Anda di halaman 1dari 6

22 Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Lengkap

Normal
1. Pemeriksaan Tahap Awal
Pemeriksaan tahap awal dilakukan segera setelah bayi dilahirkan. Umumnya saat bayi berada
di ruang bersalin. Pemeriksaan ini meliputi:

A. Pemeriksaan Score APGAR


Pemeriksaan score APGAR adalah metode akurat untuk menentukan kondisi bayi baru lahir
secara cepat. Pemeriksaan ini meliputi warna kulit, denyut jantung, kepekaan reflek bayi,
tonus otot dan sistem pernafasannya. Dengan dilakukannya penentuan nilai APGAR,
nantinya dokter bisa memutuskan untuk melakukan tindakan darurat pada bayi atau tidak.

Penilaian APGAR ini dilakukan secara berulang-ulang, pada 5 menit pertama bayi dilahirkan,
10 menit, 15 menit, 20 menit dan 24 menit. Apabila bayi memperoleh total keseluruhan nilai
APGAR 10, maka bayi dinyatakan sehat. Sebaliknya jika nilai APGAR dibawah 5 berarti
bayi membutuhkan perawatan intensif.

Cara menentukan nilai APGAR

 Warna Kulit (Appearance)


Nilai APGAR 0 : kulit bayi berwarna biru pucat (sianosis)

Nilai APGAR 1 : kulit bayi kemerahan dengan tangan dan kaki berwarna biru

Nilai APGAR 2: kulit bayi berwarna kemerahan atau merah muda

 Denyut Jantung (Pulse)


Nilai APGAR 0 : tidak ada denyut jantung

Nilai APGAR 1 : denyut jantung kurang dari 100 per menit

Nilai APGAR 2: denyut jantung lebih dari 100 per menit

 Kepekaan Reflek (Gremace)


Nilai APGAR 0 : tidak ada respon

Nilai APGAR 1 : meringis atau menangis lemah

Nilai APGAR 2: respon kuat


 Tonus Otot (Pulse)
Nilai APGAR 0 : tidak ada gerakan

Nilai APGAR 1 : gerakan lemah pada tangan dan kaki

Nilai APGAR 2: gerakan akti

 Pernafasan (Respiration)
Nilai APGAR 0 : tidak ada nafas

Nilai APGAR 1 : nafas tidak teratur

Nilai APGAR 2: nafas normal dna teratur

B. Pemeriksaan Anamnesa
Pemeriksaan ini meliputi pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kondisi bayi.
Nantinya data tersebut dijadihan bahan dasar untuk penentuanya adanya kelainan kongenital
atau tidak. Ibu akan ditanya beberapa hal meliputih riwayat kehamilan dan keluarga. Serta
bagaimana pola hidup selama mengandung.

Beberapa hal yang menjadi poin penting di pemeriksaan ini, yakni:

 Riwayat kehamilan : apakah ada penyakit yang diidap, bagaimana kondisi psikis dan fisik
ibu, obat-obatan yang pernah dikonsumsi, dan sebagainya
 Riwayat persalinan : bagaimana proses persalinan, adakah trauma dan gangguan selama
persalinan, tanggal lahir dan jam persalinan, dsb.
 Faktor genetik : meliputi riwayat penyakit pada keluarga

C. Pemeriksaan Tali Pusat


Pemeriksaan tali pusat dilakukan untuk mendukung data amnanesis. Dengan melihat kondisi
tali pusat (mulai dari teksturnya, kesegarannya, jumlah pembuluh darah arteri dan vena, serta
ada tidaknya tali simpul) dokter dapat mendiagnosis gangguan pada sistem kardiovaskular
bayi. Serta pada sistem pernafasan, urogenital (organ reproduksi dan sistem kemih) dan
pencernaan. (baca: janin terlilit tali pusat)
D. Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom)
Selain dilakukan pada saat kehamilan, pemeriksaan cairan ketuban juga masuk prosedur
pemeriksaan setelah melahirkan. Pemeriksaan ini meliputi vomule dan warna ketuban.
Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan kromosom atau ganggulan lain pada si bayi,
misalnya gangguan ginjal, paru-paru dan sendi.
E. Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan plasenta juga dilakukan untuk memastikan kondisi bayi baru lahir. Apakah
benar-benar sehat ataukah ada gangguan kesehatan. Cara pemeriksaan plasenta ini meliputi
beberap hal, yakni:

 Pengukuran berat plasenta


 Pengurkuran ketebalan plasenta
 Mengukur diameter dan melihat ukuran plasenta
 Menghitung jumlah kotiledon
 Pemeriksaan bagian martenal, fetal, selaput untuk memastikan keutuhannya ataukah ada yang
robek
 Pemeriksaan jumlah korion untuk bayi kembar
 Pemeriksaan trauma, kerusakan sel, perkapuran dan sebagainya pada plasenta
 Melakukan rangsangan taktil untuk memantau kontraksi
 Dan sebagainya

2. Pemeriksaan Fisik Secara Lengkap


Pemeriksaan fisik secara lengkap dilakukan saat kondisi bayi sudah stabil dan berada di
ruang perawatan yang terang, hangat dan bersih. Pemeriksaan fisik ini meliputi

A. Pemeriksaan Komponen Pertumbuhan (atropometrik)


Pertama dilkaukan pemeriksaan paling ringan, yaitu komponen-komponen pertumbuhan pada
bayi yang terdiri dari berat badan, tinggi, lingkar dada dan lingkar kepala.

Berat badan normal: 2,5 – 4 kg

Tinggi badan normal: 48- 52 cm

Lingkar dada normal: 32 – 35 cm

Lingkar kepala normal: 32 – 37 cm

B. Pemeriksaan Bagian Kepala


Saat dilahirkan, terkadang bayi mengalami cedera ringan di bagian kepalanya akibat tekanan-
tekanan tertentu. Misalnya kondisi wajah yang sedikit tidak rata (asimetris), caput
suksedangeum (pembengkakan pada kulit kepala yang berisi getah bening) atau cephal
hematoma (pendarahan dari lapisan subperiosteum). (
C. Pemeriksaan Mulut
Pemeriksaan mulut juga dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada bayi,
seperti hipersaliva (produksi air liur yang berlebihan), labiopalatoskisis (kelainan pada daerah
mulut, misalnya bibir sumbing) dan sebagainya
D. Pemeriksaan Sistem Indera
Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya gangguan sistem sensorik pada bayi, serta
diagnosis cacat fisik. Pemeriksaan ini meliputi:

 Indera pengelihatan (mata) – visual


 Indera pengecap (lidah) – gustatory
 Indera pendengaran (telinga) -auditori
 Indera penciuman (hidung) – okfaktori
 Indera peraba (kulit) – taktil

E. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Dada


Kondisi organ bagian dalam tubuh juga penting untuk diperiksa guna memastikan tidak ada
kelainan. Umumnya pemeriksaan pada bagian dada dilakukan melalui pengukuran denyut
jantung, pernafasan, dan payudara.

 Pernafasan bayi baru lahir, sekitar 60-40 kali per menit


 Denyut jantung bayi baru lahir, sekitar 120-160 kali per menit
 Payudara, normalnya payudara berada pada posisi sejajar satu dengan yang lain, ukurannya
cenderung sama dan puting pada tiap payudara hanya berjumlah satu

F. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Perut (Abdomen)


Organ di bagian perut juga memerlukan pemeriksaan untuk memastikan fungsi kerjanya
normal dan tidak ada kelainan. Organ-organ tersebut meliputi ginjal, hati, limpa, lambung,
dan usus. Salah satu cara untuk memastikan kondisi organ pencernaan bayi sehat, yakni bayi
mengeluarkan air kencing dan mekonium (feses yang bewarna hijau kehitaman) dalam 24
jam pertama setelah dilahirkan.
G. Pemeriksaan Leher
Struktur dan bentuk leher juga perlu diperiksa untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan
kongetinal. Bagaimana refleks leher, apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening atau
kelenjar tiroid, semuanya akan diperiksa secara mendetail.

H. Pemeriksaan Tulang Belakang


Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat apakah ada gangguan tulang, seperti skoliosis,
kifosis dan lordosis. Selain itu, dokter juga memperhatikan adanya pembangkakan,
kemerahan atau keabnormalan lain
I. Pemeriksaan Panggul, Paha dan Betis
Selain tulang belakang, bagian tubuh lain seperti panggul, paha dan betis juga dilakukan
pemeriksaan. Dokter akan melakukan gerakan-gerakan tertentu pada bayi untuk menguji
fungsi kerja bagian-bagian tubuh tersebut.

J. Pemeriksaan Genetelia (Alat Kelamin)


Pemeriksaan genetelia dilakukan dengan cara melihat kelengkapan dan struktur kelamin bayi.
Apabila dia berkelamin laki-laki, maka normalnya memliki dua skrotum (pembungkus testis
atau buah zakar) diantara anus dan penis. Sedangkan perempuan terdapat labia minora (di
bagian dalam) dan labia mayora (di bagian luar
K. Pemeriksaan Anus
Pada bayi normal, posisi anus berada di belakang kemaluan. Dokter juga perlu mematiskan
apakah ada masalah anus buntu atau tidak. Seorang bayi yang mengalami gangguan anus
buntu biasanya tidak bisa mengeluarkan mekonium
L. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Untuk mendeteksi adanya gangguan hipotermia, hipertermia, dehidrasi, infeksi atau
gangguan lain, perlu dilakukan pemeriksaan suhu tubuh bayi. Umumnya seorang bayi normal
memiliki suhu sekitar 36,5 0C– 37 0C.
Baca juga:

M. Pemeriksaan Syaraf
Untuk memeriksa fungsi kerja syaraf bayi biasanya dokter melakukan pengujian gerak
refleks, yang meliputi:

 Refleks menghisap: meletakkan benda di dekat mulut bayi, dan seharusnya bayi
menghisapnya
 Refleks moro : bayi dikejutkan, maka seharusnya posisi kaki dan tangan telentang, kepala
mendongak ke belakang dan jari-jari menggengam
 Refleks Mencucur: menyentuh salah satu sisi mulut bayi, maka seharusnya kepala bayi
menoleh ke arah tersebut

N. Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan tensimeter atau sfignomanometer ai
raksa. Alat ini dipasang pada lengan atas bayi secara perlahan saat bayi telentang. Normalnya
bayi baru lahir memiliki tekanan darah 60-80/40-50 mmHg.

O. Pemeriksaan Denyut Nadi


Pemeriksaan denyut nadi umumnya dilakukan saat bayi dalam kondisi tidur. Dokter
melakukan pengukuran dengan meraba pembuluh darah arteri yang terletak pada tangan
kanan bayi. Normalnya denyut nadi bayi baru lahir berkisar 140 kali per menit.

P. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ini meliputi tulang gerak bagian atas (ekstremitas atas-lengan tangan) dan
bagian bawah (ekstremitas bawah – kaki).

 Ekstremitas atas: pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari sendi bahu, siku,
tangan, dan jari. Dokter juga melihat strukturnya, bagaimana reflek genggam tangan, jumlah
jari, panjang kuku dan sebagainya.
 Ekstremitas bawah: pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh mulai dari paha, lutut,
tungkai, pergelangan kaki, tumit hingga jari-jari kaki. Dokter akan melihat kelengkapan jari,
menguji reflek, dan adakah kelainan bentuk pada tulang atau sendi.

3. Pemeriksaan Tahap Akhir


Pemeriksaan tahap akhir dilakukan beberapa jam sebelum bayi pulang. Tujuannya untuk
mengetahui apakah ada perubahan dari hasil pemeriksaan sebelumnya. Sehingga nantinya
dokter bisa memutuskan ada tidaknya kelainan pada bayi. Pemeriksaa ini meliputi:

 Pemeriksaan tali pusat


 Pemeriksaan denyut jantung
 Pemeriksaan sistem pernafasan
 Pemeriksaan abdomen
 Pemeriksaan kulit
 Pemeriksaan syaraf pusat

Apabila tidak ditemukan adanya kelaianan maka bayi akan segera diperbolehkan pulang,
kira-kira hanya sekitar 1-2 hari. Sedangkan jika bayi didiagnosis mengidap kelainan tertentu,
biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan tahap lanjut untuk si bayi. Dengan demikian,
bayi perlu dirawat lebih lama lagi.

Anda mungkin juga menyukai