yakni orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan rakyat.
b. Kesemestaan, yakni seluruh sumber daya nasional di dayagunakan bagi upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yakni gelar kekuatan pertahanan dilakukan secara menyebar di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai
negara kepulauan

Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa Indonesia ialah
sebuah sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Posisi wilayah Indonesia yang berada di
posisi silang (diapit dua benua dan dua samudra) di satu sisi memberikan keuntungan, namun
disisi lain memberikan ancaman keamanan yang besar baik berupa ancaman militer dari
negara lain maupun kejahatan internasional.

Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu nya memerlukan sistem
pertahanan dan keamanan yang yang kokoh untuk menghindari ancaman perpecahan. Dengan
16 
 
kondisi seperti itu, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan dan kemanan rakyat
semesta merupakan sistem terbaik bagi bangsa Indonesia.

2. Kesadaran bela negara dalam konteks sistem pertahanan dan keamanan negara

Para pahlawan bangsa berkorban dan bertumpah darah ketika berperang melawan
penjajah demi untuk mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mereka mempunyai motivasi yang amat tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan yang
telah diraih.

Oleh sebab itu, untuk menghargai jasa para pahlawan kita, kita pun harus memiliki
rasa rela berkorban untuk mempertahankan negara, mempunyai kesadaran bela negara serta
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara yang merupakan tempat tinggalnya
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Ikut serta dalam kegiatan bela negara diwujudkan dengan
partisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan dan kemanan negara, sebagaimana
diatur dalam Pasl 30 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Kedua ketentuan diatas menegaskan bahwa setiap warga negara harus mempunyai kesadaran
bela negara. Apa sebenarnya kesadaran bela negara itu?

Kesadaran bela negara di hakikatnya ialah kesediaan berbakti pada negara dan
berkorban demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar pun
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilakukan dengan penuh kesadara,
tanggung jawab dan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara. Sebagai warga negara
sudah sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada pada
negara serta bangsa.

Saat ini masih ada kecendrungan masyarakat yang menafsirkan bahwa bela negara itu
ialah tanggung jawab TNI dan POLRI. Bela negara bukanlah tanggung jawab TNI dan
POLRI saja, namun merupakan tanggung jawab semua warga negara sebagai komponen
bangsa.
17 
 
12. PERSYARATAN MENGALAMI PERGOLAKAN DUNIA

Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia belum bisa sepenuhnya merasakan makna Kemerdekaan. Banyak gangguan yang
berasal dari dalam dan luar negeri. Namun gangguan-gangguan tersebut tidak menggoyahkan
bangsa Indonesia untuk berdiri sebagai negara merdeka yang berdaulat penuh terhadap
wilayah nusantara. Dengan sekuat tenaga Indonesia berusaha untuk mempertahankan
kemerdekaan yang sudah di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 baik secara fisik
maupun Diplomasi.

Salah satu gangguan dari luar yaitu keinginan Belanda yang berusaha untuk
menguasai Indonesia Kembali. Untuk itu Belanda terus melakukan aksi Militer ke wilayah
Indonesia. Keseriusan Belanda yang ingin menguasai Indonesia dibuktikan dan diawali
dengan serangan bersenjata (Agresi) Belanda I, dan Serangan bersenjata (Agresi) Belanda II.

Agresi Militer Belanda I dilancarkan kewilayah RI pada 21 Juli 1947 hingga tanggal 4
Agustus 1947. Serangan ini bertujuan untuk merebut daerah de facto Indonesia yang
sebelumnya diakui Belanda dalam Perundingan Linggarjati. Namun agresi Militer Belanda I
ditanggapi negatif oleh dunia Internasional khususnya PBB. PBB memutuskan membentuk
bada komisi konsuler untuk mengatasi permasalahan Indonesia-Belanda. Menanggapi usul
Amerika Serikat kemudian PBB memutuskan agar permasalahan Indonesia-Belanda
seharusnya di selesaikan dalam meja Perundingan. Untuk Itu PBB membentuk Komisi Jasa
Baik atau disebut Komisi Tiga Negara yang beranggotakan negara Amerika Serikat, Belgia
dan Australia yang kemudian membawa permasalahan Indonesia Belanda ke Meja
Perundingan, yaitu Perundingan Renville.

Setelah melancarkan Agresi Militer I, Belanda tidak berhenti disitu saja selanjutnya
Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948 di wilayah RI.
Serangan Agresi Militer Belanda II ini lebih berbahaya dibandingkan dengan serangan agresi
militer Belanda I. Agresi militer Belanda II dilancarkan pihak Belanda untuk merebut dan
menguasai kota-kota pemerintahan Khususnya Yogyakarta. Dalam serangan ini ibu kota
Yogyakarta berhasil direbut dan dikuasai oleh Belanda serta berhasil menangkap beberapa
pemimpin bangsa Indonesia seperti Presiden Suekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta.

18 
 
Namun kegigihan pejuang bangsa Indonesia saat itu berhasil merebut kembali ibu kota
Yoyakarta dengan taktik Perang Gerilya dan Serangan Umum 1 Maret 1949.

19 
 
BAB 3
KESIMPULAN

Dari pembahasan di bab sebelumnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa politik dan
strategi nasional Indonesia dilaksanakan di segala bidang. Hal itu dilakukan untuk memajukan
seluruh aspek kehidupan di Indonesia. Kemudian, Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun
1999-2004 yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum
Majelis Permusyawaratan Rakyat 1999 harus menjadi arah penyelenggaraan negara bagi
lembaga-lembaga tinggi negara dan segenap rakyat Indonesia.

20 
 

Anda mungkin juga menyukai