Kisah Nabi Isa
Kisah Nabi Isa
DISUSUN OLEH :
KELAS : X MIA 3
MA MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG
LAMPUNG TIMUR
2018 / 2019
KISAH NABI ISA A.S
Kelahiran
Kakek Nabi Isa As bernama Imran. Istrinya tatkala hamil bernazar bahwa ia akan
menjadikannya sebagai pelayan di Baitul Muqaddas. Ia mengira bahwa jabang
bayi yang ia kandung adlaah seorang bocah laki-laki. Namun, tatkala bayi itu
lahir, ia melihat bahwa yang dilahirkannya adalah seorang bocah perempuan.
Karena itu ia memberikan nama kepada bocah perempuan itu dengan nama
Maryam. Setelah Maryam kian beranjak besar, ibunya mengirimnya ke Baitul
Muqaddas untuk berkhidmat di sana.
Nabi Zakariyyah memikul tanggung jawab sebagai wali bagi Maryam. Selama itu,
sedemikian Maryam menggondol derajat spiritual yang sangat tinggi sehingga
Allah Swt mengirimkan makanan dari langit untuknya. Namun selain Nabi
Zakariyah terdapat orang lain yang merawat Maryam dan ingin memperoleh
kehormatan dengan merawatnya; karena itu untuk memilih siapa yang dapat
memperoleh kehormatan merawat Maryam diadakanlah undian dengan
menggunakan pena-pena mereka. Hasil undian menunjukkan nama Nabi
Zakariyah yang berhak merawat Maryam
Hingga suatu hari Bunda Maryam menyingkir dari tengah masyarakat dan pergi
ke salah satu bagian Baitul Muqaddas dan melakukan uzlah di situ. Allah Swt
mengutus seorang malaikat dalam bentuk manusia guna memberikan Nabi Isa
kepada Bunda Maryam. Dengan demikian, Bunda Maryam mengandung tanpa
berhubungan dengan seorang pria. Pada sebagian riwayat disebutkan, Bunda
Maryam mengandung dengan cara memakan dua butir korma yang dibawakan
oleh Jibril kepadanya.
Masyarakat yang hanya mampu melihat secara lahir masalah ini, memandang
Maryam dengan penuh curiga. Al-Quran mengisahkan peristiwa itu demikian:
“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu
yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah
seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Maka
Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih dalam buaian?” Isa berkata,
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di
mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan
pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Qs. Maryam :27-33)
Dengan ucapan ini, Nabi Isa menepis tuduhan keji itu yang dialamatkan kepada
ibunya dan juga menetapkan kenabiannya bagi masyarakat. Masa Pertumbuhan
Satu-satunya risalah Nabi Isa As pada masa-masa awal setelah lahir adalah
menetapkan makam kenabiannya dan bahwa ibunya tidak berdosa. Namun ia
belum lagi memikul tanggung jawab untuk memberikan petunjuk dan
menyampaikan agama Ilahi. Pada saat yang sama bahaya yang dilancarakan oleh
sekelompok Yahudi mengancam jiwa Nabi Isa As. Allah Swt menuntun mereka
berdua ke tempat yang aman; negeri yang tinggi memiliki keamanan dan air yang
mengalir[8] sehingga di tempat itu Nabi Isa melalui masa-masa pertumbuhan dan
menyiapkan dirinya untuk menyampaikan risalah samawi. Pada sebagian riwayat
disebutkan bahwa tempat itu adalah Najaf.
Masa Kenabian
Nabi Isa As tumbuh dalam pangkuan dan gemblengan Bunda Maryam hingga
mencapai usia 7 atau 8 tahun. Dalam masa ini, Nabi Isa mendapatkan tugas untuk
menghidayahi Bani Israel dan menyelamatkan mereka dari kesesatan.
Allah Swt mengajarkan kitab Taurat dan Injil kepada Nabi Isa dan
menganugerahkan kepada hikmah dan ilmu khusus-Nya.
Allah Swt sebagaimana mengaruniai pelbagai mukjizat kepada para nabi lainnya,
juga mengaruniai kepada Nabi Isa As mukjizat supaya ia dapat menetapkan
kenabiannya kepada masyarakat.
Namun kitab samawi al-Quran menolak bahwa Nabi Isa As telah disalib dan
dibunuh. Al-Quran menyatakan: Dan lantaran ucapan mereka, “Sesungguhnya
Kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah”, padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-
orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang
sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. al-Nisa [4]:157-158) Benar, Allah Swt
menjaganya dari kejahatan musuh-musuhnya dan membawanya ke langit hingga
mengembalikanya ke bumi hingga pada masa kemunculan Imam Mahdi Ajf dan
menunaikan salat di belakangnya.