Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan VI dengan judul “Etika Islam dalam
Penerapan Ilmu Sipil”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika sangat penting bagi pengembangan ilmu, apapun disiplinnya. Tanpa
mempertimbangkan tujuan untuk kehidupan kemanusiaan dan keberlangsungan
lingkungan hidup baik hayati maupun non hayati adalah pembunuhan diri
eksistensi manusia. Etika merupakan salah satu bagian dari teori tentang nilai atau
yang dikenal dengan aksiologi. Aksiologi itu sendiri ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan
kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan
dengan masalah-masalah nilai yang khusus seperti ekonomi, estetika, etika,
filsafat agama dan epistimologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan ilmu dengan kemanusiaan ?
2. Bagaimana hubungan ilmu dan kemaslahatan hidup ?
3. Manakah ayat-ayat yang berkaitan dengan etika islam dalam penerapan ilmu?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Hubungan ilmu dengan kemanusiaan.
2. Mengetahui hubungan ilmu dan kemaslahatan hidup.
3. Mengetahui ayat ayat yang berkaitan dengan etika islam dalam penerapan
ilmu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
“Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
Dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti
pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara
sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) “Pengetahuan yang didapat dengan
jalan keterangan disebut Ilmu. Sedangkan ilmu sipil adalah salah satu
cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang,
membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga
mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Ilmu adalah kumpulan ( akumulasi ) dari banyak pengetahuan, sedangkan
pengetahuan merupakan kumpulan (akumulasi ) dari banyak informasi.
3
ALLah ,sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal yang
dilarangnya, hal ini sejalan dengan fuirman Allah:
“sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –hambanya
hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Disamping ayat –ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu
sangat istimewa, AL qur’an juga mendorong umat islam untuk berdo’a
agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL qur’an sursat Thaha ayayt 114
“dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan “.
Dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana
menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan
pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama
diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artinya:
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Ayat –ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam
untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi
yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut
kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk
melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang
dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992:
130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola
hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal .
4
agar manusia memanfaatkan alam ini dengan bijak sesuai dengan kebutuhan yang
tidak berlebihan pula agar alam yang kita tempati ini tidak rusak dan menjadi
bencana bagi umat manusia.
Hubungan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat sekali dikarenakan
ilmu bisa berkembang karena keberadaan manusia,manusia mewujudkan sifat-
sifat baiknya untuk memelihara kelangsungan hidup ini didunia dan manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya juga dengan ilmu.Hal ini sesuai dengan firman
Alloh SWT didalam Al-Qur’an yaitu mnusia diciptakan oleh Alloh sebagai
kholifah di bumi sebagai wakil tuhan untuk menjaga kehidupan didunia ini.
Tentunya degan ilmu manusia akan diarahkan kepada hal yang baik menurut
dirinya dan bermanfaat untuk lainnya. Dan manusialah yang bisa
mengembangkan keilmuaannnya yang didapat melalui proses berpikir.
5
sampai sekarang ini dan manusia tanpa ilmu juga tidak dapat hidup untuk proses
pemenuhan kebutuhan yang kompleks.
Walaupun pada zaman dahulu sering kita ketahui dalam sejarah peradaban
manusia saat itu memanfaatkan ilmu hanya untuk berperang dan menguasai
daerah jajahan baru sehingga peran serta ilmu itu sendiri jauh dari harapan
manusia dalam segi nilai dan moralitas. Dan inilah yang mengubah pemikiran
manusia saat ini untuk mencapai hakekat daripada keilmuan itu.
Kita ketahui juga ilmu saat ini berkembang dengan pesat yang
mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Jadi, ilmu bukan
saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan kemungkinan mengubah
hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan ilmu bukanlah sarana yang
membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga menciptakan tujuan
hidup itu sendiri.
Dengan ilmu manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu didasari nilai
yang positif sehingga dalam kehidupan bersosialnya dapat terjalin hubungan yang
serasi, seimbang, selaras.
6
Banyaknya kejadian yang melanda umat manusia dewasa ini, manusia semakin
menyadari bahwa manfaat ilmu sangat penting membentuk etika, moral, norma,
dan kesusilaan.
Arti kesusilaan menurut Leibniz filsuf pada zaman modern berpendapat bahwa
kesusilaan adalah hasil suatu “ menjadi” yang terjadi di dalam jiwa.
Perkembangan dari nafsu alamiah yang gelap sampai kehendak yang sadar, yang
berarti sampai kesadaran kesusilaan yang telah tumbuh lengkap, disebabkan oleh
aktivitas jiwa sendiri. Apa yang benar-benar kita kehendaki telah terkandung
sebagai benih di dalam nafsu alamiah yang gelap. (Harun Hadiwijoyo, 1990, hlm.
44-45). Oleh karena itu, tugas kesusilaan pertama ialah meningkatkan
perkembangan itu dalam diri manusia sendiri. Kesusilaan hanya berkaitan dengan
batin kita.
) َعلَّ َم٤( )الَّذِي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم٣( )ا ْق َرأْ َو َربُّكَ األ ْك َر ُم٢( ق َ ) َخلَقَ اإل ْن١( َا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِِّكَ الَّذِي َخلَق
ٍ َسانَ ِم ْن َعل
)٥( سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم
َ اإل ْن
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dapat kita ketahui tentang ayat diatas bahwa Alloh menciptakan manusia
dengan penuh kasih sayang dan kesempurnaan baik secara fisik dan rohani.
Dengan dibekali hal diatas maka fungsi manusia terhadap ilmu adalah
menemukan, mengembangkan, menciptakan, kemudian mengevaluasi terhadap
ilmu yang didapatnya melalui proses berpikir yang alami dan sistematis. dengan
pemikiran seperti itu manusia bisa membagi atau memetakan suatu ilmu degan
7
spesifikasi tertentu yang berkembang saat ini dan sudah dimanfaatkan oleh
manusia.
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu,
meskipun secara metodoloigis ilmu tidak membedakan ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial secara garis besar.
Berhubungan dengan ilmu sosial maka ada keterkaitan antara manusia
dengan kemanusiaan sehingga melahirkan konsep ilmu itu sendiri yaitu :
1. Interaksi
2. saling ketergantungan
3. Kesinambungan dan Perubahan
4. Keragaman/Kesamaan/Perbedaan
5. Konflik dan konsensus
6. Pola (Pattern)
7. Tempat atau lokasi
8. Kekuasaan atau Power
9. Nilai Kepercayaan
10. Keadilan Dan Pemerataan
11. Kelangkaan
12. Kekhususan
13. Budaya (Culture)
14. Nasionalisme.
8
bijaksana, dan lebih kritis. Filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, kimia,
biologi, tetapi filsafat adalah ilmu kritis yang otonom di luar ilmu-ilmu positif.
Kelompok mencoba mengangkat tiga unsur pembentukan manusia. Ketiga unsur
pembentuk itu antara lain:
(1) pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya;
(2) manusia dalam hubungannya dengan hidup komunitas; dan
(3) agama membantu manusia hidup dengan lebih baik.
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk
manusia yang lebih baik. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat
mengembangkan diri dan hidupnya. Apa yang diketahui secara lebih umum dalam
pengetahuan, dalam ilmu diketahui secara lebih masuk akal. Dalam hal ini ilmu
lebih kritis daripada hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan.
Sekalipun demikian kelompok megangkat pengetahuan untuk memahami hidup
manusia dan secara kritis dilihat oleh ilmu. Pengetahuan yang dimaksud di sini
lebih pada pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan dunianya. Ketika
manusia mengetahui dan mengenal dirinya secara penuh, ia akan hidup secara
lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia yang adalah dunianya. Berkaitan
dengan itu manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan atau
dunianya. Dengan pengetahuan yang ia miliki tentang dunia atau lingkungannya,
manusia dapat mengadaptasikan dirinya secara cepat dan lebih mudah.
Manusia ternyata tidak hidup sendirian dalam dunianya. Ia hidup dalam
hubungan dengan dan membutuhkan manusia lain, yang menunjukkan hakikat
dari manusia, yaitu sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain
untuk dapat membentuk dan mengembangkan dirinya sehingga dapat hidup secara
lebih baik; lebih bijaksana dan lebih kritis. Dengan demikian manusia pada
hakikatnya hidup bersama dengan orang lain atau hidup dalam suatu komunitas
tertentu, mengalami kehidupan polis. Jadi, kebersamaannya dengan orang lain
dalam suatu komunitas inilah yang turut menentukan pembentukan yang
memperkenankan manusia itu hidup atas cara yang lebih baik dan lebih sempurna
dalam dunianya.
Unsur lain yang menurut kelompok dapat membantu membentuk manusia
sehingga manusia dapat hidup secara lebih baik, lebih bijaksana adalah agama.
Dengan kata lain, agama mengandung nilai-nilai universal yang pada hakikatnya
mengajarkan yang baik bagi penganutnya.
9
Ketiga unsur pembentuk manusia untuk hidup secara lebih baik itu akan
dilihat dan dijelaskan secara lebih dalam pokok-pokok berikut.
10
potensi yang dapat memudahkan manusia itu sendiri maupun tantangan yang
diperhadapkan kepadanya. Kekurangan manusia dapat diatasi dengan apa yang
ada dalam dunianya. Tentu saja melalui suatu relasi, baik relasi dengan orang lain
maupun relasi dengan alam. Pengetahuan dan pengenalan atas diri dan dunianya
membantu manusia untuk mengarahkan dirinya kepada hidup yang lebih baik.
Salah satu cara manusia mengetahui dirinya dan lingkungannya adalah melalui
pendidikan. Dan pendidikan di sini tentu saja pendidikan yang diharuskan untuk
seni yang baik, yang khas hanya untuk manusia, dan yang membedakannya dari
semua binatang.
11
disampaikan kepada setiap individu (anggota persekutuan). Selanjutnya, nilai-
nilai itu dijadikan oleh pegangan dalam diri setiap individu.
Dalam hubungan dengan pembentukan manusia untuk hidup secara lebih
baik, maka pertanyaan yang patut dikemukakan adalah apakah kehidupan
komunitas dapat membentuk manusia untuk hidup secara lebih baik atau lebih
bijaksana dan kritis?
12
perspektif filsafat budaya adalah pembentukan kebijaksanaan secara internal
dalam diri manusia melalui ajaran-ajaran agama.
Manusia tidak dapat dilepaskan dari agama dalam kehidupannya.
Maksudnya adalah bahwa agama menjadi sarana di mana manusia dapat
memenuhi keinginannya untuk dapat hidup dengan lebih bijaksana. Dengan kata
lain agama membantu manusia untuk dapat hidup lebih baik. Melalui agama
manusia dapat menjadi bijaksana untuk mencapai realisasi dirinya yang lengkap
sehingga menjadi suatu microcosmos yang sempurna dalam macrocosmos.
Setiap agama umumnya mengajarkan kepada para penganut atau
pengikutnnya untuk hidup sebagai orang yang saleh, baik di hadapan manusia
maupun di hadapan yang ilahi. Dengan demikian agama dapat mengarahkan
manusia kepada hidup yang lebih baik. Agama membentuk manusia untuk
menjadi lebih baik, lebih bijaksana dengan menanamkan nilai-nilai universal
dalam diri manusia itu.
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15