NIM : 1810104298
Kasus
dengan luka perineum di bangsal nusa indah 2 RSUD Sleman. Pada pukul 09.00
Ny. S di panggil keruang perawatan untuk dilalukan vulva hygiene dan perawatan
luka perineum. Pada saat melakukan vulva hygiene dan perawatan luka perineum
bidan menggunakan handscoon bersih, kapas, air dtt, kassa dan betadine.
Yang menarik dari kasus ini adalah pasien mengalami luka perineum grade II dan
1. Deskripsi
Seorang ibu nifas post partum hari ke 1. Dipanggil ke ruang perawatan atau
tindakan untuk dilakukan vulva hygiene dan perawatan luka perineum, pada saat
2. Emosi
Perasaan yang menyenang kan : merasa sangat senang dapat melihat dan
membantu melakukan vulva hygiene dan perawatan luka perineum pada ibu
nifas tersebut.
di dapatkan di teori.
bersih dan air DTT, ketika ditanya bidan menjawab prinsip perawatan luka
perineum menggunakan handscoon bersih dan air dtt saja, berbeda dengan ganti
balutan SC harus prinsip steril yaitu menggunakan handscoon steril dan air
NaCl 0,9 %.
maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi
terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada
infeksi pda luka hal tersebut tidak sesuai dengan SOP dimana perawatan luka
tangan pekerja layanan kesehatan terhadap darah atau cairan tubuh lain dan 2) untuk
layanan kesehatan ke pasien dan sebaliknya, juga dari satu pasien ke pasien lain.
Sarung tangan medis sekali pakai, baik steril maupun non-steril biasanya terbuat
dari senyawa alam karet lateks atau senyawa sintetik non-lateks seperti vinil, nitril
atau neoprene.
steril. Cara penggunaan sarung tangan yang benar harus diperhatikan oleh semua
pekerja layanan kesehatan, karena peningkatan resiko transmisi patogen dan infeksi
sangat berkaitan dengan metode penggunaan sarung tangan medis yang tidak tepat.
Selain itu keputusan baru bahwa air DTT sudah tidak di anjurkan untuk
perawatan luka perineum tapi menggunakan larutan NaCl 0,9 %. Hal tersebut
sesuai dengan penetilian yang dilakukan oleh Baiq (2017) dengan hasil responden
perineum. Hal tersebut dapat disebabkan karena NaCl 0,9% merupakan bahan yang
lebih sering digunakan untuk mengatasi iritasi luka. Menurut Anik (2014) NaCl
0,9% merupakan cairan pencuci luka yang fisiologis dengan cairan tubuh karena
normal saline yang mengandung natrium klorida atas Na dan Cl yang memiliki
komposisi sama seperti plasma darah, dengan demikian aman bagi tubuh.
Merupakan satu-satunya cairan pencuci luka yang dianggap paling aman dan cairan
waktu penyembuhan yang cepat dengan kategori 100% dan tidak ada yang
diberikan perlakukan Air DTT sebagain besar mengalami waktu penyembuhan yang
lama yaitu sebanyak 4 orang (80%) sedangkan paling sedikit mengalami waktu
penyembuhan yang cepat yaitu sebanyak 1 orang (20%). Hasil penelitian ini
luka perineum lama tidak sesuai dengan standar penyembuhan luka yaitu pada hari
ke-5 dimana pada hari ke-5 ini disebut dengan fase maturasi atau fase pematangan
5. EBM
a. Aman sesuai evidence based, dan memberi sumbangan pada keselamatan jiwa
ibu.
b. Memungkinkan ibu merasa aman dan nyaman secara emosional serta merasa
pengambil keputusan.
d. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi
canggih
e. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami oleh
ibu
6. Kesimpulan
Terjadi GAP antara Teori kebidanan dengan kasus yang terjadi di lahan tersebut.
handscoon steril dan larutan NaCl 0.9 %. Tindakan bidan tidak sesuai dengan teori
yang diajarkan. Luka perineum akan lebih mudah terkena infeksi apabila cara
perineum akan lebih lama sembuhnya jika perawatannya menggunakan air DTT
7. Tindak Lanjut
dengan kompetensi bidan serta ilmu terbaru, dan kebijakan pemerintah juga
penting di lakukan. Sehingga tidak ada tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan
teori dan ketentuan terbaru. Jika menjumpai kasus berikutnya hendaknya bidan
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan yang lebih dekat dengan wanita agar
luka perineum.