Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surabaya merupakan kota yang cukup padat penduduk,dibuktikan dengan luas
wilayah sebesar 33.306,30 Ha ,dengan 31 kecamatan ,154 kelurahan dan 3.065.000
jiwa penduduk kota Surabaya. Maka tidak heran dengan adanya kemacetan yang
cukup parah sehingga banyak masyarakat yang mengambil jalan pintas agar terhindar
dari kemacetan tersebut. Tanpa mereka sadari,mereka telah melakukan pelanggaran
lalu lintas. Hal ini menjadi PR bagi masyarakat Surabaya sendiri khususnya pihak
Pemerintah Kota Surabaya untuk lebih menertibkan lalu lintas yang ada di Kota
Surabaya dan juga untuk melestarikan kebersihan yang ada di Surabaya.

Kota Surabaya mengalami perkembangan yang cukup besar dalam beberapa


tahun ini, terutama perkembangan dalam hal perdagangan dan pertumbuhan
penduduk. Surabaya yang berkembang menjadi kota dagang dan tujuan bisnis
menjadi salah satu kota tujuan bagi banyak orang untuk mencari pekerjaan, baik
penduduk kota Surabaya atau bahkan pendatang dari berbagai daerah.

Dan hal itu tentu saja akan membuat kota Surabaya menjadi semakin padat
dan menyebabkan kemacetan dimana-mana, untuk itu pemerintah kota Surabaya
harus dapat memaksimalkan sarana transportasi publik. Karena transportasi publik
merupakan jawaban yang paling tepat dalam mengatasi kemacetan lalu lintas. Seperti
yang saat ini sedang gencar dilakukan di ibukota Jakarta dimana tingkat
kemacetannya sudah cukup parah. Dan melihat perkembangan kota Surabaya yang
sangat cepat baik dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota, sepertinya
masalah kemacetan lalu lintas hampir di semua jalan kota juga akan terjadi terjadi di
Surabaya dalam beberapa tahun kedepan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka Rumusan Masalah dalam
makalah ini adalah:

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya STIS?


2. Apa saja tujuan adanya SITS ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan SITS

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini adalah.

1. Mengetahui latar belakang terbentuknya STIS.


2. Mengetahui tujuan adanya SITS.
3. Mengetahui sejarah perkembangan SITS.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang SITS

Surabaya dinobatkan sebagai salah satu kota terbaik pada Peningkatan e-


Government Indonesia (PeGi) 2012. Dinas Perhubungan kota Surabaya terus
berupaya berkontribusi pada pemeringkatan PeGI dengan inisiatif memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam program-program pembangunan sistem
cerdas (intelligent) untuk manajemen dan rekayasa Lalu-Lintas. Hal ini salah satunya
supaya dapat membantu program pemerintah kota Surabaya agar dapat
mempermudah kinerja pemerintah kota Surabaya. Salah satu hasil program tersebut
adalah penerapan awal Surabaya Intelligent Transportation System (SITS). Pada
tahap awal, sistem ini berupa sebuah Adaptive Traffic Control System sebagai upaya
modernisasi ATCS konvensional yang telah dimiliki oleh Surabaya. Upaya ini
didukung oleh jaringan CCTV Surabaya sebagai bagian dari Traffic Management
System. Intelligent Transport Sistem (ITS) yaitu Sistem cerdas untuk mendukung
manajemen transportasi dengan memanfaatkan teknologi (informasi, komunikasi,
sensor, kontrol dan komputerisasi) untuk membangun sistem informasi dan
manajemen transportasi secara otomatis. Sedangkan Adaptive Traffic Control
System (ATCS) merupakan sistem yang mampu melakukan pengaturan waktu nyala
lampu lalu-lintas (signal timing) secara real-time berdasarkan kondisi traffic saat itu,
termasuk akibat keperluan (demand) khusus dan optimasi kapasitas arus lalu-lintas
secara total.
SITS tidak sendirian dalam melaksanakan programnya. Diantaranya,SITS bekerja
sama dengan pihak Polrestabes Surabaya dalam program penilangan dengan
menggunakan alat CCTV yang dimiliki oleh pihak SITS. Kamera tilang yang aktif
dari seluruh bagian kota Surabaya hanya 6 kamera. Tidak hanya kamera tilang,pihak
SITS pun mempunyai 520 kamera simpang sabid yang selanjutkan apabila ditemukan
pelanggaran maka akan di infokan ke pihak lapangan yang kemudian akan dilakukan
penindakan. Alhasil,dari upaya yang dilakukan SITS dengan bantuan beberapa pihak

