Anda di halaman 1dari 15

Proses Pengolahan Teh Hitam

PT. Pagilaran

Amelia Kartika Wahyu. S


16/18373
• PT.Pagilaran merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan
pengolahan teh hitam yang diolah oleh UGM.
• PT.Pagilaran terletak di Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Berlokasi di lereng pegunungan Kamulian yaitu lereng sebelah utara
pegunungan Dieng, dan kurang lebih 36 km dari Kota Batang, Jawa Tengah
• PT.Pagilaran memiliki beberapa pabrik yang tersebar di beberapa daerah :
1. Pabrik Pagilaran
2. Pabrik Sidoharjo
3. Pabrik Kaliboja
4. Pabrik Jatilawang
5. Pabrik Samigaluh
6. Pabrik Segayung Utara
Proses Pengolahan Teh Hitam
Penimbangan dan Analisa Pucuk

Pelayuan

Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basah

Fermentasi

Pengeringan

Sortasi Kering

Analisa Kadar Air

Uji Organoleptik

Penyimpanan dan Pengemasan


Penimbangan dan Analisa Pucuk
• Penimbangan
Setelah pucuk sampai dipabrik kemudian ditimbang menggunakan jembatan
timbang. Tujuan dilakukan penimbangan kembali di pabrik adalah:
1. Mengetahui ketepatan penimbangan di kebun.
2. Mengetahui jumlah pucuk daun yang diisikan pada Withering Trough sesuai
dengan kapasitasnya.

• Analisa Pucuk
Bertujuan untuk mengetahui presentase keadaan pucuk, identifikasi tingkat
kerusakan pada pucuk, mengetahui mutu bubuk teh yang akan dihasilkan nantinya,
mengevaluasi dan memperbaiki hasil petikan, mengetahui kondisi pucuk yang
meliputi banyaknya pucuk halus maupun pucuk kasar (gr).
Pelayuan
• Pucuk yang baru tiba di pabrik langsung dilakukan pembeberan pucuk di dalam
palung pelayuan (withering trough) agar panas yang terdapat pada permukaan
pucuk hilang dan kerusakan pucuk terhindari.
• Pengaliran Udara Segar dan Panas
• Pembalikan
Proses ini bertujuan agar pelayuan merata pada setiap pucuk dan tidak
terjadi penggumpalan pucuk dapat menghambat pelayuan. Pembalikan wiwir
dilakukan 3-4 jam sekali.
• Pengehentian Aliran Udara Panas
Penghentian dilakukan ketika pucuk dianggap sudah layu dengan menutup
pintu udara pemanas. Penghentian udara panas ini dilanjutkan dengan pengaliran
udara segar kembali untuk menyesuaikan suhu pucuk layu untuk proses
selanjutnya
Penggulungan, Penggilingan, dan
Sortasi Basah
• Pucuk dimasukan ke dalam mesin OTR
• Pucuk hasil penggulungan mesin OTR dimasukkan ke dalam mesin konveyor
yang nantinya akan jatuh pada mesin RRB I untuk diayak. Hasil dan RRB I
disebut sebagai bubuk I dan kemudian bubuk tersebut dimasukkan ke dalam
ruang fermentasi.
• Bubuk yang tidak lolos akan jatuh pada konveyor, yang nantinya akan masuk ke
RV I untuk digiling kembali. Hasil dan RV I akan diayak pada RRB II dan bubuk
hasil RRB II disebut sebagai bubuk II. Bubuk II ini kemudian dimasukkan ke
dalam ruang fermentasi.
OTR RRB RV RRB RV RRB RV RRB RV RRB

Bubuk I Bubuk II Bubuk III Bubuk IV Badag

Sumber : Bagian produksi PT.Pagilaran


Fermentasi
• Tujuan fermentasi adalah untuk memperoleh perubahan warna pada bubuk teh
menjadi merah kecoklatan dan terbentuknya inner quality dari teh berupa rasa,
warna dan aroma air seduhan yang khas.
• Fermentasi dilakukan dengan cara mengisi baki aluminium dengan bubuk teh
setebal 5-9 cm berdasarkan jenisnya
• Disusun diatas troli dengan beberapa rak pada troli tersebut dan ditempatkan
dalam ruang fermentasi dengan suhu dan kelembaban tertentu. Setiap troli
diberi tanda pengenal dari jenis bubuk dan seri nomor berapa serta jam naik ke
pengeringan.
Pengeringan
• Proses pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang
berasal dari kompor ke mesin pengering.
• Suhu pada mesin pengering adalah 98-100oC dengan waktu pengeringan
kurang lebih 23-25 menit. Ketebalan hamparan bubuk teh yaitu 2 – 3 cm. Teh
kering akan keluar dengan suhu antara 50-55°C melalui bagian bawah mesin
pengering.
• Selanjutnya bubuk teh kering dihamparkan pada bak penampung agar suhu
turun mendekati suhu ruangan. Bubuk teh kering ini kemudian dimasukkan ke
dalam karung dan ditimbang.
Sortasi Kering
• Tujuan dari sortasi kering antara lain :
1. Untuk membersihkan teh dari benda asing atau bagian yang tidak diinginkan
seperti serat, tangkai, debu, dan kotoran.
2. Untuk memisahkan bubuk teh berdasarkan jenis, warna dan ukuran
partikelnya.
Analisa Kadar Air
• Tujuannya adalah untuk mengetahui kandungan
air yang terdapat pada teh kering.
• Kadar air yang dihasilkan harus berkisar 3-3,5%.
Uji Organolpetik
• Dilakukan untuk mengetahui rasa, warna air
seduhan, aroma, warna ampas dan ukuran
partikel.
• Pengujian organoleptik mempunyai peranan
penting dalam penerapan mutu.
Pengemasan dan Penyimpanan
• Pengemasan mutlak harus dikerjakan mengingat teh yang baru saja dihasilkan
bisa langsung dipasarkan.Selain jumlah yang sedikit, teh hasil sortasi mesin
perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini terutama
untuk menjaga aroma teh yang harum. Pengemasan dilakukan setelah bubuk
teh dipisahkan berdasarkan jenis mutu.
• Campuran teh homogen yang keluar dari corong tea bulker akan dialirkan
menggunakan conveyor menuju tea packer, dari tea packer campuran teh akan
dikeluarkan melaui tiga corong pengeluaran ke dalam kemasan dengan volume
yang disesuaikan jenis dan ukuran kemasan yang digunakan .
• Bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas teh hitam di PT. Pagilaran
UP pagilaran antara lain : Pappersack, Karung Plastik dan Dooz.
• Teh yang telah dikemas selanjutnya disusun di atas pallet
kayu, dalam setiap palet kayu, ditata 2 tumpukan kemasan,
setiap tumpukan berisi 10 kemasan, sehingga dalam setiap
palet akan tertata 20 puluh tumpukan teh dalam kemasan.

• Penyimpanan teh dikelompokan berdasarkan grade dan


nomor chop yang sama. Kelembaban relatif ruangan pada
penyimpanan yang baik adalah berkisar antar 60-70%
dengan suhu ruang 22-240C.
Permasalahan
1. Ruangan sortasi kering yang sempit dan minim udara
2. Kerusakan ringan pada pucuk daun segar dalam proses
pengangkutan.
3. Karyawan tidak menggunakan APD yang telah di tetapkan.

Solusi
1. Ruangan sortasi kering hendaknya ditambah alat penghisap debu
keluar pabrik agar udara dalam ruangan tidak terlalu berdebu
sehingga akan membuat nyaman pekerja pada saat bekerja.
2. Penanganan pucuk teh lebih diperhatikan agar kerusakan tidak
terlalu tinggi sehingga teh yang dihasilkan berkualitas baik dan
pekerja angkut tidak disarankan menekan pucuk teh berlebih
dalam karung karena dapat menyebabkan penurunan MS.
3. Memberikan teguran kepada karyawan yang tidak memakai APD.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai