1. Cutting
Proses pertama bahan baku karet mentah di gunting memanjang menyerupai bentuk Mall
(cetakan), pada proses ini karet yang dibutuhkan kurang lebih 250gr pada setiap cetakannya.
2. Press
Pada proses ini mesin press yang digunakan masih menggunakan mesin press sederhana,
manual, dan hasil rancangan sendiri, adapun cara kerjanya adalah panaskan mall (cetakan)
diatas mesin press selama 5-10 menit, setelah itu lapisi mall dengan silikon cair
menggunakan kuas patikan proses pelapisan silikon cair rata dan ngajeos (sunda red.) setelah
itu lalu masukan karet mentah ke cetakan, lalu tutup cetakan, press dengan mesin press,
tunggu kurang lebih 5 menit, lakukan proses yang sama pada cetakan yang satunya, (out soll
setelah selesai buka cetakan pertama, rendam karet hasil cetakan pada bak berisi air dingin,
lakukan peruses yang sama lalu buka cetakan yang satunya lagi, rendam juga ke dalam bak
berisi air dingin tadi, lakukan proses ini terus menerus sampai hasil yang diinginkan.
Untuk pemula biasanya dalam satuhari bisa menghasilkan 40-50 pasang out soll sandal,
sedangkan untuk yang sudah terbiasa bisa mencapai angka 80-100 pasang out soll per hari.
3. Finishing
Setelah selesai pencetakan dan perendaman selanjutnya proses finishing yaitu mengguntin
Setelah selesai proses pengguntingan lalu susun per sixe, setelah itu susun per seri yaitu size
38,29,40,41,42,dab 43. Lalu di pack per seri dan siap untuk didistribusikan ke pengrajin
sandal.
V. Penutup
Demikian tugas ini saya buat mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi saya khususnya dan
untuk kawan – kawan agar bisa berwira usaha dalam bidang apapun, karena jika terlalu
mengandalkan perusahaan setinggi apapun jabatan kita di perusahaan tersebut tetap saja kita
menjadi buruh, berwira usaha walaupun kecil setidaknya kita menjadi Raja di Istana kita
yang kecil itu. Jika semua masyarakat di Indonesia berwira usaha maka secara otomatis buruh
di perusahaan besar akan berkurang, dan jika buruh diperusahaan sudah berkurang secara
otomatis gaji buruh pun akan naik, karena perusahaan membutuhkan buruh namun persediaan
buruh sedikit. Atas segala kekurangan dan kesalahan saya mohon maaf Wassalamu’allaikum
Wr Wb.
Bahan baku yang di pakai : Tepung terigu, Minyak sayur, garam, kalium karbonat, natrium
polipospat, natrium karbonat, guar gum dan tartrazir 19140.
2. Proses manufaktur yang di butuhkan :
A. Proses Flour Conveying and Mixing
Proses ini meliputi menimbang dan mencampur bahan baku. Dimana bahan baku
untuk mie dari produk mie instan adalah : tepung terigu, minyak sayur, garam, kalium
karbonat, natrium polipospat, natrium karbonat, guar gum dan tartrazir 19140. Dan masing-
masing bahan baku tersebut mempunyai komposisi yang berlainan. Dalam tahapan proses
flour conveying ini harus diperhatikan komposisi pemakaian bahan baku dan harus
diperhatikan pula proses pencampurannya.
Proses yang dilakukan dalam tahapan proses flour conveying adalah:
1. menimbang bahan baku.
2. mengirimkan ke tempat pencampuran dan pengolahan bahan baku (mixing
machine)
B. Proses Continious Rolling
Setelah bahan-bahan ditimbang dan dicampur dalam proses flour conveying and
mixing, bahan-bahan tersebut diangkut menuju continious rolling machine).
Setelah sampai di continious rolling machine, adonan mie yang sudah jadi dalam
mixing machine akan terus diputar sehingga membuat adonan menjadi tipis dan kuat.
Terdapat beberapa mesin Continious Rolling yang mempunyai beberapa macam ketebalan,
dari yang paling tebal 2 cm sampai dengan yang paling tipis 1,2 mm
C. Proses Cutting,
Dalam proses selanjutnya yang dilakukan adalah memotong dan membagi-bagi mie
yang sudah dipanasi ke dalam cetakan yang sudah tersedia untuk 1 bungkus mie instan.
Cetakan ini mempunyai spesifikasi target 85 ± 1.12 gr. Setelah mie dibagi-bagi secara merata
ke dalam cetakan yang sudah tersedia tadi, maka mie tersebut akan dikirim ke
cooking/frying machine dengan conveyor belt. Selain itu pada proses inilah produk mie
instan yang ada dibuat zig-zag bentuknya.
D. Proses pemanasan (Steaming)
Pada proses ini dilakukan pemanasan terhadap bahan-bahan yang telah ditimbang
dan dicampur tadi dalam cooking machine. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan
tekanan sebesar 0,1-0,6 MPa sehingga akan dihasilkan mie yang siap untuk digoreng dengan
menggunakan palm oil di dalam frying machine.
E. Proses penggorengan dengan frying machine
Proses selanjutnya adalah menggoreng mie yang sudah dipanasi tadi dalam continious
rolling machine. Dalam cooking/frying machine suhu yang digunakan untuk menggoreng
mie berkisar antara 150 – 200°C. Dan semuanya ini menggunakan tenaga uap.
F. Proses pendinginan (cooling)
Setelah mie keluar dari cooking/frying machine maka mie akan dimasukkan ke dalam
cooling machine untuk mendinginkan mie yang sudah digoreng. Suhu yang digunakan dalam
proses pendinginan ini berkisar antara 15 - 18°C.. 7. Proses pemeriksaan (inspecting). Dalam
proses ini, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metal detector untuk mengetahui
apakah ada kandungan besi (metal) yang terdapat dalam produk mie, bila ada maka produk
tersebut harus didaur ulang, dan bila tidak maka produk akan diterusakan ke proses sealing.
G. Proses sealing and adding ingredient pack.
Setelah produk mie lolos dari proses inspecting maka yang berikutnya dilakukan
adalah mengemas produk mie instan yang sudah jadi. Tetapi sebelum dikemas perlu
dimasukkan terlebih dahulu bumbu dan bahan-bahan tambahan lainnya yang sudah dikemas
terlebih dahulu.
H. Proses Pengepakan (packing)
Proses ini merupakan proses terakhir dalam menghasilkan produk mie instan yang
siap dijual. Proses pengepakan ini dilakukan dengan packing machine.
Mesin frais adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip gerak putar. Pahat atau
pisau potong berputar untuk mengikis benda kerja. Mesin frais ada dua macam yaitu mesin
frais vertikal dan mesin frais horisontal. Mesin frais digunakan untuk pekerjaan pembuatan
roda-roda gigi, alur-alur atau melobangi benda kerja dengan bentuk lobang yang silindris
maupun tidak silindris.
Gambar 2.14 Mesin frais vertikal & horisontal Gambar 2.15 Mesin frais vertikal
24
2.3.3 Mesin Bubut
Mesin bubut adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip gerak putar. Pada
mesin bubut yang berputar adalah benda kerja. Pahat atau pisau potong diam untuk mengikis
benda kerja. Mesin bubut digunakan untuk membuat benda kerja dalam bentuk silindris,
kerucut dan juga lobang silindris serta alur radial.
Gambar 2.16 Mesin bubut besar Gambar 2.17 Mesin bubut simpel
2.3.4 Mesin Bor
Mesin bor adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip gerak putar. Pahat atau
pisau potong berputar untuk mengikis benda kerja. Mesin bor ini yang biasa kita kenal ada
dua macam yaitu mesin bor tangan dan mesin bor duduk. Mesin bor tangan biasa digunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan menggunakan bor duduk,
sifat dari mesin bor tangan ini adalah portable. Kegunaan dari mesin bor adalah untuk
membuat lobang silindris dan simetris dengan diameter terbatas atau tidak terlalu besar.
Gambar 2.18 Mesin bor duduk Gambar 2.19 Mesin bor tangan
2.3.5 Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip gerak putar. Batu
gerinda berputar untuk mengikis benda kerja. Mesin gerinda secara umum ada tiga macam
yaitu: Gerinda tangan, gerinda duduk, dan gerinda khusus. Gerinda tangan digunakan untuk
mingikis benda kerja yang membutuhkan sistim yang portable,
Teknik Ototronik Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 25
contoh mengikis dan meratakan kampuh las. Gerinda duduk biasa dipakai untuk keperluan
perataan benda kerja da pengasahan pahat bubut ataupun mata bor. Gerinda khusus dibuat
sesuai dengan kekhususannya, contoh gerinda katup, gerinda kepala silinder, gerinda mata
bor dan lain sebagainya. Kegunaan mesin gerinda pada dasarnya adalah untuk mengikis
permukaan dengan tingkat kehalusan permukaan yang paling tinggi dibandingkan mesin
perkakas yang lain.
Gambar 2.20 Mesin gerinda universal Gambar 2.21 Mesin gerinda poros engkol