3
menghasilkan penurunan tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan yaitu
dari 400 kasus kecelakaan per hari turun menjadi sekitar 150 kasus kecelakaan.
Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilaksanakan dalam
u p a y a m e n g o p t i m a l k a n penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas
dalam rangka menjamin keamanan,keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan. Manajemen dan rekayasa l a l u lintas meliputi
kegiatan
p e r e n c a n a , p e n g a t u r a n , p e r e k a y a s a a n , p e m b e r d a y a a n d a n penga
wasan. Surabaya Intelligent Transport System (SITS) merupakan salah satu hasil
program system cerdas (intelligent) ,untuk manajemen dan rekayasa lalu
lintas dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
dirancang oleh dinas perhubungan Kota Surabaya dalam upaya pemeringkatan
peningkatan e-government Indonesia (Pegi).

2.2 Tujuan SITS

Berikut beberapa tujuan dari terbentuknya SITS,antara lain yaitu:


1. Meningkatkan keselamatan lalu lintas,diantaranya dengan cara mencegah
/mengurangi kecelakaan lalu lintas dan mengurangi kerusakan akibat kecelakaan
2. Meningkatkan kelancaran lalu lintas,diantaranya dengan cara mengoptimalkan
siklus lampu lalu lintas baik secara otomatis maupun secara manual
3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan cara mengurangi polusi kendaraan akibat
antrian kendaraan diruas dan persimpangan. Dengan meningkatkan waktu tempuh
dan berkurangnya waktu antrian dipersimpangan,diharapkan polusi kendaraan
juga semakin berkurang.

System cerdas ini sudah ada sejak tahun 2010 dengan memasang Local
Controller ATCS yang kompatibel konsep ITS, sensor video untuk memonitoring
traffic serta jarinngan komunikasi dan TRffic Control Monitoring Room. Hasil tahap
1 adalah terhubungnya 14 simpang yang terhubung e server di Control Room
Terminal Bratang. Kini data traffic tidak hanya dapat digunakan sebagai pengatur lalu
lintas saja ,akan tetapi menjadi wahana informasi bagi public dan sumber data
optimasi transportasi. Dishub dan kepolisian juga mulai memanfaatkan integrasi

4
CCTV dan ATCS-ITS untuk crime detection system dan penindakan
pelanggaran dengan menggunakansistem SCATS (Sydney Coordinated Adaptive
Traffic System). SCATS system saat ini dianggap sistem terbaik di dunia dan
diadopsi oleh lebih dari 125 negara dan 263 kota.

2.3 Sejarah Perkembangan SITS

1. Tahun 2010 - 2012. Meletakkan platform dasar ATCS Cerdas yang siap
diintegrasikan dalam kerangka Intelligent Transport System. Dalam tahap awal
ini mulai dilakukan pemasanganLocal Controller ATCS yang kompatibel konsep
ITS, sensor video untuk monitoring traffic, serta jaringan komunikasi dan Traffic
Control Monitoring Room. Hasil tahap 1 adalah terhubungnya 14 simpang cerdas
pertama yang terhubung ke server di Control Room di Terminal Bratang, yang
menggunakan sistem SCATS (Sydney Coordinated Adaptive Traffic System).
2. Tahun 2012 - 2013. Pada tahun 2013 menambahkan jumlah simpang yang
dilengkapi ATCS - ITS berjumlah 17 simpang dan tahun 2014 menambahkan 18
simpang. Untuk total keseluruhan 35 simpang. Target lain adalah membuka port-
port aplikasi Intelligent Transportation System (ITS Port) agar ITS dapat
diaplikasikan lebih jauh. Pada tahap ini mulai dirintis layanan SMS Server, VMS
dan e-Traffic Kios untuk masyarakat pada beberapa fasilitas public.
3. Pengembangan berbagai aplikasi ITS sebagaimana yang dilakukan negara maju
lainnya. Pada tahap ini, data traffic tidak saja menjadi alat pengatur lalu-lintas,
tetapi juga menjadi wahana informasi publik dan sumber data optimasi
transportasi. Masyarakat akan dapat menikmati informasi melalui SMS server,
display VMS di jalan, GPS dan termasuk Kios Lalu-Lintas. Dishub dan
Kepolisian akan mulai memanfaatkan integrasi CCTV dan ATCS-ITS
untuk crime detection system dan penindakan pelanggaran dengan menggunakan
sistem SCATS (Sydney Coordinated Adaptive Traffic System). SCATS system
saat ini dianggap sistem terbaik di dunia dan diadopsi oleh lebih dari 125 negara
dan 263 kota.

5
Dokumentasi

6
Kemudian Surabaya dinobatkan sebagai salah satu kota terbaik pada Peningkatan e-
Government Indonesia (PeGi) 2012. Dinas Perhubungan kota Surabaya terus
berupaya berkontribusi pada pemeringkatan PeGI dengan inisiatif memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam program-program pembangunan sistem
cerdas (intelligent) untuk manajemen dan rekayasa Lalu-Lintas. Hal ini salah satunya
supaya dapat membantu program pemerintah kota Surabaya agar dapat
mempermudah kinerja pemerintah kota Surabaya. Salah satu hasil program tersebut
adalah penerapan awal Surabaya Intelligent Transportation System (SITS). Pada
tahap awal, sistem ini berupa sebuah Adaptive Traffic Control System sebagai upaya
modernisasi ATCS konvensional yang telah dimiliki oleh Surabaya. Upaya ini
didukung oleh jaringan CCTV Surabaya sebagai bagian dari Traffic Management
System. Intelligent Transport Sistem (ITS) yaitu Sistem cerdas untuk mendukung
manajemen transportasi dengan memanfaatkan teknologi (informasi, komunikasi,
sensor, kontrol dan komputerisasi) untuk membangun sistem informasi dan
manajemen transportasi secara otomatis. Sedangkan Adaptive Traffic Control
System (ATCS) merupakan sistem yang mampu melakukan pengaturan waktu nyala
lampu lalu-lintas (signal timing) secara real-time berdasarkan kondisi traffic saat itu,
termasuk akibat keperluan (demand) khusus dan optimasi kapasitas arus lalu-lintas
secara total.
SITS tidak sendirian dalam melaksanakan programnya. Diantaranya,SITS bekerja
sama dengan pihak Polrestabes Surabaya dalam program penilangan dengan
menggunakan alat CCTV yang dimiliki oleh pihak SITS. Kamera tilang yang aktif
dari seluruh bagian kota Surabaya hanya 6 kamera. Tidak hanya kamera tilang,pihak
SITS pun mempunyai 520 kamera simpang sabid yang selanjutkan apabila ditemukan
pelanggaran maka akan di infokan ke pihak lapangan yang kemudian akan dilakukan
penindakan. Alhasil,dari upaya yang dilakukan SITS dengan bantuan beberapa pihak
menghasilkan penurunan tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan yaitu
dari 400 kasus kecelakaan per hari turun menjadi sekitar 150 kasus kecelakaan.

7
BAB III

KESIMPULAN

Dari kunjungan yang dilakukan oleh kampus pada SITS yang berada di terminal bratang Surabya
pada tanggal 23 Novermber 2018 dapat diambil banyak peran penting untuk mengatur jalanya
lalu lintas yang berada disurabaya sehingga dengan ada SITS tata tertib berlalu lintas di kota
Surabaya menjadi lebih tertib serta angka kecelakaan menjadi menurun secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai