Anda di halaman 1dari 10

Penanganan bahan kelompok

3
Anggota kelompok :
Adnan Jaelani Zen (J3K119009)
Alfina Zahra Shabila (J3K219137)
Qorinatu Hasinah (J3K219175)
Pengertian Alat Penanganan Bahan
Material handling (penanganan bahan) adalah kegiatan
mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan/barang-barang
dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan
masuk atau diterima di pabrik, sampai pada saat barang jadi
dikeluarkan dari pabrik.
Tujuan Alat Penanganan Bahan
Kegiatan suatu perusahaan industri terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja.
("Make Ready").
2) Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan
barang. ("Do").
3) Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja. ("Put
Away ").
Dasarnya tujuan utama diadakannya material handling adalah untuk
menghilangkan pemborosan atau inefisiensi.
Tujuan lain dari matrial
handling
1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan
memberikan perlindungan terhadap material.
2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
3. Meningkatkan produktivitas:
• Material akan mengalir pada garis lurus
• Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin
• Perpindahan sejumlah material pada satu kali waktu
• Mekanisme penanganan material
• Otomasi penanganan material
• Menjaga atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan material,
• Meningkatkan muatan/beban dengan penggunaan peralatan material handling
otomatis.
4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas
• Menigkatkan penggunaan bangunan
• Pengadaan bangunan serbaguna
• Standarisasi peralatan material handling
• Menjaga, dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan
mengembangkan program pemeliharaan inventif.
• Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem.
5. Sebagai pengawasan persediaan.
Penanganan Bahan pada Proses Produksi
1. Penerimaan Pucuk dari Kebun
Teh yang telah sampai di pabrik ditimbang
kembali kemudian diambil sedikit dari berbagai
waring secara acak untuk analisa pucuk. Setelah 2. Penimbangan
ditimbang, teh dalam waring dibuka dan Teh yang telah sampai di pabrik ditimbang kembali
dihampar dengan cara diwiwir dengan tujuan agar menggunakan timbangan duduk kemudian dicatat
gumpalan daun dapat pecah. pada buku timbangan pucuk daun teh. Penimbangan
Tujuan dari penghamparan adalah untuk ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total bahan
menguapkan air yang menempel pada daun selain baku yang akan diolah. Setelah ditimbang diambil
itu juga untuk menghindari agar pucuk tidak lanas sedikit daun dari berbagai waring secara acak yang
untuk analisa pucuk. Analisa pucuk ini nantinya akan
menentukan upah petik/kg.

3. Pelayuan
Pelayuan merupakan proses pengolahan yang pertama kali dilakukan dalam pengolahan teh hijau.
Menggunakan mesin Rotary Panner. Pucuk segar dimasukkan ke dalam silinder dengan ketebalan tertentu.
Di dalm silinder, pucuk segar akan terpanasi sehingga pucuk akan menjadi lemas.
Pelayuan bertujuan untuk mendapatkan daun yang lemas dan mengurangi kadar air bahan hingga 65%-
70% sehingga akan memudahkan dalam proses penggulungan. Pelayuan yang baik akan menghasilkan
pucuk yang lemas merata dan apabila ditekuk, batang tidak patah serta memiliki bau yang sedikit harum.
4. Hasil Pelayuan 5. Cooler
Setelah proses pelayuan selesai, kemudian Cooler adalah mesin pendingin setelah proses
dilakukan sortasi 1. Sortasi 1 adalah kegiatan pelayuan. Pucuk daun teh yang telah layu
pengelompokan teh berdasarkan dari hasil proses
pelayuan. Standar pelayuan teh hijau antara 35%-
dimasukkan kedalam cooler agar pucuk daun
40 %. Jika pucuk daun teh belum layu antara 35%- teh tidak terlalu panas saat dilakukan proses
40% maka dikembalikan lagi ke proses sebelumnya. penggulungan. Jika pucuk daun teh dalam
Setelah di sortasi tahap 1, dilakukan penimbangan keadaan panas dimasukkan dalam mesin
3. Penimbangan 3 dilakukan setelah proses penggulungan maka hasil gulungan tidak
pelayuan selesai dan telah layu 35%-40%. sempurna dan tidak bisa mengeluarkan cairan
Penimbangan tersebut bertujuan untuk
sel segar yang menempel dipermukaan daun.
memastikan standar kapasitas Rotary Panner.

