A. PENDAHULUAN
Bencana alam akan selalu menyertai kita dan manusia selalu harus berusaha
memahami proses yang menyebabkan bencana alam, mengamati bencana,
memprediksikan kapan bencana berikutnya akan terjadi, dan berusaha mencegah
kerusakan besar yang ditimbulkan oleh bencana itu. Modul Tanggap Gempa Bumi
ini memberikan pengenalan yang fantastis bagi upaya mencegah kerusakan besar
dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana Gempa Bumi, serta bagaimana
mengantisipasi dampak terburuk yang ditimbulkannya. Diharapkan isi modul ini
dapat menginspirasi para pembaca dan pengguna untuk mempelajari lebih banyak
tentang fenomena Gempa Bumi yang menakutkan dan berbahaya itu.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap gempa. Sekitar
290 kota (60% dari 481 kota) di Indonesia terletak pada wilayah yang sangat rawan
terhadap gempa. Gempa-gempa yang terjadi pada masa lalu terbukti telah
merusakkan infrastruktur kota dan desa serta menyebabkan kehilangan harta benda,
selain tentunya telah menyebabkan penderitaan pada masyarakat yang tertimpa
bencana termasuk diantaranya masyarakat sekolah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Gempa Bumi menjadi objek serius yang
secara terus menerus perlu dicermati. Dalam jangka waktu terakhir ini kita
dikejutkan oleh berbagai peristiwa Gempa Bumi di wilayah tanah air, bahkan juga
di wilayah-wilayah lain di belahan bumi ini setelah kejadian gempa di Bengkulu
tahun 2000, Pandeglang, Sukabumi, Majalengka dan Denpasar tahun 2001 serta
yang paling dahsyat adalah kejadian gempa di Aceh yang diikuti oleh tsunami pada
tahun 2004. Kita seolah-olah terlena bahkan mungkin saja tidak menyadari
sepenuhnya bahwa di wilayah yang kita diami ini, sesungguhnya tergolong sebagai
wilayah yang rawan Gempa Bumi. Artinya ancaman terhadap keselamatan jiwa
dan kerugian investasi bisa muncul di setiap saat.
Kejadian Gempa Bumi tentu akan terus berulang. Akan tetapi kapan, di
mana dan berapa besar energi yang dapat dilepaskan serta berapa kerasnya
goncangan yang dapat dirasakan sehingga menimbulkan kerusakan bangunan, tidak
jarang dengan diikuti korban meninggal dunia, selalu menjadi pertanyaan kita.
Maka, salah satu pendekatannya dengan mengenal Gempa Bumi, jenis-jenis gempa
dan klasifikasi gempa, bahaya-bahaya Gempa Bumi dan mengetahui kerentanan-
kerentanannya, membekali kita untuk mengetahui resiko yang bakal terjadi.
Berangkat dari hal tersebut kita perlu bekal keterampilan untuk melakukan tindakan
apa yang dapat dilakukan sebelum terjadi, pada saat terjadi, dan setelah terjadi.
Berdasarkan buku katalog Gempa Bumi Merusak Indonesia tahun 1629–
2006 yang diterbitkan oleh pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVG), di wilayah Sukabumi tercatat telah terjadi 12 kejadian Gempa Bumi
merusak sejak tahun 1900. Sebagian besar kejadian Gempa Bumi merusak tersebut
berpusat di darat diduga bersumber dari pergerakan sesar Cimandiri ataupun sesar
aktif lainnya. Selain menimbulkan korban luka-luka kejadian Gempa Bumi
merusak tersebut mengakibatkan terjadinya longsor, retakan tanah dan kerusakan
sejumlah bangunan. Tabel berikut menampilkan kejadian Gempa Bumi merusak di
wilayah Sukabumi.
A. PEDOMAN UMUM
1. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Guru dan siswa memiliki keterampilan dalam mewaspadai, melakukan tindak
keselamatan, mengatasi kecemasan, dan memiliki kepedulian untuk menolong
orang lain dalam menghadapi bencana Gempa Bumi.
b. Tujuan khusus :
1) Siswa dapat menerapkan pengetahuan tentang kewaspadaan dalam
mengantisipasi bahaya gempa dalam kehidupan.
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan tindak keselamatan dalam
menghadapi gempa yang sedang terjadi.
3) Siswa memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap upaya
menolong orang lain yang memerlukan bantuan keselamatan pada saat
terjadi gempa.
4) Siswa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan untuk mencegah terjadinya bencana alam.
2. GURU
2. Metode Pembelajaran
Metode yang dipakai dalam pendidikan dan pelatihan ’Tanggap Gempa
Bumi” pada dasarnya ialah metode bermain/simulasi yang digabung dengan
metode tanya jawab, ceramah, penugasan, eksperimen, dan lain-lain (multi metode).
Sesuai dengan tujuan pendidikan keterampilan hidup, dengan metode ini akan
diperoleh berbagai pengembangan emosi/psikososial dan intelektual (karena itu
pada pelaksanaannya selalu ditanyakan alasannya/argumentasinya) agar siswa
dibiasakan berpikir objektif/rasional dan mengaitkannya dengan kehidupan sosial.
Dalam setiap pelaksanaan KBM, metode bermain peran/simulasi dan
melakukan percobaan mendapat porsi yang lebih besar karena dengan metode ini
siswa dapat belajar dari pengalaman yang disimulasikan dengan rasa gembira dan
tanpa beban/tekanan.
Perbandingan waktu untuk tiap-tiap metode dalam 1 kegiatan pembelajaran dapat
dilihat pada contoh berikut.
Bemain peran/simulasi/melakukan percobaan : 60%
Diskusi tanya jawab : 20%
Ceramah :15%
Penugasan : 5%
4. Tempat
Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya dilaksanakan di dalam kelas/aula
yang ada di sekolah/madrasah. Apabila sekolah/madrasah tidak memiliki ruangan
kelas/aula yang sesuai dengan yang tertulis dalam modul kegiatan KBM dapat
dilakukan di halaman sekolah atau di tempat lain yang tersedia.
Apabila hal itu juga tidak dapat dipenuhi guru harus kreatif memodifikasi bentuk
kegiatan dengan bentuk yang sesuai dengan situasi kondisi tetapi tujuan kegiatan
tetap mengembangkan kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam kegiatan
tersebut.
5. Pengaturan siswa
Pengaturan siswa pada KBM ”Tanggap Bencana Gempa Bumi” adalah
hal yang sangat perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan belajar itu sendiri. Hal ini menjadi sangat penting mengingat metode
pembelajaran yang digunakan adalah multimetode dengan penekanan pada
permainan dan percobaan yang memerlukan mobilitas siswa yang cukup tinggi.
Untuk itu diperlukan pengaturan siswa sebagai berikut:
c. Bentuk kelompok
7. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mendapatkan informasi tentang hasil pendidikan dan pelatihan ”Tanggap Bencana
Gempa Bumi”. Penilaian pada dasrnya dilakukan secara berkesinambungan dan
menyeluruh, baik proses maupun hasil pendidikan dan pelatihan yang telah dicapai
siswa.
a. Penilaian sikap
Untuk menilai sikap guru memperhatikan (mengamati) keikutsertaan dan
perhatian siswa dalam melaksanakan berbagi kegiatan yang dilakukan dalam
”Diklat Tanggap Gempa Bumi”, baik selama KBM berjalam maupun pada
kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah.
b. Pengetahuan
Pengenalan dan pemahaman siswa tentang Gempa Bumi diberikan sesuai
dengan konsep pedidikan keterampilan hidup. Penilaian terhadap pengetahuan
dilakukan dengan cara tes tertulis (tes objektif dan tes uraian), tes lisan.
c. Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku ialah praktik keterampilan hidup (fisik, mental,
dan sosial) dalam kehidupan sehari-hari selama siswa berada di kelas maupun
di luar kalas. Cara penilainnya adalah dengan pengamatan dan pemeriksaan.
1) Pengamatan terhadap perilaku ”waspada dan tanggap” terhadap
bahaya (lebih bersifat psikososial).
Contoh : Siswa terampil melakukan kegiatan penyelamatan diri, tidak
menunggu instruksi bila harus menyelamatkan diri, menyebarluaskan
infomasi darurat, melakukan pengecekan peralatan atau barang untuk
keperluan penyelamatan diri yang ada di kelas/sekolah).
2) Pengamatan terhadap perilaku ”peduli” (lebih bersifat mental dan
psikososial).
Contoh : Suka menolong teman, mau bersahabat dengan siapa saja
tanpa memandang suku, agama, kekayaan, terbuka dan mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi (tidak malu mengemukakan pendapat dan
mengakui kesalahan), kreatif dan dapat mengambil inisiatif bila ada
masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan yang ditugaskan
guru.
C. PEDOMAN KHUSUS
Sebelum pelaksanaan kegiatan guru hendaknya membaca dan mempelajari setiap
penjelasan yang ada pada tiap-tiap kegiatan yang ada pada Modul Tanggap Gempa
Bumi. Dengan mempelajari dan memahami setiap penjelasan tersebut, guru akan
lebih mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan baik sehingga tujuan
dapat tercapai secara optimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap
penjelasan yang ada pada tiap-tiap kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengantar
Pengantar yang ditulis pada setiap kegiatan dari tiap-tiap modul dan atau setiap
kegiatan harus benar-benar dipahami guru agar mampu melakukan persiapan
(apersepsi) sebelum dilanjutkan dengan penyampaian materi/pelaksanaan
kegiatan.
2. Tujuan
Sebelum memulai suatu kegiatan guru harus tahu tujuan yang ingin dicapai dari
kegiatan yang dilakukan. Dengan memahami tujuan guru diharapkan dapat
memfasilitasi dengan baik, bahkan mungkin dapat melakukan improvisasi dari
kegiatan yang ada pada setiap modul.
5. Waktu
Waktu yang diperlukan pada dasarnya sangat bergantung pada materi dan
bentuk kegiatan yang dilaksanakan serta tahapan perkembangan siswa termasuk
pada kelas berapa materi/kegiatan itu disampaikan
6. Langkah-langkah kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan berpedoman pada langkah-langkah kegiatan.
Karena itu, guru harus benar-benar mempelajari langkah-langkah kegiatan
tersebut agar dapat dengan terampil membimbing siswa melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu, dengan menguasai langkah-langkah kegiatan, guru dapat
dengan mudah memodifikasi/mengembangkan sehingga kegiatan dapat lebih
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (terutama situasi dan kondisi siswa,
alat peraga, dan ruang yang tersedia).
7. Penegasan
Penegasan berisi hal-hal yang sangat penting atau inti dari kegiatan yang baru
dilaksanakan siswa. Tujuan dari penegasan adalah berorientasi pada
”pembelajaran bermakna”. Dengan adanya penegasan ini siswa tidak hanya
larut dalam kegembiraan sesudah melakukan permainan/kegiatan, tetapi dapat
menangkap makna kegiatan/permainan yang baru saja dilakukannya.
Penegasan perlu dipelajari dan dikembangkan sehingga dapat disampaikan
dengan baik dan memberi kesan/pesan moral yang dibutuhkan siswa.
Penegasan disampaikan pada setiap akhir kegiatan.
PENGANTAR
Sebelum melakukan percobaan tentang terjadinya Gempa Bumi secara singkat
guru memberikan dasar pemahaman tentang struktur lapisan bumi. Untuk
memberikan gambaran struktur lapisan bumi digunakan peraga telur rebus, peserta
secara kelompok mengamati sebutir telur rebus yang dibelah. Untuk memperjelas
terjadinya gempa guru mengkomunikasikan dua jenis percobaan yang akan dilakukan :
1. Percobaan membelah telur setengah matang
2. Percobaan dengan Batu Bata/Balok (Lihat CD)
3. Menggunakan alat peraga model gempa yang bernama “Spring and Rider”
buatan Ross Stein’s.
TUJUAN
1. Murid dapat mendemonstrasikan proses kejadian Gempa Bumi yang
disebabkan oleh gesekan lempengan
2. Dengan model ini, murid dapat menjelaskan proses terjadinya gempa,
gempa awal (foreshock), gempa utama (mainshock) dan gempa susulan
(aftershock).
Untuk percobaan 1 :
Telur setengah matang
Untuk percobaan 2 :
1 buah papan kayu tripleks ukuran 40 cm x 120 cm dengan tebal 9 – 12 mm
2 buah batu bata
1 buah katrol sebagai alat pemutar yang dapat dibuat dari bahan
kayu/bamboo/besi yang dibengkokkan
2 buah tali karet ban dalam lebar 2 cm dengan panjang 15 cm dan 10 cm
1 m tali kawat
4 lembar kertas amplas
2 buah pengait kecil dari besi/paku yang dibengkokkan
1 m tali tambang plastic
250 gr tepung kanji
Lem kayu secukupnya
1 buah alat pengukur waktu (stopwatch/jam)
1 buah alat pengukur jarak (penggaris)
Alat tulis
WAKTU: 4 x 40 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 21 dari 88
Percobaan 1 :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5 – 10 orang
2. Melakukan percobaan terjadinya gempa dengan menggunakan telur setengah
matang yang dibelah.
3. Guru memberikan penjelasan bahwa bumi dibagi ke dalam tiga lapisan, yaitu
Lapisan Luar yang keras (kerak bumi), lapisan dalam yang lunak (selimut
bumi) dan pusat (inti bumi) yang sangat panas.
Lapisan bumi ini menyerupai sebutir telur setengah matang yang terbagi
atas kulit telur yang keras, putih telur yang lunak dan kuning telur yang cair. Bagian
kerak bumi terbagi dalam lempengan-lempengan yang berbentuk tidak beraturan
dan padat. Lempengan tersebut bergerak sangat lambat selama berjuta-juta tahun,
dipengaruhi oleh energi panas dari pusat bumi.
Ketika lempengan tersebut bergesekan satu sama lain, akan menyebabkan
terjadinya pengumpulan tegangan sampai suatu tegangan tersebut melampaui
kekuatan kerak bumi, sehingga terjadilah pelepasan energi secara mendadak.
Pelepasan energi ini dikenal dengan Gempa Bumi. Gerakan lempengan juga
membentuk permukaan bumi, seperti adanya gunung, lembah dan benua.
Kertas Amplas
40 cm 10 cm
Gambar 1.1.2 Alat Peraga Dasar Model Gempa
Katrol
Pengait alat dan
Tali bahan
Tambang 90 cm
4. Setiap kelompok menyiapkan untuk peraga dasar model gempa
PERCOBAAN dari Paku Plastik Kecil
Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi pada tali karet 15 cm dan Batu Bata I saat Katrol diputar?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
6. Langkah Percobaan II :
Percobaan dilakukan di bagian papan sisi B
Taburi bagian papan sisi B dengan tepung kanji
Letakan Batu Bata 1 diatas bagian papan B dengan melapas kertas ampelas
yang membungkus Batu Bata 1.
Putarlah control secara perlahan dan konstan. Perhatikan bagaimana
Pergerakan dari Batu Bata 1.
Sekarang letakkanlah Batu Bata II diatas Batu Bata 1 dan putarlah control
kembali secara perlahan dan konstan.
Pada saat control diputar, ambillah Batu Bata II dari atas Batu Bata 1.
Amatilah apa yang terjadi pada Batu Bata 1. Diskusikan bersama kelompok
dan jawablah pertanyaan pada percobaan II.
Pertanyaan:
PENEGASAN:
1. Lapisan bumi menyerupai sebutir telur setengah matang yang terbagi atas kulit
telur yang keras, putih telur yang lunak dan kuning telur yang cair. Bagian
kerak bumi terbagi dalam lempengan-lempengan yang berbentuk tidak
beraturan dan padat. Lempengan tersebut bergerak sangat lambat selama
berjuta-juta tahun, dipengaruhi oleh energi panas dari pusat bumi.
2. Gempa terjadi Ketika lempengan tersebut bergesekan satu sama lain, akan
menyebabkan terjadinya pengumpulan tegangan sampai suatu tegangan tersebut
melampaui kekuatan kerak bumi, sehingga terjadilah pelepasan energi secara
mendadak. Pelepasan energi ini dikenal dengan Gempa Bumi.
PENGANTAR
Guru memberikan penjelasan singkat tentang gelombang gempa sebagai
pengembanan wawasan bagi anak yang berkaitan dengan terjadinya gempa. Untuk
memperjelas bentuk-bentuk gelombang gempa akan dilakukan dua kegiatan
percobaan, melalui gerakan tubuh dan menggunakan alat bantu.
TUJUAN
Membantu murid agar dapat:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk gelombang gempa dengan bantuan gerak tubuh dan
menggunakan alat bantu.
2. Membandingkan waktu rambatan untuk masing-masing gelombang gempa.
WAKTU : 2 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Percobaan I dengan gerakan tubuh.
2. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 10 orang setiap kelompok
mempunyai 1 orang pencatat waktu, 1 orang sebagai “Pusat Gempa” dan 8
anggota lainnya menjadi “Batuan” yang akan meneruskan gelombang
gempa.
3. Murid yang menjadi “Pusat gempa”dan “Batuan” berdiri berjajar dengan
“Pusat Gempa” bediri paling kiri.
4. Murid yang menjadi “Pusat Gempa”akan mendorong teman disebelah
kanannya untuk mulai bergoyang .”Batuan” akan bergoyang dengan
gerakan yang menyerupai gelombang gempa, yaitu :
Gerakan I yaitu gelombang Love : dengan cara badan naik–turun,
dan sambil bergeser ke kanan pinggul di goyangkan kedepan dan ke
beloakang yang akhirnya akan menyenggol teman di sebelah
kanannya.
CATATAN:
“Batuan“ hanya akan bergoyang setelah ada senggolan dari teman di sampingnya.
”Batuan” I boleh berhenti bergoyang setelah “Batuan” III mulai bergoyang , begitu
juga “Batuan” II boleh berhenti bergoyang setelah “Batuan” IV mulai bergoyang,
dan seterusnya. Hati-hatilah saat bergoyang, agar tidak melukai diri sendiri atau
orang lain didekat kalian.
5. Dengarlah aba-aba mulai dari guru, sehingga semua “Pusat Gempa” pada setiap
kelompok akan bersama-sama melakukan dorongan pada teman disebelah
kanannya yang menjadi “Batuan”.
T=0
Mendorong Goyang Diam Diam Diam
T=1
Diam Goyang Goyang Diam Diam
T=2
Gambar 1.2.2. Ilustrasi Permainan Gelombang Gempa
Diam Diam Goyang Goyang Diam
6. Kemudian
T=3
“Batuan” akan bergoyang dengan gerakan I yaitu gelombang Love.
7. Setelah berhenti ,Diam
sekarang murid
Diam paling
Diam kanan menjadi
Goyang “Pusat Gempa”.
Goyang
Gelombang Love dimulai dari kanan ke kiri dengan aba aba dari guru.
8. Setelah selesai, lanjutkan percobaan I dengan gerakan II yaitu gelombang
Rayleigh. Lakukan dari kiri ke kanan dan dari kiri ke kanan dengan aba-aba
dari guru.
10. Percobaan II dengan menggunakan alat bantu pegas mainan dan tali.
11. Untuk menggambarkan perambatan gelombang p, ikuti langkah-langkah
berikut:
Berdirilah saling berhadapan di depan sebuah meja.
Pegang setiap ujung pegas sehingga meregang (lihat gambar).
Doronglah pegas dengan cukup keras dan teman kalian menahannya.
Siswa I Siswa II
Siswa I Siswa II
PENEGASAN:
1. Gelombang gempa secara sederhana dapat diartikan sebagai merambatnya
energi dari pusat gempa atau hipocentrum (focus) ke tempat lain dibumi (lihat
CD.). gelombang ini terdiri dari gelombang badan (body wave) dan gelombang
permukaan (surface wave).
2. Gelombang Badan adalah gelombang gempa yang dapat merambat lapisan
bumi yang terdiri atas gelombang P dan gelombang S. Gelombang P adalah
gelombang primer atau gelombang tekan-tarik atau gelombang yang memadat-
meregang merupakan gelombang longitudinal. Gelombang ini merambat lebih
cepat dari gelombang S (lihat CD). Gelombang S adalah gelombang sekunder
atau gelombang geser, merupakan gelombang tranversal. Gelombang ini
merambah lebih lambat dari gelombang P (lihat CD).
3. Gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang merambat di permukaan
bumi.Terdiri atas gelombang Love dan gelombang Rayleigh.Gelombang Love
adalah gelombang permukaan yang bergerak horizontal, bergeser atau
KEGIATAN 3
LEZATNYA GEMPA
PENGANTAR
Guru memberikan penjelasan singkat tentang pengaruh getaran pada saat terjadi
gempa terhadap benda-benda yang ada di permukaan bumi. Untuk melihat timbulnya
getaran benda-benda lain yang ada di bumi dapat dilakukan percobaan melalui
kegiatan menikmati lezatnya gempa.
TUJUAN
Murid dapat mempelajari sifat media dalam memberikan respon resonansi serta
dampak yang terjadi pada benda diatas media tersebut.
Murid dapat menjelaskan pengarus resonansi pada bangunan diatasnya bila
gempa terjadi.
WAKTU: 1 x 40 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Bentuklah kelompok yag terdiri dari 5 orang
2. Tancapkan 5 buah tusuk gigi yang telah diikat ujung-ujungnya dengan benang
jahit diatas permukaan masing-masing jenis agar-agar. Tusuk gigi ini
menggambarkan tiang listrik dengan kabel lsitrik berupa benang jahit.
3. Pukullah sisi piring kedua jenis agar-agar secara bersamaan dan perlahan.
Amati apa yng terjadi pada tusuk gigi diatas kedua jenis agar-agar.
4. Pukul lebih keras lagi, dan amati kembali bagaimana gerakan dari tusuk gigi di
atas kedua jenis agar-agar. Kemudian jawablah pertanyaan berikut:
a. Apakah gerakan pada tusuk gigi di kedua jenis agar-agar sama?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
b. Jika sudut piring dipukul lebih keras, apa yang terjadi pada tusuk gigi di
kedua jenis agar-agar itu?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
PENEGASAN :
1. Ketika gempa terjadi, timbullah guncangan/getaran yang diakibatkan oleh lepasnya
energi/kekuatan dalam bentuk gelombang. Gelombang tersebut dapat melewati
batuan, tanah atau media lainnya. Benda-benda yang ada dipermukaan bumi
menjadi ikut bergetar/berguncang.
2. Peristiwa bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain kita kenal dengan
nama resonansi
3. Besar kecilnya pengaruh yang dirasakan di permukaan bumi bergantung pada
besarnya gempa (magnitude), kedalaman pusat gempa, jarak daerah ke epicenter,
sifat dan karakteristik lapisan tanah, kondisi bangunan serta lama guncangan
4. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap sebegrapa besar kerusakan yang
ditimbulkan akibat gempa. Bila perambatan gelombang melalui tanah lunak, maka
getaran-getaran yang dirasakan dipermukaan tanah akan lebih besar dibandingkan
dengan pusat gempa yang berada pada kondisi tanah keras atau lapisan batuan.
PENGANTAR
Dengan menyaksikan pemutaran CD pembelajaran siswa dilatih untuk mencermati
beberapa gejala alam yang menurut literatur maupun pendapat ahli merupakan gejala
atau tanda-tanda akan terjadi Gempa Bumi. Dengan mengamati berbagai gejala alam
siswa dilatih untuk ”Waspada” terhadap kemungkinan terjadinya gempa dan memiliki
sikap ”siaga” melindungi diri sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
TUJUAN
1. Meningkatkan kepekaan siswa untuk ”waspada” dan ”siaga” dalam menghadapi
bencana yang mungkin terjadi.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan berdasarkan
pengamatan gejala alam yang terjadi.
WAKTU: 1 x 40 menit
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Atur posisi duduk siswa dalam bentuk setengah lingkaran dan duduk di lantai,
situasi dibuat tidak formal.
PENEGASAN
Pada akhir kegiatan berikan penegasan melalui diskusi bersama siswa tentang
perlunya kewaspadaan dan kesiagaan pada saat mengamati munculnya beberapa gejala
alam yang dapat dijadikan prediksi akan terjadi Gempa Bumi :
1. Berbagai gejala alam yang dapat dijadikan tanda akan terjadi gempa.
2. Jika muncul gejala alam dan kita menyaksikan gejala alam tersebut kita perlu
waspada dan siaga serta secepatnya mengingatkan kepada anggota keluarga,
teman, tetangga, dan orang lain yang ada di sekitarnya.
3. Bagaimana kita menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat umum tentang
gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan perlu sikap siaga.
4. Kembangkan yang lain untuk menanamkan pemahaman yang lebih mendalam.
PENGANTAR
Kegiatan ini dilakukan melalui pengamatan peta Indonesia yang berpotensi gempa
berdasarkan analisa tempat bertemunya empat lempeng tektonik bumi. Setelah
mengamati peta Indonesia dilanjutkan dengan mengamati peta Kabupaten Sukabumi
yangberpotensi gempa.
TUJUAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai
potensi bahaya Gempa Bumi serta tingkat resikonya
2. Siswa dapat mengidentifikasi wilayah di Kabupaten Sukabumi yang
mempunyai potensi bahaya Gempa Bumi serta tingkat resikonya
WAKTU: 1 X 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
7. Menjawab pertanyaan :
Apakah daerah tempat tinggal kita mempunyai potensi terhadap bahaya gempa?
termasuk ke dalam wilayah berapa?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Sebutkan daerah mana saja yang diperkirakan bebas gempa?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
PENEGASAN :
PENGANTAR
Pada kegiatan dua ini siswa diarahkan untuk dapat mengenali dan menemukan
benda dan tempat yang berbahaya di lingkungan sekolah dan rumah pada saat terjadi
gempa. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai jenis benda dan
tempat yang berbahaya dan tidak pada saat terjadi gempa
TUJUAN
1. Siswa dapat mengenali potensi bahaya dengan melakukan pencarian benda-benda
dan tempat-tempat berbahaya bagi manusia pada saat gempa di sekolah.
2. Siswa dapat mengenali potensi bahaya dengan melakukan pencarian benda-benda
dan tempat-tempat berbahaya bagi manusia pada saat gempa di rumah.
WAKTU : 1 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Buatlah kelompok dengan anggota maksimal 5 orang siswa setiap kelompok
2. Bukalah lembaran yang memuat gambar benda dan tempat yang berbahaya bagi
manusia pada saat gempa.
3. Cari dan tentukan benda dan tempat apa saja yang berbahaya bagi manusia pada
saat gempa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah dengan meberi tanda
cheklist pada gambar benda atau tempat yang berbahaya bagi manusia pada saat
gempa (lihat lampiran)
4. Diskusikan bersama mengapa benda-benda dan tempat-tempat tersebut berbahaya
bagi manusia pada saat gempa. Buatlah daftar nama-nama benda dan tempat yang
PENEGASAN
1. Selain di sekolah di rumah juga terdapat benda-benda dan tempat-tempat yang
mengandung bahaya saat terjadi gempa.
2. Benda-benda yang membahayakan tersebut apabila menimpa orang dapat
mengakibatkan cedera bahkan meninggal dunia saat terjadi gempa
3. Agar terhindar dari bahaya maka penting sekali untuk melakukan kegiatan
pencarian benda-benda dan tempat-tempat yang membahayakan manusia pada saat
gempa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
LAMPIRAN
Berilah tanda cek list (√) pada gambar-gambar berikut yang berbahaya dan tidak
berbahaya bagi manusia saat gempa
Berbahaya
Berbahaya
Tidak Berbahaya
Tidak Berbahaya
Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
PAPAN ABSEN
Hadir : Berbahaya Berbahaya
Sakit :
Ijin : Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
Jumlah :
Berbahaya
Berbahaya
Tidak Berbahaya
Tidak Berbahaya
Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
KEGIATAN 3
PERSIAPAN MENGHADAPI GEMPA DI SEKOLAH DAN DI RUMAH
PENGANTAR
Pada kegiatan ini siswa diarahkan untuk dapat waspada dan siaga sebelum
terjadi Gempa Bumi. Selain mengetahui tindakan yang harus dilakukan pada saat
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 43 dari 88
terjadi gempa dan sesaat setelah gempa, siswa harus dapat melakukan tindakan
persiapan terhadap terjadinya gempa. Tindakan persiapan yang dapat dilakukan siswa
adalah membuat daftar barang-barang kebutuhan dasar untuk menghadapi gempa,
membuat kartu informasi darurat, membuat kotak P3K berisi kebutuhan untuk keadaan
darurat, penyebar luasan informasi gempa melalui poster.
TUJUAN
1. Siswa dapat waspada dan siaga sebelum terjadi Gempa Bumi
dengan mempersiapkan diri membuat daftar barang kebutuhan dasar
menghadapi gempa.
2. Siswa dapat mempersiapkan diri menghadapi gempa dengan
membuat kartu informasi darurat.
3. Siswa dapat membuat dan menyiapkan kotak P3K untuk
mempersiapkan diri menghadapi gempa.
4. Siswa dapat membuat media informasi untuk menyebarluaskan
informasi gempa.
WAKTU: 3 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
____________________________
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 45 dari 88
____________________________
Gambar
4. Setelah selesai membuat kartu wakil tiap kelompok akan diminta untuk maju ke
depan kelas dan mempresentasikan karyanya dan di diskusikanlah bersama guru
mengenai kartu yang telah dibuat dan apakah semua kartu tersebut akan
dimasukkan dalam kotak darurat kelas.
PENEGASAN
1. Untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana Gempa Bumi perlu menyiapkan
beberapa kebutuhan, meliputi daftar kebutuhan dasar barang dan peralatan, kartu
panduan tanggap darurat, tiga kotak darurat, satu ransel evakuasi.
2. Untuk mempersiapkan kebutuhan sebagaimana tersebut di atas dapat
memanfaatkan barang dan peralatan sederhana yang ada di sekitar kita.
C Peralatan Sanitasi
D Peralatan
B Peralatan Sanitasi
C Peralatan Lainnya
Tabel 2.3.4. Barang Kebutuhan Dasar Yang Perlu Dibawa Saat Evakuasi
Barang Kebutuhan Letak
No Jumlah Sifat Barang Keterangan
Dasar Barang
PENGANTAR
Peta evakuasi sekolah merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh
sekolah dalam langkah melakukan tindak tanggap darurat. Melalui pembuatan peta
evakuasi siswa diharapkan dapat menentukan tempat paling aman yang akan dituju
sesaat setelah terjadi gempa. Selain itu, siswa juga dapat mengetahui daerah-daerah
aman yang akan dilalui sesaat setelah terjadi gempa dengan rute dan waktu yang cepat.
TUJUAN
1. Siswa dapat menentukan dan menjelaskan daerah-daerah yang aman untuk evakusi
jika terjadi Gempa Bumi.
2. Siswa dapat membuat rute yang aman dan cepat menuju tempat evakuasi.
WAKTU: 2 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Bentuk kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.
2. Setiap kelompok diberi tugas membuat denah kelas dan sekolah.
3. Berdasarkan denah kelas dan sekolah yang sudah dibuat, buatlah garis-garis panah
yang menunjukkan :
Jalan evakuasi dari dalam kelas keluar sekolah
Jalan evakuasi dari sekolah ke tempat evakuasi
4. Buatlah sebanyak mungkin alternatif jalan yang aman menuju ke tempat evakuasi.
PENEGASAN
1. Untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana Gempa Bumi perlu dibuat peta
evakuasi dari dalam kelas keluar sekolah dan dari sekolah ke tempat evakuasi.
2. Peta evakuasi dapat mengarahkan siswa menuju tempat evakuasi dengan rute yang
aman dan cepat.
2. Tujuan
Murid-murid dapat melakukan latihan perlindungan diri terhadap gempa yang
benar dan tepat dengan mensimulasikan :
1. tindakan yang harus dilakukan saat gempa terjadi
2. Tindakan yang harus dilakukan setelah guncangan berhenti
PENGANTAR
Pada saat terjadi gempa sangat sulit untuk membedakan gempa awal, gempa utama dan
gempa susulan. Oleh karena itu, kita harus langsung melakukan gerakan perlindungan diri
pada saat guncangan gempa. Melalui kegiatan ini siswa diberikan keterampilan melakukan
perlindungan diri pada saat terjadi gempa.
TUJUAN :
1. Siswa mampu melakukan perlindungan diri melalui kegiatan
simulasi penyelamatan diri pada saat gempa.
2. Siswa mampu menerapkan keterampilan penyelematan diri dalam
menghadapi bencana gempa.
WAKTU: 2 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Saksikan visualisasi yang terlihat pada layar dan simaklah suara yang terdengar.
2. Coba bayangkan, apa yang kita lihat, dengar dan rasakan pada saat terjadi
gempa?
3. Ikuti perintah guru untuk melakukan tindakan penyelamatan diri :
Jongkok lindungi kepala dengan tas atau buku (duck and cover)
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 56 dari 88
Gambar 3.1.1. Posisi Duck and Cover
Tetap jongkok dan berjalan bebek ke bawah meja atau bangku (duck)
PENEGASAN
1. Untuk penyelamatan yang benar pada saat terjadi gempa adalah dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Cover adalah posisi melindungi kepala dari pecahan kaca atau benda-
benda lain yang diperkirakan berjatuhan dengan menggunakan tas atau
bantal.
Duck adalah posisi seperti bebek yaitu jongkok melindungi badan dan
kepala di bawah meja atau bangku.
Hold adalah posisi memegang kaki meja atau bangku dengan kuat agar
tidak terpental saat terjadi guncangan.
BERITA JAWABAN /
WAKTU TINDAKAN
NO PERSOALAN KET
SESUNGGUHNYA YANG
DARI KEPADA DIHARAPKAN
Jenis Keterangan
1.
2.
Lihat 3.
4.
5.
1.
2.
Dengar 3.
4.
5.
1.
2.
Rasakan 3.
4.
5.
PENGANTAR
Untuk membiasakan murid melakukan simulasi gempa terutama dalam hal untuk tidak
ragu-ragu bertindak dan melakukan langkah-langkah evakuasi, maka diperlukan latihan
evakuasi untuk murid-murid. Dengan melakukan kegiatan evakuasi berkali-kali akan
membuat siswa lebih siap dalam hal evakuasi ke tempat yang lebih aman
TUJUAN
Murid dapat melakukan langkah-langkah evakuasi dari kelas ke tempat yang aman
WAKTU: 2 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Ikuti instruksi guru untuk menelusuri rute evakuasi yang telah dibuat
2. Amati bahaya apa saja yang muncul saat gempa terjadi di rute tersebut dan
tulislah jawaban pada tabel
3. Untuk kelengkapan latihan evakuasi, kita akan bermain peran. 1/3 murid cedera
dan sebagian lainnya melakukan tindak keselamatan
4. Sewaktu mencdengar peluit pertama sebagai aba-aba terjadinya gempa, lakukan
gerakan duck, cover and hold
PENEGASAN
1. Sesaat gempa telah terjadi merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evakuasi.
2. Evakuasi dilaksanakan dengan dipandu oleh peta evakuasi, untuk mengarahkan
siswa menuju tempat evakuasi dengan rute yang aman dan cepat.
PENGANTAR
Pada kegiatan ini siswa dikenalkan tentang tindakan-tindakan yang bisa diberikan
bila ada teman/orang lain yang membutuhkan bantuan. Namun yang terpenting bagi diri
kita selaku penolong adalah utamakan dulu keselamatan diri, jangan sampai diri kita
menjadi korban berikutnya.
TUJUAN
WAKTU: 9 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
Penyebab
Benturan dibagian kepala
Pertolongan
- Dibawa ke tempat teduh dan aman
- Lihat kondisi wajah, bila pucat pasi tungkai kaki diposisikan
lebih tinggi 45O. Bila wajah merah padam, kepala diberi
bantalan.
- Longgarkan jalan nafas dengan cara melepas kancing baju,
ikat pinggang, bra (bagi perempuan), sepatu, dan kaos kaki.
Pertolongan
- Membersihkan tangan (dengan sabun atau alkohol) dan atau
menggunakan sarung tangan lateks
- Membersihkan alat dengan alkohol atau dengan air panas.
- Bersihkan luka
- Hentikan pendarahan dengan cara menekan atau mengikat nadi
menggunakan mitela atau perban gulung, sedangkan bagian yang
luka beri iodium/obat merah/betadine dengan menggunakan kasa dan
ditekan pada bagian luka.
- Tutup pada bagian yang luka dengan menggunakan kasa hidrofil
yang sudah dibubuhi iodium/obat merah/betadine dan diplester..
- Pembalutan dilakukan apabila luka cukup lebar dengan
menggunakan mitela untuk menekan luka yang sudah ditutup dengan
kasa hidrofil untuk menghindari infeksi.
- Pembidaian
b. Luka Tertutup
Tanda-tanda
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 70 dari 88
- Memar atau lebam
- Perubahan bentuk (bengkak)
Penyebab
- Benturan
- Patah tulang yang tidak terjadi sobekan pada kulit
- Tertimpa reruntuhan
Pertolongan
- Membersihkan tangan (dengan sabun atau alkohol) dan atau
menggunakan sarung tangan lateks
- Kompres
4.3. Penanganan patah tulang
Tanda-tanda
- Ditekan terasa nyeri
- Perubahan bentuk (bengkak)
- Lebam
Penyebab
- Tertimpa benda keras
- Tertindih
- Tertabrak Gambar 3.3.2. Bentuk ikatan
- Jatuh
Pertolongan
- Melakukan pembidaian dengan cara menekan bagian patah tulang
agar tidak terjadi pergeseran tulang
- Pembidaian disesuaikan dengan kondisi patah tulang dengan cara-
cara sebagai berikut:
a. Patah tulang leher
- Pasang penyangga leher dengan NeckCollar atau koran yang
lipat
- Penyangga diikat dengan menggunakan mitela atau perban
gulung
- Upayakan penderita tidak bergerak
b. Patah tulang bahu
- Pasang bidai pada tulang bahu
PENEGASAN
MODUL 4
PASCA GEMPA
Gejala psikologis yang dapat terlihat pada seorang anak yang mengalami trauma adalah:
Sulit tidur, termasuk insomia dan bermimpi jelek yang berkaitan dengan peristiwa
tertentu
Sulit berkonsentrasi, adanya hambatan dalam berfikir atau adanya bagian dari
keterampilan pribadinya yang hilang, dan hilangnya fungsi ego lainnya.
Reaksi fisiologis pada saat munculnya peristiwa trauma yang simbolik atau hal-hal
yang dapat mengingatkan pada peristiwa trauma (misal keluarnya keringat yang
berlebihan, mual dan sakit perut ketika melihat rumah orang lain runtuh)
Trauma yang berkepanjangan tentu akan menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap perkembangan jiwa siswa. Siswa yang mengalami kejadian yang menimbulkan
trauma sebelum usia 11 tahun kemungkinan tiga kali lipat mengalami masalah psikologis
daripa mereka yang mengalami taruma pada usia remaja. Untuk mengatasi hal ini,
diperlukan rehabilitasi depresi dan oleh ahli yang kompeten yaitu psikolog yang
profesional. Guru tidak dapat menangani masalah psikologis yang berat seperti trauma,
namun dapat menolong siswa dengan cara membantu dan membimbing mereka dalam
mengeluarkan dan mengemukakan pengalaman dan perasaan negatif mereka.
Proses penyembuhan di atas dikenal dengan difusi, yaitu kegiatan interaktif antar
individu-individu dalam kelompok dengan guru yang berfungsi sebagai fasilitator yang
memfasilitasi kegiata pada kelompok atau individu yang ditujukan untuk mendorong siswa
mengekspresikan perasaan dan mengemukakan pengalaman (disadur dari: Fema,
Guidebook to Help Children Recover from Disaster,1989)
PENGANTAR
Salah satu cara yang dapat dilakukan di kelas untuk meredakan persaan negatif
adalah mengajak siswa untuk menggambar kejadiaan dan perasaan mereka tentang
bencana tersebut melalui eksprei garis, warna dan bentuk. Mengapa menggambar penting
untuk siswa? Karena tidak semua siswa dapat mengekspresikan perasaannya secara
terbuka dalam bentuk kata-kata. Juga dapat disebabkan karena kepribadian siswa yang
tertutup, faktor budaya dan lainnya.
TUJUAN
WAKTU: 1 X 40 MENIT
LANGKAH KEGIATAN
1. Dengarkan, penjelasan latar belakang dan tujuan kegiatan yang diberikan oleh guru
2. Kegiatan ini adalah menggambar garis, warna, bentuk yang bertujuan untuk ekspresi
diri melalui pembuatan bentuk-bentuk dasar
3. Untuk siswa yang belum pernah mengalami kejadian gempa dan bayangkan
bagaimana perasaannya bila gempa hebat terjadi. Tenangkan fikiran mereka, tutup
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 78 dari 88
mata, pikirkan kenyamanan, perhatikan tarikan nafas dan berdiam diri. Dalam
keadaan tenang, dengarkan guru membacakan sekenario gempa berikut :
Gempa besar terjadi di kota kita pada pukul 10:05 pagi, sebuah gempa dengan
kekuatan 7,9 skala richter. Daerah alun-alun kota merupakan daerah yang rusak
berat akibat gempa tersebut. Masyarakat sekitar melaporkan kerusakan pada rumah
dan perkantoran. Namun belum ada laporan tentang kematian. Tiga orang cedera
dan telah dibawa ke rumah sakit, dimana bangunan rumah sakit juga rusak akibat
gempa. Dilaporkan bahwa 10 orang hilang. Hal lain yang terjadi : kebakaran
terjadi di alun-alun menghanguskan sebagian bangunan di daerah tersebut, pipa-
pipa air pecah di beberapa tempat, ratusan orang mengalami cedera ringan,
jaringan telepon rusak, binatang banyak yang lepas dari kebun binatang dan
berkeliaran, penjahat mulai menjarah toko-toko, rumah-rumah banyak yang
rusak/hancur berat sehingga perlu tempat penampungan/tenda-tenda darurat dan
jalan raya banyak yang amblas atau rusak karena tertimpun reruntuhan gempa.
4. Untuk kolom warna berilah warna pada kotak sesuai dengan perasaan yang tertulis
pada kolom perasaan dengan alat gambar
5. Untuk kolom garis dan bentuk, buatlah garis dan bentuk dengan menggunakan pensil
atau spidol hitam dan buatlah sesuai perasaan
6. Langkah berikutnya merupakan cara untuk mengurangi perasaan negatif masing-
masing yaitu mengis tabel selanjutnya. Disini siswa dapat menggambar warna, garis
dan bentuk yang menurutmu dapat mengurangi perasaan negatifmu
7. Setelah selesai, tukar Lembar Kerja Siswa dengan teman sebangku dan diskusikanlah
berdua dengan memilih warna, garis dan gambar seperti apa yang dikerjakan
PENEGASAN
1. Siswa dapat mengekspresikan seluruh perasaan yang dialaminya saat gempa terjadi,
karena proses menggambar merupakan suatu bentuk komunikasi no-verbal
Tabel 4.1.1. Ekspresi Perasaan Negatif dalam Warna, Garis dan Bentuk
Takut
Khawatir
Kecewa
Bingung
Marah
Berani
Senang
Bosan
Malas
Sepi
Tabel 4.1.2. Mengurangi Perasaan Negatif dalam Warna, Garis dan Bentuk
Takut
Khawatir
Kecewa
Bingung
Marah
Berani
Senang
Bosan
Malas
Sepi
PENGANTAR
Peristiwa gempa bumi merupakan pengalaman menakutkan yang terjadi pada diri
siswa dan dapat menimbulkan perasaan negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian mereka tentang perasaan negatif terhadap
gempa dengan menggambar dan mewarnai
TUJUAN
WAKTU: 1 X 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
PENEGASAN
1. Peristiwa gempa bumi merupakan pengalaman menakutkan yang terjadi pada diri
siswa dan dapat menimbulkan perasaan negatif.
2. Diperlukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian mereka tentang perasaan
negatif terhadap gempa dengan menggambar dan mewarnai.
3. Siswa harus mampu membuka diri setlah kejadian gempa yang dialami
PENGANTAR
Pada kegiatan ini diciptakan suasana agar kita semua merenungkan diri tentang
hikmah dari tragedi yang terjadi melalui memperdengarkan lagu-lagu yang bermakna
mengingat kebesaran Allah SWT. Namun perlu diselingi juga dengan lagu-lagu yang
ceria agar kita tidak larut dalam kesedihan.
TUJUAN
Mengalihkan perhatian dari trauma yang dialami dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT serta menyiapkan diri untuk menghadapi bencana.
WAKTU: 1 x 20 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Diperdengarkan lagu
a. Masih Ada Waktu (Ebiet G. Ade)
b. Astagfirullah (Opick)
c. Goyang Duyu (Project Pop)
2. Diskusikan tentang pelajaran yang dapat diambil dari makna lagu yang didengar.
PENEGASAN
Untuk mengalihkan perhatian kita semua yang mengalami trauma bencana dapat
dilakukan berbagai jenis kegiatan, salah satu yang disarankan dalam modul ini adalah
mendengarkan lagu. Pada dasarnya semua jenis kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan
kreatfitas kita dan peralatan yang tersedia.
PENGANTAR
Gerakan fisik merupakan cara yang baik untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan yang terjadi pada siswa. Sentuhan tangan dan pelukan lembut dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada siswa. Permainan merupakan sebuah bentuk
aktivitas fisik yang menyenangkan dan dapat dilakukan bersama-sama oleh siswa.
Permainan ular-ularan, rebutan kursi, permainan kucing-tikus dan permainan elang-ular
adalah bentuk permainan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini dalam rangka
mengurangi perasaan negatif akibat gempa
TUJUAN
Sesuai kebutuhan
WAKTU: 1 x 40 menit
LANGKAH KEGIATAN
1. Dengarkan penjelasan guru mengenai latar belakang dan tujuan kegiatan ini.
Permainan ini bertujuan untuk mengalihkan perasaan negatif terhadap gempa.
Permainan ini ada 4 yaitu : Permainan ular-ularan, rebutan kursi, permainan kucing-
tikus dan permainan elang-ular
A. Permainan ular-ularan
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 85 dari 88
Pertama-tama lakukan undian sehingga di dapat dua anak ”terhukum” yang
akan menjadi ”pintu goa”, anak yang lainnya menjadi ular-ularan
”Pintu goa” di bentuk dari dua anak yang berhadap-hadapan dan saling
bergenggaman tangan teman. Ular-ularan dibentuk dari anak-anak yang
berbaris berurutan, dengan memegang pundak teman di depannya
Lalu nyanyikan lagu permainan ular-ularan, lagu bisa dari lagu daerah yang
bersifat gembira dan dinamis
Sambil menyanyi, ular-ularan masuk ke dalam pintu goa dari urutan anak
yang paling depan (kepala ular) sampai dengan anak terakhir (ekor ular)
Guru akan memberi tanda, misalkan dengan peluit atau tepukan, agar
nyanyian dihentikan, kemudian pintu goa tertutup. Bagian dari ular-ularan
yang masuk pintu goa akan terperangkap sehingga anak tersebut diberi
hukuman. Hukuman bisa berupa bernyanyi, pantomim atau baca puisi. Anak
yang tertangkap setelah melakukan hukuman menjadi pintu goa.
Ulangi permainan sampai dengan secukupnya
B. Rebutan kursi
Permainan ini dirancang untuk 10 orang dengan menggunakan 9 kursi. Anak-
anak tersebut berputar mengelilingi kursi dengan bernyanyi (lagu daerah yang
bersifat riang dan dinamis). Guru nanti akan yang memberikan perintah
duduk di kursi atau dengan membunyikan peluit atau memberi aba-aba
berhenti, bernyanyi dan berputar sehingga siswa berhenti dan mencari kursi
untuk diduduki
Akan ada anak yang tidak mendapatkan kursi, anak tersebut diberikan
hukuman, misalnya dengan menyanyi
Ulangi permainan sampai dengan secukupnya
C. Permainan kucing-tikus
Guru menetapkan seorang anak yang menjadi kucing dan tiga anak menjadi
tikus dengan undian
Siswa lainnya membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan
menghadap ke dalam. Tiga tikus berada di dalam lingkaran dan kucing
berada di luar lingkaran (gambar)
Kucing akan selalu berusaha menangkap tikus, siswa yang bergandengan
tangan berfungsi sebagai pagar yang dapat terbuka dan tertutup terhadap
kucing. Siswa yang bergandengan tangan dapat membiarkan tikus keluar
linglkaran selama kucing berusaha untuk masuk ke lingkaran
Apabila kucing dapat menyentuh tikus, maka si tikus tertangkap. Siswa
tersebut dihukum. Permainan dilanjutkan lagi dengan si tikus yang menjadi
kucing. Kucing yang berhasil menangkap tikus masuk ke dalam lingkaran
siswa sebagai pagar. Di undi satu orang yang berasal dari siswa di lingkaran
yang akan berperan menggantikan tikus yang tertangkap. Permainan di ulang
secukupnya
D. Permainan elang-ular
PENEGASAN
Untuk mengalihkan perhatian siswa yang mengalami trauma bencana dapat dilakukan
berbagai jenis permainan, yang ada dalam modul ini merupakan beberapa contoh saja.
Pada dasarnya semua jenis permainan yang sudah pernah dikenal anak dapat dilakukan.