Anda di halaman 1dari 23

TERAPI SPIRITUAL MENDENGARKAN ASMAUL HUSNA PADA

PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MADRIM


RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

DI SUSUN OLEH :
Ana Nur Afifah (1808002)
Cita Puspita Sari (1808004)
Danang Danu F. (1808005)
Eri Andani (1808009)
Irma Nur Diana (1808014)
• Pengertian RPK (Resiko Perilaku Kekerasan)
• Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan
untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak konstruktif  (Yosep, 2013).
• Pengertian Asmaul Husna
• Al asma al husna dengan “nama-nama allah yang
berjumlah 99”. Istilah ini diambil dari bebrapa ayat al
quran yang menegaskan bahwa allah mempunyai
berbagai nama terbaik, melalui nama itu, umat islam bisa
mengetahui keagungan allah dan menyeru dengan
nama-nama tersebut ketika berdoa dan mengharap
kepadanya.
• IDENTITAS KLIEN
  Tn. J Tn. JK Tn. F
Identitas Klien      
Nama Tn. J Tn JK Tn. F
Umur 38 Tahun 40 Tahun 31 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Agama Islam Nasrani Islam
Pendidikan Tidak tamat sekolah S1 Manajemen SMP
Pekerjaan Tidak bekerja Tidak bekerja Karyawan swasta
Tgl MRS 27/11/2018 1/12/2018 1/12/2018
Tgl Pengkajian 6/12/2018 3/12/2018 4/12/2018
No. CM 00020706 00020603 000129385
Ruang Rawat Madrim Madrim Madrim
Dx Medis Skizofreni tak terinci Gangguan afektif Skizofrenia tak
    bipolar terinci
Penanggung Tn. C Tn. D Ny. R
Jawab      
Hubungan Adik kandung klien Adik kandung Kakak kandung klien
Klien
• ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

Alasan Masuk Rumah Sakit


Tn. J Tn. JK Tn. F
1 bulan sebelum masuk 5 hari sebelum 3 hari sebelum
rumah sakit, klien masuk rumah masuk rumah sakit,
mengeluh tidak bisa tidur, sakit, klien klien mulai marah-
1 minggu klien tampak mengeluh sulit marah dan
gelisah, mondar-mandir tidur, sering mengamuk,
tidak jelas, suka bicara mondar-mandir mengganggu anak
sendiri, diajak bicara tidak jelas, sering perempuan,
tidak nyambung, 3 hari mainan air, klien merusak barang –
sebelum masuk rumah mudah marang, tertawa
sakit klien mulai marah- tersinggung dan sendiri, bicara
marah,mudah marah-marah ngelantur dan sulit
tersinggung, dan sering tidur.
merusak barang-barang
dirumah
ANALISA DATA
• Nama : Tn. J
No. Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS : klien mengatakan mudah tersinggung, ingin marah-marah tanpa Resiko perilaku kekerasan
sebab, ingin merusak barang-barang di sekitar jika marah.
DO: klien tampak berbicara keras, klien tampak labil, emosi klien
berubah-ubah ketika diajak bicara, klien senyum-senyum sendiri,
terkadang tangan klien mengepal seperti ingin memukul.

2. DS : klien mengatakan malu jika bertemu dengan tetangga, klien tidak Harga diri rendah
mau kondisinya diketahui oleh orang lain, klien takut dianggap aneh
oleh orang-orang di sekitar klien.
DO : klien mondar-mandir, lebih senang menyendiri, tidak bisa
mempertahankan kontak mata jika diajak bicara, tidak mau menatap
lawan bicara, klien tidak mampu mengawali pembicaraan.

3.  DS : klien mengatakan jika marah klien merusak barang dan terkadang Resiko mencederai diri atau
memukul orang yang ada di sekitar. orang lain
DO : mata klien melotot, tangan mengepal, mondar-mandir, tidak
mampu mempertahankan kontak mata.
• Nama : Tn. JK
No. Data Fokus Masalah Keperawatan

1.   Ds : klien mengatakan mudah tersinggung, ingin Resiko perilaku kekerasan


mengamuk, pernah memukul orang lain serta ingin
memukul orang-orang yang mengganggunya
Do : klien bicara kasar, kacau mudah tersinggung emosi
labil

2. Ds : Klien mengatakan dirinya adalah seorang Gangguan isi pikir: waham


pengusaha dan sudah sering jalan-jalan keluar negeri kebesaran
dan seluruh pulau di Indonesia.
Do : klien terkadang bicara ngelantur, mondar mandir,
tidak bisa mempertahankan kontak mata

3 Ds : klien mengatakan jika marah klien merusak barang Resiko mencederai diri atau
atau memukul orang di sekitarnya. orang lain
Do : masih suka ngomel-ngomel bicara dengan nada
kasar, mata klien melotot, mudah tersinggung
• Nama : Tn. F

No. Data Fokus Masalah Keperawatan


1. Ds : klien mengatakan suka marah-marah dan kepala Resiko perilaku kekerasan
sering pusing, klien mengatakan pernah memukul orang
lain ketika marah
Do : pandangan mata tajam, tangan mengepal, mata
klien melotot, nada bicara tinggi

2. Ds :klien malu dengan lingkungan di sekitarnya karena Harga diri rendah


masalah kejiwaannya.
Do : klien lebih sering di kamar daripada berkumpul
dengan klien lain, klien tidak mampu mempertahankan
kontak mata, klien tidak mampu mengawali
pembicaraan

3. Ds : klien mengatakan jengkeljika klien marah atau Resiko menciderai diri atau
jengkel klien memukul orang yang ada di sekitarnya orang lain
Do : bicara dengan nada tinggi, pandangan mata klien
tajam, klien mudah tersinggung.
• CATATAN PERKEMBANGAN
No. Inisial Pengkajian Tanggal/ Implementasi Terapi Evaluasi
Jam
1 Tn. J DS : Klien 17/12/18 Sesi 1 : Mendengarkan  
mengatakan   Asmaul Husna.  
     
masih suka
09.00 Terapi I : Klien diajarkan Terapi I :
marah-marah,   terknik relaksasi Gejala :
masih jengkel,   mendengarkan Asmaul Husna 1. Mata tajam
tidak mampu     2. Otot tegang
menahan     3. Nada suara tinggi
emosi, mudah     Kemampuan :
tersinggung.     1. Klien belum mampu
    mengikuti kegiatan dengan
 
    baik.
DO : mata   2. Klien belum mampu
tajam, otot   mengontrol emosi.
tegang, nada   3. Klien belum mampu
suara bicara   fokus terhadap terapi yang
tinggi.   diberikan.
 
 
 
1 Tn. J 17/12/18 Terapi II : Klien Terapi II :
  diajarkan terknik Gejala :
relaksasi 1. Nada suara tinggi
  2. Pandangan tajam
mendengarkan Asmaul
16.00 Kemampuan :
  Husna 1. Klien belum
 
 
mampu mengikuti
  kegiatan dengan baik.
 
  2. Klien belum
 
  mampu mengontrol
 
  emosi.
 
  3. Klien belum
 
  mampu fokus
 
  terhadap terapi yang
  diberikan.
 
 
 
 
1 Tn. J 18/12/18 Sesi 2 : Mendengarkan Terapi I :
  Asmaul Husna. Gejala :
1. Nada suara tinggi
 
Terapi I : Klien diajarkan 2. Gelisah
09.00 3. Mondar-mandir
  terknik relaksasi Kemampuan :
  mendengarkan Asmaul 1. Klien belum
  Husna mampu mengikuti
  kegiatan dengan baik.
    2. Klien mampu
    mengontrol emosi.
    3. Klien belum
    mampu fokus
  terhadap terapi yang
  diberikan.
 
 
 
 
 
 
 
1 Tn. J 18/12/18 Terapi II : Klien Terapi II :
  diajarkan terknik Gejala :
relaksasi 1. Nada suara tinggi
  2. Tenang
mendengarkan Asmaul
16.00 Kemampuan :
  Husna 1. klien mampu
 
 
mengikuti kegiatan
  dengan baik.
 
  2. klien mampu
 
  mengontrol emosi.
 
  3. klien mampu fokus
 
  terhadap terapi yang
 
  diberikan.
 
  4. Klien mampu
  menyanyikan Asmaul
  Husna.
 
 
 
1 Tn. J 19/12/18 Sesi 3 : Mendengarkan Terapi I :
  Asmaul Husna. Terapi I :
Gejala :
 
Terapi I : Klien diajarkan 1. Tenang
09.00 2. Tidak berbicara
  terknik relaksasi kasar
  mendengarkan Asmaul Kemampuan :
  Husna 1. klien mampu
  mengikuti kegiatan
    dengan baik.
    2. klien mampu
    mengontrol emosi.
    3. klien mampu fokus
  terhadap terapi yang
  diberikan.
 
4. Klien mampu
 
menyanyikan Asmaul
 
Husna.
 
 
 
 
1 Tn. J 19/12/18 Terapi II : Klien Terapi II :
  diajarkan terknik Terapi II :
relaksasi Gejala :
  1. Tenang
mendengarkan Asmaul
16.00 2. Tidak berbicara
  Husna kasar
 
 
Kemampuan :
  1. Klien mampu
 
  mengikuti kegiatan
 
  dengan baik.
 
  2. Klien mampu
 
  mengontrol emosi.
 
  3. Klien mampu fokus
 
  terhadap terapi yang
  diberikan.
  4. Klien mampu
  menyanyikan asmaul
  husna.
 
• Efektifitas Pemberian Terapi Asmaul Husna pada Pasien
dengan Perilaku Kekerasan

“Al Asmaul Husna” diartikan sebagai Nama-nama Allah yang


memiliki keagungan dan kemuliaaan, yang apabila diucapkan
berulang kali oleh seseorang maka orang tersebut akan tergerak
hatinya untuk menghayati makna yang terkandung di dalamnya
dan kemudian menimbulkan kekuatan sendiri dalam jiwanya
untuk melakukan hal-hal yang diisyaratkan oleh Asma yang
dibacanya. Hasil intervensi lantunan asmaul husna efektif
mengontrol emosi pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
di RSJD Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Saat
diberikan terapi asmaul husna selama 15 menit pada responden
sebagian responden mengatakan terapi ini menenangkan fikiran
dan membuat nyaman.
Terapi lantunan asmaul husna ini juga merupakan salah
satu bentuk terapi dengan pendekatan religi.
Pendekatan ini diyakini dapat membuat seseorang
menjadi tenang jiwanya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ng, T.P, Ma S.Z.N, Peak C.C, dan Ee H.K. (2016) yang juga
menemukan bahwa seseorang yang tidak mempunyai
agama menunjukkan prevalensi masalah kesehatan jiwa
yang tinggi.
• Keberhasilan Terapi

Setelah dilakukan terapi Asmaul Husna pada pasien dengan


resiko perilaku kekerasan terjadi perubahan tingkat emosional
yaitu klien tampak lebih tenang, mampu mengontrol emosi,
mampu berbicara baik, tatapan mata tidak tajam, nada bicara
tidak tinggi, mampu mengidentifikasi penyebab marah, mampu
mengenali tanda-tanda marah, tidak menyakiti orang lain ketika
marah, mampu mengikuti kegiatan terapi dengan baik, mampu
menyanyikan Asmaul Husna secara bersama-sama. Hal ini
membuktikan bahwa terapi mendengarkan Asmaul Husna efektif
untuk mengontrol emosi pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan.
• Didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Alifudin
dkk (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
mendengarkan asmaul husna terhadap tingkat kemosional
pada pasien RPK, hal ini karena dimensi spiritual berupaya
untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan
dengan dunia luar, mendapatkan kekuatan ketika sedang
menghadapi stres emosional. Rekomendasi dari penelitian ini
adalah perawat dapat menggunakan terapi mendengarkan
asmaul husna untuk menurunkan tingkat emosional pasien
resiko perilaku kekerasan.
• Hasil Terapi Asmaul Husna

Inisia Gejala Kemampuan


l
Tn. J 1. Tenang 1. Klien mampu mengikuti
2. Tidak berbicara kasar kegiatan dengan baik.
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab marah.
3. Klien mampu menyebutkan
tanda gejala marah.
4. Klien mampu mengontrol
emosi.
5. Klien mampu fokus terhadap
terapi yang diberikan.
6. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.
 
Inisial Gejala Kemampuan

Tn. JK 1. Tenang 1. Klien mampu mengikuti


2. Tidak berbicara kasar kegiatan dengan baik.
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab marah.
3. Klien mampu menyebutkan
tanda gejala marah.
4. Klien mampu mengontrol
emosi.
5. Klien mampu fokus terhadap
terapi yang diberikan.
6. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.
 
Inisial Gejala Kemampuan

Tn. F 1. Tenang  
1. Klien mampu mengikuti
2. Tidak berbicara kasar
kegiatan dengan baik.
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab marah.
3. Klien mampu menyebutkan
tanda gejala marah.
4. Klien mampu mengontrol
emosi.
5. Klien mampu fokus terhadap
terapi yang diberikan.
6. Klien mampu menyanyikan
asmaul husna.
 
• Kendala Dalam Melakukan Terapi
Dalam melakukan terapi mendengarkan Asmaul Husna,
Peneliti memiliki kendala sebagai berikut :
1. Klien masih sulit untuk diajak melakukan terapi
2. Klien belum mampu mengikuti terapi dengan tenang
3. Klien belum mampu fokus untuk mengikuti terapi dengan
baik
• Kesimpulan

Setelah diberikan terapi asmaul husna selama 15 menit pada


responden dapat disimpulkan sebagian responden mengatakan
terapi ini menenangkan fikiran dan membuat nyaman. Pada
pasien dengan resiko perilaku kekerasan terjadi perubahan
tingkat emosional yaitu tampak lebih tenang, mampu
mengontrol emosi, mampu berbicara baik, tatapan mata tidak
tajam, nada bicara tidak tinggi, mampu mengikuti kegiatan
terapi dengan baik, mampu menyanyikan asmaul husna secara
bersama-sama. Hal ini membuktikan bahwa terapi
mendengarkan asmaul husna efektif untuk mengontrol emosi
pada pasien dengan resiko kekerasan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai