Disusun oleh :
DEDY AULIA SIDIK
16/18652/THP-STIPP A
Bahan
Labu takar
Penambahan akuades.
Penggojokan.
Pengambilan 10 mL larutan
sampel.
Labu kjedahl.
Destruksi
Destilasi.
Destilat.
B. Perhitungan
Berdasarkan hasil pengujian kadar protein kacang hijau metode
kjedahl diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Diketahui :
Vol. H2SO4 = 2,5 mL
Berat sampel = 0,2 gram = 200 mg
N H2SO4 =0,02 N
Faktor Pengenceran = 100/10 =10
Faktor Konversi Kedelai = 6,25
Ditanya : % Protein kacang hijau ?
Jawab :
V H2SO4×N H2SO4×FP×14,008
%N = × 100%
berat sampel (mg)
42 mL × 0,02 N
= × 14,008 x 100%
200
= 5,82%
% Protein = % N × FK
= 5,88% × 6,25
= 36,75%
C. Pembahasan
Pada praktikum penentuan kadar protein pada bahan makanan
diharapkan praktikan dapat mengetahui cara penentun kadar protein
secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode kjedahl. Adapun
sampel yang digunakan dalam penentuan ini adalah kacang hijau dan
kacang kedelai. Namun pada laporan ini hanya akan disajkan data
penentuan kadar protein dari kacang hijau.
Setelah dingin larutan hasil dekstruksi dimasukkan ke dalam alat
destilasi dan juga dilakukan penambahan NaOH. Pada alat destilasi
dibawah kondensor kemudian dipasang erlenmeyer yang berisi 15 ml
larutan H3BO3 3% dan 3 tetes indikator metil merah sehingga larutan
H3BO3 3% berwarna merah. Warna merah pada erlenmeyer ini akan
berubah warna menjadi warna biru kehijauan setelah proses destilasi
selesai dilakukan. Pada tahap ini, penambahan NaOH digunakan
untuk menetralkan asam sulfat. Dengan adanya larutan NaOH maka
ammonium sulfat dipecah menjadi gas amoniak (NH3). Melalui proses
destilasi, gas amoniak ini kemudian akan menguap dan ditangkap oleh
asam borat (H3BO3) membentuk NH4H2BO3. Reaksi yang terjadi
selama proses netralisasi dan destilasi adalah sebagai berikut :
(NH4)2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2 H2O + 2 NH3
2 NH3 + 2 H3BO3 2 NH4H2BO3
Pada proses destilasi yang praktikan lakukan, mengalami
kegagalan sebab pada saat proses penuangan hasil dekstruksi dan
penuangan NaOH ke dalam labu destilasi terjadi kebocoran. Hal ini
menyebabkan proses destilasi tidak berjalan secara sempurna yang
berdampak pada jumlah NH3 yang terperangkap oleh H3BO3 dan
menjadikan tidak ada perubahan warna menjadi biru kehijauan.
Karena proses destilasi yang gagal maka proses titrasi tidak bisa
dilaksanakan. Namun secara teori titrasi dilakukan dengan
menggunakan H2SO4 0,02 N. Titrasi menggunakan H2SO4 0,02 N ini
dilakukan hingga distilat yang semula berwarna biru berubah warna
menjadi merah muda. Dengan menggunakan data titrasi dari kelompok
lain maka diperoleh volume titrasi sebesar 42 mL. Kemudian
dilakukan perhitungan penentuan kadar protein diperoleh kadar N
pada sampel kacang hijau adalah 5,88 dan kadar protein ada sampel
tahu adalah sebesar 36,75%. Hasil ini belum cukup valid sebab
perhitungan tidak dilakukan dengan menggurangi hasil titrasi dengan
blanko, sehingga data yang praktikan dapatkan masih perlu dilakukan
pengulangan. Nitrogen yang dihitung pada metode kjedahl merupakan
nitrogen total pada bahan sehingga sumber nitrogen yang bukan
berasal dari protein juga ikut terhitung. Kadar protein yang ditentukan
berdasarkan cara Kjeldahl ini disebut sebagai kadar protein kasar
(crude protein) karena terikut senyawaan N bukan protein, misalnya
urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin,
dan pirimidin. Ini juga menjadi penyebab lain bahwa perhitungan ini
belum valid.
BAB V