Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGRIBISNIS PERTANIAN

NAMA KELOMPOK :
1. Aditya Wiji Prakoso
2. Aldo Julio F.
3. Deva Aziz Z.
4. Edi Hadi Santoso
5. Dicky Dwi Krisna Putra
6. Eka Wahyu Budi Utama
7. Muhammad Nur Azam

SMK NEGERI 1 TULUNGAGUNG


TAHUN PELAJARAN
2018/2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara
agraris dimana penduduknya sebagian besar bergantung pada hasil pertanian. Sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia cukup melimpah, didukung dengan kemajuan
teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian. Banyaknya penduduk
di Indonesia juga sebagai potensi pasar yang siap untuk menampung hasil produksi dari kegiatan
agri bisnis yang dilakukan. Belum maksimalnya peranan pemerintah dalam mendukung sektor
pertanian membuat Indonesia harus mengimpor beberapa produk yang dapat dihasilkan di negara
ini, seperti: beras, dan kedelai. Sektor pertanian juga memeiliki peranan penting dalam menghadapi
krisis ekonomi yang dialami Indonesia belakangan ini. Bidang usaha yang banyak digeluti
pengusaha di bidang pertanian yang berskala besar maupun kecil, berkaitan dengan tanaman dan
hewan, baik untuk kepentingan pangan maupun nonpangan. Salah satu bidang usaha tani yang
memiliki potensi untuk digeluti adalah budidaya cacing tanah, dimana budidaya ini memiliki
prospek pasar yang cukup potensial.

Cacing tanah sering dianggap binatang yang menjijikan dan tidak memiliki manfaat yang
berarti. Namun cacing tanah ternyata memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan secara
komersial. Cacing tanah memiliki manfaat untuk kepentingan persediaan pakan ternak dan ikan,
sebagai bahan campuran untuk kebutuhan farmasi, menguraikan limbah organik menjadi bahan
tanah yang baikdan akhir akhir ini cacing tanah juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran
pembuatan kosmetik. Produk yang dihasilkan dari wirausaha ini adalah caing tanah itu sendiri dan
kotorannya atau bekas cacing. Biomas cacing mengandung sumber protein hewani (72% - 84,5%).
Cacing tanah termasuk salah satu makhluk hidup penghuni tanah yang banyak memberikan manfaat
bagi manusia. Multi manfaat cacing antara lain adalah dapat menyuburkan lahan pertanian,
meningkatkan day serap air, bahan pakan ikan, dan lain – lain. Kualaitas protein cacing tanah lebih
tinggi dibandingkan dengan kualitas daging dan ikan, sehingga sangat potensial untuk dijadikan
sebagai bahan pakn ternak, ikan dan manusia. Di berbagai negara cacing tanah telah dimanfaatkan
dan diolah menjadi makanan manusia dan bahan kosmetik.

Cacing tanah amat potensial menghancurkan bahan organik, termasuk sampah – sampah
sehingga selain menyuburkan lahan pertanian, cacing tanah juga menghasilkan kascing yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk kascing dapat dimanfaatkan untuk aneka usaha pertanian,
misalnya usaha tani sayuran, buah – buahan,dan tanaman hias. Sifat kimia dan kandungan hara
kascing yang bahan dasarnya berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar, setara dengan
kompos.
BAB II
RENCANA BISNIS

1. Deskripsi Usaha

1.1. Bidang Usaha

Penulis akan menekuni bidang usaha peternakan yaitu budidaya cacing. Yakni cacing tanah
yang telah dikembangkan untuk kepentingan komersial seperti cacing yang berasal dari jenis
lumbricus rubellus. Produk yang difokuskan untuk dipasarkan adalah cacing tanah jenis Lumbricus
rubellus yang dijual segar per kilogram beratnya. Selain itu terdapat produk lain yang bisa dijual
yaitu kascing yang bisa dijadikan pupuk organic bagi para petani.

1.2. Jenis Produk

Produk yang akan penulis hasilkan adalah cacing segar yang telah dipelihara 3-4 bulan sejak
berbentuk telur dan kascing yang bisa dijadikan pupuk organic bagi para petani.

1.3. Kegunaan & Keunggulan

Kegunaan dari usaha ini diharapkan dapat menyediakan cacing segar dalam rangka
memenuhi kebutuhan pakan untuk peternak burung, peternak ikan, dan industri obat dan kosmetik.
Selain itu juga bisa menyediakan kascing yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic bagi para
petani.

1.4. Lokasi Usaha

Usaha ini akan berlokasi di Kec. Kandis, Pekanbaru-Riau

1.5. Dampak usaha terhadap lingkungan

Usaha yang akan penulis dirikan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup baik
pelaksana maupun orang lain yang akan penulis pekerjakan di usaha ini. Dari sisi sosial, penulis
dapat mempekerjakan masyarakat disekitar tempat usaha sehingga sedikitnya penulis dapat
mengurangi jumlah pengangguran.

1.6. Resiko Bisnis

· Resiko Internal
Resiko internal yang akan dihadapi sebagian besar adalah masalah teknis peternakan. Contohnya
seperti masalah pemberian pakan cacing, penjadwalan, dan sebagainya. Resiko internal lain adalah
adanya kesalah – pahaman tugas para pekerja.
· Resiko Eksternal
Resiko eksternal yang mungkin terjadi adalah :
- Terjadinya serangan hama tikus;
- Menurunnya daya beli masyarakat;
- Munculnya pesaing di bisang usaha ini;
- Tidak tercapainya target penjualan.

2. Rencana Pemasaran

2.1. Segmentasi Pasar

· Berdasrkan wilayah
Distribusi dan kemampuan konsumen yang akan menjadi segmen pemasaran produk cacing tanah
adalah petani, peternak dan distributor pakan di wilayah Riau.
· Berdasarkan pendapatan:
Pendapatan menengah kebawah mengarah kepada petani dan peternak untuk dikonsumsi sendiri.
Pendapatan menengah keatas mengarah kepada distributor maupun industri pupuk, kosmetik, dan
pakan ternak untuk diolah kembali.
· Berdasarkan hobi
Segmentasi kami adalah orang yang suka memancing, serta hobi beternak.

2.2. Target Pasar

Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan menjadi target pasar adalah petani,
peternak, serta distributor di wilayah Riau. Sementara target umumnya adalah petani dan peternak
serta pelaku usaha bidang obat dan kosmetik di wilayah Riau dan sekitarnya yang belum mengenal
betul dengan produk cacing sebagai pakan ternak burung dan ikan/belut.

2.3. Strategi Pasar

Strategi pasar dapat diaplikasikan khususnya pada empat hal pada produk, yaitu pada
produk itu sendiri, harga produk, promosi produk kepada pasar, dan distribusi produk untuk dapat
sampai pada tangan konsumen. Strategi pemasaran penting untuk direncanakan dan
dipertimbangakan agar kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan tidak kalah bersaing dengan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Strategi pasar yang digunakan 4P yaitu
product, price, promotion, dan place.

a. Product (produk)

Produk yang difokuskan untuk dipasarkan adalah cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus yang
dijual segar per Kilogram beratnya. Strategi yang digunakan untuk produk adalah keseragaman
ukuran cacing melalui pengaturan pemberian pakan dan kebersihan cacing yang dipasarkan. Produk
cacing tanah ini merupakan salah satu produk yang memiliki multi manfaat, baik untuk kepentingan
persediaan industri pakan ternak, dan ikan nasional, memasok kebutuhan farmasi dan obat – obatan,
mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik dalam mendukung usaha pertanian, serta
menumbuhkan usaha ekonomi kerakyatan. Cacing tanah yang telah dikembangkan untuk
kepentingan komersial berasal dari jenis lumbricus rubellus, eisania foetida, pheretina asiatica, dan
eudrillus eugeuniae. Untuk produk kascing juga dijual kepada konsumen, dan juga diberikan gratis
untuk petani sekitar perusahaan.

b. Price (harga)

Harga yang ditetapkan untuk cacing dihitung per kilogram (kg), dimana dipasar untuk satu
kilogram cacing tanah dijual dengan harga kisaran antara Rp. 30.000,- sampai Rp. 60.000,-. Harga
yang ditetapkan perusahaan adalah Rp. 46.000,- per Kg lebih murah jika dibandingkan harga
dipasar yaitu Rp. 50.000,- per Kg. Untuk konsumen yang menjadi pelanggan tetap tidak menutup
kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga, dan untuk pemesang berskala besar juga akan
mendapatka potongan harga.

c. Promotion (promosi)

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang masih sangat baru dalam usaha cacing tanah ini,
sehingga publikasi keberadaan perusahaan kepada konsumen sangat penting untuk dilakukan agar
para konsumen dapat mengetahui adanya perusahaan di sekitar mereka yang memproduksi cacing
tanah. Untuk awal mulanya promosi yang digunakan perusahaan ini adalah promosi dari mulut ke
mulut dengan memanfaatkan hubungan yang baik dengan warga sekitar lokasi yang pada umumnya
merupakan petani, peternak ikan, belut dan ayam di wilayah Kandis. Untuk kedepannya perusahaan
akan melakukan promosi melalui media sosial seperti facebook, dan melalui pembuatan web atau
blog agar lebih dikenal di wilayah Riau dan sekitarnya.

d. Place (distribusi)

Pemilihan lokasi produksi merupakan salah satu alasan untuk menunjang distribusi produk kepada
konsumen. Terjangkaunya lokasi oleh sarana transportasi akan memudahkan penyaluran produk
kepada konsumen. Sistem distribusi yang diterapkan untuk perusahaan ini adalah pengantaran
langsung kepada konsumen (delivery order) dengan maksud memudahkan dan memanjakan
konsumen agar tertarik untuk memesan produk. Tentu saja dengan memperhatikan lokasi konsumen
dan skala pemesanan, untuk wilayah sekitar Riau tidak dikenakan tarif transportasi,sedangkan untuk
luar wilayah Riau akan dikenakan biaya transportasi sesuai dengan lokasi konsumen, semakin jauh
lokasi konsumen maka semakin besar pula tarif yang akan dikenakan.

3. Rencana Manajemen

3.1. Bentuk Usaha

Usaha ini berbentuk persekutuan karena dilihat dari jumlah pengelola yang menjalankan
usaha peternakan cacing ini.
3.2. Jumlah Tenaga Kerja

· Manajer : 1 Orang
· Bagian Peternakan : 1 Orang
· Bagian Penjualan : 1 Orang
· Bagian Akuntansi : 1 Orang
· Karyawan : 3 Orang

3.3. Rencana Mitra

· Pabrik UPT produksi Jamur untuk pasokan media dari baglog jamur tiram yang sudah upkir.
4. Rencana Keuangan

4.1. Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja

a. Modal Tetap

1. Bangunan kandang bahan bambu (80 m2) Rp. 2.500.000;


2. Rak 1.5 m x 1.8 m2 tinggi 50 cm (10 buah) Rp. 3.500.000;
3. Media
· bahan media cacing 6 ton x @ Rp.300.000 Rp. 1.800.000;
· plastik 200 m x @ Rp. 6.000 Rp. 1.200.000;
· pelepah pisang dicincang (5 karung) Rp. 150.000;
Jumlah Rp. 9.150.000;

b. Biaya Penyusutan

1. Kandang 4/36 x Rp. 2.500.0000 Rp. 275.000;


2. Rak 4/36 x Rp. 3.500.000 Rp. 380.000;
Jumlah Rp. 655.000;

c. Modal Kerja

1. Benih cacing 40 kg x @ Rp. 35.000; Rp. 1.400.000;


2. Pakan limbah sayur 5.000 kg x @ Rp. 5.00; Rp. 2.500.000;
3. Tenaga kerja 4 orang x @ Rp. 600.000; per bulan Rp.
2.400.000; Jumlah
Rp. 6.300.000;

d. Jumlah modal yang dibutuhkan

1. Modal Tetap Rp. 9.900.000;


2. Modal Kerja Rp. 6.300.000;
Jumlah Rp. 15.800.000;
e. Produksi cacing per 4 Bulan

Selama 4 bulan 600 kg x @ Rp. 35.000 per kg Rp. 21.000.000;

f. Biaya Produksi per 4 Bulan

1. Biaya penyusutan Rp. 655.000;


2. Modal Kerja Rp. 6.300.000;
Jumlah Rp. 6.955.000;

g. Keuntungan per 4 Bulan

1. Produksi per 4 Bulan Rp. 21.000.000;


2. Biaya Produksi per 4 Bulan Rp. 6.955.000;
Jumlah Rp. 14.045.000;
BAB III
PENUTUP

Penulis yakin dari usaha yang penulis dirikan ini, kebutuhan masyarakat cacing sebagai
pakan ternak dan bahan industry obat serta kosmetik dapat terpenuhi.
Penulis berharap usaha ini dapat berlanjut apabila habis masa siklus usaha (4-6 bulan) ini,
sehingga apa yang penulis tuliskan sebagai keyakinan diatas dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA

Julendra, Hardi. 2000. Penelitian Pakan Alternatif Unggas. LaporanTeknis Pusat Penelitian . LIPI.
Narbuko, C dan Achmad Achmadi. 2001. Metode Penelitian. Bumi Aksara.JakartaNazir, M.1988.Metodologi
Penelitia. Ghalia Indonesia. Jakarta timur
Palungkun, R. 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Penenbar Swadaya.
Jakarta.
Soenanto, H. 2000. Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). CV. Aneka. Solo.
Anonimus. 2008. Budidaya cacing Tanah. www.aagos.ristek.go.id/ diakses pada 2 Febuari 2009.

Anda mungkin juga menyukai