Anda di halaman 1dari 64

PERENCANAAN PROGRAM GIZI

NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Suatu kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisa data, merumuskan masalah, mengidentifikasi
sasaran dan merumuskan tujuan serta target kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan gizi sesuai
1. Pengertian dengan masalah yang ada, tenaga dan sarana untuk mencapai tujuan yang ada

Tersusunnya kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah disesuaikan dengan sumber daya yang ada
2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Data kegiatan program gizi
3. Kebijakan 5. Format POA program gizi
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

https://fadlianeukatjeh.wordpress.com/2012/01/23/sistem-pencatatan-dan-
4. Referensi pelaporan-tingkat-puskesmas-sp2tp/

1. Persiapan :
- Mengidentifikasi masalah ( mengumpulkan, mengoalah, menganalisa data )
- Menganalisis masalah ( membuat peringkat, membandingkan dengan target, melihat
kecenderungan )
- Menentukan kegiatan
2. Pelaksanaan
5. Langkah- - Menyusun rencana usulan kegiatan ( RUK )
Langkah - Menyusup Plan of Action ( POA ) atau rencana pelaksanaan kegiatan
3. Evaluasi
- Tersusunnya RUK
4. Waktu pelaksanaan
- Setahun sekali
persiapan

pelaksanaan

6. Bagan Alur
evaluasi

Waktu
Pelaksanaan

7. Unit Terkait Ka. Puskesmas, Bendahara BOK, Lintas program

Buku-buku register masing-masing program


8. Dokumen
Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman
Historis
Perubahan
PWS GIZI
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Instrumen manajemen program gizi untuk mendapatkan informasi dini masalah dalam program gizi di
1. Pengertian suatu wilayah secara terus menerus

Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar penentuan
2. Tujuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Data kegiatan program gizi
3. Kebijakan 5. Format PWS program gizi
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Permenkes No 44 tahun 2016 tentang Pedoman managemen Puskesmas


2. Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Pedoman kerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas tahun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
4. Referensi
2010
4. Pedoman pelayanan gizi di Puskesmas Kemenkes RI tahun 2014

1. Persiapan
- Mengumpulkan data cakupan program
2. Pelaksanaan
- Mengolah dan menganalisis data cakupan program
- Membuat grafik
5. Langkah-Langkah 3. Evaluasi
- Tersedianya informasi untuk analisa / penilaian
4. Waktu pelaksanaan
- Setiap bulan
persiapan

pelaksanaan

6. Bagan Alur
evaluasi

Waktu
Pelaksanaan

7. Unit Terkait Ka. Puskesmas, Bendahara BOK, Lintas program

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PENYULUHAN KELOMPOK DI PUSKESMAS
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Proses penyebar luasan informasi dan pesan-pesan gizi yang di sampaikan kepada pengunjung
1. Pengertian puskesmas sebelum mendapatkan pelayanan

Mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif individu/pasien atau kelompok/keluarga
pasien agar paham tentang pentingnya gizi dan menerapkan perilaku gizi yang baik sesuai norma
2. Tujuan KADARZI atas kesadaran dan kemauan sendiri

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Data pengunjung puskesmas
3. Kebijakan 5. Materi penyuluhan gizi
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Terampil,
Kemenkes, 2013
4. Referensi
2. Kurikulum dan Modul Pelatihan Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas, Kemenkes, 2014

1. Persiapan
- Menentukan sasaran
- Menentukan jadwal
- Menyiapkan materi
- Menentukan metode
- Memilih media
- Menyiapkan tempat
2. Pelaksanaan
5. Langkah-Langkah - Memberikan materi penyuluhan
3. Evaluasi
- Terlaksananya penyuluhan gizi di puskemas sesuai rencana
4. Sasaran
- Pengunjung puskesmas
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan jadwal
Penerimaan tamu Ucapan

selamat datang

Pembukaan, perkenalan serta penyampaian tujuan pertemuan

Penyampaian materi
6. Bagan Alur

Diskusi dan tanya jawab

Penyampaian kesimpulan

Penutup
UKP dan UKM
7. Unit Terkait

Laporan bulanan promkes


8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
KONSELING GIZI DI PUSKESMAS
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengenali dan mangatasi
1. Pengertian masalah dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya

Membantu klien agar mengikuti sarankonselor dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2. Tujuan yang mendukung terwujudnya perubahan perilaku gizi secara positif

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Materi konseling gizi
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)


Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat 2010.

2. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI


3. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010

4. Referensi
4. Buku Pintar Konseling Kadarzi
5. Buku Penuntun Diet, RS Cipto Mangunkusumo, 2003
6. Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana balita gizi buruk
7. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
1. Persiapan
- Menyiapkan ruangan
- Menyiapkan jadwal
- Menyiapkan media ( food model, lembar balik, poster, leaflet dsb )
- Menyiapkan sarana antropometri ( timbangan, alat ukur tinggi badan )
5. Langkah-
- Menyiapkan pencatatan
Langkah 2. Pelaksanaan
- Registrasi umum
- Melakukan pengukuran antropometri
- Menentukan status gizi
- Anamnesa gizi ( kualitatif dan kuantitatif )
- Perencanaan diet ( bila diperlukan )
- Pemberian konseling
3. Evaluasi
- Jumlah klien menurut masalah gizi
4. Sasaran
- Balita dengan masalah gizi
- Pasien rujukan dengan masalah gizi
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan jadwal

6. Bagan Alur

1. Dokter Puskesmas
7. Unit Terkait 2. Perawat / Petugas PHN
3. Bidan Desa

8. Dokumen
Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman
Historis
Perubahan
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
BALITA
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER
Dilakukan pada pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang di
selenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
1. Pengertian balita dilakukan pada masa kritis

Mengetahui sedini mungkin gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita untuk menentukan
2. Tujuan tindakan intervensi / stimulasi sesuai dengan masalahnya

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Ada alat APE
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan intervensi Dini Tumbuh kembang anak ditingkat
4. Referensi pelayanan kesehatan dasar, Kementerian Kesehatan Ri, Tahun 2011

1. Persiapan
- Menyiapkan ruangan dan jadwal
- Menyiapkan register
- Menyiapkan media format penilaian tumbuh kembang
- Menyiapkan standar penilaian tumbuh kembang
- Menyiapkan Alat Permainan Edukatif
2. Pelaksanaan
- Melakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang sesuai dengan umur sasaran
- Merujuk kasus ke klinik tumbuh kembang / rumah sakit / psikolog bagi kasus yang perlu
5. Langkah-Langkah
penanganan lebih lanjut
3. Evaluasi
- Jumlah anak yang di deteksi, di stimulasi dan di rujuk
4. Sasaran
- Balita dengan masalah tumbuh kembang
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan jadwal

6. Bagan Alur
7. Unit Terkait MTBS

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI
POSYANDU
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER
Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pegisian
KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan
1. Pengertian menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan

Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan
2. Tujuan mempertahankan keadaan gizi yang baik

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Ada SK posyandu
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa barat 2010.
4. Referensi
2. Buku Pedoman Pamantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI 2007
3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
1. Persiapan
- Membuat jadwal posyandu bersama lintas program
- Merencanakan dan mendistribusikan sarana posyandu
2. Pelaksanaan
- Adanya sistem 5 meja di posyandu
1) Meja 1 : Pendaftaran
2) Meja 2 : Penimbangan
3) Meja 3 : pencatatan pada KMs dan buku SIP
4) Meja 4 : Penyuluhan / konseling
5) Meja 5 : Pelayanan kesehatan
5. Langkah-Langkah - Memantau dan membina proses kegiatan penimbangan balita di posyandu
3. Evaluasi
- Penimbangan dilaksanakan rutin setiap bulan
- Adanya data hasil penimbangan ( SKDNTOB, BGM )
4. Sasaran
- Balita 0 – 59 bulan
- Ibu hamil
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai jadwalposyandu
6. Bagan Alur

1. Bidan Desa
2. PLKB Desa
7. Unit Terkait
3. Petugas Promkes
4. Kader Posyandu

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MENGISI KMS
NO. Dokumen :
SOP
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

1. Pengertian Alat komunikasi sederhana untuk memantau kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita

Untuk mancatat dan riwayat kesehatan balita secara lengkap memantau pertumbuhan dan
2. Tujuan perkembangan anak

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data balita
3. Kebijakan 5. Ada KMS
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Kemenkes No 155 Penggunaan KMS bagi balita.


4. Referensi 2. Buku kader posyandu UPGK, 2009.

1. Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran


2. mengisi kolom identitas
3. Mengisi kolom bulan lahir
4. Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS
- Bila bulan kemarin dan bulan sekarang datang maka kedua titik dihubungkan
- Bila bulan kemarin tidak datang dan bulan sekarang datang maka kedua titik jangan
dihubungkan
5. Mencatat keadaan kesehatan, makanan dll pada garis tegak ( kolom bulan )
6. Mengisi kolom pemberian imunisasi
7. Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
8. Mengisi kolom periode pemberian ASI ekslusif
- Bila menggunakan ASi ekslusif tulis E0, E1, E2, E3, E4, E5, dan E6
5. Langkah-Langkah - Bila tidak menggunakan ASI ekslusif tulis ( - )
9. Mengisi keadaan perkembangan balita

Arti garis pertumbuhan Klasifikasi Tindakan


Garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita
warna atau garis pertumbuhannya naik dan pindah Balita Naik Beri pujian
ke pita warna di atasnya
Garis pertumbuhannya turun (T3)
Beri nasehat
Garis pertumbuhannya mendatar (T2) Balita Tidak
Rujuk ke
Garis pertumbuhan naik tapi pindah ke pita warna Naik
puskesmas
di bawahnya (T1)
Garis pertumbuhannya berada di bawah garis Beri nasehat
Balita BGM
merah Rujuk ke
puskesmas
Ada gejala klinis marasmus, kwashiorhor atau
Beri nasehat
keduanya atau tampak sangat kurus dan atau Balita gizi
Rujuk ke
edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh buruk
puskesmas
tubuh ( BB/TB-PB <-3SD )
Berat badan balita selama tiga bulan berturut-turut Beri nasehat
tetap atau garis pertumbuhannya mendatar Balita 3T Rujuk ke
puskesmas
Balita tumbuh
Garis pertumbuhan anak naik setiap bulan Beri pujian
baik
Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu
Balita sehat Beri pujian
pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, Binwil, kader posyandu, PKK desa, PKK kecamatan

Register Posyandu
8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MENIMBANG BALITA DENGAN


MENGGUNAKAN DACIN
SOP NO. Dokumen :
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Menimbang berat badan balita dengan menggunakan dacin di posyandu


1. Pengertian

Mengetahui berat badan balita yang akurat setiap bulan di posyandu


2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Data sasaran balita
3. Kebijakan 5. Timbangan dacin 25 Kg
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.


Salemba Medika : Jakarta
2. Heller. 2009. Clinical Medical Assisting : A Professional, Field Smart Approach to
4. Referensi the Workplace. Delmar : New York (USA)
3. Widyani. 2010 .Panduan Perkembangan Anak 0-1 tahun. Puspaswara : Jakarta

1. Persiapan
- Meyiapkan dacin, sarung timbang dan tempat yang aman
2. Pelaksanaan
- Gantungkan dacin pada dahan pohon, pelana rumah atau penyangga kaki tiga
- Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat dengan menarik kuat-kuat batang dacinnya ke
bawah
- Sebelum di gunakan letakkan bandul geser pada angka nol, batang dacin dikaitkan dengan tali
pengaman
- Pasang sarung timbang yang kosong pada dacin
- Seimbangkan dacin dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantung plastik di ujung batang
timbangan
5. Langkah-Langkah - Anak ditimbang!, seimbangkan sampai jarum timbang tegak lurus
- Tentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul geser
- Catatlah hasil penimbangan di atas secarik kertas
- Kembalikan bandul geser ke angka nol. Perhatian : masukkan ujung batang dacin ke tali
pengaman, kemudian baru anak diturunkan
3. Evaluasi
- Tersedianya data timbangan anak
4. Sasaran
- Baliata 0 – 59 bulan
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan
6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, kader posyandu, PKK desa

Buku kms
8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN


MICROTOISE
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Mengukur tinggi badan dengan menggunakan microtoise pada balita yang sudah bisa berdiri
1. Pengertian

Mengetahui tinggi badan balita


2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data balita
3. Kebijakan 5. Adanya alat microtoise
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerjabagi Tenaga PelaksanaGizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi
Jawabarat 2010.
2. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak; Kerjasama Depkes RI dengan WHO
4. Referensi
3. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI
4. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
5. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
1. Persiapan
- Carilah dinding atau tiang yang rata dan tegak lurus pada lantai. Lantai harus rata dan datar
- Letakkan microtoise pada lantai, rapat ke dinding, sehingga ujung pita menghadap ke atas.
Tariklah ujung pita sampai habis atau menunjuk pada angka nol, lalu pakulah pita pada tempat
yang telah disediakan dengan kuat
- Sebelum mengukur, periksalah apakah pada saat ujung microtoise tepat menyentuh lantai,
penunjuk microtise menunjuk angka nol
2. Pelaksanaan
- Microtoise di tarik ke atas sehingga lebih tinggi dari anak yang akan di ukur
- Letakkan alas kaki, dan topi yang di pakai anak
5. Langkah-Langkah - Anak yang di ukur berdiri tegak lurus rapat ke dinding tepat di bawah microtoise
- Posisi kepala, bahu bagian belakang, pantat, tumit rapat ke dinding, pandangan lurus ke depan
- Perhatikan kaki harus tegak, tidak boleh bengkok
- Geser/turunkan microtoise sampai menyentuh tepat pada bagian atas kepala. Pastikan sisi
microtoise tepat menempel rapat ke dinding
- Baca penunjuk microtoise, pembacaan tinggi dilakukan dari arah depan tegak lurus dengan
microtoise
- Pencatatan tinggi badan dilakukan dengan ketelitian satu angka di belakang koma misalnya :
84,4 cm
3. Evaluasi
- Adanya data tinggi badan balita
4. Sasaran
- Balita yang sudah bisa berdiri
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Lintas program, Bidan desa, kader posyandu, PKK desa

Buku kms
8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MENGUKUR PANJANG BADAN


DENGAN
ALAT UKUR PANJANG BADAN
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Mengukur panjang badan dengan menggunakan alat ukur panjang badan pada bayi dan balita yang
1. Pengertian belum bias berdiri

Mengetahui panjang badan bayi dan balita


2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data bayi dan balita
3. Kebijakan 5. Adanya alat pengukur panjang badan
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerjabagi Tenaga PelaksanaGizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi
Jawabarat 2010.
2. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak; Kerjasama Depkes RI dengan WHO
4. Referensi 3. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI
4. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
5. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
1. Persiapan
- Letakkan alat ukur panjang badan pada meja yang rata dan betul-betul stabil, atau pada lantai
yang rata
- Alat ukur/meteran pada alat ukur panjang badan menghadap ke atas
- Diperlukan dua orang atau lebih dalam melakukan pengukuran dengan menggunkan alat ukur
panjang badan
2. Pelaksanaan
- Kedua papan siku-siku dari alat ukur panjang badan di tarik sehingga tegak lurus
- Letakkan anak yang akan di ukur dalam posisi terlentang dalam alat ukur panjang badan. Kaki
pada bagian skala geser
5. Langkah-Langkah - Usahakan kepala menempel rata pada papan siku-siku, leher lurus dan pandangan ke atas.
Tekan lutut anak dengan tangan, sehingga kaki menjadi lurus dan telapak kaki tegak lurus pada
alas
- Setelah itu papan siku-siku yang lain di geser, sehingga tepat menempel pada telapak kaki anak
- Kedua papan siku-siku dari alat ukur harus tegak lurus
- Setelah posisi anak dalam keadaan benar, kepala dan telapak kaki menempel pada kedua
papan siku-siku yang dalam keadaaan tegak lurus, baca penunjuk panjang badan dengan
ketelitian 0,1 cm
- Periksa kembali hasil pembacaan panjang badan tersebut untuk menghindari kesalahan baca
3. Evaluasi
- Adanya data panjang badan anak
4. Sasaran
- Bayi dan Balita yang belum bisa berdiri
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, kader posyandu, PKK desa

Buku kms
8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MENGUKUR LINGKAR LENGAN ATAS


DENGAN MENGGUNAKAN PITA LILA
SOP NO. Dokumen :
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

LILA adalah ukuran lingkar lengan atas tepat pada titik tengah lengan kiri antara bahu dan siku,
1. Pengertian memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit

1. Mengetahui resiko KEK pada WUS atau ibu hamil untuk menapis resiko melahirkan BBLR
2. Meningkatkan perhatian atau kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan
2. Tujuan penanggulangan KEK
3. Meningkatkan peran petugas lintas sektor dalam perbaikan gizi WUS yang menderita KEK

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data WUS dan ibu hamil
3. Kebijakan 5. Adanya pita LILA
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Buku Standar Pelayanan KIA


4. Referensi

1. Pelaksanaan
a. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dengan batas ambang 23,5 cm, bila tidak tersedia dapat
menggunakan metlin
b. Lengan yang di ukur adalah lengan kiri
c. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot dalam keadaan tidak tegang atau
kencang
d. Ukur panjang dari ujung bahu sampai siku, kemudian ukur garis tengah dengan menggunakan
pita lila
e. Pada waktu mengukur, pita jangan terlalu ketat atau longgar
5. Langkah-Langkah
f. Alat pengukur dalam keadaan baik, tidak kusut atau berlipat-lipat sehingga permukaannya tidak
rata
g. Baca pila lila bila < 23,5 cm berarti wanita tersebut beresiko menderita KEK
2. Sasaran
- WUS dan Ibu hamil
3. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan

6. Bagan Alur
Siapkan alat dan pastikan
dalam kondisi layak pakai

Responden berdiri / duduk tetapi


rileks, tidak melakukan aktifitas
apapun
7. Unit Terkait Bidan desa, KIA, kader posyandu, PKK desa

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

PEMBERIAN SUPLEMEN GIZI


NO. Dokumen :
SOP
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita umur 6 – 59 bl, ibu nifas dan pemberian Tablet
1. Pengertian Tambah Darah pada ibu hamil

1. Mencegah kekurangan vitamin A


2. Tujuan 2. Mencegah anemia gizi pada ibu hamil

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data sasaran di posyandu
3. Kebijakan 5. Adanya obat gizi
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan 2010.
4. Referensi 2. Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A
3. Buku Panduan Management Suplementasi Kapsul Vitamin A
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
1. Persiapan
- Menyiapkan data jumlah sasaran
- Mengecek ketersediaan obat
- Menghitung kebutuhan
- Mengajukan kebutuhan
- Membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
- Bekerjasama dengan pengelola obat dalam mendistribusikan suplemen gizi ke bidan desa /
kader posyandu
- Vitamin A warnabiru untuk bayi 6 – 11 bulan
- Vitamin A warna merah untuk balita 12 – 59 bulan
5. Langkah-Langkah - Vitamin A warna merah untuk ibu nifas, satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu
kapsul lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke 42 setelah melahirkan
- Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil minimal 90 tablet selama masa kehamilan
3. Evaluasi
- Melihat laporan hasil distribusi suplemen gizi
- Melihat catatan distribusi suplemen gizi di posyandu
4. Sasaran
- Bayi 6 – 11 bulan, balita 12 – 59 bulan, ibu hamil dan ibu nifas.
5. Waktu pelaksanaan
- Distribusi vitamin A pada balita setiap bulan Februari dan Agustus
- Tablet tambah darah dan vitamin A ibu nifas sesuai kebutan
Petugas gizimengajukan permohonan
Vitamin A ke PetugasFarmasi UPTD
Puskesmas Pace

Petugas Farmasi memasukkan data permintaan vitamin A ke


LPLPO

Petugas Farmasimelaporkan LPLPO


keDinasKesehatanKabupaten Tulungagung

Petugas Farmasi mengambil Vitamin A ke GFK

6. Bagan Alur
Petugas gizi memberikan data jumlah alokasi ke petugas
farmasi

Petugas Farmasi membagikan vitamin A sesuai alokasi ke


bidan wilayah ,KIA yang telah diserahkan petugas gizi dan
langsung mencatat di LPLPO

Bidan wilayah mendistribusikan Vitamin A ke


sasaran di posyandu masing-masing

1. Petugas Gizi
7. Unit Terkait 2. Bidan Desa
3. Kader Posyandu
1. Cakupan Vit A
2. Daftar Alokasi permintaan Vit.A 2016
8. Dokumen Terkait
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan

MEMBINA KEGIATAN PENYULUHAN


PADA KADER POSYANDU
SOP NO. Dokumen :
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
UPTD PUSKESMAS
NIP: 1977 0929 2008 012006
LOHBENER

Membimbing kader dalam penyebarluasan informasi gizi yang disampaikan kepada sasaran yang
1. Pengertian datang ke posyandu

Kader mampu menyebarluaskan pesan – pesan gizi dengan benar sehingga sasaran paham tentang
pentingnya gizi dan menerapkan perilaku gizi yang baik sesuai norma KADARZI atas kesadaran dan
2. Tujuan kemauan sendiri

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Ada data kader posyandu
3. Kebijakan 5. Adanya materi penyuluhan
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

Buku panduan petugas promkes


4. Referensi Buku panduan kader posyandu

1. Persiapan
- Membangun percaya diri kader
- Membimbing kader memilih materi, meode dan media
- Membimbing kader menyiapkan materi
2. Pelaksanaan
- Memberi kesempatan kepada kader untuk melaksanakan penyuluhan di posyandu sesuai
5. Langkah-Langkah dengan materi, metode dan media yang telah dipersiapkan
3. Evaluasi
- Terlaksananya penyuluhan gizi di posyandu sesuai rencana
4. Sasaran
- Pengunjung posyandu
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan jadwal

6. Bagan Alur

Persiapan tanggal Koordinasi dengan


pelaksanaan bidan desa

Persiapan Persiapan posyandu


posyandu oleh oleh kader
semua petugas
1. Bidan Desa
2. Lintas Program
7. Unit Terkait 3. Kader
4. Lintas Sektor
1. Laporan Bulanan Posyandu
8. Dokumen Terkait 2. Laporan hasil kegiatan posyandu

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
KONSELING GIZI DI POSYANDU
NO. Dokumen :
SOP
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengenali dan mangatasi
1. Pengertian masalah dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya

Membantu klien agar mengikuti saran konselor dalam pemecahan masalah dan pengambilan
2. Tujuan keputusan yang mendukung terwujudnya perubahan perilaku gizi secara positif

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Materi konseling gizi
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Buku panduan petugas promkes


4. Referensi Buku panduan kader posyandu

1. Persiapan
- Menyiapkan tempat di meja 4
- Menyiapkan media ( food model, lembar balik, poster, leaflet dsb )
- Menyiapkan pencatatan
2. Pelaksanaan
- Menentukan status gizi
- Anamnesa gizi ( kualitatif )
- Perencanaan diet ( bila diperlukan )
- Pemberian konseling
3. Evaluasi
5. Langkah-Langkah
- Jumlah klien menurut masalah gizi
- Rencana tindak lanjut
4. Sasaran
- Balita dengan masalah gizi
- Ibu hamil dengan masalah gizi
- Ibu nifas / ibu menyusui
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan jadwal

6. Bagan Alur
7. Unit Terkait Kader posyandu, bidan desa, PKK desa, PKK kecamatan

2. Laporan Bulanan Posyandu


8. Dokumen Terkait 2. Laporan hasil kegiatan posyandu

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
DISTRIBUSI MP- ASI
NO. Dokumen :
SOP
NO. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
1. Pemberian makanan bergizi disamping Air Susu Ibu ( ASI ) kepada bayi usia 6 – 11 bulan dalam
bentukMP ASI bubuk atau tepung
1. Pengertian 2. Pemberian makanan bergizi disamping Air Susu Ibu ( ASI ) kepada anak usia 12 – 24 bulan dalam
bentuk MP ASI padat

Untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan
2. Tujuan status gizi baik pada bayi usia 6 – 11 bulan dan anak 12 – 24 bulan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
4. Data balita usia 6 – 24 bulan
3. Kebijakan 5. Ada MP ASI
6. Adanya pendanaan
7. Adanya buku pedoman

Manual Mutu Puskesmas


4. Referensi

1. Persiapan
- menyiapkan data jumlah sarana
- menyiapkan rencana kebutuhan
- Membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
MendistribusikanMP ASI kepada bidan desa / pembina wilayah dan atau kepada kader dan
sasaran
3. Evaluasi
5. Langkah-Langkah
- Tersedianya data cakupan penerima MP ASI
- Tersedianya data perubahan berat badan anak umur 6 – 24 bulan penerima MP ASI
4. Sasaran
- Balita umur 6 – 24 bulan dari keluarga miskin
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai jadwal
Mulai Petugas mengisi data pasien Dicatat di :

- Buku
Petugas menyiapkan MP-ASI penerimaan
PMT

Petugas mengecek kemasan MP-ASI

Petugas mengecek tanggal kadaluarsa MP-ASI

Petugas menyerahkan MP-ASI Kepada Pasien


6. Bagan Alur

Petugas menjelaskan kepada pasien tentang petunjuk


pemakaian dan cara penyimpanan MP-ASI di rumah

Petugas meminta tanda Dicatat di :

tangan pasien - Buku


penerimaan
PMT
Selesai

7. Unit Terkait Bidan desa, kader posyandu, PKK desa

Buku penerimaan PMT


8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PENATALAKSANAAN GIZI BURUK
DI RUMAH TANGGA
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Prosedur atau mekanisme pelayanan gizi yang dilakukan untuk mendukung perbaikan status gizi balita
1. Pengertian gizi buruk di tingkat rumah tangga

Meningkatkan status gizi balita gizi buruk


2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Ada data pasien gizi buruk di rumah tangga
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa barat 2010.
2. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk, Depkes RI 2009
4. Referensi
3. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk (Buku I dan II), Depkes RI 2007
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012

1. Persiapan
- Menyiapkan alat antropometri
- Mempersiapkan Formulir
2. Pelaksanaan
- Melakukan antropometri ( menimbang BB, mengukur TB/PB )
- Memeriksa gejala klinis
- Melakukan anamnesa gizi
- Menghitung kebutuhan gizi berdasarkan hasil anamnesa
5. Langkah-Langkah - Menyusun paket intervensi bagi balita gizi buruk sesuai dengan keadaan balita
- Pemberian paket intervensi
- Melakukan tindak lanjut kasus balita gizi buruk pasca perawatan
- Konsultasi gizi
3. Evaluasi
- Perubahan keadaan umum balita ( berat badan, gejala klinis )
4. Sasaran
- Balita gizi buruk ( pasca perawatan dan tidak dirawat di yankes )
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai dengan adanya kasus gizi buruk

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, kader posyandu, PKK desa, PKK kecamatan

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PEMBERIAN PMT – P BALITA GIZI
BURUK
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Program makanan tambahan bagi gizi buruk tanpa gejala klinis, disamping makanan yang dimakan
1. Pengertian sehari-hari dengan tujuan memulihkan kondisi gizi dan kesehatan balita

Meningkatkan status gizi balta melalui PMT- P guna mengurangi kesakitan balita dan mencegah
2. Tujuan kematian

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data balita gizi buruk BB/TB
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

4. Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun 2014

1. Syarat balita yang mendapat PMT – P


- BB/U sangat kurang ( < - 3 SD )
- BB/TB sangat kurus / kurus
- Ada gejala klinis
2. Syarat PMT – P yang diberikan
- Penambahan Energi dan Protein 20 – 25 % di atas AKG
- Bentuk makanan disesuaikan dengan berat badan dan umur anak
- Menggunakan bahan yang beraneka ragam
5. Langkah-Langkah - Diberikan minimal 90 hari berturut turut
- Makanan dapt berupa makanan lokal atau pabrikan
3. Evaluasi
- Adanya data balita gizi buruk yang naik status gizinya
4. Sasaran
- Balita gizi buruk dari Gakin
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan
6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, PKK desa, PKK kecamatan, kader posyandu

Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P


8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PEMANTAUN BALITA GIZI BURUK
YANG MENDAPAT PMT – P
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Pemantauan terhadap kenaikan BB, perubahan status gizi, pemberian konseling, pemantauan konsumsi
1. Pengertian gizi secara teratur melalui kunjungan rumah ke balita gizi buruk

Melihat hasil perkembangan pemberian PMT- P pada balita gizi buruk


2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan keluarga balita

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data balita yang mendapat PMT – P
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

4. Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun 2014

1. Persiapan
- Mengumpulkan data balita gizi buruk yang mendapat PMT – P
- Membawa alat untuk mengukur antropometri ( BB, TB )
- Membawa buku standar status gizi menurut WHO 2005
- Membawa format pemantauan
2. Pelaksanaan
- Menimbang berat badat
- Mengukur tinggi badan
- Menanyakan konsumsi PMT yang diberikan
5. Langkah-Langkah - Menentukan status gizi
- Memberikan konseling
- Mencatat perkembangan berat badan setiap bulan
3. Evaluasi
- Adanya data gizi buruk yang mendapat PMT – P
4. Sasaran
- Balita gizi buruk yang mendapat PMT – P
5. Waktu pelaksanaan
- Selama 3 bulan pemberian PMT – P
6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, PKK desa, PKK kecamatan, kader posyandu

Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P


8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PEMBERIAN PMT – P IBU HAMIL KEK
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Program makanan tambahan bagi ibu hamil, disamping makanan yang dimakan sehari-hari dengan
1. Pengertian tujuan memulihkan kondisi gizi dan kesehatan ibu

Meningkatkan status gizi ibu hamil KEK melalui PMT guna mengurangi kesakitan ibu dan mencegah
2. Tujuan BBLR

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data Ibu Hamil KEK
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

1. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Kementrian Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Bina Gizi 2010
4. Referensi 2. Pedoman Pelaksanaan Survelans Gizi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015

1. Syarat ibu hamil yang mendapat PMT – P


- Berat badan ibu sebelum hamil < 42 Kg
- Tinggi badan ibu < 145 cm
- Berat badan ibu pada kehamilan trimester I < 40 Kg
- Index massa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17,0
- Lingkar lengan atas ibu hamil < 23,5 cm
- Ibu menderita anemia ( HB < 11 gr % )
2. Syarat PMT – P yang diberikan
- Makanan mengandung 400 kkal energy dan 12 gr protein
5. Langkah-Langkah - Bentuk makanan berupa selingan atau makanan lengkap dengan porsi kecil
- Menggunakan bahan yang beraneka ragam
- Diberikan minimal 90 hari berturut turut
- Menggunakan bahan makanan kaya besi dan garam beryodium
3. Evaluasi
- Adanya data bumil KEK yang naik status gizinya
4. Sasaran
- Ibu Hamil KEK dari Gakin
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan
Menyiapkan data menerima PMT ibu hamil
sasaran PMT dari Dinas Kesehatan
IbuHamil (Gakin
Dan Non Gakin) Di Indramayu
Puskesmas Untuk di
kirim ke Dinas
Kesehatan
6. Bagan Alur Kabupaten ............
mendistribusikan PMT ibuhamil
memantau PMT Ibu Hamil yang Ke Poskesdes/ Pustu/ Dan
Telah di Distribusi Ke Poskesdes/ Polindes
Pustu/ Dan Polindes dan melakukan
evaluasi

7. Unit Terkait Bidan desa, PKK desa, PKK kecamatan, kader posyandu

Blangko penerimaan PMT- bumil kek, Rekapitulasi Pemantauan PMT-BUMIL KEK


8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PELAKSANAAN BULAN
PENIMBANGAN BALITA
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri ( penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
1. Pengertian badan / panjang badan ) terhadap seluruh balita yang ada di wilayah kerja

1. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja secara berkala
2. Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat ( by nameby address ) kelompok
2. Tujuan umur, jenis kelamin, status ekonomi

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data sasaran balita
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

1. Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi, depkes RI, 2007


4. Referensi 2. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012

1. Persiapan
- Sosialisasi lintas program dan lintas sektor
- Menyiapkan format pencatatan dan pelaporan BPB
- Menginventarisir sarana dan prasarana di posyandu ( dacin, alat ukur TB / PB )
- Menyiapkan standar baku
2. Pelaksanaan
- Memantau dan membina pelaksanaan penimbangan BB dan pengukuran TB / PB balita pada
hari buka posyandu
- Menentukan status gizi balita sesuai standar
- Membuat rekap dan mengolah data hasil pengukuran
5. Langkah-Langkah
- Mambuat laporan hasil
3. Evaluasi
- Tersedianya data status gizi balita ( BB/U, BB/TB, atau BB/PB, TB/U atau PB/U )
- Tersedianya data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat ( by nameby address )
kelompok umur, jenis kelamin, status ekonomi
4. Sasaran
- Seluruh balita yang ada di wilayah kerja
5. Waktu pelaksanaan
- Bulan Februari dan Agustus
Sosialisasi Lintas Program
dan Lintas Sektoral

Menyiapkan
Sosialisasi Lintas Program
Form Pencatatan Buku Register
dan Lintas Sektoral
dan pelaporan
BPB

Menginventarisir sarana
Menyiapkan standar
dan prasarana di baku
posyandu

Melaksanakan, memantau dan membina


pelaksanaan penimbangan BB dan pengukuran
Panjang Badan/Tinggi Badan pada hari buka
6. Bagan Alur
Posyandu

Menentukan Umur dan status Gizi balita sesuar


standar baku WHO-NCHS

Merekap dan mengolah data hasil penimbangan


dan pengukuran panjang Badan/ Tinggi Badan

Membuat laporan hasil kegiatan

Rencana Tindak Lanjut


7. Unit Terkait Bidan desa, PKK desa, PKK kecamatan, kader posyandu

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
PELACAKAN KASUS GIZI BURUK
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan
1. Pengertian penemuan kasus gizi buruk lainnya di suatu wilayah tertentu

1. Ditemukannya kasus baru gizi buruk untuk dapat ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif
2. Teridentifikanya faktor resiko gizi buruk di suatu wilayah sebagai bahan informasi bagi sektor terkait
2. Tujuan dalam penentuan intervensi
3. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara komprehensif

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data balita gizi buruk
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

3. Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi, depkes RI, 2007


4. Referensi 4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012

1. Persiapan
- Mempelajari laporan kasus balita gizi buruk
- Menyiapkan alat ( alat antropometri )
- Menyiapkan instrumen pelacakan
- Berkoordinasi dengan petugas surveilans untuk melaksanakan pelacakan
2. Pelaksanaan
- Klarifikasi laporan balita gizi buruk
- Konfirmasi status gizi
- Penyelidikan kasus melalui penjaringan seluruh balita
- Pencatatan dan pelaporan hasil pelacakan
5. Langkah-Langkah
3. Evaluasi
- Laporan hasil pelacakan
- Rencana tindak lanjut
4. Sasaran
- Balita gizi buruk yang dilaporkan
- Balita yang ada di wilayah tempat tinggal kasus
5. Waktu pelaksanaan
- Setiap ada laporan kasus gizi buruk
6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Bidan desa, kader posyandu, surveilans

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
VALIDASI GIZI BURUK
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Tatacara mengukur ulang balita gizi buruk
1. Pengertian

Menskrining balita gizi buruk hasil BPB


2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data balita gizi buruk hasil BPB
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Buku Tatalaksana Gizi buruk


4. Referensi

1. Persiapan
- Mengumpulkan data balita gizi buruk hasil BPB
- Membawa alat untuk mengukur antropometri ( BB, TB )
- Membawa buku standar status gizi menurut WHO 2005
- Membawa format laporan
2. Pelaksanaan
- Menimbang berat badat
- Mengukur tinggi badan
- Menanyakan tanggal lahir dan menentukan umur
5. Langkah-Langkah - Menentukan status gizi
- Mencatat penyakit penyerta / riwayat kesehatan
3. Evaluasi
- Adanya data balita gizi buruk yang benar dan akurat
4. Sasaran
- Balita gizi buruk hasil BPB
5. Waktu pelaksanaan
- Setelah dilakukan BPB
Persiapan Alat

Koordinasi dengan Bidan


Desa dan Kader

Anamnesa

6. Bagan Alur Tanpa Gejala Merujuk ke Tanpa Gejala

puskesmas

Rujuk ke Konseling dan


Rumah Sakit pemberian
PMT

Monitoring dan
evaluasi

KIA, MTBS, PROMKES.


7. Unit Terkait

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Penyelidikan epidemiologi pada 20 balita di sekitar kasus gizi buruk sangat kurus
1. Pengertian

Mengetahui penyebab dan kesehatan serta pola konsumsi di lingkungan sekitar gizi buruk
2. Tujuan

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data gizi buruk sangat kurus
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Kemenkes RI, Dirjen Bina Gizi dan KIA, 2015, Pedoman Surveilans Gizi
4. Referensi

1. Persiapan
- Mengumpulkan data balita gizi buruk sangat kurus hasil validasi
- Membawa alat untuk mengukur antropometri ( BB, TB )
- Membawa buku standar status gizi menurut WHO 2005
- Membawa format anamnesa
2. Pelaksanaan
- Menimbang berat badat
- Mengukur tinggi badan
- Menanyakan tanggal lahir dan Menentukan umur
5. Langkah-Langkah - Menentukan status gizi
- Mencatat riwayat kesehatan
- Mencatat pola konsumsi
3. Evaluasi
- Adanya data 20 balita di sekitar gizi buruk sangat kurus
4. Sasaran
- 20 balita
5. Waktu pelaksanaan
- Setelah dilakukan validasi
Mengumpulkan & Selesai
pengolahan data

Analisa Laporan

Menarik Penanggulangan
kesimpulan
6. Bagan Alur

Mengidentifikasi Menguji
info tambahan kesimpulan

1. Kesling
7. Unit Terkait 2. P2 Imunisasi
3. Perangkat Desa

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMANTAUAN KONSUMSI GIZI ( PKG )
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Kegiatan memantau konsumsi pangan penduduk secara periodik dalam rangka mengantisipasi
terjadinya kerawanan pangan dengan mendapat gambaran tingkat ketahanan pangan di tingkat rumah
1. Pengertian tangga

1. Memperoleh informasi konsumsi gizi masyarakat di tingkat kecamatan


2. Mengamati perkembangan konsumsi gizi
2. Tujuan 3. Menentukan prioritas sasaran program

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data sasaran rumah tangga
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi


4. Referensi Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas

1. Persiapan
- Sosialisasi kegiatan
- Menyiapkan kader pendamping
- Menentukan sasaran
- Menyiapkan formulir pengumpulan data ( formulir recall 24 jam )
- Menyusun jadwal
2. Pelaksanaan
- Memeriksa sampel posyandu terpilih dari Dati II
5. Langkah-Langkah - Memilih 10 KK secara acak dari setiap klaster terpilih
- Melaksanakan pengumpulan data melalui kunjungan rumah dengan metode recall 24 jam
- Pengolahan data dan membuat laporan
- Mengirimkan laporan
3. Evaluasi
- Terkumpulnya data tingkat konsumsi yang lengkap dan benar
4. Sasaran
- 10 KK yang dipilih secara acak dari setiap klaster yang terpilih
5. Waktu pelaksanaan
- Tiga tahun sekali

Petugas
mempersiapkan
Form PKG

Petugas melakukan
kunjungan rumah

Petugas melakukan
6. Bagan Alur pengumpulan data sesuai
kuesioner

Petugas mengolah dan


menganalisa data

Petugas merekap dan


melaporkan hasil PKG

7. Unit Terkait Kecamatan, lintas sektor

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PENYULUHAN GIZI DI SEKOLAH
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekolah (
siswa, guru, orang tua ) agar menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan makanan yang bermutu gizi
1. Pengertian seimbang

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat sekolah


2. Meningkatkan partisipasi masyarakat sekolah dalam kegiatan perbaikan gizi di sekolah
2. Tujuan 3. Mendorong masyarakat untuk menggunakan aneka ragam pangan sesuai PUGS

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Data masyarakat sekolah
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Kemenkes RI Tahun 2014.


4. Referensi

1. Persiapan
- Pemberitahuan kepada sector terkait
- Mengumpulkan data sasaran
2. Pelaksanaan
- Penyuluhan gizi dilakukan dengan pendekatan kelompok
- Pesan penyuluhan disesuaikan dengan data kondisi gizi siswa dari hasil pengukuran BB dan
TB, data warung sekolah dan penjaja makanan di lingkungan sekolah
- Metode penyuluhan menggunakan ceramah, peragaan, demonstrasi dan simulasi
5. Langkah-Langkah - Materi penyuluhan adalah PUGS, Kadarzi, warung sekolah dan jajanan sekolah
- Media yang digunakan adalah poster, leaflet, simulasi gizi, food model
3. Evaluasi
- Adanya perubahan perilaku masyarakat sekolah
4. Sasaran
- Siswa, guru, orang tua, pengelola warung sekolah
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai kebutuhan
Mulai

Peserta datang

Petugas
menyiapkan alat untuk penyuluhan.

Petugas
memilih dan mempersiapkan media
penyuluhan

6. Bagan Alur
Petugas
menyiapkan daftar hadir peserta penyuluhan

Petugas
memberikan penjelasan/penyuluhan kepada
peserta

Petugas
mencatat dan melaporkan hasil laporan
kegiatan

Selesai

7. Unit Terkait KCD pendidikan, promkes, UKS

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
9. Rekaman Historis No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
DI TINGKAT MASYARAKAT MELALUI
ANAK SD
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Proses kegiatan pemantauan garam beryodium yang dikonsumsi masyarakat dengan menggunakan
1. Pengertian iodine test dilakukan secara berkala

Memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi
2. Tujuan syarat di masyarakat

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Ada data sampel
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Kemenkes RI Tahun 2014.


4. Referensi

1. Persiapan
- Menentukan SD sampel
- Menyusun jadwal
- Koordinasi dengan pihak sekolah
- Menyiapkan format
- Menyiapkan iodine test
- Menyiapkan anak SD kelas IV dan V untuk membawa garam dapur, mencatat merk, no MD/SP
dan tempat membeli garam
5. Langkah-Langkah 2. Pelaksanaan
- Semua garam anak kelas IV dan V di periksa
- Meneteskan iodine pada garam sebanyak 2 – 3 tetes
- Mencatat merk, no MD/SP dan tempat membeli garam
- Mengambil sampel siswa SD sebanyak 21 anak
- Memberikan penyuluhan
3. Evaluasi
No Hasil pemeriksaan Kadar yodium
1 Garam warna ungu tua >30 PPm
2 Garam warna ungu muda < 30 ppm
3 Garam warna putih Tidak mengandung yodium

Bila ada lebih dari satu anak tidak menggunakan garam beryodium artinya desa tersebut termasuk
desa tidak sehat
4. Sasaran
- Siswa SD kelas IV dan V
5. Waktu pelaksanaan
- Setahun sekali

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Kecamatan, Sekolah Dasar, KCD pendidikan

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
DI TINGKAT MASYARAKAT
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Proses kegiatan pemantauan garam beryodium yang dikonsumsi masyarakat dengan menggunakan
1. Pengertian iodine test dilakukan secara berkala

Memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi
2. Tujuan syarat di masyarakat

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Ada data sampel
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes R1, 2012


4. Referensi

1. Persiapan
- Menentukan titik klaster
- Mengumpulkan data sampel 10 KK / RW
2. Pelaksanaan
- Mengunjungi rumah sasaran sampel
- Mengambil garam dapur sampel
- Meneteskan iodine pada garam sebanyak 2 – 3 tetes
- Menanyakan merk, no MD/SP dan tempat membeli garam
- Memberikan penyuluhan / konseling
5. Langkah-Langkah 3. Evaluasi
No Hasil pemeriksaan Kadar yodium
1 Garam warna ungu tua >30 PPm
2 Garam warna ungu muda < 30 ppm
3 Garam warna putih Tidak mengandung yodium

4. Sasaran
- Masyarakat
5. Waktu pelaksanaan
- Setahun sekali

6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Kecamatan, Sekolah Dasar, KCD pendidikan

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
KOORDINASI LINTAS SEKTOR
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Koordinasi kegiatan gizi adalah upaya mengsinkronkan kegiatan gizi dalam rangka meningkatkan hasil
1. Pengertian guna dan daya guna

1. Menyelaraskan berbagai hasil kegiatan lintas sektor terkait guna memaksimalkan sumber daya
yang ada sehingga mencapai hasil kegiatan gizi yang lebih optimal
2. Tujuan 2. Mendapatkan dukungan dari pihak yang terkait

1. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


2. Ada instruksi kepala puskesmas
3. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 4. Adanya lintas sektor terkait
5. Adanya pendanaan
6. Adanya buku pedoman

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Kemenkes RI Tahun 2014.


4. Referensi
1. Persiapan
- Menyiapkan bahan / data
- Koordinasi jadwal
2. Pelaksanaan
- Mengikuti rakor desa
- Mengikuti rakor kecamatan
3. Evaluasi
5. Langkah-Langkah - Notulen rapat dan rencana tindak lanjut ( RTL )
4. Sasaran
- Aparat dari sekor terkait di tingkat desa dan kecamatan
5. Waktu pelaksanaan
- Sesuai jadwal
6. Bagan Alur

7. Unit Terkait Lintas sektor

8. Dokumen Terkait

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

9. Rekaman Historis
Perubahan
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMBINAAN KADARZI
NO. Dokumen :
NO. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS
LOHBENER Hj. Uswatun Hasanah, S.ST, SKM, MH.Kes
NIP: 1977 0929 2008 012006
Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga sesuai dengan norma
1. Pengertian KADARZI berdasarkan hasil pemetaan

Terwujudnya seluruh Keluarga Mandiri Sadar Gizi


2. Tujuan

7. Ada UU RI No. 36 Th. 2009 Tentang Kesehatan


8. Ada instruksi kepala puskesmas
9. Ada petugas terampil
3. Kebijakan 10. Adanya data hasil pemetaan Kadarzi
11. Adanya pendanaan
12. Adanya buku pedoman

1. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).


4. Referensi 2. Buku Saku Asuhan Gizi Puskesmas

6. Persiapan
- Mengolah dan menganalisa hasil pemetaan Kadarzi
- Menyusun rencana intervensi
- Melakukan koordinasi lintas sector dan lintas program
- Menyusun jadwal sosialisasi
7. Pelaksanaan
- Sosialisasi hasil pemetaan dan rencana intervensi
- Melaksanakan intervensi
8. Evaluasi
5. Langkah-Langkah - Terlajksananya intervensi sesuai rencana
9. Sasaran
- Keluarga
- Kader
- Pemangku kebijakan
10. Waktu pelaksanaan
- Sesuai jadwal

6. Bagan Alur
Petugas gizi melibatkan secara aktif keluarga dalam
pemetaan kadarzi

Mengidentifikasi masalah perilaku dan gizi


keluarga

Hasil pemetaan dibahas bersama masyarakat untuk


merencanakan tindak lanjut

Apabila masalah tersebut bisa diselesaikan oleh


keluarga maka perlu pembinaan

Apabila ditemui masalah kesehatan lain maka


perlu dirujuk ke petugas kesehatan / puskesmas

Menerapkan pemetaan kadarzi


pada setiap tingkat

7. Unit Terkait Lintas sektor dan lintas program

1. Rekam Medis

8. Dokumen Terkait 2. Catatan tindakan

Diberlakukan
9. Rekaman Historis No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai