PERUSAHAAN TRANSPORTASI
Tugas ini disusun sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semeter (UAS)
Oleh:
NIM. 125020200111054
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
STRUKTUR ORGANISASI
PO. BUS
Trayek Madura – Malang (Non Pariwisata)
Direktur/CEO
Asisten Asisten
Pendidikan formal:
Perguruan Tinggi (S-1) Sarjana.
Keahlian:
Menguasai berbagai konsep dasar ilmu manajemen SDM ditambah dengan ilmu psikologi;
mampu menyusun dan merencanakan strategi peningkatan mutu SDM; mampu mengatur dan
mengelola karier; mampu menyusun berbagai program kegiatan pelatihan dan
pengembangan karyawan; dapat menyusun sistem kompensasi berdasarkan penilaian kinerja.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, memiliki sifat kepemimpinan, memiliki prakarsa,
mampu menganalisa, serta mampu menguasai keadaan darurat.
Pendidikan formal:
Perguruan Tinggi (S-1) Sarjana.
Keahlian:
Menguasai berbagai konsep dasar ilmu manajemen SDM.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, mampu menganalisa, tekun dan jujur.
Pendidikan formal:
Perguruan Tinggi (S-1) Sarjana.
Keahlian:
Menguasai berbagai konsep dasar ilmu manajemen keuangan. Mampu menyusun laporan
keuangan rutin secara lengkap.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, memiliki sifat kepemimpinan, memiliki prakarsa,
mampu menganalisa, serta memiliki integritas yang tinggi.
Pendidikan formal:
Perguruan Tinggi (S-1) Sarjana.
Keahlian:
Menguasai berbagai konsep dasar ilmu manajemen operasional.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, memiliki prakarsa, mampu menganalisa, serta
memiliki integritas yang tinggi.
Pendidikan formal:
Perguruan Tinggi (S-1) Sarjana.
Keahlian:
Menguasai berbagai konsep dasar ilmu manajemen operasional. Nilai plus jika memiliki
keahlian di bidang keteknikan mesin.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, mampu menganalisa, tekun dan jujur.
Pendidikan formal:
Minimal SMA/MA sederajat
Keahlian:
Menguasai berbagai situasi dan kondisi di jalan raya, mengetahui berbagai peraturan dan
rambu-rambu lalu lintas, mengemudikan kendaraan umum.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, tekun dan jujur, memiliki SIM B (umum)/ SIM B2.
Pendidikan formal:
Minimal SMA/MA sederajat
Keahlian:
Menguasai berbagai situasi dan kondisi di jalan raya, mengetahui berbagai peraturan dan
rambu-rambu lalu lintas, mengemudikan kendaraan umum.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, tekun dan jujur, memiliki SIM B (umum)/ SIM B2.
Pendidikan formal:
Minimal S-1 (Sarjana) Teknik Mesin/ Teknik Elektronika.
Keahlian:
Menguasai berbagai ilmu keteknikan mesin maupun kelistrikan.
Lainnya:
Cekat dan cermat, fleksibilitas kondisi, tekun dan jujur, mampu menguasai keadaan darurat.
0
0 50 100 150 200 250 300
Volume Penumpang
JENIS-JENIS UJIAN
Beberapa jenis tes yang nantinya akan digunakan antara lain:
a. Tes Kemampuan Kognitif
Mencakup tes kemampuan pengetahuan umum (kecerdasan) dan tes
kemampuan mental khusus seperti memori dan pemahaman induktif. Tes
ini perlu dilakukan bagi seluruh calon karyawan di semua posisi jabatan.
b. Tes Kemampuan Motorik dan Fisik
Mencakup tes ketangkasan dan reaksi terhadap suatu keadaan. Perlu
dilakukan terhadap semua posisi jabatan.
c. Tes Kepribadian dan Minat
Digunakan untuk mengukur aspek dasar dari kepribadian seorang pelamar.
