Anda di halaman 1dari 13

AGAMA DAN HUKUM

mengandung arti ikatan


yang harus dipegang ,di
AGAMA patuhi manusia,dan agama
merupakan bentuk
keyakinan manusia

adalah sumber yang


dijadikan bahan untuh
penyusunan peraturan
HUKUM perundang-undangan
dalam kehidupan
bernegara
Sumber Hukum Islam:

1. Al-Qur’an

2. Al-hadist

3.ijtihad

ijma’ Qiyas
1. Al-Qur’an wahyu Allah SWT

Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar


bagi kehidupan umat manusia,yaitu:
•Tuntunan yang berkaitan dengan keimanan/akidah, yaitu
ketetapan yantg berkaitan dengan iman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta
qadha dan qadar
•Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar
orang muslim memilki budi pekerti yang baik serta etika
kehidupan.
•Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat,
puasa, zakat dan haji.
•Tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia
dalam masyarakat
Isi pokok Al Qur’an (ditinjau dari segi
hukum) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:

• Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang


mengatur hubungan rohaniyah dengan Allah SWT dan hal –
hal lain yang berkaitan dengan keimanan. Ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam
• Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah yang
mengatur hubungan dengan Allah, dengan sesama dan
alam sekitar. Hukum ini tercermin dalam Rukun Islam dan
disebut hukum syariat. Ilmu yang mempelajarinya disebut
Ilmu Fiqih
• Hukum yang berkaitan dngan akhlak. Yakni tuntutan agar
setiap muslim memiliki sifat – sifat mulia sekaligus
menjauhi perilaku – perilaku tercela.
Perkataan dan
2. Al-Hadist perbuatan Nabi
Muhammad SAW

Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan


perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:

‫سو ِل ِه ِم ْن أ َ ْه ِل‬ُ ‫علَى َر‬ َ ُ‫َّللا‬‫َما أَفَا َء ه‬


‫ين‬
ِ ‫ك‬ِ ‫ا‬ ‫س‬
َ ‫م‬ ْ
‫ال‬
َ َ َ ‫و‬ ‫ى‬ ‫م‬ ‫ا‬َ ‫ت‬َ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ ‫ى‬ َ ‫ب‬‫ر‬ْ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫و‬
َ ‫ل‬ِ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫لر‬
‫ه‬ ‫ل‬
ِ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ل‬
ِ َ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ر‬
َ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬
ِ َ‫ون دُولَةً بَي َْن األ ْغنِي‬
‫اء ِم ْن ُك ْم َو َما‬ َ ‫س ِبي ِل َك ْي ال يَ ُك‬ ‫َواب ِْن ال ه‬
‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َواتهقُوا ه‬
‫َّللاَ ِإ هن‬ َ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم‬ ُ ‫الر‬ ‫آتَا ُك ُم ه‬
ِ ‫ش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫َّللا‬ َ‫ه‬
Adapun syarat-syarat suatu hadits
dikatakan hadits yang shohih, yaitu:
Rawinya bersifat adil

Sempurna ingatan

Sanadnya tidak terputus

Hadits itu tidak berilat

Hadits itu tidak janggal


berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk memecahkan suatu masalah
2. ijtihad yang tidak ada ketetapannya, baik
dalam Al Qur’an maupun Hadits

Rasulullah SAW bersabda:


ْ ‫ان َو اِذَا َح َك َم َو‬
‫اجت َ َه َد‬ ‫ر‬
ِ َ ‫ج‬
َ َ ‫ا‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫اب‬
َ ‫ص‬َ َ ‫ا‬ ‫م‬
‫ه‬ ُ ‫ث‬ ‫د‬
َ ‫ه‬
َ َ ‫ت‬‫اج‬
ْ َ ‫ف‬ ‫م‬
َ ‫ك‬
ِ ‫ا‬ ‫ح‬
َ ْ
‫ال‬ ‫اِذَا َح َك َم‬
‫طأ َ فَلَهُ ا َ ْجر‬ َ ‫)رواه البخارى و مسلم (ث ُ هم ا َ ْخ‬
Artinya: “Apabila seorang hakim dalam memutuskan
perkara melakukan ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya
benar, maka ia memperoleh dua pahala dan apabila
seorang hakim dalam memutuskan perkara ia melakukan
ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya salah, maka ia
memperoleh satu pahala.” (HR \Bukhari dan Muslim)
kesepakatan dari seluruh imam
Ijma’ mujtahid dan orang-orang muslim
pada suatu masa dari beberapa
masa setelah wafat Rasulullah SAW

‫سو َل َوأ ُ ْو ِلي األ َ ْم ِر ِمن ُك ْم‬ ‫َّللا َوأ َ ِطيعُواْ ه‬


ُ ‫الر‬ َ ‫يَا أَيُّ َها اله ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُواْ أ َ ِطيعُواْ ه‬
ِ ‫ون ِب ه‬
‫اّلل‬ َ ُ‫سو ِل ِإن ُكنت ُ ْم تُؤْ ِمن‬ ُ ‫الر‬ ِ ‫ش ْيءٍ فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى ه‬
‫َّللا َو ه‬ َ ‫فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬
ً‫س ُن تَأ ْ ِويل‬ ِ ‫َو ْاليَ ْو ِم‬
َ ‫اآلخ ِر َذ ِل َك َخيْر َوأ َ ْح‬
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(Q.S an nisa:59)
menghubungkan suatu kejadian
yang tidak ada hukumnya dengan
kejadian lain yang sudah ada
Qiyas hukumnya karena antara
keduanya terdapat persamaan
illat atau sebab-sebabnya

Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir dan


wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan
khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya
terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama
memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan
hukmnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan
karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada
hukumnya dalam Al Qur’an.
Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi
bebrapa syarat berikut ini:

mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits,


terutama yang bersangkutan dengan hukum

memahami bahasa arab dengan segala


kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an
dan hadits

mengetahui soal-soal ijma

menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-


kaidah fiqih yang luas.
Dari segi penjelasannya terhadap
hukum ada 3 yaitu:
1. Secara juz’I (terperinci) maksudnya didalam al quran telah
dijelaskan secara gamblang meskipun tidak dijelaskan nabi
dengan sunahnya.Sebagai contoh penjelasan mengenai
mawaris terdapat pada surat an-nissa :4,11 dan 12.
2. Secara kulli (global) penjelasan Al quran terhadap hukum-
hukum berlaku secara garis besar,sehingga masih perlu
penjelasanya dalam pelaksanaannya.Jelas yang paling
berwenang dalam penjelasan ialah Nabi Muhammad.
3. Secara isyarah,Al quran memberikan penjelasan terhadap
apa yang secara lahir disebutkan di dalamnya dalam bentuk
penjelasan secara isyarat.sebagai contoh dalam surat Al-
baqarah : 223 disebutkan “dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma’ruf”.
Tujuan adanya hukum islam

Memelihara Memelihara
agama akal

Memelihara
jiwa

Memelihara Memelihara
harta keturunan

Anda mungkin juga menyukai