Anda di halaman 1dari 6

Dari kegiatan Basline data yang kami lakukan terhadap ibu hamil di Desa Bujak

kami mendapatkan hasil prevalensi kejadian Anemia pada ibu hamil sebesar 6,25%.
Pada kegiatan baseline data ini kami menggunakan sampel sebanyak 16 orang ibu
hamil. Satu di antara 16 orang ibu hamil ini mengalami Anemia Gizi Besi yaitu
Responden dengan nama Ibu SH.

Ibu SH merupakan istri dari pak AN dan telah memiliki 1 orang anak. Ibu SH
berusia 30 tahun dan saat ini sedang hamil anak ke dua dengan usia kehamilan 8
bulan. Pendidikan ibu SH tergolong rendah karena hanya lulus SD. Keseharian ibu SH
sebagai IRT dan terkadang bekerja serabutan, suami Ibu SH bekerja sebagai petani.
Pendapatan Perkapita Ibu SH yaitu Rp 346.792 yang masih tergolong rendah.
Bedasarkan dari hasil quisioner tentang pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil,
ibu SH memiliki sikap yang baik namun skor pengetahuan dan tindakan ibu SH masih
rendah. Ibu SH juga tidak menerapkan pola hidup kadarzi.

Pola makan ibu SH yaitu 3 kali makan utama dan 1 kali selingan. Dalam recall 2
hari yang kami lakukan di ketahui kebiasaan makan ibu SH yaitu nasi 3 kali sehari, ikan
tongkol 1 ptg/hari, telur ½ butir / hari, tempe 2 ptg/hari, sayur sawi , kangkung dan daun
singkong rata-rata ½ gelas /hari. Ibu SH biasa mengkonsumsi mangga sebagai
cemilan siang.

Total asupan yang di konsumsi ibu SH bedasarkan hasil recall 2x24 jam yaitu :

Kemudian untuk data antropometri Ibu SH memiliki TB 156 cm , LILA PraHamil


23 cm, LILA saat ini yaitu 27 cm , BB pra Hamil 44 kg dan BB saat ini 51,8 kg serta
nilai HB ibu SH yaitu 9 gr/dl. penampakan fisik pasien terlihat pucat dan lemas.
 PENGKAJIAN

Antropometri

 Di Desa Bujak Prevalensi Ibu hamil dengan status Anemia Gizi yaitu sebesar
6,25%, dimana dari 16 ibu hamil 1 diantaranya mengalami Anemia Gizi Besi.

 Sebelum hamil ibu SH memiliki IMT yang tergolong BB Kurang, yaitu sebesar
18,08 Kg/m2, dengan BB sebelum hamil 44 Kg.

Laboratorium

 Ibu hamil dikatakan mengalami Anemia Gizi besi apa bila kadar HB nya < 11
g/dl. Untuk Anemia ringan kadar Hb nya 8-10 g/dl, dan untuk Anemia Berat kadar
Hb nya < 8 g/dl.

 Dan Ibu SH memiliki kadar Hb sebesar 9 g/dl, dimana tergolong ke dalam


Anemia ringan.

Fisik/ Klinis

 Ibu hamil yang mengalami Anemia akan mengalami tanda fisik dan klinis sebagai
berikut : kulit, bibir, dan kuku pucat. Mudah Lelah atau lemah. Pusing. Sesak
nafas. Detak jantung yang cepat. Dan sulit berkonsentrasi.

 Pada kasus anemia ibu SH, tanda fisik klinis yang nampak adalah terlihat sedikit
pucat.

Riwayat gizi

 Ibu hamil yang mengalami Anemia jika dilihat dari riwayat gizinya, cenderung
memiliki asupan yang kurang pada zat-zat gizi tertentu seperti, asupan protein,
dan zat besi. Mengingat bahwa kebutuhan Zat gizi ibu hamil mengalami
peningkatan pada masa kehamilannya.

 Pada kasus ibu SH, untuk asupan Protein dan dan Zat besinya mengalami
Defisit tingkat berat.
Riwayat Klien

 Ibu hamil yang mengalami Anemia jika dilihat dari riwayat penyakit yang pernah
dideritanya, cenderung akan memiliki riwayat status Kurang Energi Kronik (KEK),
ataupun sedang mengalami KEK.

 Pada Kasus ibu SH untuk riwayat penyakitnya, pernah mengalami KEK, namun
Saat ini tidak mengalami kek.

 DIAGNOSIS

Problem

 Adanya kasus Anemia gizi besi pada Ibu Hamil di Desa Bujak. Dalam hal ini
adalah Ibu SH

Etiologi

 Asupan zat gizi tertentu yaitu Protein dan Zat Besi tergolong defisit Rendah

 Riwayat status KEK

 Pengetahuan Ibu hamil yang tergolong rendah

 Konsusmi makanan yang tidak beranekargam

Sign/ Symptom

 Kadar Hb yang rendah yaitu <11 g/dl

 Keadaan fisik yang lemah, dan pucat

Diagnosis gizi:

Adanya kasus Anemia gizi besi pada ibu hamil di desa bujak (P) berkaitan dengan
asupan protein dan zat besi ibu hamil yang tergolong defisit, adanya riwayat status
KEK (E) ditandai dengan kadar HB ibu hamil yang <11 g/dl dan keadaan fisiknya
yang lemah dan pucat (S).
 INTERVENSI

Tujuan

 Menurunkan proporsi Ibu hamil Anemia Gizi Besi di Desa bujak dari 6,25%
menjadi 5% selama 1 tahun

Pemberian Makan

 Pemberian Tablet Fe atau tablet tambah darah (TTD)

 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang mengandung protein tinggi selama


±90 hari (pangan lokal/pabrikan) dimana setiap 100 gram sajian PMT Ibu Hamil
mengandung 520 kalori, 56 gram karbohidrat, 16 gram protein, dan 26 gram
lemak. Apabila diberikan dalam bentuk biskuit, setiap keping biskuit PMT Bumil
mengandung 104 kalori. PMT Bumil mengandung 9 macam vitamin (A, B1, B2,
B3, B6, B12, C, D dan E) serta 8 mineral (Asam Folat, Zat Besi, Selenium,
Kalsium, Natrium, Zink, Iodium, dan Fosfor). Ketentuan pemberian PMT Bumil
pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari. Pada kehamilan trimester
II dan III diberikan 3 keping per hari. Mengkonsumsi makanan gizi seimbang dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil yang mengandung tinggi
protein secara rutin dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil dibuktikan
dengan studi kasus oleh Ayu Dwi “pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
sebagai upaya untuk meningkatkan kadar HB”(2014).

Edukasi Gizi

 Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet tambah


darah selama kehamilan, manfaat TTD bagi kesehatan ibu hamil, makanan lokal
yang mengandung tinggi protein, Pemantauan kadar HB secara rutin di
puskesmas.

 Penyediaan sarana dan media KIE.


Koordinasi Asuhan Gizi

Melakukan koordinasi:

 Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola Program KIA, Kesling)

 Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes, Pertanian, Perindustrian,


Perikanan, Perternakan, dll)

 Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

 MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk memantau:

 Terselenggaranya penyuluhan pencegahan anemia pada Ibu Hamil

 Tersedianya PMT Ibu Hamil, tablet tambah darah (TTD), sarana dan media KIE

 Pemantauan kadar HB selama diberikan TTD, laporan tingkat konsumsi TTD

 Cakupan Ibu Hamil Anemia yang mendapat TTD

 Turunnya proporsi Ibu Hamil yang Anemia Gizi Besi

Jika setelah intervensi tidak terjadi perbaikan status Anemia Gizi Besi,
dilakukan pengkajian ulang dan bila perlu Ibu Hamil dirujuk kembali ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
LAPORAN
MANAJEMEN PENANGGULANAGN MASALAH GIZI

OLEH :
 ANGGIK PRANANDA

 DYAH INTAN SAFITRI

 IRA WAHYUNI

 MARISA WAHYU NINGSIH

 NI KOMANG TRI CAHYA SEPTIANI

 NOVIA AUDINA

 NUNUNG ULFAYANI

 YUNITA INDAH RAHMANI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWASAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN D IV GIZI
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai