Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Efektifitas Pemberian Terapi Asmaul Husna pada Pasien dengan Perilaku


Kekerasan.
Pada penelitian ini dipilih Asmaul Husna dan teknik relaksasi
sebagai intervensi dalam meningkatkan kadar relaksasi karena asmaul
husna merupakan salah satu keyakinan umat Islam dalam memberikan
ketenangan. Asmaul husna ialah Nama-nama Allah Yang Agung nan
Mulia yang apabila diamalkan dengan baik dan benar, si pengamalnya
juga akan mendapatkan limpahan keagungan dan kemuliaan dari Sang
Pemilik Keagungan dan Kemuliaan itu sendiri. Sehingga si pengamal akan
memiliki keagungan dan kemuliaan di mata Allah sang Pemilik
Keagungan dan Kemuliaan, di mata para makhluk-Nya dan di mata
manusia. Istilah “Al Asmaul Husna” diartikan sebagai Nama-nama Allah
yang memiliki keagungan dan kemuliaaan, yang apabila diucapkan
berulang kali oleh seseorang maka orang tersebut akan tergerak hatinya
untuk menghayati makna yang terkandung di dalamnya dan kemudian
menimbulkan kekuatan sendiri dalam jiwanya untuk melakukan hal-hal
yang diisyaratkan oleh Asma yang dibacanya. Hasil intervensi lantunan
asmaul husna efektif mengontrol emosi pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan. Saat diberikan terapi asmaul husna selama 15 menit pada
responden sebagian responden mengatakan terapi ini menenangkan fikiran
dan membuat nyaman.
Meskipun terapi mendengarkan lantunan asmaul husna merupakan
suatu kegiatan mendengarkan wirid asmaul husna yang dipadukan dengan
musik, responden juga terlihat ikut mengucapkan asmaul husna baik
sebagian maupun semuanya. Hal ini menunjukkan bahwa responden
sebagai muslim mengimami dan meyakini asmaul husna sebagai suatu
bentuk kedekatan hamba-Nya kepada sang penciptaNya. Ketika orang
mengimani asmaul husna dapat menimbulkan kekuatan atau ketenangan
dalam dirinya. Jika kita melihat hal ini dari sisi kebutuhan spiritualitas
maka kondisi ini merupakan gambaran perasaan hubungan transpersonal
seseorang dengan sang Pencipta. Potter dan Perry (2015) mengatakan
bahwa salah satu fungsi spiritualitas adalah menciptakan hubungan
transpersonal dalam hal ini hubungan transpersonal seseorang dengan
Tuhannya.
Terapi lantunan asmaul husna ini juga merupakan salah satu
bentuk terapi dengan pendekatan religi. Pendekatan ini diyakini dapat
membuat seseorang menjadi tenang jiwanya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ng, T.P, Ma S.Z.N, Peak C.C, dan Ee H.K. (2016) yang juga
menemukan bahwa seseorang yang tidak mempunyai agama menunjukkan
prevalensi masalah kesehatan jiwa yang tinggi.
Lantunan asmaul husna sebagai terapi religi/spiritual sangat efektif
dalam mengontrol emosi. Spiritualitas mencegah memburuknya penyakit
dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional karena adanya
hubungan antara spiritual dan kesehatan fisik.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad
Alifudin dkk (2016), yang menyatakan bahwa ada pengaruh
mendengarkan asmaul husna terhadap tingkat kecemasan pada pasien
resiko perilaku kekerasan dengan nilai p value (0,000) < α (0,05). Menurut
yosep (2009) Resiko perilaku kekerasan adalah perilaku agresif disertai
marah dan salah satu dorongan untuk melakukan tindakan dalam bentuk
destruktif dan masih terkontrol.
Penelitian yang dilakukan oleh Laela dewi (2015) yang berjudul
terapi mendengarkan al-qur’an terhadap kemampuan mengontrol marah
pasien resiko perilaku kekerasan didapatkan ada pengaruh mendengarkan
al-qur’an terhadap kemampuan mengontrol marah.
B. Keberhasilan Terapi
Setelah dilakukan terapi Asmaul Husna pada pasien dengan resiko
perilaku kekerasan terjadi perubahan tingkat emosional yaitu klien tampak
lebih tenang, mampu mengontrol emosi, mampu berbicara baik, tatapan
mata tidak tajam, nada bicara tidak tinggi, mampu mengikuti kegiatan
terapi dengan baik, mampu menyanyikan Asmaul Husna secara bersama-
sama. Hal ini membuktikan bahwa terapi mendengarkan Asmaul Husna
efektif untuk mengontrol emosi pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan.
Didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Alifudin
dkk (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
mendengarkan asmaul husna terhadap tingkat kecemasan pada pasien RPK
dengan nilai p-value 0.000 sedangkan nilai z hitung 6.34. hal ini karena
dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, mendapatkan kekuatan ketika sedang
menghadapi stres emosional. Rekomendasi dari penelitian ini adalah
perawat dapat menggunakan terapi mendengarkan asmaul husna untuk
menurunkan tingkat kecemasan pasien resiko perilaku kekerasan.
C. Lembar Kemampuan Pasien
Inisial Gejala Kemampuan
Tn. J 1. Tenang 1. Klien mampu mengikuti
2. Tidak berbicara kasar kegiatan dengan baik.
2. Klien mampu mengontrol
emosi.
3. Klien mampu fokus
terhadap terapi yang diberikan.
4. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.

Tn. JK 1. Tenang 1. Klien mampu mengikuti


2. Tidak berbicara kasar kegiatan dengan baik.
3. Tatapan mata tidak tajam 2. Klien mampu mengontrol
emosi.
3. Klien mampu fokus
terhadap terapi yang diberikan.
4. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.

Tn. S 1. Tenang 1. Klien mampu mengikuti


2. Tidak berbicara kasar kegiatan dengan baik.
2. Klien mampu mengontrol
emosi.
3. Klien mampu fokus
terhadap terapi yang diberikan.
4. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.

D. Kendala Dalam Melakukan Terapi


Dalam melakukan terapi mendengarkan Asmaul Husna, Peneliti memiliki
kendala sebagai berikut :
1. Klien masih sulit untuk diajak melakukan terapi
2. Klien masih sulit diajak komunikasi
3. Klien belum mampu mengikuti terapi dengan tenang
4. Klien belum mampu fokus untuk mengikuti terapi dengan baik
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai