Anda di halaman 1dari 45

Pemanenan dan pasca panen[sunting | sunting sumber]

 Baler
 Pemotong rumput
 Pemanen hijauan
 Pemanen jagung
 Pemanen kacang
 Pemanen kentang
 Pemanen tebu
 Pemanen wortel
 Pemetik kapas
 Chaser bin
 Reaper
 Binder
 Pemanen kombinasi
 Truk pertanian
 Mesin perontok
 Penggiling gabah
 Polisher
 Grain conveyor
 Pemecah biji jarak
 Pengupas kacang tanah
 Pencacah hijauan
 Pemisah kulit batang kenaf
Elevator biji-bijian

Panen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Pemanenan)
Seorang buruh tani memanen padi.

Pemanenan dengan mesin panen

Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang.[1] Istilah ini paling umum
dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun,
istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budi daya ikan atau
berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, alga/gulma laut, dan hasil
hutan (kayu maupun non-kayu).[2][3][4][5]
Secara kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.
Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine harvester, tetapi
dalam budi daya yang masih tradisional atau setengah trandisional orang masih
menggunakan sabit atau bahkan ani-ani.[6] Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan
dalam budi daya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung diikuti
dengan proses pasca panen ataupengeringan terlebih dahulu.

Metode pemanenan[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan bagian dari organisme yang dipanen, metode pemanenan dapat dibagi menjadi
beberapa bagian.
Pemanenan keseluruhan
Yaitu mengambil seluruh bagian tubuh individu suatu organisme sehingga individu
tersebut tidak lagi hidup. Pemanenan jenis ini adalah yang paling umum dilakukan di
berbagai aktivitas pertanian. Pada aktivitas budi daya tumbuhan semusim, pemanenan
mencabut akartanaman dari tanah sehingga tanaman kehilangan akses terhadap nutrisi
dari tanah. Setelah itu, tanaman diproses untuk diambil sebagian tubuhnya saja atau
seluruhnya.
Pada praktek peternakan yang menghasilkan daging, hewan disembelih sehingga tidak
dapat melanjutkan hidupnya. Daging hewan dibersihkan, dipisahkan dari bagian yang
tidak diinginkan, dan dipotong berdasarkan jenisnya (untuk hewan besar) sebelum dijual.
Pada hewan kecil seperti ikan teri dan lele, seluruh bagian ikan adalah yang dijual.
Pada praktek kehutanan, pemanenan keseluruhan yaitu memotong pohon dari pangkal
batang yang dekat dengan tanah. Namun beberapa jenis pohon mampu tumbuh kembali
dari sisa batang dan akar yang ada (terubusan).
Pemanenan sebagian
Pada praktek budi daya tumbuhan menahun seperti kelapa sawit dan karet, yang
dipanen bukanlah seluruh bagian tanamannya, melainkan bagian yang dimanfaatkan.
Pada kelapa sawit, yang diambil adalah buahnya. Dengan mengambil buahnya saja,
pohon tidak mati. Begitu pula dengan pohon karet yang diambil hanya getahnya.
Umumnya tanaman perkebunan hanya dipanen sebagian.
Pada praktek peternakan domba, yang dipanen adalah rambutnya (wool) dan domba
tetap dipelihara sampai rambutnya tumbuh kembali. Pada sapi susu, yang dipanen
adalah susunya. Sapi susu hanya akan menghasilkan susu setelah melahirkan anak
pertama.

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ "Kamus Besar Bahasa Indonesia".


2. ^ Tlicho Agreement Aboriginal Affairs and Northern Development
Canada
3. ^ "PANEN KAYU MANIS (Cinnamomum zeylanicum)". Kementerian
Pertanian Republik Indonesia. Diakses 11 Desember 2013.
4. ^ "Dam Bengawan Solo Ditutup, Warga Panen Ikan". Okezone.com.
Senin, 14 Oktober 2013.
5. ^ "Jamur Tiram, Sekali Panen Dapat Rp 241.000". Tribun News.
Kamis, 13 Juni 2013.
6. ^ American Heritage Dictionary (ed. 4th ed.). Boston: Houghton Mifflin
Co. 2000. ISBN 0-618-08230-1.

Pascapanen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Pasca panen)

Pengeringan dan pengemasankacang tanah di Distrik Jiangxia, Hubei, China


Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan.
Penanganan pascapanen mencakup pengeringan,[1] pendinginan,[2] pembersihan,[1] penyortiran,
penyimpanan,[3][1] dan pengemasan.[1] Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari
tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses
pembusukan. Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar,
juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan
pascapanen, apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya.
Penanganan pascapanen berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur
fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil pertanian secara signifikan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Tujuan
 2 Lihat pula
 3 Referensi
 4 Pranala luar

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Pengeringan cabai di Milyanfan,Kirgizstan

Penanganan pascapanen jeramidengan menumpuknya dalam bentuk balok-balok

Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah hilangnya kelembaban,


memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, dan mencegah kerusakan
fisik. Sanitasi juga merupakan hal yang penting dalam mencegah keberadaan patogen perusak
bahan pertanian.
Setelah dari lahan, penanganan pascapanen umumnya dilakukan di rumah pengepakan. Wujud
dari rumah pengepakan dapat berupagubuk sederhana yang menyediakan teduhan dan air
mengalir; hingga rumah pengepakan skala besar dengan fasilitas modern termekanisasi yang
dilengkapi sabuk konveyor, pensortiran otomatis, pendingin, dan sebagainya. Pada proses
pemanenan hasil pertanian dengan mesin, penanganan pascapanen seperti perontokan,
pembersihan, dan proses awal lainnya dapat terjadi di mesin tersebut.
Penyimpanan pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil
pertanian. Pengaturan kelembaban dan temperatur ruangan penyimpanan dibutuhkan untuk
memperlambat penurunan kualitas bahan, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, alami
maupun mekanisasi.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

 Kehilangan pascapanen
 Lingkungan dan bangunan pertanian
 Pemanen kombinasi
 Teknik pasca panen

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ a b c d Purwadaria, Hadi K.. "Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Teknologi


Pasca Panen". Repository IPB. Diakses 15 Oktober 2013.
2. ^ Tambunan, Armansyah H.; Rismawan, Hedi R.; Silalahi, Isabella. "Penerapan Sistem
Pendinginan Evaporatif untuk Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian". Buletin
Keteknikan Pertanian (Institut Pertanian Bogor). Diakses 15 Oktober 2013.
3. ^ Purwoko, Bambang S.; Magdalena, Fera Santi. "Pengaruh Perlakuan Pasca Panen dan
Suhu Simpan terhadap daya Simpan dan Kualitas Buah Mangga (Mangifera indica L.)
Varietas Arumanis". Jurnal Agronomi Indonesia (Institut Pertanian Bogor). Diakses 15
Oktober 2013.

Pemanen tebu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemanen tebu di Piracicaba, Sao Paulo. Brasil merupakan negara penghasil tebu utama di dunia yang banyak
dikonversi menjadi etanol

Pemanen tebu adalah salah satu mesin pertanian yang digunakan untuk memanen tebu dan
melakukan sedikit pemrosesan pasca panen.[1] Proses pasca panen yang dilakukan yaitu
memotong dedaunan dan memisahkannya dari tebu; beberapa memotong-motongtebu menjadi
batang yang lebih pendek.
Mesin ini dikembangkan sejak tahun 1920an dan memiliki fungsi yang mirip dengan pemanen
kombinasi. Mesin ini memotong batang tebu pada bagian tanaman yang mendekati tanah,
memotong dedaunan tebu, dan memotong teu menjadi batang-batang yang lebih kecil. Lalu tebu
dimasukan ke penampung yang ada di mesin itu sendiri atau ditumpahkan ke kotak
pengejar (chaser bin) yang ditarik oleh traktor atau dibawa oleh truk, dan bergerak beriringan
dengan mesin. Material yang tidak dibutuhkan seperti dedaunan tebu kemudian dibuang ke
lahan agar terdekomposisi dan menjadi pupuk.[2][3][4][5][6]

Pemanen tebu dengan truk yang melaju di sampingnya, di Thailand

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ "Sugar-Cane Harvester Cuts Forty-Tons an Hour" Popular Mechanics Monthly, July 1930
2. ^ http://www.zelmeroz.com/album_rail/ctn/ctn_07.pdf
3. ^ http://www.bae.ksu.edu/precisionag/Papers/Fiber%20Optic%20Yield%20Monitor%20for%2
0a%20Sugarcane%20Harvester.pdf
4. ^ http://etd.lsu.edu/docs/available/etd-1109102-124123/unrestricted/Benjamin_thesis.pdf
5. ^ "Sugar cane harvester machine loading wagons (4)". Ufdc.ufl.edu. Diakses 2012-02-26.
6. ^ "Sugarcane Harvester - Most viewed - Photo (JPG) - IAN Image and Video Library - Free
High Resolution and Vector Environmental Science Images". Ian.umces.edu. Diakses 2012-
02-26.

Pemanen tebu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemanen tebu di Piracicaba, Sao Paulo. Brasil merupakan negara penghasil tebu utama di dunia yang banyak
dikonversi menjadi etanol
Pemanen tebu adalah salah satu mesin pertanian yang digunakan untuk memanen tebu dan
melakukan sedikit pemrosesan pasca panen.[1] Proses pasca panen yang dilakukan yaitu
memotong dedaunan dan memisahkannya dari tebu; beberapa memotong-motongtebu menjadi
batang yang lebih pendek.
Mesin ini dikembangkan sejak tahun 1920an dan memiliki fungsi yang mirip dengan pemanen
kombinasi. Mesin ini memotong batang tebu pada bagian tanaman yang mendekati tanah,
memotong dedaunan tebu, dan memotong teu menjadi batang-batang yang lebih kecil. Lalu tebu
dimasukan ke penampung yang ada di mesin itu sendiri atau ditumpahkan ke kotak
pengejar (chaser bin) yang ditarik oleh traktor atau dibawa oleh truk, dan bergerak beriringan
dengan mesin. Material yang tidak dibutuhkan seperti dedaunan tebu kemudian dibuang ke
lahan agar terdekomposisi dan menjadi pupuk.[2][3][4][5][6]

Pemanen tebu dengan truk yang melaju di sampingnya, di Thailand

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Portal
pertanian

Wikimedia
Commonsmemiliki
kategori
mengenaiPemanen tebu

 Daftar alat dan mesin pertanian

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ "Sugar-Cane Harvester Cuts Forty-Tons an Hour" Popular Mechanics Monthly, July 1930
2. ^ http://www.zelmeroz.com/album_rail/ctn/ctn_07.pdf
3. ^ http://www.bae.ksu.edu/precisionag/Papers/Fiber%20Optic%20Yield%20Monitor%20for%2
0a%20Sugarcane%20Harvester.pdf
4. ^ http://etd.lsu.edu/docs/available/etd-1109102-124123/unrestricted/Benjamin_thesis.pdf
5. ^ "Sugar cane harvester machine loading wagons (4)". Ufdc.ufl.edu. Diakses 2012-02-26.
6. ^ "Sugarcane Harvester - Most viewed - Photo (JPG) - IAN Image and Video Library - Free
High Resolution and Vector Environmental Science Images". Ian.umces.edu. Diakses 2012-
02-26
2.Pemetik kapas
3. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

4.
5.
6. Pemetik kapas buatan John Deereyang sedang bekerja

7.
8.
9. Pemetik kapas model Case IH Module Express 625 mampu memetik kapas dan mengepresnya untuk
memudahkan transportasi

10.
11.
12. Pemetik kapas ukuran yang lebih kecil buatan McCormick

13.
14.
15. Pemetik kapas John Deere yang mampu memetik hinga delapan baris tanaman
16. Mesin pemetik kapas adalah mesin pertanian yang memanen kapas secara otomatis
untuk memaksimalkan efisiensi. Mesin ini pertama kali diciptakan oleh John D. Rust dan
mematenkannya pada tahun 1933.[1] Pemetik kapas pertama hanya mampu memetik
satu baris dalam sekali waktu, namun mampu menggantikan 40 tenaga kerja manusia.
17. Terdapat dua jenis pemetik kapas. Pertama yang disebut sebagai stripper yang memetik
hanya serat kapasnya saja.[2] Tipe kedua, yang disebut sebagai spindle memetik
bersama dengan biji kapasnya lalu dipisahkan antara biji kapas dan serat kapas di dalam
mesin. Biji kapas dapat dibuang ke lahan atau diproses sebagai produk samping industri
untuk menghasilkan minyak biji kapas

Pemanen kombinasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Diagram pemanen kombinasi konvensional

1) Kumparan penarik 11) Ayakan yang dapat diatur


2) Batang pemotong 12) Ayakan utama
3) Kepala auger 13) Konveyor tongkol
4) Konveyor biji-bijian 14) Pendaur ulang tongkol
5) Perangkap batu 15) Auger biji-bijian
6) Drum perontok 16) Tangki biji-bijian
7) Cekungan 17) Penekan jerami
8) Pembawa jerami 18) Kabin pengemudi
9) Nampan biji-bijian 19) Mesin
10) Kipas 20) Auger pengeluaran
21) Impeller

Pemanen kombinasi (combine harvester) adalah mesin yang memanen tanaman serealia.
Mesin ini, seperti namanya, merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda,
yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi. Di antara serealia
yang dipanen antara lain gandum, oat, rye, barley, jagung, kedelai, danflax. Batang serealia atau
jerami ditinggalkan di lahan untuk memberikan nutrisi dan menambah kadar organik bagi tanah,
atau dikumpulkan kembali dengan mesin baler (pembuat bale, gulungan jerami) dan dipadatkan
untuk diberikan ke hewan ternak.
Pemanen kombinasi adalah salah satu penemuan penting di bidang pertanian karena mampu
menghemat biayatenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani.[1]
Perhatikan diagram di samping. Tanaman yang akan dipanen masuk ke nomor (2) dengan
dipotong batang bawahnya menggunakan batang pemotong. Setelah itu dialirkan ke perontok (6)
menggunakan auger (3) dan konveyor (4). Biji-bijian yang rontok akan jatuh ke nampan di
bawahnya (9), dengan memanfaatkan getaran yang dihasilkan mesin, biji-bijian mengalir ayakan
(11) dan ayakan utama (12) lalu jatuh ke kaki auger biji-bijian (15) untuk dibawa ke tangki biji-
bijian (16). Sementara jerami yang mungkin masih mengandung biji-bijian dibawa sambil
digetarkan di pembawa jerami (8). Biji-bijian yang tersisa akan jatuh ke ayakan (11) dan
mengikuti aliran biji-bijian utama. Tongkol atau kepala biji-bijian berukuran cukup besar sehingga
tidak dapat lolos ayakan utama. Tongkol akan kembali ke perontok (6) untuk dirontokkan
kembali. Jerami akan dikeluarkan melalui penekan jerami (chaffer) (17).

Pemanen kabin terbuka Lely

Pemanenan gandum Rostselmash Torum 740 mesin dengan perontok berputar (rotary thresher) ,
dilengkapi kabin tertutup dan berpendingin udara

"Old Style Harvester" diHenty, Australia

Pemanenan oat dengan mesin Claas case 570

John Deere Combine 9870 STS dengan 625D


Bagian bawah John Deere 9870 STS

Pemanen kombinasi aliran aksial Case IH

John Deere 9410 dengan landasan biji-bijian terpasang

John Deere Titan Series memanen jagung dengan bantuan truk penampung

Massey Fergusondengan pengatur kemiringan untuk menanen di lahan yang tidak rata


McCormick 141, sekitar tahun 1950an

Pemanen kombinasi untuk padi

Mesin perontok
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mesin perontok yang sedang beroperasi

Mesin perontok adalah mesin pertanian yang digunakan untuk merontokan biji-
bijian serealia dari tangkainya. Mesin ini ditemukan oleh Andrew Meikle pada tahun 1786.[1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Sejarah
 2 Pengembangan
 3 Lihat pula
 4 Referensi
 5 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Mesin perontok

Perontok generasi berikutnya yang dilengkapi dengan penampi

Fenomena kerusuhan Swing Riots di Inggris sebagian disebabkan oleh keberadaan mesin
perontok. Keberadaan mesin perontok menyebabkan buruh pertanian kehilangan pekerjaan
karena peran mereka telah tergantikan oleh mesin perontok. Diikuti oleh kondisi peperangan,
pajak yang tinggi, dan pendapatan yang rendah, para buruh pertanian akhirnya rusuh pada
tahun 1830. Sembilan pelaku kerusuhan digantung dan ratusan dikirim ke Australia.
Mesin perontokan pertama dioperasikan manual yang digerakan oleh kuda. Kemudian mesin
uap portabel menggantikan peran kuda dan memberikan tenaga bagi mesin perontok. Pada
tahun 1834, John Avery dan Hiram Abial Pitts melakukan pengembangan mesin sehingga
mampu memisahkan biji-bijian dari kulit bij secara otomatis. Mereka memperoleh paten pada
Desember 1837.[2][3]
John Ridley, seorang penemu Australia juga mengembangkan mesin perontok untuk digunakan
di Australia pada tahun 1843.[4]
Meski sudah cukup otomatis, namun serangkaian proses untuk mendapatkan serealia dari lahan
masih cukup panjang. Dimulai daripemanenan, mengikatnya, merontokkan, dan seterusnya.
Semua proses ini dikerjakan secara terpisah. Pada tahun 1910, di daerahPalouse di barat laut
Amerika Serikat, dikembangkan mesin yang memiliki konsep pemanen kombinasi yang ditarik
oleh kuda. Mesin ini memanen dengan hasil akhir berupa biji-bijian gandum yang sudah
dirontokkan. Penemuan ini memotong jalur proses pasca panengandum yang biasanya
dilakukan di luar lahan pertanian. Kemudian mesin diesel dan gas muncul dan semakin
meningkatkan inovasi mesin pemanen kombinasi.

Pengembangan[sunting | sunting sumber]

Mesin perontok di Jepang


Mesin pemanen kombinasi untuk tanaman padi, di Institut Pertanian Bogor

Setelah ditemukannya pemanen kombinasi, mesin perontok telah menjadi bagian tetap dari
mesin pemanen kombinasi. Namun bukan berarti mesin perontok tunggal sudah tidak ada. Di
negara berkembang seperti di Indonesia, mesin ini masih diproduksi terutama untuk
merontokan padi[5], bermesin maupun bertenaga manusia (dengan pedal kaki) berkapasitas
rendah agar mampu dijangkau petani kecil.[6]Meski sejak dulu mesin perontok dan pemanen
kombinasi identik dengan gandum, namun bukan berarti tidak bisa dikembangkan untuk
tanaman selain gandum. Mesin ini telah dikembangkan pula untuk merontokkan padi, kacang-
kacangan,[7][8] lada,[9] dan sebagainya. Benua Asia, yang dipimpin oleh Jepang,
mengembangkan mesin perontok dan pemanen kombinasi untuk tanaman padi.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Portal Pertanian

 Daftar alat dan mesin pertanian

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Clark, Gregory (2007). A Farewell to Alms: A Brief Economic History of the World.
Princeton University Press. hlm. 286. ISBN 978-0-691-12135-2.
2. ^ "United States Patent: 0000542". Diakses 18 July 2013.

Elevator biji-bijian
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Elevator biji-bijian
Silo dengan elevator biji-bijian di Edon, Ohio

Model CAD konveyor ember. Biji-bijian dituang dari bagian atas sabuk horizontal lalu naik ke atas.

Elevator biji-bijian adalah tower yang terdiri dari elevator ember atau konveyor pneumatik yang
mengangkut biji-bijian dari lantai bawah dan menumpuknya dari bagian atas silo atau fasilitas
penyimpanan lainnya. Dalam banyak kasus, istilah "elevator biji-bijian" juga mencakup seluruh
fasilitas terkait, dari silo, pos penerimaan dan pemeriksaan, hingga kantor yang melayaninya.
Sebelum ditemukannya elevator biji-bijian, penanganan dan penyimpanan biji-bijian biasanya
dilakukan di dalam kantong-kantong, bukan sebagai bahan curah. Elevator ditemukan oleh
Joseph Dart dan Robert Dunbar pada tahun 1842-43, diBuffalo, New York,
memanfaatkan penggilingan tepung bermesin uap milik Oliver Evans.[1] Buffalo diuntungkan
dengan kondisi geografisnya yang memudahkan pengapalan biji-bijian.
Elevator biji-bijian kedua dan ketiga dibangun di Toledo, Ohio dan Brooklyn, New York, pada
tahun 1847. Kedua kota tersebut terlibat perdagangan biji-bijian internasional yang
menguntungkan perekonomian Amerika ketika itu, hingga urbanisasi. Lalu elevator biji-bijian
berikutnya dibangun di Cleveland, Chicago, dan Duluth untuk mengakomodasi meningkatnya
produksi biji-bijian dan tingginya arus perdagangan. Bisa dikatakan elevator biji-bijian telah
menjadikan Amerika Serikat digdaya di bidangpertanian ketika itu. Tidak hanya gandum, tapi
juga dalam produksi jagung dan oat.[1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Permasalahan
 2 Lihat pula
 3 Referensi
 4 Pranala luar

Permasalahan[sunting | sunting sumber]


Operator elevator biji-bijian ketika itu sangat berkuasa terhadap perdagangan gandum karena
ketika itu, truk besar pengangkut bahan curah belum ditemukan dan pendistribusian gandum
umum dilakukan ke dalam Amerika melalui sungai besar menggunakan kapal uap. Hal itu
menyebabkan mereka mampu mengendalikan harga dan keuntungan terbesar dalam
perdagangan biji-bijian jatuh kepada mereka, sehingga petani bergerak, membentuk
semacam koperasi, dan mengambil alih elevator biji-bijian seperti yang terjadi
pada Saskatchewan Wheat Pool.[2]
Elevator biji-bijian memiliki bahaya yang sama seperti silo dalam hal penyimpanan bahan curah
dan penanganannya dari lantai dasar ke silo. Fenomena bom tepung (flour bomb) dapat terjadi
hanya dengan sedikit percikan api, karena tepung memiliki luas permukaan yang cukup untuk
mengoksidasi oksigen di sekitarnya. Ledakan telah terjadi di elevator biji-bijian di Minneapolis,
Minnesota tahun 1878, diWichita, Kansas tahun 1998,[3] dan di Atchison, Kansas tahun 2011.
Masalah lainnya adalah dengan ditemukannya komoditas pertanian yang termodifikasi secara
genetik (GM, genetically modified). Pemisahan hasil pertanian GM dengan hasil pertanian
konvensional diperlukan tergantung pada permintaan konsumen dan peraturan setempat. Hal ini
terjadi karena adanya kemungkinan masalah kesehaan dari produk pertanian GM dan polusi
genetik dari GM ke lingkungan.

Silo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini bukan mengenai Lumbung padi.

Ini adalah halaman mengenai bangunan penyimpan bahan curah. Untuk Silo lain, lihat Silo
(disambiguasi).

Silo biji-bijian tipe menara yang terbuat dari baja, di Ralls, Texas.
Rangkaian silo menara dengan elevator biji-bijian di Port Gilles, Australia Selatan.

Silo bunker penyimpan gula di Chillan, Cili.

Silo karung berdiameter 8 kaki kali 150 kaki.


Silo kotak penyimpan 27 jenis bebatuan, kerikil, pasir untuk bahan bangunan, di Copenhagen,Denmark.

Silo adalah struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk materials). Silo umumnya
digunakan di bidangpertanian sebagai penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak. Di luar
bidang pertanian, silo digunakan untuk menyimpan batu bara, semen, potongan kayu, dan serbuk
gergaji. Ada tiga jenis silo yang banyak digunakan hingga saat ini, yaitu tipe menara, bunker, dan
karung.
Dalam memuat bahan curah ke dalam silo, diperlukan mekanisme elevator biji-
bijian seperti konveyor (konveyor sabuk, konveyor udara, konveyor ember), auger, dan hopper
tergantung pada jenis bahan curah yang dimuat. Pengisian dilakukan dari tingkat paling atas, sehingga
yang masuk lebih dulu akan berada di bawah. Sedangkan pengambilan bahan curah dilakukan dari
bawah.
Tergantung pada bahan yang dimuat, pengendalian lingkungan di dalam bisa bervariasi.
Pengendalian kadar air di udara diperlukan dan disesuaikan dengan kadar air kesetimbangan bahan
jika menginginkan waktu penyimpanan yang lama. Pengendalian jenis dan kadar gas di dalam silo
diperlukan jika bahan mudah bereaksi dengan gas tertentu seperti oksigen. Pengendalian kadar gas
juga diperlukan jika silo digunakan untuk proses fermentasi, aerob maupun anaerob.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Berbagai jenis silo


 2 Sejarah
 3 Keamanan
 4 Lihat pula
 5 Referensi
 6 Bahan bacaan
 7 Pranala luar

Berbagai jenis silo[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan jenis struktur:

1. Silo menara
2. Silo bunker
3. Silo karung
4. Silo kotak
Berdasarkan bahan yang disimpan:

1. Silo biji-bijian
2. Silo semen
3. Silo penyimpan garam dan pasir

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Reruntuhan arkeologis dan catatan kuno menunjukkan bahwa silo digunakan di zaman Yunani
kuno pada abad ke 8 sebelum masehi, hingga abad ke 5 sesudah masehi di situs arkeologi Tel Tsaf,
kawasan Lembah Yordania, Timur Tengah. Istilah silopun merupakan turunan dari bahasa
Yunani, siros, yang berarti "lubang penyimpan biji-bijian"[1][2][3].
Silo modern pertama yang dibangun dengan kayu dan diisi dengan biji-bijian, dibuat pertama kali oleh
Fred Hatch di McHenry County, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1873[4][5].

Keamanan[sunting | sunting sumber]


Silo, yang merupakan struktur yang memiliki mekanisme mesin di dalamnya, cukup berbahaya. Setiap
hari terdapat kasus kecelakan yang mengakibatkan korban luka hingga meninggal dunia[6].
Permesinan dan perlengkapan yang digunakan, seperti tangga, dapat mencapai ketinggian yang lebih
tinggi dari silo sehingga ada risiko jatuh ketika digunakan. Pengisian silo di dalam aktivitas pertanian
menggunakan traktor dengan poros power take-off (PTO) yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Poros PTO ini diperpanjang hingga mencapai implemen dan berputar di luar badan traktor sehingga
dapat membahayakan jika manusia terjebak oleh putaran tersebut.
Untuk silo yang digunakan dalam keperluan fermentasi, diperlukan perhatian dalam menangani kadar
gas di dalam silo. Fermentasi menghasilkan gas yang mampu mengantikan posisi oksigen di dalam
silo. Kasus sesak napas hingga asfiksiadapat terjadi ketika petugas membuka tutup atas silo.
Diperlukan blower atau kipas untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Gas metan juga dihasilkan dari fermentasi, dan dapat menyebabkan ledakan, karena gesekan antara
bahan pertanian dan badan silo ketika proses pemuatan maupun pembongkaran dapat menghasilkan
listrik statis, yang ketika muatan listriknya cukup besar, menghasilkan percikan bunga api
listrik. Grounding diperlukan untuk menghantarkan muatan listrik dari badan silo ke bumi.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

 Lumbung padi
 Gudang pertanian
 Elevator biji-bijian
 Lingkungan dan bangunan pertanian

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Dwayne R Buxton. 2003. Silage Science and Technology. American Society of


Agronomy, inc.
2. ^ William Shurtleff, Akiko Aoyagi. 2010. History of Soybeans and Soyfoods in
Canada (1831 - 2010). Soyinfo Center.
3. ^ σιρός. Henry George Liddell, Robert Scott. A Greek-English Lexicon. Perseus.
4. ^ Eric Sloane's An Age of Barns. MBI Publishing Company.
5. ^ Lost Farms of McHenry County. Arcadia Publishing.

Lingkungan dan bangunan pertanian


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan


kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang

terpercaya.

Tag ini diberikan pada Maret 2014

Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin ilmu dalam teknik
pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam bangunan pertanianuntuk
pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil pertanian.

Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah semua bangunan dengan
berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di
bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian (rumah
kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak (kandang dan sebagainya), bangunan untuk
penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang pertanian dan sebagainya), bangunan
untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya.
Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro dan
pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai
dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut
meliputi temperatur, kelembapan, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama danpenyakit, dan
sebagainya yang memengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu
produk hasil pertanian. Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara
tertutup.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Lingkungan mikro tanaman


o 1.1 Cahaya
o 1.2 Temperatur
o 1.3 Kelembapan udara relatif
o 1.4 Kadar karbon dioksida di udara
o 1.5 Kecepatan angin
o 1.6 Polutan
o 1.7 Zona perakaran
 2 Lingkungan mikro hewan
o 2.1 Temperatur udara
 3 Jenis dan bangunan pertanian
o 3.1 Bangunan untuk produksi tanaman
o 3.2 Bangunan untuk produksi ternak
o 3.3 Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian
o 3.4 Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian
o 3.5 Bangunan pertanian lainnya
 4 Pengendalian lingkungan pada bangunan pertanian
o 4.1 Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman
o 4.2 Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi ternak
o 4.3 Pengendalian lingkungan pada bangunan penyimpanan hasil pertanian
 4.3.1 Penyimpanan pada suhu rendah
 4.3.2 Penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk karung
 4.3.3 Penyimpanan hasil pertanian serealia dalam bentuk curah dalam silo
 4.3.4 Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan
 5 Referensi

Lingkungan mikro tanaman[sunting | sunting sumber]


Elemen lingkungan yang memengaruhi produktivitas tanaman adalah temperatur, kelembapan
relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi CO2, serta pH, kadar nutrisi, dan kadar
air media tanam. Media tanam yang digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam
yang digunakan. Penanaman dengan cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan pH,
nutrisi, dan kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan
media tanah, sehingga penanganan lingkungan mikro akan sedikit berbeda. Penanganan faktor
lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika dibandingkan dengan penanganan lingkungan
mikro tanaman dalam ruangan terbuka, mengingat bahwa dalam rumah kaca
intensitas panas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan struktur bangunan.
Cahaya[sunting | sunting sumber]

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman karena merupakan
sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling penting bagi tanaman
adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang antara 390-700 nm.

Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang
sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat dilakukan
dengan sistem perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia
kurang atau tidak ada. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian
menyukai intensitas cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan,
atau tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk membuat teh
putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis).

Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting. Sebagian tipe
tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau menghasilkan hasil yang
baik, namun ada juga yang tidak; misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya
penyinaran melebihi 15 jam sehari, bit gula tidak akan menghasilkangula yang banyak jika tidak
mendapatkan cahaya lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak dipengaruhi lamanya penyinaran.
Fenomena ini disebut fotoperiodisme.
Temperatur[sunting | sunting sumber]

Temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat penting bagi tumbuhan.
Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara, air, ataupun tanah, dipengaruhi oleh
banyak hal seperti durasi dan intensitas radiasi matahari, laju pindah panas, laju
transpirasi dan evaporasi, dan aktivitas biologis di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur
udara di sekitar tanaman, namun sulit mengukur temperatur tanaman itu sendiri. Biasanya
temperatur daun digunakan sebagai data yang mewakili karena permukaan daun yang luas serta
kegunaan daun sebagai organ transpirasi menjadikannya tolok ukur pengukuran temperatur
tanaman. Selain itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur temperatur organ
perakaran tanaman.

Hubungan antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman sangat kompleks, namun pada
umumnya memengaruhi kinerja enzim tanaman dan aktivitas air. Tanaman, selayaknya makhluk
hidup lain di bumi ini, kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam maupun di
luar sel. Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak akan aktif dan cenderung dorman, sedangkan
ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan mengalami pengurangan aktivitas
hingga akhirnya mati. Jika tidak ada aktivitas enzim, kehidupan tidak akan berlangsung dengan
baik. Selain itu, temperatur yang tinggi juga akan menyebabkan laju transpirasi meningkat
melebihi penyerapan air oleh akar sehingga sel tanaman akan mengering dan mati.

Temperatur bersama-sama dengan kelembapan udara adalah yang paling memengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kelembapan udara relatif[sunting | sunting sumber]

Kelembapan udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan uap
air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.
Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam
udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh
udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.

Dalam konteks budidaya tanaman, kelembapan udara dipengaruhi dan memengaruhi laju
transpirasi tanaman. Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar
hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan dan terjadi
secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.

Kelembapan udara, bersama dengan temperatur paling banyak memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kadar karbon dioksida di udara[sunting | sunting sumber]

Karbon dioksida adalah gas yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan dasar
berlangsungnya fotosintesis. Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan menghasilkan hasil
pertanian karena karbon dioksida bersama air dan cahaya matahari merupakan bahan dasar
proses pembentukan hasil-hasil pertanian melalui fotosintesis tanaman.
Kecepatan angin[sunting | sunting sumber]

Yang dimaksud dengan kecepatan angin dalam hal ini adalah besarannya dan tidak bergantung
pada arah. Angin memengaruhi laju transpirasi, laju evaporasi, dan ketersediaan karbon dioksida
di udara. Tanaman akan mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara
pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s. American Society of Agricultural
Engineering merekomendasikan kecepatan angin dalam budidaya tanaman tidak melebihi 1 m/s.
Pengendalian kecepatan angin dapat dilakukan jika budidaya dilakukan dalam greenhouse
dengan ventilasi yang tidak terlalu terbuka serta dinding yang kedap udara.
Polutan[sunting | sunting sumber]

Polutan adalah segala sesuatu yang mencemari lingkungan. Polutan yang memengaruhi
pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara, tanah, maupun air ketika dilakukanirigasi.
Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika udara di sekitar tanaman mengandung amonia dalam
kadar 8-40 ppm atau SO2 sebesar 1 ppm. Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun
dalam tanah, dapat menyebabkan akumulasi merkuri pada hasil pertanian. Keberadaan
gas etilena dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.
Zona perakaran[sunting | sunting sumber]

Akar yang ditanam dalam media hidroponik

Zona perakaran merupakan tempat berdirinya tanaman dan sekaligus berfungsi sebagai media
tumbuh tanaman. Lingkungan perakaran juga menjadi sumber air dan tempat tersimpannya
nutrisi tanaman sebelum diserap oleh tanaman. Zona perakaran juga merupakan tempat
berlangsungnya difusi oksigen ke akar. Zona perakaran tidak hanya berupa media tanah;
penanaman secara hidroponik memungkinkan tanaman ditanam di media non tanah. Media
tersebut antara lain sabut kelapa, arang, vermiculite,rockwool, perlite, air, dan sebagainya.
Bahkan tanaman yang ditanam secara aeroponik tidak memerlukan media tanam apapun; akar
langsung terekspos oleh udara.

Lingkungan mikro hewan[sunting | sunting sumber]


Lingkungan mikro hewan adalah faktor yang memengaruhi kenyamanan hidup hewan dan
interaksinya dengan lingkungan sekitar (kandang, padang rumput, dan sebagainya). Dalam
bangunan pertanian kandang, pengendalian kelembapan, temperatur, intensitas cahaya, dan
bau serta pengaturan jarak antara satu hewan dengan hewan lainnya penting untuk dilakukan
demi kenyamanan danproduktivitas hewan ternak.

Hewan dikatakan nyaman jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Pembuluh darah tidak mengembang atau mengkerut, disebabkan temperatur yang


mengganggu kenyamanan hewan tersebut.
 Evaporasi dari kulit dan saluran napas hewan minimum, dapat dilakukan dengan
mengendalikan temperatur dan kelembapan kandang.
 Rambut dan bulu tidak tegang.
 Respon dan tingkah laku terhadap lingkungan (temperatur panas atau dingin, bau, dan
sebagainya) tidak terlihat.
Temperatur udara[sunting | sunting sumber]

Peranan temperatur udara dalam lingkungan mikro hewan sangat penting dalam menentukan
kenyamanan hewan ternak. Temperatur yang dibutuhkan untuk setiap jenis hewan dan dalam
kondisi tertentu berbeda-beda, menyebabkan pengaturan temperatur mikro hewan menjadi sulit.
Seperti contoh, hewan ternak besar yang baru saja dilahirkan membutuhkan temperatur yang
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan hewan ternak besar dalam kondisi biasa agar tidak
mengalami hipotermia akibat proses adaptasi yang belum terlalu lama. Temperatur kenyamanan
bagi hewan ditentukan oleh jenis hewan ternak, usia, jenis kelamin, jumlah pakan, dan kondisi
kesehatan dan fisiologis hewan ternak.

Temperatur yang berada di luar temperatur kenyamanan hewan akan menyebabkan hewan
stress. Jika terlalu ekstrem panas akan menyebabkan hewan mati akibat hipertermia, dan pada
kondisi tersebut hewan mengalami penyerapan panas yang terlalu tinggi. Sedangkan jika terlalu
ekstrem dingin akan menyebabkan hewan mati akibat hipotermia, dan hewan ketika itu
mengalami pengeluaran panas yang terlau tinggi.

Semua jenis hewan ternak yang umum berada di pasaran adalah hewan berdarah panas, yang
berarti hewan tersebut dapat mempertahankan temperatur tubuhnya dengan mengatur
kecepatan aliran darah, lebar penampang pembuluh darah, kadar gula, ion tubuh, dan
sebagainya.

Perilaku dan perubahan fisiologis hewan yang mungkin muncul ketika berada dalam kondisi
kedinginan yaitu:

 Pembuluh darah mengkerut, rambut menjadi tegang, dan kulit menebal diisi oleh
kandungan lemak dan minyak. Kombinasi dari ketiganya mengurangi besarnya pindah
panas dari tubuh ke lingkungan
 Metabolisme akan meningkat untuk meningkatkan panas tubuh. Hal ini akan menyebabkan
hewan cepat lapar dan membutuhkan makanan yang lebih banyak

Jenis dan bangunan pertanian[sunting | sunting sumber]


Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau proses
produksi pertanian baik pra maupun pasca panen. Berdasarkan fungsinya, maka bangunan
pertanian dapat dikelompokkan dalam berbagai macam atau jenis bangunan sebagai berikut:
Bangunan untuk produksi tanaman[sunting | sunting sumber]

Rumah tanaman, salah satu jenis bangunan untuk budidaya pertanian yang paling umum

Bangunan untuk produksi tanaman umum disebut greenhouse atau rumah kaca atau rumah
tanaman; istilah terakhir muncul sejak pembangunan greenhouse tidak lagi menggunakan kaca,
tetapi juga plastik dan fiberglass dengan alasan teknis maupun ekonomi. Rumah kaca umumnya
dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan empat musim. Bangunan ini dperlukan agar
kegiatanbercocok tanam dapat dilakukan ketika temperatur cuaca mematikan bagi tanaman
pertanian. Dengan rumah kaca, tanaman yang di dalamnya terlindungi dari temperatur
lingkungan serta mendapatkan temperatur yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal ini
dikarenakan cahaya matahari masih dapat menembus atap dan dinding rumah kaca, sedangkan
panas yang dihasilkan dari elemen-elemen di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di
dalam sehingga temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan mengimbangi temperatur
dingin di luar sehingga memungkinkan bagi tanaman untuk hidup.

Tetapi, efek rumah kaca tidak dapat diterapkan di wilayah tropis karena temperatur yang
meningkat akan mematikan tanaman yang didalamnya, mengingat bahwa temperatur lingkungan
di wilayah tropis sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Greenhouse yang dibangun di
wilayah tropis umumnya tidak melindungi tanaman dari temperatur udara luar. Hal ini karena
konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan atap yang berventilasi, memungkinkan udara
panas naik dan keluar dari greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman
dari hujan dan serangan hama.
Bangunan untuk produksi ternak[sunting | sunting sumber]
Kandang di Wisconsin, USA

Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak besar, ternak kecil, dan unggas.
Di Indonesia, pada umumnya sudah digunakan dalam skala luas kadang ayam yang dibangun
dalam skala besar untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanis.
Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha peternakan ayam, karena
umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik secara individu maupun
berkelompok. Sistem perkandangannya pun masih sederhana dan hanya mampu menampung
dua hingga lima ekor sapi. Peternakan besar sudah ada, namun jumlahnya terbatas sehingga
masih berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Usaha di bidang peternakan memerlukan fasilitas perkandangan yang baik agar produksinya
baik. Untuk itu, diperlukan perancangan dan desain yang baik pula, dan disesuaikan dengan
jenis ternak dan skala usaha yang ada. Yang paling utama adalah kandang tersebut berfungsi
dengan baik, menyediakan perlindungan dan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan
kenyamanan hewan ternak.
Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian [sunting | sunting sumber]

Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia sejak 8000 tahun sebelum
masehi pada saat manusia mulai menanam, sedangkan penyimpanan bahan pangan sudah
dimulai sejak manusia melakukan budaya berburu dan mengumpulkan makanan untuk
mencegah kelaparan ketika musim yang tidak diinginkan datang. Produk hasil pertanian secara
luas, baik berupa hasil pertanian, perikanan, peternakan, maupun kehutanan memerlukan
fasilitas penyimpanan sebelum diproses atau sebelum dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara
fisik adalah untuk mempertahankan mutu dan mencegah kerusakan produk. Penyimpanan
diperlukan karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu menunggu hingga harga pasar baik
untuk menjual hasil pertanian.

Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:

 Rumah pengepakan
 Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang)
 Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)
 Bangunan penyimpanan kayu
 Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta hasil peternakan

Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki bagian-bagian konstruksi yang
terdiri dari atap (penutup), dinding, dan lantai, membentuk suatu ruangan perlindungan yang
cukup luas untuk menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang atau komoditas.
Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain sepertilumbung, peti, kotak, atau
perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara konstruksi tidak banyak berbeda dengan
gedung yang bersifat statis dan memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan
posisi dan kedudukan bangunan tersebut.

Silo yang terdapat di Port Giles, Australia Selatan, yang digunakan untuk menampung gandum

Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau karung.
Bangunan penyimpan biji-bijian curah umumnya berbentuk lumbung atau silo berupa silinder
tegak. Di Indonesia, yang saat ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah panggung
persegi. Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-bijian dimasukan ke dalam karung dan
disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk.

Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak, dan hasil pertanian lainnya
yang cepat membusuk akibat serangan mikroba dan jamur, umumnya disimpan di ruangan
berpendingin.
Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya
pertanian[sunting | sunting sumber]

Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan komersial. Kondisi yang
harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang
diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih, bahan-bahan
kimia seperti pupuk,pestisida, dan bahan bakar serta alat dan mesin pertanian seperti traktor.
Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti pemadam
kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi bangunan juga sebaiknya tahan api dan tidak mudah
runtuh dalam kondisi apapun. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan
penyimpanan traktor dan implemennya, diperlukan pintu yang besar.
Bangunan pertanian lainnya[sunting | sunting sumber]

Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan pertanian karena banyaknya
kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju ladang atau kandang, pagar,bendungan, dan
sebagainya.

Pengendalian lingkungan pada bangunan


pertanian[sunting | sunting sumber]
Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan di luar bangunan.
Pengendalian lingkungan di dalam bangunan pertanian
meliputi cahaya,temperatur, kelembapan, komposisi gas, dan sebagainya.

Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu bangunan pertanian, harus ada
keseimbangan antara input dan output sumber panas di dalam bangunan tersebut. Panas dapat
masuk ke dalam bangunan pertanian dari berbagai sumber, misalnya aliran udara masuk,
peralatan mekanis, lampu pencahayaan, aktivitas manusia, dan panas yang dihasilkan dari
tanaman maupun hewan di dalamnya. Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan pertanian
melalui udara keluar, konduksi bangunan pertanian, penyerapan panas oleh elemen-elemen
dalam bangunan, dan sebagainya. Besarnya kehilangan panas konduksi dari suatu bangunan
bergantung pada resistansi aliran panas pada bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan
temperatur antara struktur bangunan dan atmosfer.

Nilai konduktivitas panas bahan

Bahan Nilai konduktivitas (W/m.K)

Udara 0,024

Hidrogen 0,17

Air 0,61

Busa poliuretan 0,026

Polistirena 0,034

Papan gabus 0,043

Kayu 0,115

Salju 0,17-0,52

Gelas 0,34-1,21

Tanah 1,04-1,73

Beton 1,73

Baja 45,00

Aluminium 212,80

Tembaga 385,80
Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman [sunting | sunting
sumber]

Faktor lingkungan yang ada dalam greenhouse adalah cahaya, temperatur, kelembapan, aliran
udara, komposisi udara, dan media tanam. Sedangkan arah pengendalian faktor lingkungan
tersebut bergantung pada tujuan penggunaan greenhouse. Pada daerah dengan empat musim,
greenhouse digunakan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dimusim dingin atau
menanam tanaman pertanian yang tidak sesuai dengan iklim dan musim setempat dengan
mengendalikan kondisi lingkungan di dalamnya. Misalnya, untuk menghindari udara
dingin, ventilasi diminimalisasi sehingga udara dingin luar tidak dapat masuk dan panas yang
terperangkap di dalam tidak keluar dengan mudah. Umumnya, tipe rumah kaca seperti ini
membutuhkan bahan transparan yang sangat bening namun tidak dapat ditembus oleh
gelombang inframerah yang dipancarkan oleh tanaman di dalamnya setelah menerima cahaya
matahari sehingga panas di dalam dapat dipertahankan. Bahan konstruksi bangunan juga perlu
diperhatikan, yaitu harus terbuat dari bahan dengan konduktivitas termal yang rendah untuk
mencegah hilangnya panas keluar dari bangunan dan yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Untuk penggunaan di wilayah tropis, greenhouse umumnya digunakan untuk melindungi


tanaman dari hujan dan mencegah serangan hama dan penyakit, akibat tingginya kelembapan
udara wilayah tropis karena curah hujan yang tinggi serta temperatur yang tinggi. Untuk itu,
dinding greenhouse umumnya terbuat dari kain kasa yang cukup rapat namun masih
memungkinkan aliran udara dari luar masuk ke dalam maupun sebaliknya. Selain itu, atapnya
berventilasi sehingga udara panas di dalam dapat keluar dengan mudah. Untuk pemilihan bahan
konstruksi bangunan, tipe greenhouse ini tidak membutuhkan jenis bahan pertanian khusus
melainkan bahan yang tahan terhadap korosimengingat wilayah tropis memiliki kelembapan
udara yang tinggi.

Untuk penggunaan di daerah gurun, rumah kaca berfungsi untuk menurunkan temperatur udara
di dalam sehingga tidak sepanas udara di lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat
tumbuh, karena pada umumnya kondisi gurun terlalu ekstrem untuk tanaman pertanian. Tipe
greenhouse seperti ini umumnya tertutup dengan atap yang tidak bening, namun agak teduh
untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Pengendalian kelembapan udara juga
diperhatikan, mengingat lingkungan gurun sangat kering.

Masalah yang mungkin timbul dari rapatnya konstruksi greenhouse dan cenderung tertutup dari
lingkungan luar adalah kadar karbon dioksida. Ventilasi yang terlalu rapat dapat menyebabkan
turunnya kadar karbon dioksida dalam greenhouse. Fotosintesis yang terjadi di dalam
greenhouse cenderung lebih intens dibandingkan dengan kondisi di luar, menyebabkan
penyerapan karbon dioksida melebihi kondisi normal. Hal ini dapat diatasi dengan memperkaya
kandungan karbon dioksida di dalam greenhouse dengan suatu generator agar kadar kardon
dioksida di dalam tidak jatuh hingga di bawah normal.
Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi ternak [sunting | sunting
sumber]

Hubungan antara hewan ternak dan faktor lingkungannya sangat kompleks; pemahaman
terhadap hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan mikro hewan yang sesuai bagi
pertumbuhan hewan. Pemenuhan kondisi lingkungan yang sesuai merupakan salah satu syarat
menciptakan kenyamanan bagi hewan ternak yang pada akhirnya akan memberikan
produktivitas terbaiknya.

Kondisi temperatur yang baik bagi hewan yaitu kondisi di mana hewan ternak tidak menunjukkan
gejala responsif terhadap temperatur. Temperatur juga memengaruhi tingkat kenyamanan
hewan ternak, di mana temperatur kenyamanan bagi setiap jenis hewan ternak dan dalam
kondisi tertentu berbeda-beda. Hal ini berarti memerlukan desain kandang yang berbeda untuk
setiap jenis hewan ternak dalam setiap kondisi (kandang untuk hewan ternak yang baru lahir,
kandang untuk hewan ternak yang sedang hamil, kandang untuk hewan ternak yang sedang
sakit, dan sebagainya). Karena sesungguhnya, sulit untuk menciptakan kondisi temperatur yang
berbeda bagi hewan yang berbeda pada satu kandang. Meski hewan ternak memiliki
adaptasi homeostasis (pengkodisian temperatur tubuh atau mempertahankan temperatur tubuh
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk menciptakan kenyamanan bagi dirinya sendiri),
namun hal itu membutuhkan energi yang tinggi dari hewan tersebut, yang dapat mengakibatkan
berkurangnya hasil hewan ternak yang dikehendaki.

Pengaturan temperatur dalam satu kandang dapat dilakukan dengan pengaturan ventilasi. Jenis-
jenis ventilasi yaitu ventilasi alamiah, dan ventilasi mekanis di mana AC dan tungku penghangat
juga termasuk di dalamnya.

Fasilitas di dalam kandang hewan ternak dibangun dengan memperhatikan aspek tingkah laku
dan kesehatan hewan. Umumnya hewan ternak termotivasi untuk beristirahat, makan, minum,
dan bergerak-gerak tergantung kondisi lingkungan dan fisiologis yang didapatkan oleh hewan,
dan itu membutuhkan adaptasi struktur terhadap hal-hal tersebut, seperti contoh, sapi
menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan beristirahat, sehingga diperlukan konstruksi
kandang yang memungkinkan bagi sapi untuk merasa nyaman ketika ia beristirahat.

Faktor lainnya yang digunakan untuk konstruksi kandang hewan adalah pembebanan terhadap
lantai kandang oleh peralatan-peralatan kandang dan beban hewan ternak. Selain itu, diperlukan
konstruksi lantai yang mudah dilakukan pembersihan dan anti slip, khususnya pada kandang
hewan ternak besar untuk mencegah terjadinya kecelakaan bagi hewan ternak. Selain itu,
diperlukan drainase yang baik agar kotoran dan sisa-sisa makanan serta air yang tergenang
tidak menjadi sarang penyakit.

Material yang digunakan dalam konstruksi kandang di segala aspek secara umum harus resisten
terhadap hal-hal berikut:

 Serangan bahan kimia dan pelapukan


 Kondisi iklim dan temperatur ekstrem
 Pengaruh hama
 Pengaruh kegiatan pencucian kandang (tekanan air dan sebagainya)
Pengendalian lingkungan pada bangunan penyimpanan hasil
pertanian[sunting | sunting sumber]

Penyimpanan hasil pertanian merupakan bagian yang penting dalam penanganan pasca panen;
beberapa jenis hasil pertanian sangat rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan, apalagi
jika sistem penyimpanan yang ditetapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan
penyimpanan yang baik. Selama penyimpanan proses perubahanbiokimia dan serangan agen-
agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan metabolit yang berbahaya bagi
kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyimpanan yang baik dan benar. Dalam hal ini,
perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam penyimpanan
serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat menimbulkan kerugian.

Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan bahan hasil pertanian. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor lingkungan (temperatur, kelembapan relatif, komposisi atmosfer),
faktor bahan (kadar air, aktivitas air, dan sebagainya), tindakan penanganannya (cara dan
waktu panen, pencucian, pengeringan, dan sebagainya), faktor bangunan (struktur, kemampuan
pengaturan lingkungan dalam bangunan, fasilitas, dan sebagainya).

Penyimpanan hasil pertanian membutuhkan lingkungan yang mendukung kondisi yang dapat
mempertahankan hasil pertanian dalam waktu lama dengan tidak mengubah kualitas dan
kuantitas hasil pertanian (tidak mengubah rasa, warna, bentuk, dan sebagainya) serta mencegah
terjadinya perkecambahan terutama dalam penyimpanan hasil pertanian yang berbentuk biji-
bijian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendalikan temperatur, kelembapan, komposisi gas
dalam udara, dan pengendalian hama yang dapat merusak hasil pertanian.

Dalam penyimpanan hasil pertanian, perlu diperhatikan:

 Kadar air dan aktivitas air dalam hasil pertanian


 Daya tumbuh, terutama hasil pertanian dalam bentuk biji-bijian
 Aktivitas respirasi, terutama buah-buahan dan sayur-sayuran, karena aktivitas respirasi
masih terjadi meski sudah dipanen
 Massa jenis hasil pertanian

Temperatur ruangan dan sistem penyimpanan memegang peran yang sangat penting dalam
sistem penyimpanan. Bahan pangan yang berkadar air tinggi dan indeks aktivitas air yang tinggi
rentan terhadap kerusakan kimiawi dan mikrobiologis. Hasil pertanian yang tahan terhadap
serangan mikroorganisme seperti serealia dapat terancam oleh serangan hama makroskopis
seperti serangga, tikus, dan sebagainya. Aktivitas hama makroskopis tersebut sangat tergantung
pada temperatur lingkungan; semakin rendah temperatur ruangan, semakin rendah tingkat
serangan.
Secara umum, setiap elemen bangunan penyimpanan hasil pertanian harus memenuhi berbagai
kondisi. Atap harus dapat melindungi komoditas di dalamnya dari cuaca, angin, pengaruh sinar
matahari secara langsung, organisme pengganggu, serta dapat memberikan hawa sejuk bagi
ruangan dan produk yang disimpannya. Lantai harus memberikan ruang gerak yang aman,
memudahkan pembersihan dan perawatan, dapat menahan beban produk, serta dapat
mencegah penyerapan kadar air. Pondasi harus dapat mengurangi pergeseran bangunan
terhadap tanah. Pintu harus memperlancar kegiatan bongkar muat komoditas dan mencegah
masuknya organisme pengganggu. Ventilasiharus dapat mengontrol suasana di dalam dan di
luar sehingga nyaman bagi pekerja, mencegah hujan dan udara akibat kelembapan tinggi,
mencegah kehadiran organisme pengganggu. Jendela harus berfungsi dalam menciptakan
suasana kerja yang nyaman, mengatur cahaya matahari yang masuk, melindungi dari cuaca dan
organisme pengganggu.

Penyimpanan pada suhu rendah[sunting | sunting sumber]

Produk sayuran, buah-buahan, dan hasil peternakan (susu, daging, dan sebagainya) pada
umumnya mudah rusak dan membusuk sehingga memerlukan fasilitas penyimpanan khusus
yang dapat menghambat aktivitas organisme yang mengakibatkan membusuknya sayuran dan
buah-buahan. Hal ini dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, yang juga digunakan
untuk mengawetkan hasil perikanan dan peternakan dengan alasan yang sama. Fasilitas
semacam ini relatif mahal dalam pembangunannya karena memerlukan berbagai peralatan
mekanis, bahan insulator, instrumentasi elektronika, dan tenaga ahli untuk mengendalikan
faktor-faktor lingkungan di dalam seperti temperatur, kelembapan, komposisi udara, dan
sebagainya.

Umumnya, penyimpanan suhu rendah dilakukan karena memiliki keuntungan sebagai berikut:

 Terhindar dari serangan kapang dan serangga


 Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan nutrisi dapat diperkecil
 Mutu organoleptik dapat dipertahankan
 Daya kecambah biji dapat ditahan
 Tidak memerlukan fumigasi

Dalam penyimpanan pada suhu rendah, yang terpenting untuk diperhatikan adalah temperatur
dan kelembapan pengawetan untuk setiap jenis hasil pertanian berbeda-beda. Jika kurang
dingin, hasil pertanian mungkin masih melakukan respirasi dan hama yang tersisa mungkin
masih dapat hidup, sedangkan jika terlalu dingin dapat menyebabkan kerusakan struktur molekul
hasil pertanian akibat membekunya air dalam jumlah banyak sehingga mengubah rasa dan
kualitas. Pendinginan yang terlalu ekstrem juga dapat menyebabkan penyusutan. Temperatur
juga perlu dijaga agar tidak berfluktuatif.

Kelembapan di dalam ruangan pendingin juga perlu dijaga, karena kelembapan yang terlalu
rendah dapat menyebabkan kelayuan, sedangkan kelembapan yang terlalu tinggi dapat
merangsang pertumbuhan jamur dan kapang. Untuk meningkatkan kelembapan udara,
umumnya dilakukan penyemprotan air ke lantai, sedangkan untuk mengurangi kelembapan,
dapat dilakukan penyebaran bahan-bahan kimia yang dapat menyerap kelembapan dari udara.
Umumnya, buah-buahan yang mengandung banyak air membutuhkan kelembapan yang lebih
tinggi.

Tabel Rekomendasi suhu, kelembapan, dan daya hasil simpan hasil pertanian (Satuhu, 1995)

Hasil pertanian Suhu (oC) Kelembapan relatif (%) Umur simpan (minggu)

Alpukat 13 85-90 2

Pisang Cavendish hijau 12,7-14,4 85-90 3-4

Pisang Cavendish matang 12,7 85-90 1

Jeruk 9-10 90 2

Jambu 8-10 85-90 2-5

Pepaya 10 85-90 3

Rambutan 10 85-90 1-2,5

Sayuran dan ...


... buah-buahan masih berespirasi setelah dipanen

Perlu diperhatikan bahwa masa penyimpanan juga berpengaruh, karena buah dan sayuran
setelah dipanen masih melakukan respirasi (dan fotosintesis jika masih memiliki klorofil dan jika
cahaya cukup). Hal ini berguna untuk menyesuaikan kematangan buah, karena sebenarnya
buah tidak pernah dipanen dalam keadaan benar-benar matang karena buah harus mengalami
proses pengepakan dan distribusi yang tidak sebentar hingga sampai ke tangan konsumen. Jika
buah dipetik dalam keadaan benar-benar matang, buah akan menjadi terlalu matang atau
bahkan busuk ketika sampai ke konsumen.

Perbedaan kelembapan pada penyimpanan setiap jenis buah-buahan dan sayuran memiliki
perbedaan yang sedikit, sehingga pengendalian kelembapan umumnya tidak dilakukan secara
presisi, namun perbedaan temperatur penyimpanan pada setiap jenis buah-buahan dapat
berbeda-beda. Misal, apel membutuhkan temperatur penyimpanan antara 2-3oC, tapi pisang
membutuhkan temperatur penyimpanan antara 12-13oC. (USDA)

Tabel kerusakan dingin beberapa buah/sayuran yang disimpan pada temperatur di bawah batas
aman

Jenis Suhu terendah


Gejala kerusakan akibat temperatur rendah
buah/sayuran (oC)

Apel 2-3 Pencoklatan, lembek, lepuh di bagian dalam

Alpukat 4-7 Daging buah coklat kehitaman

Pisang 12-13 Warna jelek jika matang

Mangga 10-13
Kulit seperti melepuh, kehitaman, dan pematangan
tidak merata

Lubang cacat, gagal matang, penyimpangan cita rasa,


Pepaya 7
busuk

Buncis 7 Bercak-bercak hitam dan kecoklatan

Mentimun 7 Lepuh, lubang noda, dan busuk

Terung 7 Lepuh, busuk

Tomat 7,2-10,0 Pelunakan, busuk

Penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk karung[sunting | sunting sumber]

Penyimpanan tipe ini lebih umum di Indonesia, terutama gudang-gudang penyimpan stok bahan
pangan di mana bahan pangan tersebut memungkinkan untuk dijual dengan segera jika terjadi
kekurangan pasokan di pasar. Penyimpanan tipe ini memiliki keuntungan, yaitu fleksibel, modal
investasi konstruksi bangunan relatif kecil, biaya bongkar muat lebih murah, dan tidak terjadi
migrasi uap air (jika karung kedap air). Namun, tipe ini memiliki beberapa tipe kelemahan,
diantaranya: harus dilakukan fumigasi secara rutin sehingga dapat menambah cost usaha, jika
terjadi serangan hama akan sulit dikendalikan, dan temperatur dan kelembapan akan sukar
dikendalikan.

Penyimpanan hasil pertanian serealia dalam bentuk curah dalam silo[sunting | sunting
sumber]

Berbagai macam serealia: oat, barley, dan gandum serta, ...


... beras merupakan bahan yang umum disimpan dalam silo

Penyimpanan dalam bentuk curah berarti hasil pertanian disimpan tanpa karung pembungkus
dan disimpan secara besar-besaran dalam satu bangunan. Biasanya, hasil pertanian yang
disimpan dalam bentuk curah adalan hasil pertanian yang berupa biji-bijian
(gandum, beras, jagung yang telah dipipil, sorgum, rye, barley, oat, kacang-
kacangan, kopi, lada, biji bunga matahari, dan sebagainya) dan disimpan dalam bangunan yang
disebut silo.

Keuntungan sistem curah diantaranya, biji-bijian dapat ditangani seperti halnya fluida yang dapat
dialirkan dan memudahkan pergerakan bahan, tidak membutuhkan karung pembungkus
sehingga menghemat biaya, dan pengendalian kualitas lebih efisien dan efektif. Selain itu,
penyimpanan dalam silo membutuhkan tempat yang tidak lebih luas dari penyimpanan sistem
karung dalam kuantitas yang sama. Penyimpanan hasil pertanian juga dapat dilakukan dalam
waktu yang lebih lama dengan jumlah loss lebih rendah.

Namun konstruksi silo tidaklah murah.

Syarat dasar penyimpanan dalam bentuk curah:

 Kadar air dalam biji-bijian harus rendah, di mana dalam keadaan tersebut respirasi
minimum.
 Biji-bijian harus bebas dari kotoran dan debu yang dapat menghambat sirkulasi udara.
 Silo harus berventilasi yang dapat mengatur atmosfer di dalam silo sesuai dengan hasil
pertanian yang disimpan.
 Harus kedap air dan pengaruh cuaca serta terbebas dari pengaruh radiasi matahari.
 Dilengkapi dengan konveyor dan bucket elevator untuk memudahkan pengangkutan dan
pemindahan bahan.

Perlu diperhatikan bahwa pengendalian kelembapan dan temperatur udara dalam silo
merupakan hal yang cukup penting karena secara alami, biji-bijian bersifat higroskopis, yaitu
mampu melepaskan kadar air ke udara dan juga dapat menyerap kadar air dari udara,
tergantung kondisi temperatur dan kelembapan di sekitar biji-bijian. Hal ini penting, karena kadar
air dalam biji-bijian berpengaruh terhadap pertumbuhan hama dan penyakit pengganggu biji-
bijian.

Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan[sunting | sunting sumber]

Modifikasi kadar udara dalam ruang penyimpanan bersama dengan pengaturan temperatur dan
kelembapan merupakan metode penyimpanan atmosfer terkontrol (Controlled Atmosphere
Storage) dalam menyimpan hasil pertanian agar lebih tahan lama. Modifikasi kadar udara yaitu
pengendalian kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam ruangan penyimpanan; umumnya
yang dilakukan adalah meningkatkan kadar karbon dioksida dan menurunkan kadar oksigen. Hal
ini perlu dilakukan karena tumbuhan berespirasi dengan oksigen dan berfotosintesis dengan
karbon dioksida. Respirasi menurunkan kadar gula dan meningkatkan kadar air dalam buah
sehingga buah akan semakin lembap dan kehilangan rasa manisnya, sedangkan fotosintesis
berguna untuk mengubah air yang masih tersisa di dalam hasil pertanian menjadi gula, sehingga
kadar air akan berkurang; hal itu memiliki kemungkinan untuk terjadi jika hasil pertanian tersebut
masih memiliki klorofil. Namun penyimpanan yang bertujuan untuk membiarkan hasil pertanian
berfotosintesis jarang dilakukan karena dinilai mampu mengurangi kesegaran tanaman.

Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer umumnya diikuti dengan MAP (Modified Atmosphere
Packaging), yaitu pengepakan yang dilakukan ketika dilakukan modifikasi atmosfer. Hal ini akan
menyebabkan ruang dalam pak akan memiliki kadar udara yang sama seperti kadar udara ruang
penyimpanan selama bahan pengepakan yang digunakan kedap udara hingga sampai ke
konsumen.

Ada juga metode penyimpanan pada tekanan rendah (Hypobaric Atmosphere), yaitu
penyimpanan produk yang dilakukan pada tekanan rendah sehingga kandungan oksigen
menjadi sangat terbatas.

Referensi[sunting | sunting sumber]

 Esmay, M.L. and J.E. Dixon. 1986. Environment Control for Agricultural Buildings. AVI
Publishing Co., Inc. Westport, Connecticut.
 Hanan, J.J., W.D. Holley, and K.L. Goldsberry. 1978. Greenhouse Management. Springer-
Verlag. Berlin, Heidelberg, New York.
 Kader, A.A. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops. Publication 3311.
University of California. Amerika Serikat.
 Rokhani, H. 2009. Pengendalian Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian. Departemen
Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.
 USDA Agric. 1976. Handbook No 66. Commercial Storage of Fruits, Vegetables, and Florist
and Nursery Stocks. USDA, Amerika Serikat.

Lumbung padi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lumbung padi suku Sasak, Lombok

Artikel ini bukan mengenai silo.

Lumbung padi adalah sebuah lumbung yang digunakan untuk menyimpan dan
mengeringkan padi yang telah dipanen. Lumbung ini khusus didesain berdasarkan fungsinya,
dan bisa bervariasi berdasarkan negara atau provinsi. Lumbung padi di Asia memiliki perbedaan
yang signifikan dibandingkan lumbung padi yang berada di lokasi budidaya padi lainnya di dunia.
Di Amerika Serikat, lumbung padi pernah banyak terlihat di negara bagian South Carolina.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Lumbung padi di Asia


o 1.1 Indonesia
o 1.2 Laos
o 1.3 Thailand
 2 Lumbung padi di Amerika Utara
o 2.1 Amerika Serikat
 3 Lihat pula
 4 Referensi

Lumbung padi di Asia[sunting | sunting sumber]


Indonesia[sunting | sunting sumber]

Lumbung padi gaya Tongkonanmasyarakat Toraja, Sulawesi

"Leuit", lumbung padi masyarakatSunda di Jawa Barat


Dua "rangkiang", lumbung padi masyarakat Minangkabau, berdiri di depanRumah Gadang, Sumatera Barat

Lumbung padi masyarakat Sunda Baduy (Leuit) berbentuk seperti rumah panggung namun
berukuran lebih kecil, tidak berjendela, dan hanya ada satu pintu yang digunakan untuk
memasukan dan mengeluarkan padi. Pintunya tidak terletak dekat dengan tanah melainkan
menyentuh atap sehingga dibutuhkan tangga untuk menjangkaunya. Gabah dimasukan bersama
dengan tangkai gabah yang sengaja disisakan ketika dipanen. Lantai Leuit dibuat dari bilah-bilah
kayu yang disusun sejajar namun tidak terlalu rapat. Pondasi yang digunakan berupa batu
kali yang pipih. Dinding Leuit berupa anyaman bambu. Penutup atap dibuat dari susunan
daun sagu danijuk yang dibuat dari helai daun pohon aren. Atap diikat dan dikencangkan dengan
pengikat rotan atau anyaman bambu. [1]

Laos[sunting | sunting sumber]


Lumbung padi di Laos merefleksikan desain rumah masyarakat Laos, meski sebenarnya
merupakan bangunan yang terpisah dari rumah. Lumbung padi dibangun di atas tiang kayu atau
bambu, dan biasanya berlokasi dekat dengan rumah atau di pinggir desa.[2]
Thailand[sunting | sunting sumber]

Lumbung padi di Amerika Utara[sunting | sunting sumber]


Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]
Lumbung padi di Amerika Serikat pernah menjadi pemandangan umum di South Carolina.
Desain mereka mencerminkan penggunaan khusus untuk menyimpan padi.[3]
Di South Carolina, lumbung padi umumnya berbentuk persegi dengan konstruksi berbingkai.
Dinding eksterior biasanya ditutup dengansirap kayu atau anyaman kayu pohon cypress. Tiang
utama berbahan dasar batu bata. Atap pelana menutupi sebagian besar struktur. Lantai dua bisa
diakss melalui tangga dalam ruangan. Penempatan jendela dan pintu bisa bervariasi. Pintu
masuk seringkali ditemukan di salah satu sisi panjang dari lumbung.[4]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Portal Pertanian

 Lumbung
 Gudang pertanian
 Lingkungan dan bangunan pertanian
 Pembangunan pedesaan
 Silo

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Septiawan, Budi (2008). "Analisis desain fungsional, struktural dan kondisi iklim mikro pada
lumbung padi tradisional (Leuit) masyarakat baduy luar di propinsi Banten, sebuah
Skripsi". repository.ipb.ac.id. Diakses 26 September 2013.
2. ^ Laos, Library of Congress Country Studies, Library of Congress. Retrieved 8 February
2007.
3. ^ Auer, Michael J. The Preservation of Historic Barns, Preservation Briefs, National Park
Service, first published October 1989. Retrieved 8 February 2007.
4. ^ Georgetown County Rice Culture c. 1750 - c. 1910, National Register of Historic Places
Multiple Property Documentation Form, South Carolina Department of Archives and
History [1]. Retrieved 8 February 2007

Silo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini bukan mengenai Lumbung padi.

Ini adalah halaman mengenai bangunan penyimpan bahan curah. Untuk Silo lain, lihat Silo
(disambiguasi).

Silo biji-bijian tipe menara yang terbuat dari baja, di Ralls, Texas.

Rangkaian silo menara dengan elevator biji-bijian di Port Gilles, Australia Selatan.
Silo bunker penyimpan gula di Chillan, Cili.

Silo karung berdiameter 8 kaki kali 150 kaki.

Silo kotak penyimpan 27 jenis bebatuan, kerikil, pasir untuk bahan bangunan, di Copenhagen,Denmark.

Silo adalah struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk materials). Silo umumnya
digunakan di bidangpertanian sebagai penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak. Di luar
bidang pertanian, silo digunakan untuk menyimpan batu bara, semen, potongan kayu, dan serbuk
gergaji. Ada tiga jenis silo yang banyak digunakan hingga saat ini, yaitu tipe menara, bunker, dan
karung.
Dalam memuat bahan curah ke dalam silo, diperlukan mekanisme elevator biji-
bijian seperti konveyor (konveyor sabuk, konveyor udara, konveyor ember), auger, dan hopper
tergantung pada jenis bahan curah yang dimuat. Pengisian dilakukan dari tingkat paling atas, sehingga
yang masuk lebih dulu akan berada di bawah. Sedangkan pengambilan bahan curah dilakukan dari
bawah.
Tergantung pada bahan yang dimuat, pengendalian lingkungan di dalam bisa bervariasi.
Pengendalian kadar air di udara diperlukan dan disesuaikan dengan kadar air kesetimbangan bahan
jika menginginkan waktu penyimpanan yang lama. Pengendalian jenis dan kadar gas di dalam silo
diperlukan jika bahan mudah bereaksi dengan gas tertentu seperti oksigen. Pengendalian kadar gas
juga diperlukan jika silo digunakan untuk proses fermentasi, aerob maupun anaerob.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Berbagai jenis silo


 2 Sejarah
 3 Keamanan
 4 Lihat pula
 5 Referensi
 6 Bahan bacaan
 7 Pranala luar

Berbagai jenis silo[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan jenis struktur:

1. Silo menara
2. Silo bunker
3. Silo karung
4. Silo kotak
Berdasarkan bahan yang disimpan:

1. Silo biji-bijian
2. Silo semen
3. Silo penyimpan garam dan pasir

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Reruntuhan arkeologis dan catatan kuno menunjukkan bahwa silo digunakan di zaman Yunani
kuno pada abad ke 8 sebelum masehi, hingga abad ke 5 sesudah masehi di situs arkeologi Tel Tsaf,
kawasan Lembah Yordania, Timur Tengah. Istilah silopun merupakan turunan dari bahasa
Yunani, siros, yang berarti "lubang penyimpan biji-bijian"[1][2][3].
Silo modern pertama yang dibangun dengan kayu dan diisi dengan biji-bijian, dibuat pertama kali oleh
Fred Hatch di McHenry County, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1873[4][5].

Keamanan[sunting | sunting sumber]


Silo, yang merupakan struktur yang memiliki mekanisme mesin di dalamnya, cukup berbahaya. Setiap
hari terdapat kasus kecelakan yang mengakibatkan korban luka hingga meninggal dunia[6].
Permesinan dan perlengkapan yang digunakan, seperti tangga, dapat mencapai ketinggian yang lebih
tinggi dari silo sehingga ada risiko jatuh ketika digunakan. Pengisian silo di dalam aktivitas pertanian
menggunakan traktor dengan poros power take-off (PTO) yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Poros PTO ini diperpanjang hingga mencapai implemen dan berputar di luar badan traktor sehingga
dapat membahayakan jika manusia terjebak oleh putaran tersebut.
Untuk silo yang digunakan dalam keperluan fermentasi, diperlukan perhatian dalam menangani kadar
gas di dalam silo. Fermentasi menghasilkan gas yang mampu mengantikan posisi oksigen di dalam
silo. Kasus sesak napas hingga asfiksiadapat terjadi ketika petugas membuka tutup atas silo.
Diperlukan blower atau kipas untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Gas metan juga dihasilkan dari fermentasi, dan dapat menyebabkan ledakan, karena gesekan antara
bahan pertanian dan badan silo ketika proses pemuatan maupun pembongkaran dapat menghasilkan
listrik statis, yang ketika muatan listriknya cukup besar, menghasilkan percikan bunga api
listrik. Grounding diperlukan untuk menghantarkan muatan listrik dari badan silo ke bumi.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

 Lumbung padi
 Gudang pertanian
 Elevator biji-bijian
 Lingkungan dan bangunan pertanian

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Dwayne R Buxton. 2003. Silage Science and Technology. American Society of
Agronomy, inc.
2. ^ William Shurtleff, Akiko Aoyagi. 2010. History of Soybeans and Soyfoods in
Canada (1831 - 2010). Soyinfo Center.
3. ^ σιρός. Henry George Liddell, Robert Scott. A Greek-English Lexicon. Perseus.
4. ^ Eric Sloane's An Age of Barns. MBI Publishing Company.
5. ^ Lost Farms of McHenry County. Arcadia Publishing.

Anda mungkin juga menyukai