Kelompok 2:
Ade Ismail
Setiani Rahma Fauziah
Edinnia Imani R.
Winaldy
Hanna Felina M.S.
240210130016
240210140042
240210140083
240210140092
240210140111
10
65
15
5
5
Di Sri Langka mutu pemetikan yang baik seharusnya terdiri dari 75% dari
berat dengan rumus petik p + 2m. Pada praktiknya, level dari penerimaan hanya
sekitar 50% dari setiap daun. Khususnya di Indonesia asalisis teh diterapkan
secara bersama di banyak tempat penggilingan. Berat normal sampel adalah 250
gram dan berdasarkan % berat dan % angka dua variasi pucuk. Panduan tambahan
yang berharga diantarannya angka satuan per sampel antara lain 250 gram atau lb
atau kg, rata-rata berat pucuk dan dikalkulasi tingkat kekasaran. Sangat
bermanfaat uji pada tingkat tangkai pada pemetikan teh yang diperkenalkan
penulis di Sumatera dengan % tangkai kayu (dengan angka). Untuk daun
Indonesia, contoh terkait adalah :
1. Gilir Petik
Baik
2. Gilir Petik
terlalu Muda
3. Gilir Petik
terlalu Tua
P + 2m
P + 2t
P + 3m
P + 3t
Peko
Daun Kasar
24
28
40
10
24
23
40
18
22
14
32
12
kontak terdekat dibutuhkan antara aliran udara dan daun supaya permukaan daun
dapat dialiri udara panas.
Waktu pelayuan secara tradisional sekitar 16 20 jam. Selama proses ini
kehilangan air total dari 100 kg air sekitar 20 sampai 50 kg tergantung kondisi dan
faktor lainnya.
Kehilangan air mungkin tidak merata. Ketika kondisi daun yang cukup
basah air terikat akan menguap terlebih dahulu dimana udara kering akan
berhembus secara cepat. Kemudian pelayuan biasa a dimulai. Selama satu samoai
dua jam pengeringan kadar air daun segar menunjukkan tubuh basah, sejak itu
ditetapkan sebagai suhu bola basah dari sekeliling udara. Jika pengeringan
dilanjutkan sumber panas harus diatur sedemikian rupa. Pengeringan dari daun teh
bebrbeda dengan pengeringan air bebas pada permukaan. Pengeringan bertempat
pada stomata dari bagian atas dan bawah daun teh, dimana bagian bawah akan
menguap leboh cepat. Dalam penambahannya kehilangan air secara langsung dari
epidermis (lapisan luar). Sebelum air diuapkan dari lapisan luar ke permukaan laju
kehilangan kadar air tidak hanya berdasarkan faktor eksternal tetapi juga stuktur
daun itu sendiri. Dari semua bagian, tangkai merupakan bagian yang mmeiliki
kandungan air paling tinggi, sebagian besar uap air menguap melalui daun pada
saat proses pelayuan. Daun dan tunas lebih cepat mengalami penguapan air lebih
cepat dibandingkan bagian tangkai. Penelitian di Sri Langka menunjukkan bahwa
laju pelayuan tidak terpengaruh oleh ada atau tidaknya tangkai seperti yang
digambarkan pada tabel 10.
Tabel 10. % Uap Air yang dipengaruhi pada Saat Pelayuan
Presentase Uap Air
Daun dan Tunas
Tangkai
Sebelum Pelayuan
76
85
Sesudah Pelayuan
48
62x
(x) pelayuan dengan pemisahan 66% uap air
Seluruhnya
79
50
daun akan kelilangan 15 bagian air selama lebih dari 18 jam (95). Hal ini
menunjukkan bahwa selama 4 8 jam pertama kehilangan air berlangsung cepat,
kemudian laju penguapan menurun selama 10 hingga 12 jam berikutnya hingga
keseimbangan tercapai. Jika periode pelayuan sangat singkat menghasilkan daun
teh dengan hasil akhir yang mengindikasikan pelayayuan seperti tidak terjadi.
Pada tingkatan tertentu tidak dapat dipastikan, daun menjadi secara fisik
kehilangan kebasahanna dabcenderung bertindak sebagai bagian higroskopis yang
berada pada temperature dibawah suhu bola basah, pendekatan dari suhu bola
kering dari udara. Karenanya udara panas seharusnya hanya digunakan untuk
menyebarkan dan untuk mencapai waktu untuk tetap turgid. Sejak proses
pembuatan teh dengan cara lebih baik ditemukan dimana daun tidak semestinya
diberikan suhu terlalu tinggi, seharusnya menjadi perhatian untuk selalu
dipusatkan kepada penggunaan yang tepat dari pengeringan udara khususnya
selama tahap akhir pengeringan.
Mengenai tingginya temperatur yang diizinkan telah diujikan sebelumnya.
Jika daun segar tanpa uapi air di permukaan diindikasikan pada temperatur 49 0C
atau lebih akan menjadi merah dan memburuk secara berkelanjutan. Banyak dari
kualitas teh yang akan hilang jika suhu yang digunakan diatas 27 0C, suhu tersebut
juga menyebabkan waktu pengeringan berlangsung lebih lama.
PELAYUAN KIMIA
Pelayuan telah menjadi tahap awal pada pembuatan teh hitam sejak lama,
sehingga perlu diketahui bagaimana urgensinya. Telah diakuk selama kurang lebih
65 tahun bahwa perubahan fisik jelas terjadi selama proses pelayuan, perunaham
kimia
juga
terjadi.
Perubahan
kimia
juhga
mengambl
bagian
dalam
yang bertujuan shortening selama periode proses. Baru ditemukan bahwa teh
tanpa pelayuan kimia akan menurunkan kaitan teaflavin dan tearubigin.
Beberapa perubahan yang berkaitan tentang perubahan kimia saat
pelayuan yang ditunjukkan antara lain:
Bahan Kering
Selama pelayuan atau penyimpanan daun tanpa penguapan daun yang terus
berespirasi (dengan penguraian karbohidrat pada proses disasimilasi ke asimilasi
atau fotosintesis), mengeluarkan karbon dioksida, dan mengurangi bahan kering
3-4%. Dimana 100 kg daun teh segar mengandung 25 kg padatan pada akhirnya
hanya mengandung 24% padatan.
Karbohidrat
Swlama pelayuan dan penyimpanan (tanpa kehilangan kelembaban) karbohidrat
yang terdiri dari pati, gums, penguraian dan pembentukan gula. Informasi awal
dari Srilangka menunjukkan data sediaan gula pada daun segar (0.84%), daun
yang telah dilayukan (1.23%), dan teh bubuk (1.23%). Sanderson el. al. baru-baru
ini menemukan pembentukan gula tidak sama pada spesies yang berbeda.
Asam Amino Bebas
Protein menurun dan asam amino bebas meningkat selama pelayan dan
penyimpanan pada kantung politen. Peningkatan asam amino disebabkan oleh
temperature penyimpanan. Aktivitas dari enzim bertanggungjawab dalam
penguraian protein tinggi apabila dipengaruhi oleh suhu.
Aktiifitas Polifenol dan Polifenol Oksidasi
Komponen polifenol tidak berubah selama pelayuan, tetapi konsentrasi sel
meningkat seperti protein. Perubahan fisik akan mengakibatkan kondensasi alami
dari polifenol selama fermentasi dan juga presiptasi mereka oleh protein.
Perubahan penting adalah peningkatan aktivitas polifenol oksidase. Puncak
aktivitas dicapai waktu normal pelayuan tercapai yaitu selama 18 jam. Pelayuan
akan sulit mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas oksidasi sejak pelayuan
daun atau pelayuan atau tidak pada penyimpanan di kantung politen. Rata-rata
akan menurun dengan suhu.
Kafein
Peningkatak kafein mungkin disebabkan peningkatan asam amino terhadap waktu
pelayuan, sehingga kehilangan kelembaban udara.
Bahan Lain
Beberapa asam organik mengalami perubahan selama pelayuan, peningkatan
fosfat anorganik disebabkan reaksi enzimatis yang ditemukan. Segala perubahan
yang memungkinkan termaksud penguraian klorofil mempengaruhi perubahan
kimia.
PELAYUAN FISIK DAN KIMIA
Peningkatan permeabilitas dari sel membran mengambil bagian hanya
pada pelayuan daun tidak pada penyimpanan daun tanpa kehilangan kelembaban
udara. Peningkatan permeabilitas adalah efek dari pencampuran polifenol, enzim,
dan oksigen dibutuhkan pada metode pengolahan lama dan berkontribusi pada
reksi fermentasi. Perubahan biokimia berkolerasi antara waktu waktu pemetikan
dengan peggulungan dibandingkan dengan khilangan uap air secara fisik. Itu
dapat diasumsikan bahwa pelayuan biokimia secara signifikan mempengaruhi
karateristik bubuk teh.
Sekarang umumnya penerimaan penyimpanan daun untuk periode waktu
penting untuk mengetahui perubahan kimia pada tempat terkait, sementara
pelayuan diinginkan atau tidak jika produk secara objektif memiliki karakter
tradisional yang baik.
Pada tahap ini yang menjadi focus perhatian yang digunakan adalah
peningkatan aktivitas polifenol oksidase yang mempengaruhi proses fermentasi,
peningkatan asam amino bebass yang mungkin bereaksi secara menguntungkan
dengan polifenol dan gula khususnya selama pengeringan, asam amino bebas
dapat memberikan aroma dan mungkin menghasilkan kafein, peningkatan kafein
sangat penting sejak banyak orang meminum teh untuk efek stimulusnya.
Teknik pengolahan daun teh dimana menyebabkan sangat banyak sel rusak
dapat disubstitusi dari pelayuan fisik tetapi biaya dari penerimaan secara
tradisional yang mempengaruhi kualitas akhir produk. Daun yang tidak dilayukan
atau kurang hancur tidak memadahi untuk fermentasi polifenol sehingga
menghasilkan seduhan yang berwarna hijau karena polifenol tidak dioksidasi.
Selanjutnya pelayuan kimia selama penyimpanan dan fermentasi yang
baik selama penggulungan atau lebih sederhana metode pemisahan daun, faktor
utama dalam proses pelayuan adalah suhu. Sebagian besar, tidak semuanya,
perubahan kimia dipengaruhi suhu da konsekuen laju perubahan disebabkan oleh
temperatur penyimpanan. Semua perubahan tidak berdampak sama pada setiap
faktornya. Banyak penelitian terdahulu selesai sebelum proses dari pelayuan
kimia diketahui sepenuhnya dan pada saat yang sama, sedikit jangkauan untuk
pelayuan fisik.
Ringkasan terkait perubahan yang terjadi selama peayuan yang bermanfaat
Tabel 11. Perubahan Selama Pelayuan
No
Deskripsi
Perubahan Penting
.
Perubahan
dalam Pengolahan Teh
1
Kehilangan Uap Air
Sangat penting dalam
pengolahan metode lama
Kepentingan
pastinya
belum diketahui
2
Peningkatan Assam Mungkin penting untuk
Amino
warna dan kualitas
3
Peningkatan Kafein
Mungkin meningkatkan
value teh
4
Peningkatan
Tidak diketahui
Karbhidrat Soluble
5
Perubahan
Asam Tidak diketahui
Organik
6
Perubahan Aktifitas Nungkin penting dengan
Polifenol Oksidase
memperlambat
pembentukan fermentasi
atau di lapangan dengan
lambat memfermentasi
seedling teh
7
Perubahan
Mungkin penting dalam
Permeabilitas
obtaining
even
Membran Sel
fermentasi
Ketergantungan
Kehilangan Uap Air
Independen
Independen
Tidak diketahui
Tidak diketahui
Independen
Dependen
SUHU PELAYUAN
Suhu pelayuan adalah faktor penting dari pengolahan teh secara konvensional.
Berbagai macam tes yang dilakukan untuk mengindikasikan daun teh yang harus
dicapai pada tahap pelayan yang benar. Sebagian besar metode yang digunakan
oleh pembuatan teh di temoat pengolahan adalah sequezing daun teh dengan
tangan. Daun teh seharusnya memiliki butiran serpihan halus saat diraba
menggunakan tangan.
Dan kurangnya kilap pada daun segar. Ditambah lagi, pada pelayuan yang tepat,
tangkai dapat dibengkokan tanpa menjadi hancur. Meskipun metode empiris ini
adalah cara terbaik untuk memperkirakan pelayuan, cara ini tidak dapat selalu
diandalkan faktor dari manusia juga ikut campur. Untungnya, sekarang sudah ada
alat penguji kelembaban sehingga dapat mengukur kelembaban sampel daun layu.
Metode yang paling sederhana dalam menguji pertimbangan pribadi dalam
praktik umum adalah dengan memperkirakan derajat kelayuan dengan
menimbang beratnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda beda.
Untuk pabrik yang dikontrol dengan benar, praktek standar seharusnya
menimbang daun segar, daun layu total, dan produk kering. Angka yang
didapatkan adalah untuk produksi harian teh dan dihitung dalam % untuk daun
layu dan daun segar. Di Assam dan Afrika Timur derajat kelayuan masih sering
diperkirakan melalui berat dari pelayuan daun dari persentase berat daun segar.
Nilai ini disebut persentase kelayuan cenderung menyesatkan karena variabilitas
kelembaban daun segar dan keberadaan air yang melekat pada sisa pertimbangan.
Persentase kelayuan tidak memberikan informasi terkait kondisi fisik daun layu.
Tabel berikut menunjukan variasi dalam tingkat kelayuan daun yang berasal dari
70% kelayuan (100 kg atau 1 b daun segar dilayukan menjadi 70 kg atau 1 b),
normal pada pelayuan tempat terbuka di Assam (95).
Tabel 12 Derajat kelayuan di Assam
% kelembaban
segar
83
80
77
74
70
Tabel berikut juga berperan sebagai metode non praktek dari persentase
kelayuan : jika 50% layu, biasa di sebagian besar pabrik di Sri Lanka, daun
segarnya mengandung 70% kelembaban dan satu dari daun dengan kelembaban
83%, tingkat kelayuan daun secara berturut turut akan berbeda seperti pada tabel
13 (130)
% kelembaban konten daun hijau
70
83
Jika daun harus dilayukan dengan konten kelembaban yang sama, pastinya daun
yang lebih kering akan kehilangan jumlah air lebih sedikit dibandingkan yang
basah; persentase kelayuan setelahnya akan lebih sedikit daripada sebelumnya
Tabel 14 menunjukan tingkat yang besar dimana % kelayuan (daun layu / daun
hijau x 100) dipengaruhi oleh hanya 5% tambahan kelembaban pada daun hijau
mengandung 75% (daun kering) dan 80% air (daun basah), dalam kondisi Sri
Lanka dengan tipe sedang pada kelayuan 55% kelembaban dalam daun yang
sudah dilayukan (130)
Tabel 14 Pelayuan di Sri Lanka
Berat
daun
hijau dalam kg
500
500
Penguapan
dalam kg
225
275
Berat
daun % kelayuan
layu dalam kg
275
55
225
45
% kelembaban
daun layu
55
55
Dibandingkan dengan pelayuan kecil di Assam (70%) dam pelayuan besar di Sri
Lanka (44-55%), pelayuan di Afrika Timur dan Indonesia adalah cukup tinggi
(sekitar 65%). Efek dari 65% pelayuan pada daun pada perbedaan kelembaban
konten di Kericho (Kenya) ditunjukan pada tabel 15 (50)
Tabel 15 Derajat kelayuan di Afrika Timur
% kelembaban daun hijau
78.5
76.0x
73.8
X daun standar
66.9
63.1
59.7
Tipe pelayuan
Sangat ringan
Ringan
Sedang
Kasar
Sangat kasar
Perlu dicatat bahwa selama proses pelayuan terdapat jumlah air yang hilang
sebanyak 4%; juga kehilangan mekanis rendah. Meskipun demikian, teh yang
dalam kemasan tidak sepenuhnya kering tetapi masih ada kelembaban 3-6%.
Perhitungan yang salah pada teh jadi tentang berat kering akan sangat kecil yaitu
sekitar -1%
Dalam kondisi Sri Lanka kelembaban pada daun layu adalah 55% (jarak 50-60,
semakin tinggi semakin cocok untuk pabrik negara dataran rendah) dengan hasil
45% dianggap sebagai pelayuan sedang yang baik. Hasil yang kurang dari 40%
mengindikasi daun belum layu dan daun dengan hasil di atas 50% terlalu layu
Dapat disimpulkan di Sri Lanka pelayuan ringan lebih susah dibandingkan
pelayuan biasa di Assam.
Tidak ada aturan umum tentang pelayuan yang paling tepat. Kelembaban yang
benar pada daun layu karena ini bergantung pada tipe daun, perbedaan pelayuan
dan kebutuhan proses lainnya, dan kondisi cuaca umum. Beberapa angka kurang
lebih dianggap sebagai perwakilan standar untuk jumlah produksi teh pada suatu
negara dan dapat dilihat di tabel 18.
Tabel 18 Derajat kelayuan di berbagai negara
Assam
77.5
%kelembaban
daun segar
% kelayuan
70
% kelembaban 68
daun layu
% teh hasil dari 32
daun layu
Afrika Timur
76
Indonesia
77.5
Sri Lanka
78
65
63
56-57.5
60-61
49
55
37
39-40
45
persentase teh hasil dari daun layu menyelimuti jarak yang lebar pada derajat
kelayuan. Hal ini dapat terjadi, jika sampel kecil dengan daun layu diambil pada
daerah yang dibatasi pada permukaan pelayuan. Angka sehari hari pada
pelayuan normal hanya menghasilkan rata rata kelayuan pada pemanenan total
Pada campuran heterogen, daun belum layu dan daun terlalu layu dapat
ditunjukan pada rata -
Pelayuan terjadi secara alami atau terkontrol. Dalam pengolahan tradisional, daun
yang akan dilayukan akan disebar di sebuah wadah tipis sehingga bagian atasnya
terpapar udara. Tempat pelayuan dibangun di daerah yang jauh dari kawasan
industri atau kurang lebih sebuah ruangan khusus di atas lantai industri.
Pelayuan alami dilakukan pada rumah tanpa atap atau gubuk tanpa dinding.
Proses ini sepenuhnya bergantung pada kondisi higrometrik dan udara sehingga
proses menjadi lebih lama. Dengan lantai berjarak 75 cm terbuat dari baja
menopang kawat net mesh besar dan diselimuti dengan karung goni. Pada rumah
tertutup, pelayuan dilakukan dengan jendela jadi pengeringan dilakukan secara
alami dan angin dapat menyebarkan daun daun. Pengontrolan dapat
dikembangkan dengan menggunakan kipas untuk sirkulasi udara. Pengontrolan
juga sangat terbatas karena kapasistas pengeringan udara sering tidak cukup. Cara
pelayuan seperti ini benar benar bergantung oleh alam dan hanya bisa dikontrol
dengan membuka tutup jendela atau menggunakan kipas. Lebih efektif lagi jika
pengembangan dari pelayuan terkontrol menggunakan air conditioner
Tempat pelayuan biasanya memiliki dinding dari kaca untuk diolah secara bebas
dan wadah yang digunakan berjarak 15 cm sehingga udara dapat masuk. Di antara
tiap wadah terdapat ruang untuk menyebarkan atau mengambil daun. Daerah ini
difasilitasi dengan kipas penyedot, dan sebaiknya juga dengan kipas kencang
melalui ruangan tengah untuk mengumpulkan panas dan udara. Sistem ini
menggunakan udara yang selalu bergerak ke arah yang sama menjadi usang
karena pelayuan tidak dapat seragam. Ditambah lagi panas dapat terbuang, secara
kontras pada sistem reversibel dimana panas berlebih dapat dialihkan melalui
udara dari satu ruangan ke ruangan lainnya
Pelayuan alami sudah dilakukan sejak awal di Assam dan tempat yang cocok
lainnya seperti Afrika, dimana kondisi iklimnya memungkinkan. Di daerah
produksi lainnya kondisi cuacanya terlalu lembab sehingga muncul pemikiran
pelayuan buatan
Sistem gubuk dengan pengontrolan pelayuan telah digunakan dengan hasil yang
baik selama bertahun tahun di Sri Lanka, India Selatan, dan Indonesia, dan
beberapa thun kemudian pelayuan alami telah digantikan dengan pengontrolan
pelayuan di berbagai negara lainnya
Sering dikatakan bahwa pelayuan alami menghasilkan hasil yang lebih baik dari
pelayuan buatan, tetapi tentu pelayuan dipengaruhi oleh berbagai kondisi. Pada
cuaca yang cocok, pelayuan alami dapat menghasilkan hasil pelayuan yang baik,
tetapi apabila pada kondisi basah sehingga udara terlalu lembab akan mempersulit
pelayuan. Di sisi lain, efek yang merugikan juga dapat terjadi pada pelayuan
buatan yaitu pemasangan alat yang tidak efisien, kesalahan ini diakibatkan oleh
aplikasi yang salah terutama ketika pemasangan kipas pengering dengan suhu
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Meskipun perputaran angin dapat dilakukan
pada pelayuan buatan untuk mengantisipasi kesalahan tersebut, kondisi pelayuan
dapat berbeda pada berbagai bagian pada ruang pelayuan yang penuh dengan
wadah, sehingga mengakibatkan penurunkan pergerakan angin, sedangkan
kecepatan udara dapat berbeda di setiap ruangnya. Hal ini dapat dicek dengan
menghitung derajat kelayuan pada daun setiap luas 1 meter kubik pada lokasi.
Bahkan pada gubuk yang baik, berat pada daun layu dapat bervariasi dari 50
80% pada berat pada berbagai wilayah. Aturan yang ketat tidak dapat dilakukan
untuk medapat kelayuan yang memuaskan karena setiap industri memiliki
karakternya sendiri, meskipun demikian tetap mengunakan 1 prinsip
Suhu dan kelembaban udara
Tujuan dari pelayuan adalah untuk mendapatkan pelayuan yang seragam selama
16 20 jam dengan udara yang lewat dengan suhu rendah dan kapasitas
pengeringan yang memadai dengan aliran seragam di atas daun yang menyebar
Higrometer dibutuhkan pada setiap ruang pelayuan untuk proses pelayuan.
Kapasitas pengeringan udara diindikasikan dengan perbedaan higrometrik
dibandingkan dengan suhu yang sesungguhnya. Perlu dicatat, relativitas
kelembaban, kurang menunjukan kelembaban udara. Untuk praktek secara rinci
dan aspek teori dari thermometer dan higrometer, masing masing berpengaruh
menjadi faktor utama pada pengolahan teh (Keegel dan Leniger) (130,151)
Relativitas kelembaban adalah rasio antara jumlah uap air pada udara dengan
yang dibutuhkan untuk menjenuhkannya. Angka ini tidak ada artinya selama suhu
udara dan tekanan telah diberikan dengan baik
Thermometer bulb basah atau kering harus dipasang di setiap ruangan dari tengah
runagan sampai ke ujung gubuk. Kapasistas kering pada udara panas dapat
diperkirakan dengan pengamatan higrometer. Suhu bulb kering pada udara dapat
berkembang menjadi 32oC (90oF) dan perbedaan higrometer bisa setinggi 5.5oC
(10oF) atau 6.6oC (12oF)
Hal 37-41
Setelah menyebar, suhu dibiarkan untuk turun ( dengan menurunkan rasio
antara udara hangat dan dingin) ke 27oC (80oF) di bulking chamber dengan
perbedaaan higrometrik tidak dibawah 3oC (5oF). Saat udara telah melewati loft
perbedaan higrometris pada akhir loft tidak boleh di bawah 1,6oC (3oF). Panas
yang terbuang saat udara dibuang ke atmosfer memiliki perbedaan higrometris
lebih 2,2oC (4oF).
Daun diloft akan lebih sedikit yang layu dibandingkan dengan daun
dekat bulking chamber. Semakin panjang loft, maka semakin besar perbedaanpada
pelayuan daun , karena udara panas akan menyerap kelembaban saat dikirimkan
melalui daun. Suhu dry bulb akan turun terus menerus dari bank ke bank. Jika
penguapan berlangsung dengan cepat, makaa suhu akan naik begitu tinggi dan
udara sudah 100% lembab, jauh sebelum mencapai bank terakhir. Dalam kondisi
seperti itu, suhu awal udara harus sangat tinggi untuk menjadi effective. Daun
layu paling banyak diperoleh ketika udara berpindah dalam jarak yang siingkat.
Selain itu pengaturan lain untuk menjaga kapasitas pengeringan udara, tambahan
listrik atau uap pemanas dapat ditempatkan pada interval melalui tempat keluar
loft, seperti di Indonesia, dan pagar kawat dipanaskan dengan listrik dapat
diletakkan di aliran udara. Layu dapat dicapai bila suhu tidak menurun diloft.
Ketika suhu akhir daun layu umumnya akan lebih tinggi dibandingkan
tahap awal dari proses. Jika suhu daun harus dijaga serendah mungkin baik wet
bulb dan dry bulb harus menurun, sedangkan kelembaban dihilangkan dari daun.
Akibatnya udara panas sebaiknya diterapkan selama bagian awal dari proses
pelayuan daripada di tahap-tahap selanjutnya.
contoh berikut menggambarkan tentang efek dari pemanasan udara :
Asumsikan udara ketika malam hari hamper 100% lembab pada suhu
sekitar 18oC. Wet bulb sebesar 20oC, dengan perbedaan higrometis 4oC ketika
Jenis daun
Kondisi daun
Cara pencabutan daun
Ketebalan pada saat penyebaran
Musim
Kapasitas pengeringan udara
Jenis daun
Tingkat pelayuan dipengaruhi oleh jenis daun , ukuran dan komposisi
umum (kondisi daun). Manipuri, Burma dan china hybrid biasanya menggandung
kelembaban yang lebih rendah dibanfingkan dengan assam. Resistensi terhadap
penguapan air bervariasi tergantung dengan jumlah air di daun. Untuk
menguapkan air yang cukup dari tangkai melalui daun dan pada saat yang sama
akan mencegah daun yang menjadii rapuh.
Kondisi daun
Selain dari gen dan perbedaan yang lain, kelembaban kadar air dari daun
yang dipetik bervariasi tergantun dengan kondisi pertumbuhan, terutama cuaca
yang berlaku sebelum dan selama memetik, transportasi dan juga dengan usia dari
pemangkasan. Rata rata kelembaban adalah dari 70%- 83%. ketika daun
pertamakali masuk kepabrik daun masih memiliki jumlah kandungan air yang
banyak baik didalam atau diluar daun tersebut. Disisi lain, daun berukuran besar
membawa kelembaban dengan jumlah yang banyak.
Tidak hanya kelembaban tetapi juga komponen daun dan pemanenan berpengaruh
pada kondisi daun. Daun yang rusak akan melawati fermentasi premature dan
proses pengeringan. Hasilnya warna yang tidak merata pada pelayuan daun. Daun
yang tidak rusak akan tetap berwarna hijau dalam proses pengairan. Suhu daun
sebelum proses merupakan factor essensial dan dapat menjelaskan mengapa daun
di up-country lebih baik dibandingkan dengan low-country.
Standar pemetikan
Ke tidak rata atau petikan kasar , maka akan semakinbesar variasi dalam tingkat
layu. Petikan kasar dengan dominasi daun tangguh dan tangkai akant cepat kering
karena daun lembut akan segera menjadi rapuh. pulcking baik akan memberikan
materi seragam meminimalkan variasi dalam daun layu dan berkontribusi
terhadap layu baik. Daun segar dapat melayu penuh tanpa resiko setiap bagian
tumbuh kering. secara umum, hasil yang layu, perbedaan kadar air dari
kandungan. Jika rata rata sampel daun normal memiliki 77% konten, dalam waktu
beberapa saat akan terjadi pelayuan ringan menjadi 71% kelembaban sudah
terpenuhu, kandungan individu range dari 60 75% dan kelayuan menjadi 64%
kelembabanm, pada saat ini range mungkin 50-70%.
Ketebalan ketika penyebaran
Kapasitas pengeringan pada udara dan pada umumnya, supply udara adalah
sumber yang sangat penting dibawah beberapa kondisi. Tigkat penyebaran tetap
tidak dapat diadaptasi dibeberapa factor kerena beberapa factor telah menjadi
beberapa pertimbangan seperti ukuran kebun, kondisi daun, perbedaan
pengeringan, ruang pelayuan.
Waktu pelayuan
Waktu pelayuan bergantung pada karakteristik dari daun seperti kondisi cuaca,
untuk beberapa kondisi jenis teh bergantung pada ukuran potongan. Waktu
pelayuan yang lama biasanya memberikan the menjadi lebih berwarna, tetapi
dalam segi kualitas dan rasa akan menurun. Waktu dan suhu harus
dipertimbangkan bersama.
bahan dasar dan produk yang cocok untuk dipasarkan untuk mendapatkan
keuntungan
PELAYUAN DI MASA DEPAN
Masa
penyimpanan
yang
cocok
tidak
bisa
dihilangkan
dalam
Jenis daun
Jumlah daun yang layu
Kecepatan roller
Besarnya tekanan dan aplikasi tekanan
Suhu
Ukuran dari material halus dan jumlah yang dipindahkan
Tipe roller
Tipe the
Meskipun sebagian besar faktor-faktor yang dapat dikontrol, itu ditekankan bahwa
ada pencegahan saat ini, setidaknya ada teknik yang dapat menghasilkan karakter
pada daun. Secara umum, lightiy daun layu menerima kecil gulungan adalah sulit
daun layu, kisaran biasa menjadi 2-5 zaman berguling sekitar 30 menit masingmasing. Lebih atau kurang seperti ekstrem disebutkan gulungan 2 setiap 30 menit
diterapkan lembut layu daun pada India N.E. bergulir keras beberapa daun layu,
misalnya di Sri Lanka. Di Darjeeling, Indonesia dan Afrika mana tingkat tengah
layu praktek 3 gulungan kustom.
Bergulir sistem, namun, mungkin bervariasi dari pabrik ke pabrik. Bergulir waktu
dan gulungan nomor harus dianggap sebagai satu, karena itu adalah total durasi
yang bergulir.
Seperti disebutkan tujuan bergulir dalam pembuatan teh tradisional adalah yang
pertama untuk memar dan sebagian besar daun dan kemudian memecahkannya
menjadi potongan-potongan kecil oleh peningkatan tekanan. Berbagai bagian
disaring melalui sifters daun hijau dalam proses routing berulang-ulang. Akhirnya
sebagian dari fragmen-fragmen yang tersisa atau lebih besar dan lebih ketat sering
disebut sebagai "sebagian besar" (atau "badag" di Indonesia). Di Sri Lanka dalam
4 program roll keras daun layu, siftings kiri digulung empat kuberikan 10, 20, 25
dan 35% halus daun sebagian besar asli, dikenal sebagai "fines" atau "mahls" atau
"dhool" (atau "bubuk" di Indonesia). Di Sri Lanka hanya 10% dari sebagian besar
yang asli tidak lulus melalui sifter dalam waktu. Di Assam, Afrika, dan Indonesia
bulk besar atau badag biasanya berkisar dari 20 sampai 40 atau 50%. Setelah
serangkaian lengkap rolling dan penyaringan, berat asli dari beban daun untuk
roller pertama telah dibagi menjadi bagian, satu untuk setiap roll, ditambah sisa
bulk besar. Tidak keras dan kecepatan dapat pemberitahuan durasi setiap roll,
yang mungkin berbeda bentuk 15 sampai 60 menit dan jumlah gulungan (2-6).
Program bergulir ditentukan oleh efek kumulatif dari faktor-faktor yang
disebutkan di atas dan mungkin juga dipengaruhi oleh jumlah peralatan yang
tersedia. Setiap faktor akan dibahas.
1. Jenis daun
Tinggi jat daun negara rendah di Sri Lanka lebih juicy, memerlukan pengurangan
penggulungan dan teh hitam dengan pertumbuhan yang meningkat negara. Dalam
pertumbuhan teh kualitas tinggi minuman perlu ketegasan khusus dan karena itu
mempertahankan kualitasnya cukup sulit. Astates rendah berbaring harus
menerapkan roll cahaya untuk penampilan dan berakhir dalam membuat teh.
Daun kasar dan sulit banjhi akan menyebabkan kesulitan, terutama yang berkaitan
dengan penampilan, sementara memutar tidak didapat dan produk akhir akan
terkelupas. Stalky daun masih lebih sulit untuk menangani. Jika bergulir
diperlukan, hal ini sulit dilakukan sangat hati-hati pada awal. Hal ini jelas bahwa
standar yang baik daun sangat diperlukan untuk meninggal dan menggelinding.
Dalam kasus daun adalah jenis fermentasi, poos sulit bergulir mungkin
bermanfaat.
2. Tingkat layu
Layu adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi metode bergulir dan
semua operasi berikutnya. Jus ini diekstraksi, tapi konten seharusnya tidak
didesak jadi berlebihan yang mendapat daun massa "air-log" selama proses
bergulir. Pengaruh besar itu, namun, pemerataan daun layu. Berdasarkan data
eksperimen dan pengalaman, layu daun dengan 45 sampai 70% dari kadar
rollable. Dengan kata lain, jika layu terletak dalam kisaran 30-55% tahu outturn
teh daun, layu daun cukup memar dan memutar Roller.
Karena daun dengan konten dalam urutan yang disebutkan mungkin
menghasilkan berbeda dengan normal teh, kadar commontly ditujukan layu dapat
diasumsikan jangkauan dari 48 67%. Di Sri Lanka, memungkinkan untuk variasi
dalam air konten dalam daun dan batang, 43% outturn daun teh untuk layu
tampaknya paling layu cahaya untuk memenuhi bergulir, sementara batas atas
sekitar 48%. Dalam coutries lainnya, dan belum, outturn wihter lembut, dengan
sekitar 40% normal. Di Indonesia, kadar air dalam daun layu biasanya berkisar
sekitar 57,5 65,5%, sosok yang umum di Assam 67-68% dan di Afrika Timur
persentase lebih atau kurang sebanding dengan orang-orang di Indonesia. Lembut
menerapkan tekanan withers berat badan dapat menyebabkan air penebangan, jadi
berat sirkulasi dan aerasi, dan mengakibatkan hilangnya jus kehabisan roller.
Kapan terlalu basah daun dimaserasi pengayakan Green filter akan menyumbat
mesin; Selain itu; terlalu ringan layu akan overtax pengering. Kesulitan lain akan
tetap bagian dari bentuk daun yang tumpah dari roller. Di sisi lain, berguling layu
daun akan menyebabkan panas yang tidak semestinya pengembangan dan akan
mengakibatkan renyah Keripik teh. Puing-puing ini dapat mudah dibedakan dari
yang dihasilkan oleh di bawah daun layu, karena serpihan mantan coklat dan
hitam kedua. Underwithering tidak hanya cenderung produksi teh bersisik, tetapi
juga "merah" dan "menguntit" yang tidak mendukung penampilan yang baik.
Selain itu, underwithering cenderung memberikan teh gravitasi spesifik jelas
rendah.
3. roller biaya dan kecepatan
Secara ekonomi, biaya harus setinggi mungkin, tetapi ini akan menghalangi
sirkulasi penting daun dan akan mengakibatkan tidak mencukupi bergulir. Untuk
menghindari risiko atas loading tinggi jaket tidak boleh melebihi theree perempat
dari diameter. Biaya normal untuk standar roller dengan tekanan topi dan jaket
diameter 90 cm (36 inci) adalah beberapa 125-225 kg layu daun (digulung daun
hingga 250 kg). Penggulingan Wahid biasanya dilakukan di roller atas terbuka, i, e
satu tanpa topi tekanan. Roller ini dapat dimuat lebih berat. Untuk kemudian
gulungan kecil biaya lebih baik. Prinsip yang harus selalu sirkulasi di bawah
tekanan yang diharuskan untuk memberikan outturn diperlukan dari dhool.
Kecepatan roller adalah terkait erat dengan biaya dan sirkulasi, faktor terakhir
tergantung pada engkol Roller. Jika engkol lama kecepatan harus rendah, jika
pendek yang sama harus tinggi. Kecepatan 35 sampai 45 rpm umumnya memadai;
kadang-kadang banyak kecepatan yang lebih tinggi (bahkan sampai 70 rpm) yang
digunakan, tetapi harga ini sering membuang-buang energi dan menunda
fermentasi. Kecepatan tergantung pada jenis daun, tingkat layu dan jenis teh.
Memutar daun memerlukan kecepatan yang lebih rendah, daun kasar kecepatan
yang lebih tinggi. Tak usah dikatakan bahwa hasil dari rolling juga ditentukan
oleh waktu bergulir, jumlah dholl incrasing dengan waktu, meskipun pada tingkat
yang semakin berkurang.
4. tingkat tekanan dan tekanan aplikasi
Aplikasi tekanan adalah penting untuk memeras keluar getah dan membentuk
dhool. Outturn dan penampilan dhool merupakan faktor yang menentukan tekanan
diterapkan. Genral aturan adalah:
a. cahaya tekanan lembut withers, tekanan yang berat untuk keras withers;
semakin tinggi kandungan kelembaban, ringan tekanan diperlukan dalam
mengeluarkan cairan seluler;
b. meningkatkan tekanan dari pertama ke kemudian gulungan;
c. meningkatkan tekanan dari gulungan pendek untuk panjang gulungan;
d. sedikit jumlah gulungan dengan tekanan yang berat dan lebih gulungan dengan
tekanan ringan.
Aplikasi tekanan dalam praktek ini jauh dari sempurna. Pelepasan tekanan untuk
produksi panas cheking harus dilakukan dengan bijaksana. Prinsip genral harus
lama tekanan gulungan awal dan lebih pendek untuk kemudian gulungan.
5. suhu
Karena fermentasi dimulai dengan bergulir, kondisi di bawah rollng akan
memiliki efek yang lebih ditandai pada kualitas produk akhir daripada kondisi di
mana bahan digulung adalah femented di ruang fermentating. Penyelidikan
dengan teh darjeling menunjukkan (133) bahwa pada tahap awal dari fermentasi
di rol minyak esensial yang dihasilkan yang umumnya seharusnya bertanggung
jawab atas rasa teh. Maksimum pembentukan minyak ini tergantung sebagian
besar pada temperatur dan tingkat di mana fermentasi berlanjut setelah
penghapusan denda akan bergantung pada suhu.
Beberapa suhu di rol mungkin jauh lebih tinggi daripada yang diinginkan. Karena
suhu berlebihan negatif mempengaruhi kualitas teh, teh pembuat tentu selalu
begitu berprasangka terhadap suhu tinggi. Ini mungkin menjadi begitu untuk
pabrik-pabrik panas di Assam, tetapi tidak untuk pabrik dingin sebagai, antara lain
tempat di ketinggian di Sri Lanka. Di sini, suhu udara sering antara 15, 60C
(600F) dan 21, 10C (700F) dan Masalahnya tidak bagaimana dingin daun, tapi
bagaimana untuk menaikkan suhu untuk mendapatkan fermentasi terjadi pada
tingkat yang wajar. Tanpa amout tertentu panas minuman keras mentah dan
kehijauan diproduksi yang tidak dapat ditingkatkan dengan fermentasi lagi
sesudahnya.
Seperti disebutkan sebelumnya daun di rol biasanya disimpan pada suhu yang
tidak di bawah 270C (800F) dan tidak di atas 320C (900C).
Ketakutan panas selama bergulir, di masa lalu, telah menyebabkan eksperimen
dengan jaket roller didinginkan. Uji yang dilakukan di negara rendah Sri Lanka
menunjukkan bahwa fermentasi tepat terjadi hanya setelah daun terkena suhu
yang lebih tinggi dalam kamar bergulir. Namun, karena suhu di roller rendah, teh
ternyata lebih baik dalam kualitas dan stength yang digulung dengan cara normal.
Bergulir suhu rata-rata dibandingkan 18, 90C (660F) dan 28, 30C (830F) dan suhu
ruangan adalah 22, 20C (720F). Meskipun rol telah didinginkan sampai sekitar 0 0C
(320F), cukup besar jumlah panas dikembangkan selama bergulir yang
mengangkat suhu sekitar 200C. Jika ini tidak susun Jadi, sangat sedikit fermentasi
akan mengambil tempat. Tertunda mulai fermentasi karena suhu rendah juga
diamati dalam eksperimen dengan skala kecil roller selama musim dingin di teh
Research Institute of Ceylon (133). Daun tidak melakukan memfermentasi baik
dalam kamar bergulir pada suhu 12, 4 0C (550F), tetapi meningkatkan fermentasi
pada suhu 18, 30C (650F). Daun yang digulung dalam skala komersial, namun,
gagal untuk menunjukkan perbaikan ini karena suhu tinggi selama normal
bergulir. Bukti eksperimental selalu telah mengindikasikan bahwa pengembangan
panas di bergulir akan memiliki efek yang menguntungkan. Selama cuaca dingin
di St. Coombs teh flavoury benar-benar baik bisa diproduksi bahkan pada bergulir
suhu 29,4-320C (85-900F).
Rooling yang didinginkan tidak meningkatkan nilai rendah-tumbuh ceylon teh;
mungkin mereka menjual di samping penampilan pada kekuatan dan warna yang
terbaik yang dikembangkan di sekitar 27 0 C (8000F) yang adalah temperatur yang
umum di kamar bergulir rendah negara. Di daerah ketinggian di Sri Lanka daun
pada akhir periode bergulir sering telah mencapai suhu 27 0C (800F). Di bidang-
bidang seperti daun mungkin didinginkan untuk keuntungan, ketika rasa hadir.
Fudamentally, namun, liqouring kualitas sama pentingnya dengan rasa, untuk
chracter yang mereka berhubungan ketika teh dihargai (95).
Faktor yang berkontribusi untuk mencegah berlebihan panas pembangunan
selama bergulir dan dengan itu kehilangan kualitas dan rasa bijih: baik daun
cieculation, meningkatkan tekanan cap pada interval, dikurangi biaya terutama
untuk kemudian gulungan di bawah tekanan tinggi, penggunaan udara lembab
dingin dalam kamar bergulir, dikurangi bergulir periode dan ringan layu.
6. ukuran denda dan jumlah diekstrak
Tradisional bergulir denda yang tepat harus diproduksi oleh tindakan memutar. Itu
tidak diketahui berapa banyak denda datang dari langsung merobek dan berapa
banyak dari berikutnya putus daun dan bagian dari daun. Jika denda yang
diproduksi oleh pemotongan hanya, penampilan akan sangat berombak dan
terkelupas dan hanya sel di sepanjang pemotongan akan pecah. Paling penting
adalah efficincy aksi wringing di roller yang tergantung pada jenis battens dan
metode bergulir. Sifat daun juga mempengaruhi penampilan denda. Namun baik
standar memetik mungkin, atau roller, faktor yang paling penting adalah layu.
Angka-angka pada persentase denda harus ditafsirkan sepatutnya. Persentase
masing-masing terkait dengan mesh yang digunakan untuk penyaringan hijau.
Lebih lanjut, meskipun berukuran kecil teh telah menjadi peningkatan popularitas,
munculnya denda masih saya menjadi lebih penting daripada jumlah. Dalam hal
ini kehadiran tip, sesak twist dan exposare midribs dan batang mungkin
disebutkan. Bersama dengan penampilan dan jumlah perusahaan dan cocok
panduan untuk keefisienan Rolling.
7. jenis roller battens, kerucut dan topi
Asalkan mereka adalah desain yang baik, battens dapat berkontribusi cukup untuk
bergulir baik dan dapat dibuat cocok untuk metode khusus bergulir. Peningkatan
produksi denda dapat dicapai dengan menggunakan battens yang dikombinasikan
dengan fittel kerucut yang cocok di tengah meja, bersama-sama atau tidak dengan
topi tekanan. Topi tekanan seharusnya tidak disediakan dengan battens sebagai
mereka akan cenderung untuk menghambat sirkulasi daun.
Meskipun pembahasan rinci modifikasi dalam rol bukanlah dalam scape petunjuk
ini, beberapa catatan yang disajikan dalam perkembangan menrik dalam bidang
ini.
Selain roller tabel dengan depresi yang lebih mendalam dari bentuk yang berbeda,
besar banyak perangkat yang dirancang untuk meningkatkan efek gesekan pada
daun massa dan output yang lebih tinggi teh berukuran kecil memiliki telah
mengalami rinci percobaan. Perhatian khusus telah diberikan untuk fittngs di
pintu, kerucut disebutkan, yang dimaksudkan untuk putus daun dan berputar itu
pada waktu yang sama. Batten ideal dalam pengolahan teh tradisional akan
menghasilkan maksimum twist pertama dan kemudian mengurangi ukuran daun.
Melihat bahwa ini hampir tak terjangkau, topi tekanan adalah biasanya terpaksa.
Namun, jumlah tekanan diterapkan terbatas karena sirkulasi terhambat akan
menimbulkan merobek daun. Oleh karena itu, kerucut polos (gambar 4) datang ke
digunakan dalam banyak pabrik di Sri Lanka (130). Namun, bergulir tetap sebuah
proses yang panjang dan untuk mempercepat tanpa merusak daun kerucut silinder
adalah pengembangan (130). Dalam hal ini disebut epicyclic (EP) bergulir, topi
tekanan itu tidak lagi diperlukan karena tekanan lateral Apakah sekarang
dilakukan (gambar 5). Cara ini jumlah denda yang biasanya diproduksi di tengah
meja, akan meningkat secara substansial. EP bergulir dibandingkan untuk bergulir
dengan batten aerasi, biaya yang lebih besar, lebih pendek bergulir, produksi
denda, sejumlah kecil rol dan hemat tenaga kerja. Kerugian termasuk beberapa
penampilan apa rendah menurut membuat teh. Untuk standar tradisional dan
melemparkan-out meningkat. Untuk mengatasi kekurangan dari keegel tidak
memadai twist (130) dianjurkan untuk pertama rol penggunaan disesuaikan pas,
menggabungkan tekanan dan memutar tindakan (Lihat gambar 6). Untuk
kemudian gulungan, menggabungkan kerucut dan tekanan topi, keegel
disarankan, antara lain desain seperti diilustrasikan oleh gambar 7.
Gambar 8. Susunan topi polos tekanan dan polos kerucut dilengkapi pusat tabel
roller.