6. Penggulungan
Setelah pelayuan dilanjutkan dengan proses penggulungan yang bertujuan untuk membentuk daun teh menjadi
gulungan-gulungan kecil dan mengeluarkan cairan sel segar yang menempel dipermukaan daun. Mesin yang
digunakan dalam penggulungan ini adalah mesin Orthodox Roller (lebih terkenal disebut Jackson Roller).
Mesin ini memiliki dua tipe yaitu single actio dan double action. Daun teh layu yang masuk melalui hopper
ditampung dalam silinder dan karena adanya perputaran dan goyangan silinder serta nampan sehingga daun akan
tergulung. Setelah tergulung maka sel-sel daun yang telah pecah akan bercampur dengan oksigen sehingga
kemungkinan terjadinya fermentasi akan semakin besar. Untuk menjegah harus segera dikeringkan pada mesin
pengering awal.
7. Pengeringan Awal 8. Hasil dari Pengeringan Awal
Pengeringan awal dilakukan dengan ECP Setelah proses pengeringan awal
(Endless Chain Presure Drier) atau mesin selesai, kemudian dilakukan sortasi
pengering dengan rantai yang tidak terputus 2. Sortasi 2 adalah kegiatan
dan pengeringan dilakukan dengan adanya bak pengelompokan teh berdasarkan
pengering yang mempunyai tingkatan- dari hasil proses pengeringan awal.
tingkatan. Untuk mengeringkan pucuk yang Standar pengeringan awal antara
telah digulung dan agar tidak terjadi proses 65%-70%. Jika pucuk daun teh
fermentasi maka harus digunakan udara panas belum kering antara 65%-70%,
yang bersuhu 110 o C-135 o C yang ditiupkan maka dikembalikan lagi ke proses
dengan blower. Pucuk layu hasil penggulungan sebelumnya. Setelah di sortasi
dimasukkan ke dalam ECP Belong melalui rak-
tahap 2, dilakukan penimbangan 4.
rak yang berjalan dan bersusun. Pengeringan
dilakukan dengan cara menguapkan air yang Penimbangan tahap 4 dilakukan
terjadi karena adanya kontak antara udara setelah proses pengeringan awal
yang panas dengan pucuk di dalam Belong. selesai dan telah kering 65%-70%.
Penimbangan tersebut bertujuan
Ketebalan daun diatur dengan menggunakan
untuk memastikan standar
sisir yang terletak di dekat pucuk sehingga
ketebalan daun akan rata. Hasil pengeringan kapasitas ECP (Endless Chain
awal ini masih setengah kering sehingga harus Presure Drier).
dilanjutkan dengan pengeringan berikutnya.
9. Pengeringan Akhir 10. Rotary Dryer
Pengeringan akhir ini merupakan Daun teh yang telah mengalami pengeringan awal dikeringkan lebih
kelanjutan dari pengeringan awal. Pada lanjut dengan menggunakan RD. Pucuk teh yang keluar dari ECP
pengeringan awal kadar air yang diperoleh ditimbang sebesar 100-200 kg kemudian dimasukkan kedalam
sebesar 30%- 35% sedangkan pada silinder RD. Di dalam silinder teh akan terpanasi sehingga menjadi
pengeringan akhir ini bertujuan untuk kering. Kadar air setelah proses ini tinggal 18%-22%. Pengeringan
menurunkan kadar air hingga tinggal 3%- dilakukan selama 1-1,5 jam.Setelah itu pucuk teh akan mengalami
4%. Ada dua tipe mesin pengering akhir pengeringan akhir lagi dengan menggunakan Ball Tea.
ini yaitu Rotary Drier atau disebut juga
Repeat Roll dan mesin pengering Ball Tea.
Mesin pengering Rotary Drier (RD) 11. Ball Tea
maupun Ball Tea masing-masing Pucuk teh yang berasal dari RD dimasukkan kedalam silinder BT.
berbentuk silinder berputar yang Sambil diputar pucuk teh akan dipanasi oleh burner. Pengeringan di
digerakkan oleh motor. Pada PT Rumpun BT ini berlangsung kurang lebih selama 6 jam. Setelah proses ini
Sari Kemuning I untuk pengeringan akhir pucuk teh telah menjadi teh yang siap simpan dan jual serta
biasanya menggunakan kombinasi dari mempunyai kadar air 3%-4%. Pada akhir proses, pemanas kemudian
kedua mesin pengering ini karena jika dimatikan dan blower dihidupkan.
hanya menggunakan RD, waktu yang Hal ini dilakukan untuk memoles bahan sehingga debu-debu akan
diperlukan untuk mengeringkan terlalu hilang dan bahan akan kelihatan mengkilap. Alat ini mempunyai
lama yaitu 10-21 jam. Sedangkan apabila kapasitas kerja sebesar 200-300 kg/jam. Setelah melalui alat ini, teh
digabungkan waktu yang diperlukan hanya kering yang telah terpisah disortasi lagi dengan menggunakan
6-7 jam dan hasilnya pun itu lebih baik. midelton yang mempunyai kapasitas sebesar 50-80 kg/jam.
12. Tea Tasting 13. Pengepakan
Tea Tasting adalah kegiatan menganalisa Hasil dari sortasi disimpan dalam tempat
teh yang telah selesai diproduksi apakah penyimpanan (Tea Bin) dan disimpan
teh tersebut layak untuk di jual atau sesuai dengan grade atau jenis masing-
tidak untuk kepada konsumen. Sebelum
proses selanjutnya dilakukan yaitu masing. Saat sudah 20 peti atau
proses Pengepakan, terlebih dahulu kelipatannya, teh tersebut diaduk rata
dilakukan proses Sortasi 3. Proses dan dipak dengan peti tripleks yang
Sortasi 3 dilakukan dengan tujuan untuk didalamnya dilapisi dengan alumunium
mengelompokkan jenis teh berdasarkan foil/Paper Sack. lapisan keempat
hasil dari proses produksi merupakan kertas alumunium atau \
14. Finising bisa juga karung goni yang didalamnya
Proses terakhir dari proses produksi yaitu pemasaran produk dilapisi dengan kantong plastik.
kepada konsumen. Setelah selesai pengepakan contoh dari
masing-masing pak tersebut kemudian dicampurkan rata
agar mewakili. Dari contoh hasil teh tersebut kemudian
dikirim kepada calon pembeli. Setelah selesai proses
pengepakan Peti/sack/karung tadi disimpan digudang
tumpuk dengan alas kayu yang kering, menunggu
pengiriman selanjutnya. Untuk eksport ada yang langsung
menggunakan Pallet kayu, penumpukan the dengan
menggunakan pallet tingginya tidak boleh melebihi 210 cm
dari bawah (lantai) agar dapat masuk dengan mudah ke
container.

Anda mungkin juga menyukai