PENDAHULUAN
Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter. Tumbuhan
ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembap. Mudah layu jika terkena
sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan bau
wangi yang kuat. Bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara
vegetatif.
Banyak manfaat yang didapat dari tanaman Nilam yang diantaranya adalah
yang sering dikenal dengan minyak nilam. Karena pemanfaatan dan ditinjau
dari segi ekonomis dari tanaman Nilam cukup bagus maka perlu diketahui
bagaimana cara pemanfaatan tanaman Nilam tersebut hingga dapat
menghasilkan produk yang sangat bermanfaat.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pemanfaatan tanaman Nilam,
mulai dari proses pengolahan tanaman Nilam, fungsi dan manfaat dari
tanaman Nilam sampai pemanfaatan dari limbah Nilam.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa mamfaat dari tanaman Nilam sebagai minyak atsiri
2. Bagaimana Proses pembuatan minyak nilam
3. Bagaimana proses pemamfatan limbah nilam
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya adalah :
1. Mengetahui manfaat dari tanaman nilam sebagai minyak Atsiri
2. Mengetahui dan memahami proses pembuatan minyak nilam
3. Mengetahui proses pemanfaatan limbah nilam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa mamfaat dari tanaman Nilam sebagai minyak atsiri
2.2 Proses Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Dengan Pemanfaatan
Gelombang Mikro (Microwave)
Daun nilam yang digunakan jenis nilam aceh varietas sidikalang yang diambil
dalam keadaan segar/basah dari daerah klaten. Kemudian bahan dikeringkan
selama 3-4 hari dengan kadar air berkisar antara 14-17%. Setelah itu sebelum di
distilasi bahan yang sudah kering dilakukan perajangan dengan variabel ukuran
daun yang sudah ditentukan.Sedangkan untuk variabel daun basah, daun langsung
di distilasi tanpa mengalami proses pengeringan.
B. Diskripsi Peralatan
C. Prosedur
Cara Pembuatan:
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas nilam ( campuran
ranting dan daun nilam ) yang merupakan ampas sisa penyulingan daun nilam
yang berasal dari kebun nilam milik swasta di desa Cibogo, kabupaten Subang.
Ampas nilam dicampur dengan dedak dan kotoran kambing sebagai nutrien dan
penggembur. Perbandingan ( berat ) ampas nilam : dedak : kotoran kambing = 6 :
5 : 13. Variabel perlakuan dilakukan dengan dua bahan aktivator yaitu Agrisimba
dan EM4, masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Pada proses
pengomposan parameter yang diamati adalah suhu pengomposan dan pH, dimana
pengamatan suhu dilakukan setiap hari ( pagi, siang dan sore ) sampai proses
pengomposan selesai.
Pembuatan kompos dilakukan dalam komposter drum plastik diameter 370 mm,
tinggi 600 mm dengan kapasitas 50 liter. Pada bagian tengah dan atas dari
komposter dipasang pipa PVC ∅ ½ inci yang diberi lubang-lubang untuk
mengatur sirkulasi dan suplai udara. Pada bagian bawah ( 169 mm dari dasar
drum ) diberi lembaran PVC yang berlubang-lubang untuk pengeluaran lindi
( lihat gambar 1 ).
Proses pembuatan kompos adalah sebagai berikut.
Ampas daun nilam dicacah untuk memperkecil ukuran partikel agar pengomposan
berlangsung lebih cepat, dengan menggunakan alat pencacah kapasitas 200
kg/jam. Hasil cacahan tersebut kemudian dipress menggunakan sistem press ulir,
kemudian dicampur dengan kotoran kambing dan dedak untuk mencapai nisbah
C/N yang optimum. Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
digunakan inokulasi starter berupa EM4, Agrisimba dan bioaktivator green
phosko. Proses pengomposan mencakup pengendalian suhu, kelembaban, aerasi,
dan pH, serta pengadukan . Setelah proses pengomposan selesai dilakukan
pemanenan dan pengeringan dengan cara diangin-angin.
C. FGHF
2.4 L;