Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah “Basis Teori Etika dan Egoism”. Shalawat
serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar di
program studi teknik lingkungan Fakultas ekonomi pada Universitas Negeri
Makassar. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dr. Hj. Nur Eny P.,SE.,M.SA.,Ak.,CA selaku dosen pembimbing mata
kuliah Etika Profesi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
BAB 11 PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A. Basis-Basis Teori Etika ........................................................................................... 4
B. EGOISME ............................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpspektif normative merupakan alasan rasional dalam
mengambil sebuah keputusan sehingga keputusannya bisa
dipertanggungjawabkan secara rasional. Dalam teori etika tedapat
beberapa teori diantaranya adalah teori egoism, utilitarisme, deontology,
dan etika keutamaan. Satu diantaranya yang akan kami bahas yaitu
egoism.

Satu tren yang berkembang di masyarakat saat ini adalah sikap


egoism. Orang lebih memedulikan diri sendiri dan mengabaikan orang
lain. Bahkan ada kecenderung melihat segala sesuatu hanya dari
kepentingan diri sendiri. Sadar atau tidak manusia modern menghidupi
ajaran etika egoism. Tren seperti itu tumbuh dan berkembang seiring
dengan munculnya naluri mengahabiskan yang menurut Jean Baudrillard
tren demikian menjadi ciri yang mencolok dalam kehidupan modern, yang
dinyatakan dengan sangan konsumerisme. Kecenderungan demikian tentu
perlu untuk dicermati, melihat secara jernih ini etika tersebut dan
dampaknya bagi mansyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Basis-basis teori etika ?
2. Apa yang dimaksud dengan Egoism?

C. Tujuan
Menjelaskan basis-basis teori etika dan egoism.

3
BAB 11 PEMBAHASAN
A. Basis-Basis Teori Etika
1. Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti
tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu
berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dari tidakan yang telah dilakukan
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti
kewajiban. Jika terdapat pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi akan
menjawab “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena
perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan deontologi sudah diterima oleh
agama dan merupakan salah satu teori etika yang penting.
Contoh: dalam suatu sekolah untuk keberlangsungan belajar mengajar
yang baik, seorang siswa memiliki kewajiban yang salah satunya adalah
tepat waktu melunasi biaya sekolah lalu dapat memperoleh haknya
sebagai seorang murid yaitu memperoleh pengajaran berdasarlkan
kurikulum yang berlaku.
3. Teori Hak
Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan
atau perilaku. Teori hak ini merupaka suatu aspek dari teori deontologi
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia adalah sama. Oleh karena itu, hak
sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Contoh: Dalam
pemikiran demokratis salah satu pengaplikasiannya dapat dilakukan pada
Pemilihan Umum Wakil Rakyat. Dalam hal ini setiap individu memiliki
hak yang sama dan sepatutnya adalah rahasia pribadi terkait penggunaan
hak yang dimiliki diharapkan kepada kandidat yang menjadi peserta tanpa
adanya intervensi dari pihak manapun.
4. Teori Keutamaan ( Virtue )
Dalam teori keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku
baik secara moral. Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori keutamaan
yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang baik.

B. EGOISME
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berrhubungan dengan
egoisme. Yaitu :
1. Egoisme Psikologis
Egoisme psokologis berpendapat bahwa secara psikologis kodrat
manusia cenderung memilih tindakan yang menguntungkan bagi diri
sendiri. Artinya sifat dominan seseorang adalah mencari keuntungan
bagi dirinya. Menurut paham ini sikap altruisme yakni sikap peduli
pada orang lain yakni rela berkorban, merupakan mitos belaka. Oleh
karena itu, berbuat baik kepada orang lain menurut teori psikologis
sesungguhnya bukan murni merupakan ungkapan cinta kasih,
melainkan diselubungi oleh cinta diri.
2. Egoism etis
Egoism etis merupakan paham etika normative yang menegaskan
bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk memilih tindakan yang
paling menguntungkan dirinya. Ini berarti ukuran baik buruk sesorang
dilihat dari diri sendiri.
Kekuatan egoism secara umum ditunjukan dalam tiga hal berikut :

1. Egoism mengungkapkan salah satu kecenderungan dasar manusia


yakni, memperjuangkan kepentingan diri sendiri. Sebagaimana diakui
oleh Adam Smith kecenderungan ini bersifat alamiah artinya melekat
dalam diri setiap orang. Mengenal kecenderungan alamiah ini
merupakan upaya yang penting untuk mengerti manusia secara lebih
baik.

5
2. Egoism memberikan perhatian pada diri personal manusia. Ini sejalan
dengan pandangan eksistensialisme yang menyatakan bahwa setiap
orang adalah pribadi yang berharga. Sebagai pribadi yang berharga
maka kepentingannya perlu diakui. Dengan kata lain egoism
memberikan dorongan bagi setiap individu untuk semakin
meningkatkan mutu tindakan agar kepentingannya terpenuhi. Ini
berarti bahwa orang tidak hanya memperhatikan diri sendiri,
melainkan kepentingan orang lain secara tidak langsung. Maksudnya
ialah agar kepentingannya terpenuhi seseorang tidak boleh merusak
kepentingan orang lain.
3. Egoism merupakan titik berangkat sikap moral kepada orang lain,
yakni diri sendiri. Setiap orang adalah persona. Ia berharga bagi
dirinya sendiri. Untuk mewujudkan dimensi personalitynya, ia
mengupayakan kepentingan dirinya. Pada titik ini egoism meletakkan
dasar bagaimana manusia harus menghargai dirinya sendiri sebelum
menghargai orang lain. Menurut Franz Magnis Suseno, manusia
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Ia adalah “aufgabe”
artinya tugas bagi dirinya sendiri. Maka salah satu kewajiban dasar
manusia adalah mengembangkan diri. Dalam upaya ini orang lain
tidak boleh dirugikan. Artinya peduli kepada orang lain adalah dasar
untuk peduli pada orang lain. Bagi etika pengembangan diri, egoism
memberikan sumbangan pemikiran bagaimana orang didorong
mengenali potensinya dan mengembangkannya terus-menerus.
Selain kekuatan, egoism juga mempunyai sejumlah kelemahan.
Diantaranya adalah :
1. Egoism, khususnya egoism psikologis, tidak bisa membedakan
perilaku yang mengejar kepentingan diri (self interest) dan perilaku
yang disukai karena memberi kenikmatan (selfishness), padahal
keduanya berbeda. Adam Smith membedakan kedua perilaku ini
yakni, perilaku yang mengejar kepentingan diri sendiri adalah sikap
memperjuangkan kepentingan pribadi tanpa merusak atau merugikan
orang lain. Sebaliknya perilaku yang disukai karena membawa nikmat
merupakan sikap yang memutlakkan kepentingan diri tanpa peduli
kepentingan orang lain. Self interest selalu memperhatikan orang lain
dalam mencapai kepentingan, sedangkan selfishness justru
mengorbankan orang lain.
2. Egoism tidak melihat bahwa ada aktivitas-aktivitas lain seperti,
memeberikan bantuan dan membangun persahabatan dengan orang
lain. Semua tingakan ini tidak selalu bermotif kepentingan diri.
Seperti ditegaskan oleh Gordon Graham, terkadang kita melakukan
sesuatu juga karena kita berpikir bahwa hal itu sesuai dengan sudut
pandang moral. Motivasi-motivasi tersebut tentu bertentangan dengan
apa yang kita inginkan. Jika demikian, yang kita inginkan tidak selalu
bisa menjelaskan apa yang kita lakukan. Dengan kata lain, egoism
khususnya psikologisme menyangkal satu dimensi mendasar manusia
yaitu dimensi social. Jadi egoism memangkas hakikat dasar manusia
sebagai makhluk yang peduli.
3. Egoism meyatakan bahwa dalam perolehan kepentingan diri sudah
termuat kepentingan orang lain. Namun ini tentu sulit diterima karena
sangat mungkin terjadi bahwa masing-masing orang memiliki
kepentingan yang berbeda.
4. Gagasan egoism yang menegaskan bahwa suatu perhatian akan
kepentingan diri sendiri tidak dapat diselaraskan dengan kepentingan
sejati orang lain, adalah rancu. Seperti yang telah dikatakan oleh
Adam Smith dalam mengejar kepentingan dirinya, seseorang harus
memikirkan orang lain. Ia tidak boleh merampas hak orang lain
karena hal yang sama akan didapatkan dari orang lain. Pandangan
egoism adalah tidak mungkin menyelaraskan kepentingan diri dengan
kepentingang orang lain adalah keliru.

7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Basis teori etika dibedakan atas etika teologi, dentologi, teori hak, dan
teori keutamaan.
Egoism mengajarkan bahwa bahwa setiap orang memilih dan bertindak
dengn motif kepentingan dirinya. Akan tetapi gagasan egoism yang
meragukan keselarasan kepentingan diri dengan kepentingan orang lain
kurang beralasan. Kepentingan diri sesorang tidak mungkin akan terpenuhi
kalau ia merusak kepentingan orang lain. Secara positif dapat dikatakan
bahwa kepentingan diri beririsan dengan kepentingan orang lain karena orang
lain adalah bagian dari diri sendiri. Setiap orang adalah bagian dari orang
lain. Singkatnya manusia adalah makhluk personal sekaligus social.

Anda mungkin juga menyukai