Cukup diberlakukan bagi posisi top manajer.
d. Tes Simulasi
Cukup diberlakukan bagi posisi supir, kondektur, dan teknisi.
e. Pemeriksaan Latar Belakang
Digunakan untuk memverifikasikan informasi faktual tentang pelamar. Tes
ini perlu diberlakukan bagi semua posisi.
f. Tes Kesehatan
Digunakan untuk memverifikasikan bahwa pelamar telah memenuhi
persyaratan fisik dan menemukan adanya batasan kesehatan yang harus
dipertimbangkan dalam menempatkan si pelamar. Perlu diberlakukan bagi
semua posisi, diutaman sopir dan kondektur.
g. Tes Kejujuran (Wawancara Terbuka)
Digunakan untuk memprediksikan kecenderungan pelamar terhadap
kebohongan dan kontraproduktivitas lainnya. Perlu diberlakukan pada
semua posisi.
PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
METODE PELATIHAN
1. Job Instruction Training
Pelatihan dengan menggunakan beberapa daftar urutan tugas setiap pekerjaan
dan hal penting lainnya, sebagai langkah-langkah pelatihan secara bertahap
kepada karyawan. Tes ini hanya berlaku bagi kondektur dan teknisi. Misalnya
bagi teknisi, untuk membongkar bagian tertentu dari badan maupun mesin bus,
karyawan perlu mengetahui bahwa langkah awal yang harus dilakukannya
yakni mempersiapkan semua peralatan, kemudian memastikan keamanan diri,
meletakkan bagian-bagian yang telah dibongkar pada tempat yang telah
disediakan, dan lain sebagainya.
2. Simulasi
Pelatihan dengan menggunakan peralatan khusus di luar pekerjaan sehingga
biaya dan bahaya pelatihan dapat ditekan. Tes ini hanya berlaku bagi sopir.
Simulasi yang dimaksudkan yakni simulasi mengemudikan kendaraan besar.
Untuk melakukan simulasi ini, nantinya dapat menggunakan beberapa program
perangkat lunak dari game, atau dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian.
3. On The Job Training Manajerial
Teknik pelatihan dengan menggunakan pendekatan belajar sembari mendapat
bimbingan, sehingga diharapkan pengetahuan dan pengalaman calon manajer
menjadi lebih luas dan banyak.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Perlahan otobus erat kaitannya dengan istilah “kejar setoran” karena para
sopir diharuskan untuk menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada pemilik bus
pada jangka waktu yang telah ditentukan secara berkala. Hal ini sudah menjadi
kebiasaan di lingkungan perusahaan otobus dan celakanya saat ini telah membentuk
pola pikir sebagian besar sopir untuk mengemudikan bus dengan cepat guna
mencapai target yang telah ditentukan.
Pada akhirnya, pola pikir seperti ini dapat mencelakakan sopir itu sendiri
sekaligus penumpang. Pola pikir yang seperti ini harus diubah karena sudah
ketinggalan zaman terlebih lagi menyangkut nyawa banyak orang. Untuk itu perlu
dilakukan gebrakan perubahan mengenai sistem setoran yang seperti ini meskipun
akan mendapatkan banyak hambatan dan kesulitan. Terdapat beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Lewin, antara lain:
a. Unfreezing, tahapan untuk mengurangi kekuatan yang berjuang untuk
mempertahankan status quo (kejar setoran). Memberikan pemahaman
bahwasanya sistem kejar setoran tersebut bukanlah win-win solution, justru
akan membahayakan keselamatan sopir itu sendiri.
b. Moving, tahapan untuk mengembangkan perilaku, nilai, dan sikap yang
baru. Uang bukanlah segala-galanya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
untuk mendapatkan segalanya juga membutuhkan uang. Pembaruan sistem
penggajian mulai diperkenalkan yakni dengan memberikan gaji pokok
berikut dengan tunjangan khusus.
c. Refreezing, tahapan ketika perilaku, nilai dan sikap yang baru mulai
dijadikan sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Pada akhirnya muncullah
sebuah kebiasaan baru sebagai wujud win-win solution antara pengusaha
otobus dan karyawannya terutama sopir.
KRITERIA PENILAIAN KINERJA
Penjualan tiket/karcis
Biaya
Pendapatan Kotor
(bahan bakar + biaya
(sekali jalan)
perjalanan)
Laba Bersih
Bonus:
Pengusaha/Pemilik
Sopir = 6%
90%
Kondektur = 4%