Masalah yang terjadi dalam skenario “Desaku Resah” dengan masalah utama Demam
Berdarah Dengue (DBD) akan berdampak kepada timbulnya kesakitan bahkan bias meninggal
dunia dan jika dibiarkan dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu
perlunya pencegahan terhadap kasus tersebut. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk
menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah:
Kemenkes RI (2010) menyatakan salah satu upaya yang dianggap tepat dalam
pencegahan dan pemberantasan DBD adalah dengan memutus rantai penularan dengan cara
mengendalikan vektor melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN-DBD). Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD)
yaitu suatu kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk Aedes aegypti
penular penyakit DBD. PSN-DBD dilakukan dengan cara 3M yaitu menguras tempat-tempat
penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat
penampungan air dan menguburkan barang yang tidak terpakai/ barang bekas. Selain itu
ditambah dengan cara lainnya yang dikenal dengan 3M Plus yaitu kegiatan 3M ditambah
pencegahan gigitan nyamuk, pengurangan tempat perkembangbiakan dan tempat peristirahatan
nyamuk penular penyakit DBD (Dewi & Nizam, 2017).
Adapun upaya untuk menangani kasus Demama Berdarah Dengue (DBD) yang sudah
menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah (Sinaga, 2015):
Upaya penanggulangan KLB DBD menurut Ditjen PPM & PLP (1987) meliputi:
DAPUS:
Dewi NP dan Azam M. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik PSN-DBD
keluarga di Kelurahan Mulyoharjo. Public Health Perspective Journal 2 (1): 80 – 88.
Sinaga SN. 2015. Kebijakan penanggulangan penyakit demam berdarah di Indonesia. Jurnal
ilmiah “Research Sains” 1(1).