BAB I
PENDAHULUAN
Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang bisa disebabkan oleh
tuntutan fisik, lingkungan dan situasi sosial yang berupa tensi merusak dan tidak
terkontrol. Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan fisik dan psikologis sampai
pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994). Perawat
sebagai tenaga kerja dalam suatu puskesmas atau karyawan yang lainnya
termasuk perawat yang sering memikul beban berat terhadap semua kegiatan yang
ada di puskesmas dari mulai ringan sampai berat. Stres sangat bersifat individual
dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya
dengan suatu stressor (sumber stress) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara
persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya (Hager, 1999). Dengan kata lain
bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh
menderita stres yang berlebihan dan mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
sejak periksa di Puskesmas. Sementara menurut hasil survei dari PPNI tahun
1
2
mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban
kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa insertif memadai
perawat dengan jumlah pasien yang banyak sekitar 5 pasien keatas dengan kondisi
yang cukup kritis dan membutuhkan perawatan yang optimal. Dari survei awal
penelitian dan dari studi pendahuluan didapatkan data dari ke-5 perawat
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan perawat atau karyawan
kecemasan yang tinggi, frustasi karena peningkatan beban kerja yang selalu
menumpuk (Rice, 1999). Konsekuensi pada perawat ini tidak hanya berhubungan
dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan
seperti tidak bisa tidur dengan tenang, selera makan menurun, kurang mampu
berkonsentrasi, semua ini terjadi karena akibat kondisi stres karena banyaknya
Implikasi stres kerja yang sangat komplek dan bervariasi tersebut sebagai
pengelolaan stres dan teknik mengurangi stres dapat dilakukan melalui aktivitas
waktu yang efisien, meningkatkan rasa humor sesama perawat, dzikir dan
dukungan sosial dari keluarga dan teman. Program mengurangi stres umumnya
2
3
psikoterapi dan atau terapi dengan psikofarmaka. Selain itu untuk mengatasi stres
diperlukan pemahaman terhadap stres itu sendiri, seperti mengenali stressor stres,
dengan tahu stressor stres mungkin stressor tersebut dapat dihindari atau diatasi
Bojonegoro ?
Bojonegoro ?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan stress kerja perawat di
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara beban kerja dengan stres
3
4
Bojonegoro.
Bojonegoro.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk menyusun
yang lebih baik, dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi peneliti
berikutnya.
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
4
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan
penelitian, antara lain : konsep beban kerja, konsep stres, konsep perawat, konsep
2.1.1 Pengertian
Beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan-catatan tentang hasil
menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin berat, tidak efektif
dan tidak efisien yang memungkinkan ketidak puasan bekerja yang pada akhirnya
Kelebihan beban kerja (beban kerja berat) yang dirasakan oleh perawat
keselamatan pasien.
5
6
keselamatan pasien.
sulitnya pekerjaan.
berkualitas.
10. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
di ruangan.
11. Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan kondisi
terminal.
12. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter (memberikan obat-obatan
secara intensif).
Prestasi suatu organisasi atau perusahaan yang buruk dapat dengan mudah
6
7
1996 : 48).
Salah satu cara untuk mengurangi beban kerja perawat yang terlalu tinggi
adalah dengan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik kuantitas maupun
kualitasnya sesuai dengan tuntutan kerja. Semakin banyak pasien yang ditangani
seorang perawat selama periode waktu tertentu, maka semakin berat atau besar
beban kerja perawat tersebut (Gilles, 1996 : 278). Pelayanan keperawatan yang
bermutu dapat dicapai salah satunya tergantung pada seimbangnya antara jumlah
kekurangan tenaga perawat sekitar 100.000 perawat rumah sakit. Dalam hal yang
bersamaan terjadi peningkatan usia harapan hidup lebih dari 65 tahun, yang
menurun pada saat kebutuhan konsumen atau klien meningkat, sehingga beban
kerja perawat semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi beban kerja
disamping faktor jumlah tenaga dan jumlah konsumen atau klien, adalah faktor
2000 : 66-68).
kinerja adalah :
1. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work),
7
8
mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.
6. Kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja.
1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.
2. Pendidikan
3. Ketrampilan
Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin terampil, maka akan lebih
mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja
4. Manajemen
semakin meningkat.
8
9
6. Tingkat penghasilan
kualitas kerja.
Apabila tenaga kerja dapat dipenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka
akan lebih kuat bekerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan
kualitas kerja.
8. Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi kepada tenaga
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja senang
9
10
Apabila sarana bekerja atau peralatan dan bahan yang digunakan kurang baik
kualitas.
11. Tehnologi
Apabila tehnologi yang digunakan tepat dan lebih maju tingkatannya, maka
baik bagi dirinya maupun organisasi atau institusi tempat bekerja. Apabila
gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
10
11
2.2.1.1 Kerja
Cenderung tidak punya waktu, terlalu banyak ataupun sedikit yang harus
dilakukan terlalu banyak ataupun sedikit yang harus dilakukan, terlalu banyak
tugas dan terlalu sedikit pengendalian, tidak mendapatkan ucapan terima kasih
atau dihargai, tidak menyukai atasan, bawahan ataupun rekan kerja, tidak punya
2.2.1.2 Keluarga
Merasa tidak punya keluarga dekat, merasa keluarga menyita banyak waktu,
keluarga, anggota keluarga sakit, lokasi tinggal tidak ideal, kekerasan mewarnai
2.2.1.3 Masyarakat/teman/komunitas
Tidak cukup banyak teman kurang bergaul dan sosialisasi tidak memiliki
Tipe selalu gelisah, tertekan, khawatir dan merasa tidak aman atau terancam,
tidak melatih dan mengelola diri. Secara teratur, merasa tidak memiliki fisik dan
kondisi kejiwaan yang baik, sulit tertawa dan kurang rasa humor, tidak menyukai
diri sendiri, kurang keseimbangan diri, cenderung agak sinis, pesimis dan
2005 : 12).
11
12
sama sekali, kadang-kadang, cukup sering, sangat sering, terus menerus secara
konstan. Hal-hal yang perlu di periksa menurut para psikolog biasanya mencakup
aspek :
penggunaan kekerasan atau agresif pada keluarga atau lainnya, gangguan pada
menyalahkan diri, pikiran selalu was-was dan perasaan kacau, bingung dan
putus asa.
Cepat marah dan murung, cemas atau takut atau panik emosional dan
diri sendiri dan orang lain secara berlebihan pasif, depresi atau sedih
12
13
Sakit kepala dan sakit lainnya pada kepala, leher, dada, pinggung dan lain-
lain, jantung berdebar, diare atau konstipasi atau gangguan buang air besar,
pusing kepala, sering buang air kecil dan perubahan pola makan badan
Jika pada waktu yang sama tertumpuk sejumlah stressor yang harus
dihadapi, sehingga jika terjadi stressor yang kecil dapat mengakibatkan reaksi
yang berlebihan.
yang sama.
sehingga terjadi stres berbeda pula (Keliat Budi Anna, 1999 : 8-9).
13
14
ancaman tubuh.
4. Kulit dingin berhubungan dengan konstriksi kapiler darah sebagai efek dari
norepinefrin.
1) Konstriksi pembuluh darah reservoar seperti kulit, ginjal dan organ lain.
hiperventilasi.
8. Mulut kering.
glukononeogenesis.
14
15
Perawat dapat mengkaji berbagai reaksi klien yang terkait dengan aspek
psikososial.
1. Reaksi yang berorientasi pada ego yang sering disebut sebagai mekanisme
pertahanan mental.
3) Regresi, yaitu kembali pada tumbuh kembang yang dahulu yang lebih
menyenangkan.
6) Supresi, yaitu proses yang disadari untuk melupakan impuls atau pikiran
yang menyakitkan.
4) Teriak merupakan respon pada ketakutan frustasi atau marah tetapi respon
ini tidak dapat diterima dan berbahaya bila tidak dapat dikontrol.
15
16
2) Mencari tahu lebih banyak tentang situasi yang dihadapi melalui buku,
yang teratur.
meditasi.
2) Reframing :
menerimanya.
16
17
1. Ingatlah bahwa sedikit stres justru baik bagi anda secara mental ketika anda
stres sesuai dengan kebutuhan juga seperti halnya lampu yang dibiarkan
terlalu lama berpijar dan akhirnya rusak, maka stres yang dibiarkan terus
3. Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai macam bentuk stres tiap hari.
Sesuatu yang baru sifatnya selalu lebih menyenangkan dengan melakukan hal
yang menyenangkan, pikiran dan hatipun menjadi cerah, ini semua mampu
17
18
berikut :
Kode 3 = kadang-kadang
Kode 2 = sering
Kode 1 = selalu
2.3.1 Pengertian
merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (Robert Prihardjo, 1995 : 70).
(ICCN) tahun 1972 perawat adalah melakukan pengkajian pada individu sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan
atau pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (La Ode Jumadi
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap
orang lain dalam hal ini perawat memberikan asuhan keperawatan, melakukan
dengan profesi lain dan sejawat, konsultan pada tenaga kerja dan pasien,
18
19
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dengan perannya, fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain (Wahit
1. Fungsi Independent
2. Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seseorang perawat atas intruksi
dari tim kesehatan lainnya (Dokter, Ahli Gizi, Radiologi dan lain-lain).
3. Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam
2.3.4.1 Fungsi I
19
20
Kompetensi :
1. Mengumpulkan data
2.3.4.2 Fungsi II
keadaan pasien.
Kompetensi :
kebutuhan.
Kompetensi :
1. Menggunakan dan menerapkan konsep serta prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial
1) Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
20
21
2) Kebutuhan nutrisi.
3) Kebutuhan eliminasi.
5) Gangguan bicara.
kandungan.
21
22
2.3.4.4 Fungsi IV
Kompetensi :
keperawatan.
2.3.4.5 Fungsi V
Komptensi :
2.3.4.6 Fungsi VI
22
23
Kompetensi :
Kompetensi :
yang sistematik.
Kompetensi :
23
24
2.3.4.9 Fungsi IX
Kompetensi :
lainnya.
2.3.4.10 Fungsi X
Kompetensi :
8. Kepemimpinan.
2.3.4.11 Fungsi XI
Kompetensi :
24
25
1. Promosi kesehatan
25
26
kerjanya
1) Jumlah rumah tangga : jumlah rumah tangga yang telah di intervensi oleh
26
27
5) Jumlah tempat kerja : jumlah tempat kerja yang telah di intervensi baik
wilayah kerjanya.
dilakukan sesuai standart yang sama oleh petugas kesehatan di wilayah kerjanya.
Jumlah sampel air bersih yang diambil dari rumah tangga dan dilakukan
1. Jumlah TPS atau TPA diperiksa 2 kali pertahun dengan tindak lanjut
2. Jumlah TTU diperiksa dan ditindak lanjut dengan clorinasi kali per tahun.
3. Jumlah TPM yang diperiksa 2 kali per tahun dan tindak lanjut.
2. Jumlah pengusaha atau penanggung jawab TPM yang dibina dalam setahun.
27
28
2. Jumlah anak balita 1-4 tahun yang mendapat vitamin A 200.000 IU 2 kali per
tahun.
3. Jumlah ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm yang mendapat PMT pemulihan.
Upaya untuk mengawasi status gizi balita secara berkala dan terus menerus
guna evaluasi perkembangan status gizi balita, melalui penimbangan dengan bukti
1. Jumlah K1
Jumlah ibu hamil yang kontrak pertama kali saat kehamilannya dengan
2. Jumlah K4 (1-1-2)
Jumlah kontrak ibu hamil dengan Puskesmas baik di dalam maupun di luar
28
29
tribulan I, minimal 1 kali tribulan II, dan minimal 2 kali selama tribulan III,
1. Jumlah KN2
Jumlah bayi usia 0-28 hari yang telah mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar dari petugas Puskesmas sebanyak 3 kali kunjungan, dengan syarat usia
0-7 hari diperiksa minimal 2 kali dengan usia 2-28 hari diperiksa 1 kali, baik
29
30
Jumlah kasus kematian bayi umur 0-7 hari yang ditelusuri faktor penyebabnya
oleh tim yang berwewenang agar tidak terulang kembali, di wilayah kerjanya.
Jumlah bayi, balita dan APRAS yang mendapat pelayanan kesehatan dan
Jumlah peserta KB yang baru memakai salah satu cara sesuai program
Nasional KB, atau jumlah peserta KB lama yang memakai kembali salah satu
30
31
Jumlah peserta KB baru atau lama (orangnya) yang sampai saat ini masih
Jumlah peserta KB baru atau lama yang sampai saat ini masih memakai
kerja Puskesmas.
Jumlah peserta KB baru atau lama yang sampai saat ini masih memakai pil
Puskesmas.
31
32
Jumlah peserta KB baru atau lama yang ditangani oleh petugas Puskermas di
Jumlah kasus komplikasi dari peserta KB baru atau lama semua metode yang
Jumlah kasus komplikasi dari peserta KB baru atau lama semua metode yang
1. DPT 1 : hasil cakupan imunisasi DPT 1 kali pada bayi usia 0-11 bulan yang
2. HB 3 : hasil cakupan imunisasi hepatitis B yang ke 3 kali pada bayi usia 0-11
32
33
3. Campak : hasil cakupan imunisasi campak pada bayi usia 0-11 bulan yang
4. Polio 4 : hasil cakupan imunisasi polio yang ke 4 kali pada bayi usia 0-11
1. Diare
33
34
4. TB Paru
2.4.8 Pengobatan
34
35
1. Pemeriksaan darah.
2. Pemeriksaan urine.
4. Tes kehamilan.
tepat, cepat, aman dan profesional kepada pasien dengan problem medis yang
1. Menyusun rencana
35
36
36
37
37
38
3) Rencana kerja bulanan petugas sesuai dengan THWT (Taraf Hasil Waktu
dan Tempat)
38
39
perawatan gigi.
gigi.
gigi.
39
40
2) Pengendalian vektor.
7. Laboratorium
1) Golongan darah.
40
41
3) VDRL.
4) Gula darah.
2) JPKM
1) Pemeriksaan USG.
41
42
2) Pemeriksaan radiologi.
3) Pemeriksaan EKG.
4) Pemeriksaan lainnya.
kesehatan telinga.
42
43
3) Pengetahuan konsumen
43
44
4) Tingkat konsumen
(1) Informasi.
(2) Fasilitas.
(3) Aksesibilitas.
(5) Kenyamanan.
44
45
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2002 :43)
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep hubungan beban kerja dengan stress kerja
perawat di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro tahun 2009.
45
46
2.6 Hipotesa
Dalam penelitian ini hipotesis awal (H0) yang digunakan adalah tidak ada
Kabupaten Bojonegoro.
46
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
atau cara yang digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo Soekidjo, 2002). Pada
bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel,
timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2003 : 18). Jenis penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian analitik yaitu survei atau penelitian yang
kemudian dilakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena baik antara faktor
risiko dengan faktor efek, antara faktor risiko maupun antara faktor efek
cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
47
48
mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal
Kuesioner Kuesioner
Penyajian hasil
Kesimpulan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro.
48
49
3.3.1 Populasi
yang diteliti (Nursalam, 2000 : 64). Populasi pada penelitian ini adalah semua
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti
(Notoatmodjo S, 2002 : 89). Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh
suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 ; 96).
3. Kesadaran baik
3.3.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2000 : 66). Tehnik pengambilan data atau
tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu peneliti
49
50
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,
2002 : 70).
yang lain (Nursalam, 2003 : 102). Variabel independent pada penelitian ini adalah
lain (Nursalam, 2003 : 102). Variabel dependent pada penelitian ini adalah stres
kerja perawat.
diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 44). Definisi
50
51
Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan Beban Kerja Dengan Stres kerja
Perawat Di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009.
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Skore
Ukur
Independent :
Beban kerja Beban Kerja adalah 1. Melaksanakan Kuesioner Ordina 1 = beban kerja
perawat lama dan beratnya observasi ketat l tingkat berat
pekerjaan serta pada pasien 2 = beban kerja
banyaknya tugas di selama jam tingkat
Puskesmas. Baik kerja sedang
secara kuantitatif 2. Banyaknya 3 = beban kerja
maupun kualitatif, pekerjaan tingkat ringan
yang merupakan 3. Beragamnya 4 = tidak menjadi
sumber stres bagi jenis pekerjaan beban
perawat Puskesmas. 4. Kontak Skor
langsung 1-8 beban kerja
dengan tingkat berat
pekerjaan 9-18 beban kerja
sepanjang jam tingkat
kerja sedang
5. Kurangnya 19-27 beban kerja
tenaga perawat tingkat
dibanding ringan
jumlah pasien 27 tidak
6. Dihadapkan menjadi
pada keputusan beban
yang tepat.
7. Beratnya
tanggung jawab
pada asuhan
keperawatan
pasien
8. Tindakan
pemberian
obat-obatan
pasien kritis
9. Tindakan
penyelamatan
pasien.
51
52
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Skore
Ukur
Dependent :
Stres kerja Keadaan atau situasi 1. Respon Kuesioner Ordina 1 = selalu stres
Perawat yang sifatnya menekan fisiologis l 2 = sering stres
bagi perawat, yang 2. Respon 3 = kadang-
berkaitan dengan Psikologis kadang stres
pekerjaan di 3. Respon 4 = tidak pernah
puskesmas yang dapat perilaku stres
berdampak positif
maupun negatif Skor
(dengan respon yang 1 -50 = stres tk
dimunculkan dapat berat
respon fisiologis, 51-100 = stres tk
psikologis maupun sedang
perilaku). 101-150 = stres tk
ringan
>150 = tidak
pernah
stres
Setelah mendapatkan ijin dari pihak Akademi dan ijin dari Kepala
52
53
(Arikunto, 2002 : 126). Instrumen yang digunakan pada variabel independent dan
ini adalah dengan menggunakan alat atau instrumen penelitian berupa angket atau
Shanley, 1992 : Stephen P. Robbin, 1996 dan Marta Davis dkk, 1995) yang dikutib
atau instrumen ini dimulai dengan variabel dan sub variabel penelitian yang
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
3.6.2.1 Editing
telah dikumpulkan. Juga memonitor jangan sampai terjadi kekosongan data yang
dibutuhkan.
3.6.2.2 Coding
Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut 1-15. Untuk
jawaban data variabel independent beban kerja tingkat berat diberi kode 1, beban
53
54
kerja tingkat sedang diberi kode 2 , beban kerja tingkat ringan diberi kode 3 dan
tidak menjadi beban di beri kode 4. Untuk variabel dependent Stres kerja tingkat
berat di beri kode 1, stres tingkat sedang diberi kode 2, stres tingkat ringan diberi
3.6.2.3 Skoring
Variabel independent beban kerja perawat jika beban kerja tingkat berat skor
1-8, beban kerja tingkat sedang skor 9-18, beban kerja tingkat ringan skor 19-27
dan tidak menjadi beban skor > 27. Untuk variabel dependent stress kerja perawat
jika stres tingkat berat skor 1-50, stres tingkat sedang skor 51-100, stres tingkat
3.6.2.4 Tabulating
suatu tabel deskriptif kemudian nilai di prosentase sesuai dengan rumus sebagai
berikut :
Sp
N x100%
Sm
Interpretasi data :
1. 90%-100% = Mayoritas
4. 50% = Sebagian
54
55
dilakukan uji statistik korelasi spearman’s rho dengan tehnik komputerisasi SPSS-
14 dengan taraf signifikasi 0,05, dimana H0 ditolak jika nilai signifikasi lebih
besar dari taraf nyata ( : 0,05). Sedangkan nilai koefisien korelasi menunjukkan
jika nilainya mendekati satu maka terdapat korelasi yang sempurna atau hubungan
1. Arah korelasi
arah.
55
56
responden dengan tetap menekankan pada masalah etik penelitian yang meliputi :
subyek menolak untuk menjadi responden, maka peneliti tidak akan memaksa dan
3.7.2 Annonimity
responden.
3.7.3 Confidentialy
peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan pada pihak yang
penelitian.
benar.
56
57
sangat dipengaruhi oleh sikap dan harapan pribadi yang bersifat subyektif,
57