Anda di halaman 1dari 33

Pengolahan Ribbed Smoke

Sheet (RSS)
Karet Lembaran
Alur Proses Ribbed Smoke Sheet (RSS)
Pembekuan dan Pengadukan
Pembekuan

• Lateks yg sudah diencerkan dialirkan dan disaring dgn saringan

40 mesh atau 60 mesh ke bak koagulasi (bak koagulasi harus

bersih).

• Bak koagulasi diisi sebanyak 500 – 600 liter.

• Buih yg terbentuk selama pengaliran dibuang dgn cara

melewatkan saringan berbentu 4 persegi panjang 60 mesh.


Pembekuan

• Lateks dibekukan dgn pembubuhan asam semut (formic acid) 3 -

5% dgn dosis 10 – 20 liter/500 – 600 liter

• Selama pembubuhan asam semut lakukan pengadukan agar

homogen.
Pembekuan

• Pengadukan dilakukan 8 sd 10 x didorong dan 8 sd 10 x

ditarik.

• Buih yg terbentuk karena pengadukan dibuang dengan alat

seser yang terbuat dari plat aluminium.

• Buih yg terbentuk akibat pengadukan dibolehkan maks. 1%.


Pembekuan

• pH lateks yg ideal dalam pembekuan 4,5 – 4,7.

• Saat pembubuhan asam semut, ujung ceret asam semut

dimasukka ke dalam permukaan lateks supaya udara tdk

bercampur dgn lateks


Pembuatan Larutan Asam Semut

• Rumus: X1 . V1 = X2 . V2 …………………. (A)

X1 = Konsentrasi awal (94%)

V1 = Volume awal

X2 = Konsentrasi yg diinginkan (4%).

V2 = Volume akhir
Pembuatan Larutan Asam Semut

• Contoh Perhitungan

X1 = 94% : X2 = 4%

V1 = ……………… ; V2 = 500 liter

• Data-data di atas disubstitusikan ke persamaan (A)


Pembuatan Larutan Asam Semut

• Diperoleh V1 = 21,28 liter

• Jumlah penambahan air = (500 – 21,28) liter

• Air yang harus ditambahkan = 478,72 liter.

• Berikutnya pasang plat sekat aluminium (sebelum dipasang

basahi plat dengan air agar gelembung udara tidak muncul).


Pembuatan Larutan Asam Semut

• Cara pemasangan plat dimulai dgn membagi bak koagulasi

menjadi 2 bagian yg sama. Demikian seterusnya sampai sekat

terpasang semuanya.

• Setelah lateks membeku menjadi koagulum tambahkan air

hingga melebihi permukaan koagulum.


Pembuatan Larutan Asam Semut

• Hal ini berguna supaya koagulum tdk lengket pada sekat dan
bak. Berguna juga agar mencegah proses oksidasi yg
berdampak kpd perubahan warna koagulum menjadi biru
keungu-unguan.
• Jika penggumpalan sudah sempurna (sekitar 2 sd 4 jam) sejak
penambahan asam semut plat dicabut dgn hati-hati selanjutnya
koagulum diluncurkan ke talang peluncuran.
Koagulum Siap Untuk Digiling
Koagulum Siap Untuk Digiling
Mesin Sheeter/Penggilingan
Penggilingan

• Lembaran koagulum dimasukkan ke penggilingan pertama,

secara otomatis lembaran koagulum akan bergerak ke

penggilingan berikutnya sampai penggilingan terakhir (printer)

yang diberi patron (alur-alur).

• Jarak antara gilingan dan putaran diatur permenit (rpm), tebal

lembaran sheet yang keluar 2 sd 4 mm.


Penggilingan

• Tujuan penggilingan:

- mengeluarkan air agar pengeringan cepat tercapai

- memperluas permukaan sheet (menjadi lebih tipis) sehingga

memudahkan pengeringan di kamar asap.

- menyeragamkan mutu (warna, tebal).


Penirisan

• Sheet yang telah digiling jatuh ke bak pencucian, setiap

lembaran digantung pada bambu dan digantungkan ke bak

penjemuran

• Sebelum digunakan bambu, rak penjemuran harus bersih.

• Bambu yang digunakan harus bermutu baik (tidak pecah, tidak

terkelupas).
Penirisan

• Pengisian rak dimulai dari atas menuju ke bawah agar tetesan

air bagian atas tidak membasahi yang sheet bagian bawah.

• Setelah rak penjemuran penuh, rak dibiarkan di udara

terbuka sekitar 2 sd 4 jam supaya air menetes selanjutnya

dimasukkan ke kamar asap.


Penirisan

• Tidak dibenarkan sheet terlalu lama kontak dengan udara

sebab dapat menimbulkan oksidasi yg menyebabkan

terbentuknya noda karat (rustiness) pada sheet keringnya.


Penirisan
Pengasapan

• Pengasapan dan pengeringan berlangsung 5 hari.

• Hari Ke 1:

- Merupakan tahap pengasapan

- Suhu 40-45 derjat C.


Pengasapan

- Kayu yang digunakan adalah kayu basah supaya

asapnya banyak.

- Ventilasi dibuka penuh.

- Ventilasi pada hari 1 diperlukan secukupnya agar air yg

menetes dan menguap tidak mengembun di ruangan asap

sehingga infeksi oleh mikroba dapat dicegah.


Pengasapan

• Jika suhu terlalu rendah akan terbentuk noda karat pada sheet

dan jika suhu terlalu tinggi akan terbentuk gelembung udara

(blister) dan terjadi pemuaian sehingga panjang dan tebalnya

sheet tidak seragam.


Pengasapan

Hari Ke II

- Suhu 45 – 50 derjat C

- Ventilasi dan jumlah asap ½ hari pertama.

- Pada tahap ini telah dimulai proses penguapan dari sheet

dan juga masih terjadi proses penyerapan asap.


Pengasapan/Pengeringan
Pengasapan

• Hari Ke III

- Suhu = 50 – 55 derjat C

- Ventilasi dan jumlah asap ¼ dari hari pertama.

- Tahap ini dominan proses penguapan air dari bagian dalam


sheet. Sedangkan proses penyerapan asap tinggal sedikit

- Tahap ini disebut tahap pengeringan.


Pengasapan

• Hari Ke IV

- Suhu = 55 – 60 derjat C.

• Hari Ke V

- Suhu = 60 derjat C.

- Ventilasi tertutup.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Pengasapan

• Kamar asap harus benar-benar bersih dari jelaga, abu, dan lain-

lain.

• Ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi kotoran ke dalam

lembaran sheet.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Pengasapan

• Ventilasi udara/cerobong asap, termometer harus bisa

berfungsi dengan baik, sehingga udara yg terdistribusi serta

termometer dapat terkontrol dengan baik.

• Suhu kamar asap dan kayu yang digunakan sesuai (cocok).


Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Pengasapan

• Lembaran sheet dibeset/dipisah pada hari pertama agar tdk

lengket satu dengan yang lainnya.

• Pencatatan suhu kamar asap dilakukan setiap jam bersamaan

dengan melakukan inspeksi/pengawasan.


Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Pengasapan

• Setelah pengasapan jika ada lembaran sheet yg berjamur,

dicuci dengan larutan izal 2,5 – 5%.

• Lembaran sheet yang kurang matang dikembalikan ke kamar

asap utk dikeringkan kembali.


Lembaran RSS

Anda mungkin juga menyukai