Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka peningkatan pembangunan nasional mengembangkan sumber

daya manusia merupakan hal penting yang dapat menunjang pembangunan

tersebut, sehubungan dengan hal tersebut salah satu langkah untuk menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui proses pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

memperoleh kewibawaan suatu negara. Dengan pendidikan yang baik tentunya

akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkompeten sehingga

kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dan perubahan menjadi lebih maju

dan berkembang dari sebelumnya. Sedangkan menurut Marimba sebagaimana

dikutip oleh Fadlillah, dkk (2013) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Kepribadian utama dan ideal merupakan kepribadian yang memiliki

kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan bersungguh-sungguh

memegang serta melaksanakan ajaran maupun prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang

menjadi pandangan hidup baik secara individu, masyarakat, maupun filsafat bangsa

dan negara. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea 4 yang menyatakan bahwa

pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membentuk manusia yang utuh dan mandiri.

1
2

Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Fungsi tersebut dibuat untuk menciptakan pendidikan di Indonesia yang

baik dan memiliki lulusan berkualitas. Profesi guru sebagai tenaga pendidik

merupakan seseorang yang berkualifikasi untuk mendidik dan berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Untuk

membentuk profesi guru sebagai tenaga pendidik yang berkompeten diperlukan

suatu pendidikan khusus dalam hal ini Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK).

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan suatu

lembaga resmi yang ditugaskan pemerintah untuk menyiapkan lulusannya sebagai

guru yang bisa mencapai tujuan pendidikan. Lembaga - lembaga tersebut sebagai

lembaga pencetak tenaga - tenaga pendidik yang profesional. Lulusan dari LPTK

diharapkan mampu dan siap untuk menjadi tenaga kependidikan yang berkompeten

yang nantinya akan mencetak calon penerus bangsa berkualitas. Untuk

mewujudkan tenaga pendidik yang berkompeten maka harus dilakukan dari dasar.
3

Seorang tenaga pendidik sebelum mengajar haruslah memiliki kesiapan

mengajar yang matang. Kesiapan mengajar seorang tenaga pendidik haruslah

dibentuk semenjak duduk di bangku kuliah yaitu semenjak masih menjadi calon

tenaga pendidik. Di mulai dari minat dan niat untuk mejadi seorang pendidik serta

memilih Program Studi Kependidikan. Berkaitan dengan kesiapan menjadi tenaga

pendidik, dapat dikatakan bahwa kesiapan adalah suatu kemampuan yang harus

dimiliki mahasiswa alumni untuk siap mengajar setelah lulus, tanpa memerlukan

masa penyesuaian diri yang memakan waktu.

Dalam mempersiapkan diri, mahasiswa pada umumnya harus memiliki

kualifikasi sebagai seorang tenaga pendidik. Kualifikasi untuk dapat dikatakan siap

menjadi tenaga pendidik antara lain memiliki ketahanan mental dan penampilan

fisik yang menarik, memiliki sikap yang patut ditiru dan mampu mengendalikan

kondisi emosional, serta kemampuan untuk mengajar dengan berdasarkan standar

kompetensi guru yang telah ditetapkan untuk seorang calon tenaga pendidik. Guru

yang profesional merupakan seorang pendidik yang memiliki kompetensi-

kompetensi seorang guru dan memiliki dedikasi penuh terhadap profesinya.

Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10 ayat 5 menyatakan:

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku


yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru dapat dimaknai
sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pendidikan.

Berdasarkan Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki
4

guru mencakup empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan merupakan salah satu

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan penyedia tenaga pendidikan yang

fungsi utamanya adalah menyelenggarakan pendidikan bagi calon tenaga pendidik

profesional ditingkat Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau

Kejuruan. Salah satu Program Studi yang mempersiapkan mahasiswa menjadi

calon tenaga pendidik adalah Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Program Studi Pendidikan Ekonomi merupakan program pendidikan yang

terfokus pada pembekalan berbagai kesiapan yang harus dimiliki oleh mahasiswa

untuk menjadi tenaga pendidik. Kesiapan menjadi tenaga pendidik sangat penting,

namun kenyataannya peranan tenaga pendidik tersebut belum sesuai dengan

harapan.

Hamalik (2013) mengemukakan sebelum mengajar mahasiswa dituntut

memiliki kesiapan fisik dan mental, sebagai berikut:

1. Persiapan fisik yang dimaksud meliputi kesehatan fisik dan penampilan fisik

seperti tata rambut, tata rias tidak menyolok, dan lain-lain sesuai dengan tuntutan

Lembaga Pengembangan Pengalaman Lapangan (LPPL) serta tata busana yang

di tetapkan oleh sekolah latihan.

2. Persiapan mental yang dimaksud meliputi kesiapan mental untuk dapat tampil

sebagai calon guru yang baik di depan kelas maupun di luar kelas. Persiapan

mental ini dilakukan melalui pembekalan yang dilakukan Lembaga


5

Pengembangan Pengalaman Lapangan (LPPL) dan mahasiswa calon tenaga

pendidik wajib mengikutinya secara sungguh-sungguh dan utuh.

Hasil observasi awal dilakukan di bulan Maret tahun 2019 pada beberapa

mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 melalui penyebaran angket

mengenai tingkat kesiapan menjadi tenaga pendidik, menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswa belum siap menjadi tenaga pendidik. Adapun hasil angket yang

telah diolah sebagai berikut:


6

Tabel 1.1
Kesiapan Mahasiswa Menjadi Tenaga Pendidik Pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 (Obeservasi Awal)
Kesiapan Tingkat
Menjadi Persentase
Jumlah
Tenaga Tenaga
No Indikator Pernyataan Maha
Pendidik Pendidik
siswa
Tidak Tidak
Siap Siap
Siap Siap
1 Sebagai Mahasiswa Calon Tenaga 68 17 80% 20% 85
Pendidik Anda harus mampu belajar
mengenai ilmu tentang
kependidikan dan ilmu
pengetahuan.
2 Sebagai Mahasiswa Calon Tenaga 56 29 66% 34% 85
Pendidik Anda harus memiliki sikap
percaya diri yang tinggi dalam
proses pembelajaran.
3 Apakah Anda siap menjalankan 41 44 48% 52% 85
profesi tenaga pendidik selama
kegiatan PPLT dengan tuntutan
merancang pembelajaran sendiri.
4 Selama pelaksanaan PPLT Anda 40 45 47% 53% 85
memerhatikan bahwa seorang guru
harus bersedia berada di lingkungan
sekolah dari pagi hingga sore hari,
untuk melaksanakan tuntutan
kurikulum saat ini. Hal inilah
menarik perhatian Anda menjadi
guru.
5 Apakah Anda Siap menjalankan 41 44 48% 52% 85
profesi tenaga pendidik setelah
melalui kegiatan PPLT.
Sumber: Angket Observasi Awal

Dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui beberapa pernyataan yang diajukan

agar memenuhi indikator kesiapan menjadi tenaga pendidik. Salah satu pernyataan

yang diajukan mengenai tingkat kesiapan yang dimiliki mahasiswa menjadi seorang

tenaga pendidik (indicator pernyataan nomor lima), diperoleh sebanyak 41

mahasiswa menjawab sudah siap menjadi tenaga pendidik dan 44 mahasiswa

menjawab tidak siap menjadi tenaga pendidik. Jika dipersentasekan berarti hanya
7

48% mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2015 yang siap menjadi tenaga

pendidik,dan lebih dari setengah yaitu 52 % mahasiswa tidak siap menjadi tenaga

pendidik. Dalam hal tersebut, timbul masalah bagi lulusan pendidikan yang tidak

sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan.

Kesiapan mahasiswa yang masih kurang ini tidak dapat dibiarkan dan

menuntut perhatian dari semua kalangan. Seorang mahasiswa lulusan LPTK yang

merupakan calon guru diharapkan dapat memberikan kontribusi dan mampu

membantu meningkatkan mutu pendidikan. Jika seorang mahasiswa calon tenaga

pendidik masih belum memiliki kesiapan mengajar tentunya ini akan memiliki

dampak yang tidak baik dalam proses pembelajaran, karena nantinya mahasiswa

tersebut akan menjadi seorang tenaga pendidik yang memiliki peran penting dalam

proses pembelajaran.

Sebagian dari mahasiswa mengaku bahwa mereka belum siap dengan beban

tugas menjalankana profesi tenaga pendidik yang cukup banyak, diantaranya

kewajiban menyiapkan bahan materi, menyusun perangkat pembelajaran, mendidik

siswa, mempelajari karakteristik siswa, dan tugas lainnya. Data tersebut semakin

memperlihatkan bahwa kecenderungan mahasiswa tidak bekerja menjadi tenaga

pendidik setelah lulus dikarenakan kurangnya kesiapan mahasiswa menjadi tenaga

pendidik.

Untuk menjadi tenaga pendidik, mahasiswa diberi bekal pengetahuan

berupa pemberian mata kuliah kependidikan seperti Perencanaan Pembelajaran,

Evaluasi Hasil Belajar,Strategi Belajar Mengajar,Telaah Kurikulum dan yang

lainya. Semua pengetahuan tersebut diimplementasikan dalam beberapa kegiatan


8

praktik yang berupa microteaching dan Praktek Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT).

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kendala diatas yaitu factor

pengalaman sebelumnya. Pengalaman sebelumnya merupakan hal penting yang

perlu diperhatikan. Di dalam pengalaman tersebut terdiri dari beberapa hal seperti

pengalaman dalam mengajar, dan pengalaman dalam pendidikan yang pernah

diterima. Dalam pendidikan tersebut seorang calon tenaga pendidik telah

menempuh beberapa pembelajaran yang akan menunjang kemampuan dan

keterampilan dalam mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

pengalaman belajar yang dimiliki calon tenaga pendidik salah satunya dalam

pembelajaran mikro atau microteaching yang merupakan salah satu program

pembelajaran yang diterima oleh mahasiswa dengan latar belakang pendidikan

selama kuliah.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Mastromarino (2004) bahwa untuk

membantu mahasiswa memiliki kesiapan dalam mengembangkan pengetahuannya

perlu diterapkan microteaching. Microteaching akan sangat membantu mahasiswa

dalam berkomunikasi dengan siswa yang sesungguhnya karena microteaching

merupakan sebuah media latihan bagi mahasiswa jurusan kependidikan sebelum

melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di sekolah.

Microteaching juga merupakan sarana bagi mahasiswa melatih kemampuan

mengajar dalam lingkup lebih kecil.


9

Utami dan Nafi'ah (2016) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Teacher or prospective teacher could learn from those real classroom


lessons.They will develop their own teaching and students learning by
planning, observing, and reflecting from those research lessons.
Guru atau calon guru dapat belajar dari pelajaran di kelas yang nyata.
Mereka akan mengembangkan pengajaran mereka sendiri dan pembelajaran
siswa dengan merencanakan, mengamati, dan tercermin dari pelajaran
penelitian tersebut.

Microteaching bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi calon tenaga

pendidik untuk berlatih mempraktikkan beberapa keterampilan mengajar didepan

teman-temannya dalam suasana yang konstruktif. Sehinga mahasiswa calon tenaga

pendidik memiliki kesiapan mental, kesiapan berbicara dan kemampuan

performance yang terintegrasi untuk bekal praktik megajar sesungguhnya di

sekolah.

Microteahing dalam konteks pelaksanaan program pengalaman lapangan,

tidak berarti bahwa microteaching sebagai pengganti praktik mengajar, melainkan

berfungsi sebagai alat pembantu atau pelengkap dari program praktik mengajar.

Dengan perkataan lain, bahwa latihan praktik mengajar tidak berhenti sampai

dikuasainya komponen-komponen keterampilan mengajar melalui microteaching,

akan tetapi perlu diteruskan sehingga calon guru dapat mempraktikkan kemampuan

mengajarnya secara komprehensip dalam real classroom teaching.

Setelah melakukan microteaching, pada semester berikutnya siswa

mengadakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) atau praktek

mengajar sungguhan di sekolah praktikan (real classroom teaching). Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) merupakan program atau kegiatan dalam

pendidikan guru yang memiliki tujuan untuk melatih mahasiswa dalam menerapkan
10

berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan profesi

tenaga pendidik, dalam rangka pembentukan tenaga pendidik yang profesional.

Kegiatan PPLT memberikan mahasiswa kesempatan dalam

mengembangkan kemampuan mengajarnya melalui latihan mengajar di kelas yang

sesungguhnya, dan dapat ikut secara langsung ke dalam kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan kependidikan atau sekolah. Setelah mengikuti PPLT mahasiswa

diharapkan dapat mengembangkan potensinya sebagai tenaga pendidik dan

mempunyai kesiapan dalam menjadi tenaga pendidik yang berkompeten.

Keberhasilan mahasiswa calon tenaga pendidik dalam melaksanakan PPLT

dipengaruhi oleh banyak faktor salah satu diantaranya adalah tingkat kesiapan

dalam menghadapi situasi pembelajaran nyata di kelas terutama yang berkaitan

dengan interaksi dengan siswa seperti kesiapan mengajar di kelas. Meskipun para

mahasiswa calon tenaga pendidik telah memiliki bekal teori yang memadai, namun

ketika berhadapan dengan siswa secara nyata dalam pembelajaran di kelas bagi

mahasiswa merupakan hal yang baru.

Dengan demikian, melalui kegiatan PPLT kependidikan di sekolah,

mahasiswa calon tenaga pendidik mendapat kesempatan mengalami dan mengatasi

berbagai permasalahan pembelajaran. Sehingga ketika terjun dalam dunia kerja

mahasiswa telah memiliki pengalaman dalam mengajar dan mengelola

pembelajaran.

Berikut ini data yang diperoleh melalui lembaga Pusat Komunikasi

Universitas Negeri Medan yang kemudian diolah adalah sebagai berikut:


11

Tabel 1.2.
Rekapitulasi Nilai Microteaching dan PPLT Mahasiswa Prodi Pendidikan
Ekonomi Angkatan 2015

Nilai Microteaching Nilai PPLT


Kelas

A B C E A B C Tidak Ikut
A Reguler 20 19 - - 39 - - -
B Reguler 37 - - - 35 - - 2
C Reguler 35 - - - 35 - - -
Ekstensi 28 14 - 1 38 1 - 4
Jumlah 120 33 - 1 147 1 - 6
Persentasi 78% 21% - 1% 95% 1% - 4%
Sumber: UPT Teknologi Informasi Komunikasi UNIMED, data diolah

Berdasarkan tabel 1.2 bahwa nilai microteaching pada mahasiswa Prodi

Pendidikan Ekonomi 2015 memperoleh nilai A sebanyak 120 mahasiswa, nilai B

sebanyak 33 mahasiswa, dan 1 orang mahasiswa yang memperoleh nilai E

dikarenakan selama proses pembelajaran microteaching mahasiswa tersebut dalam

keadaan cuti. Meskipun nilai yang diperoleh mahasiswa tersebut dapat

dikategorikan sangat memuaskan, masih ditemukan beberapa kendala yang

menakutkan dan meresahkan mahasiswa yang menjalankan program microteaching

tersebut, khususnya bagi mahasiswa di Prodi Pendidikan Ekonomi 2015. Hal ini

dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya tingkat kesiapan mahasiswa dalam

menghadapi situasi pembelajaran nyata di ruangan microteaching belum maksimal.

Dalam indicator kesiapan mahasiswa menjadi calon tenaga pendidik telah memiliki

bekal teori yang memadai, namun secara praktik ketika berhadapan dengan banyak

orang mahasiswa tidak percaya diri, canggung, malu, gugup, bahkan takut untuk

menghadapi kondisi pembelajaran di ruangan,dalam proses pembuatan RPP


12

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mahasiswa masih ada yang mengcopy paste

dari internet ini berarti mahsiswa kurang kompeten dalam mengembangkan bahan

ajarnya yang seharusnya mahasiswa terlebih dahulu memahami karakteristik

peserta didik agar mampu menyesuaikan RPP dengan kondisi yang ada dikelas,

kreativitas dalam penggunaan media atau metode pembelajaran terkesan monoton

sehingga mereka tidak siap menjalankan proses pembelajaran dengan maksimal.

Berdasarkan table 1.2 diatas nilai PPLT mahasiswa Prodi Pendidikan

Ekonomi 2015 dapat dikatakan sangat memuaskan hampir seluruh mahasiswa

peserta PPLT memperoleh nilai A hanya 1 orang mahasiswa memperoleh nilai B

dan 6 orang mahasiswa tidak mengikuti PPLT. Sama halnya dengan pembelajaran

microteaching, dalam pelaksanaan PPLT mahasiswa diterjunkan ke sekolah-

sekolah dalam jangka waktu kurang lebih tiga bulan agar dapat mengamati dan

mempraktikan semua kompetensi secara faktual tentang pelaksanaan proses

pembelajaran dan kegiatan akademis lain yang diperlukan disekolah tersebut,

sehinga mereka menemukan kendala-kendala yang mengakibatkan mereka

kesulitan untuk melaksanakan tugas sebagai calon tenaga pendidik dengan baik,

dikarenakan mereka dihadapkan langsung dengan siswa yang sebenarnyaa, selain

itu mereka merasa kurang percaya diri dalam kegiatan proses belajar mengajar

dengan ketidakpercayaan tersebut membuat siswa kurang menghargai tenaga

pendidik khususnya tenaga pendidik yang sedang melaksanakan PPLT,dengan

kejadian tersebut membuat mahasiswa enggan menjalankan profesi guru sebagai

tenaga penididik. Hal inilah yang mempengaruhi kesiapan mahasiswa untuk

menjadi tenaga pendidik.


13

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Microteaching dan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga

Pendidik Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan

2015 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kesiapan menjadi tenaga pendidik pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan?

2. Apakah terdapat kendala mahasiswa selama mengikuti pembelajaran

Microteaching didalam kelas?

3. Apakah dengan adanya Microteaching membuat mahasiswa merasa siap

untuk menjalankan proses pembelajaran dengan maksimal didalam kelas?

4. Apakah setelah mengikuti dan menyelesaikan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu mahasiswa merasa siap untuk menjalankan profesi

sebagai tenaga pendidik?

5. Apakah ada pengaruh Microteaching dan Program Pengalaman Lapangan

Terpadu (PPLT) terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan?


14

1.3 Pembatasan Masalah

Dengan memerhatikan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

perlu adanya pembatasan masalah untuk membantu mengarahkan dan

mempermudah penulis mencapai hasil penelitian yang baik. Dalam penelitian ini

difokuskan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi yang sudah

mengikuti mata kuliah Microteaching dan melaksanakan PPLT yaitu Mahasiswa

angkatan 2015 yang terdiri dari empat kelas yaitu A Reguler, B Reguler, C Reguler

dan Kelas Ekstensi.

1.4 Rumusan Masalah

Melalui uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh Microteaching terhadap kesiapan menjadi tenaga

pendidik pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan

2015 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?

2. Apakah ada pengaruh Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT)

terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Medan?

3. Apakah ada pengaruh Microteaching dan Program Pengalaman Lapangan

Terpadu (PPLT) terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan?


15

1.5 Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan dilaksanakannya

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Microteaching terhadap kesiapan menjadi

tenaga pendidik pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2015 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh Program Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Medan 2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh Microteaching dan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan 2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan masukan tentang

wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya

berkaitan tentang Microteaching dan PPLT yaang nantinya setelah lulus

dibangku kuliah telah memiliki kesiapan menjalankan profesi guru

sebagai tenaga pendidik.


16

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan

penelitian selanjutnya

2. Secara Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi

positif sebagai input dan bahan pertimbangan untuk lebih

memaksimalkan potensi yang harus dimiliki mahasiswa agar

menghasilkan output yang berkompeten dan berdaya saing tinggi.

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

menganalisis pengaruh Microteaching dan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) terhadap kesiapan menjadi tenaga pendidik

pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

c. Bagi Peneliti Lain

Agar dapat dijadikan masukan dalam penelitian serupa dan dapat

dijadikan referensi bagi peneliti lain agar lebih sempurna untuk

kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai