Anda di halaman 1dari 88

BAGIAN I

TANGGAP GEMPA BUMI

A. PENDAHULUAN
Bencana alam akan selalu menyertai kita dan manusia selalu harus berusaha
memahami proses yang menyebabkan bencana alam, mengamati bencana,
memprediksikan kapan bencana berikutnya akan terjadi, dan berusaha mencegah
kerusakan besar yang ditimbulkan oleh bencana itu. Modul Tanggap Gempa Bumi
ini memberikan pengenalan yang fantastis bagi upaya mencegah kerusakan besar
dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana Gempa Bumi, serta bagaimana
mengantisipasi dampak terburuk yang ditimbulkannya. Diharapkan isi modul ini
dapat menginspirasi para pembaca dan pengguna untuk mempelajari lebih banyak
tentang fenomena Gempa Bumi yang menakutkan dan berbahaya itu.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap gempa. Sekitar
290 kota (60% dari 481 kota) di Indonesia terletak pada wilayah yang sangat rawan
terhadap gempa. Gempa-gempa yang terjadi pada masa lalu terbukti telah
merusakkan infrastruktur kota dan desa serta menyebabkan kehilangan harta benda,
selain tentunya telah menyebabkan penderitaan pada masyarakat yang tertimpa
bencana termasuk diantaranya masyarakat sekolah.

Gambar 1. Peta kegempaan di Indonesia


Beberapa faktor penyebab banyaknya korban jiwa serta kerugian harta benda
terutama adalah kurangnya pemahaman mengenai bagaimana mengurangi resiko
bencana serta kesiapan dalam mengantisipasi bencana. Upaya-upaya dalam rangka
meningkatkan kesadaran serta kesiapan masyarakat untuk melakukan tindakan

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 1 dari 88


pengamanan dirasakan sangat penting, khususnya yang melibatkan peran aktif
masyarakat.
Sebagai ujung tombak penyebarluasan informasi secara formal dan strategis adalah
pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah persepsi dan
memberikan bekal keterampilan tanggap bencana kepada generasi, karena guru
dapat mengajarkan materi pendidikan tentang Gempa Bumi kepada guru lain dan
anak didik di sekolahnya. Dengan demikian, efek bola salju akan terjadi dan
program dapat disebarluaskan lebih cepat.
Modul pelatihan dibuat untuk membantu peserta memperdalam pemahaman mereka
mengenai gempa dan tindakan tanggap darurat gempa. Melalui pelatihan
diperkenalkan pula metode pengajaran gempa kepada anak didik dengan
pendekatan pembelajaran yang menyenangkan seperti simulasi, bermain peran dan
melakukan percobaan-percobaan sederhana tentang gempa dan tindakan
penyelamatan yang benar.
Metode penyampaian informasi dalam pelatihan tidak hanya dilakukan melalui
ceramah namun lebih ditekankan kepada diskusi kelompok, role play serta
melakukan praktek secara langsung berbagai percobaan-percobaan gempa yang
nantinya dapat dilakukan oleh anak didik. Pihak yang dapat mengambil manfaat
dari hasil pelatihan tidak hanya peserta pelatihan, tetapi juga sekolah, anak didik,
masyarakat sekolah lainnya seperti orang tua anak didik dan dewan sekolah.
Setelah menjalani pelatihan, guru dapat meneruskan informasi dan
mempraktekkannya kepada anak didik, sehingga kemudian anak-anak ini akan
mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah terjadi
gempa. Bahkan arus informasi akan diteruskan anak dengan cara menceritakan
pelajaran yang didapatkan di sekolah kepada orang tuanya.
Lebih jauh dari itu, buku panduan yang berisi materi pengajaran tentang gempa
serta alternatif metode pengajaran seperti simulasi, eksperimen dan latihan gempa
dapat diadopsi ke dalam kurikulum sekolah sebagai kegiatan ekstra kurikuler
sehingga akan memberi tambahan pengetahuan kepada anak didik serta mengubah
persepsi mereka yang pada akhirnya dapat mengurangi resiko buruk yang
diakibatkan bencana gempa terhadap lingkungan sekolah.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 2 dari 88


B. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
“TANGGAP GEMPA BUMI”

Sebagaimana kita ketahui bahwa Gempa Bumi menjadi objek serius yang
secara terus menerus perlu dicermati. Dalam jangka waktu terakhir ini kita
dikejutkan oleh berbagai peristiwa Gempa Bumi di wilayah tanah air, bahkan juga
di wilayah-wilayah lain di belahan bumi ini setelah kejadian gempa di Bengkulu
tahun 2000, Pandeglang, Sukabumi, Majalengka dan Denpasar tahun 2001 serta
yang paling dahsyat adalah kejadian gempa di Aceh yang diikuti oleh tsunami pada
tahun 2004. Kita seolah-olah terlena bahkan mungkin saja tidak menyadari
sepenuhnya bahwa di wilayah yang kita diami ini, sesungguhnya tergolong sebagai
wilayah yang rawan Gempa Bumi. Artinya ancaman terhadap keselamatan jiwa
dan kerugian investasi bisa muncul di setiap saat.
Kejadian Gempa Bumi tentu akan terus berulang. Akan tetapi kapan, di
mana dan berapa besar energi yang dapat dilepaskan serta berapa kerasnya
goncangan yang dapat dirasakan sehingga menimbulkan kerusakan bangunan, tidak
jarang dengan diikuti korban meninggal dunia, selalu menjadi pertanyaan kita.
Maka, salah satu pendekatannya dengan mengenal Gempa Bumi, jenis-jenis gempa
dan klasifikasi gempa, bahaya-bahaya Gempa Bumi dan mengetahui kerentanan-
kerentanannya, membekali kita untuk mengetahui resiko yang bakal terjadi.
Berangkat dari hal tersebut kita perlu bekal keterampilan untuk melakukan tindakan
apa yang dapat dilakukan sebelum terjadi, pada saat terjadi, dan setelah terjadi.
Berdasarkan buku katalog Gempa Bumi Merusak Indonesia tahun 1629–
2006 yang diterbitkan oleh pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVG), di wilayah Sukabumi tercatat telah terjadi 12 kejadian Gempa Bumi
merusak sejak tahun 1900. Sebagian besar kejadian Gempa Bumi merusak tersebut
berpusat di darat diduga bersumber dari pergerakan sesar Cimandiri ataupun sesar
aktif lainnya. Selain menimbulkan korban luka-luka kejadian Gempa Bumi
merusak tersebut mengakibatkan terjadinya longsor, retakan tanah dan kerusakan
sejumlah bangunan. Tabel berikut menampilkan kejadian Gempa Bumi merusak di
wilayah Sukabumi.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 3 dari 88


Tabel 1. Sejarah Gempa Bumi Merusak Wilayah Sukabumi (PVG,2006).

No Nama Gempa Tanggal Kerusakan


Kerusakan bangunan di Sukabumi, getaran
1 Sukabumi 14/01/1900
terasa di Priangan–Bogor dan Banten
Kerusakan bangunan berupa retakan
2 Rajamandala 18/12/1910
dinding di Rajamandala
Kerusakan bangunan di wilayah Campaka
3 Campaka 12/01/1912
dan Sukabumi
Menara air di Palabuhanratu roboh.
4 Banten 12/05/1923 Getaran terasa di Jabar, Sumsel dan Krui
(Lampung)
Kerusakan bangunan dan nendatan tanah di
5 Citarik 23/07/1962
Citarik
Di Sukabumi beberapa bangunan roboh dan
6 Sukabumi 02/11/1969 di Campaka beberapa bangunan retak pada
dinding
Retakan tanah dan bangunan di Citarik dan
7 Palabuhanratu 26/11/1973
Cidadap
Kerusakan bangunan dan rumah penduduk
8 Sukabumi 09/02/1975 di Ciheulang Tonggoh, Kec. Cibadan
Kabupaten Sukabumi
Longsoran dan nendatan tanah di Desa
9 Sukabumi 09/08/1977
Baeud Sukabumi
4 orang luka-luka, kerusakan bangunan di
10 Sukabumi 10/02/1982 Sukabumi terjadi longsoran dan retakan
tanah
Di Sukabumi : 35 orang luka-luka, 365
bangunan rusak berat dan 633 bangunan
rusak ringan di sukaraja, Cibadak,
Cikembar, Nagrak, Cicurug, Cidahu,
Parakansalak, Kadudampit, Cisaat,
12/07/2000
11 Sukabumi Cantayan, Sukalarang, Cireunghas,
08:10 Wib
Caringin dan Gegerbitung. Retakan tanah di
Ciheulang Tonggoh dan Cijengkol. Di
Bogor : 8 orang luka-luka, 198 rumah rusak
berat dan 105 rumah rusak ringan di
Kecamatan Cijeruk
30/09/2006 4 rumah penduduk rusak ringan di wilayah
12 Jampangkulon
22:00:00 Wib Jampangkulon, Sukabumi

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 4 dari 88


Gambar 1.2. Peta KRB Gempabumi Sukabumi
Supartoyo, BADAN GEOLOGI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI, Bandung

Dengan mencermati sejarah gempa tersebut di atas dan data menunjukkan


bahwa wilayah yang kita diami sesungguhnya merupakan wilayah yang sangat
berpotensi akan terjadi gempa maka sangat diperlukan pendidikan dan pelatihan
tanggap Gempa Bumi bagi masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada
khususnya. Pengenalan bahaya gempa dapat dilakukan pada anak-anak di sekolah
oleh para guru untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan sekolah dalam
menghadapi bencana gempa, terutama mengenai tindak tanggap darurat bencana.
Program ini sangat bermanfaat bagi sekolah untuk menyiapkan dan menjalankan
program keselamatan sekolah yang dapat bermanfaat tidak hanya untuk kesiapan
terhadap bahaya gempa tetapi juga untuk bahaya-bahaya lainnya. Pelatihan dapat
membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar mengenai bahaya gempa dan
tindak keselamatan yang benar kepada murid-murid mereka. Sehingga kemudian
anak-anak ini akan mengetahui apa yang harus dilakukannya bila terjadi gempa dan
apa yang perlu disiapkan sebelum terjadi gempa. Hal ini tentunya akan banyak
membantu sekolah dan guru bila gempa terjadi pada saat sedang berada di sekolah
dan mereka masih berada dalam pengawasan guru. Selain itu, pelatihan dapat
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 5 dari 88
memberikan alternatif metoda pembelajaran tentang fenomena gempa dimana
kegiatan belajar mengajar tidak hanya melalui metode ceramah tetapi juga dengan
melakukan aktivitas yang aktif, kreatif, dan menyenangkan melalui simulasi,
eksperimen dan latihan tindak keselamatan gempa.

C. KETERAMPILAN YANG DIKEMBANGKAN DALAM “TANGGAP


GEMPA BUMI”

Memberikan bekal pemahaman tentang gempa dan cara menyelamatkan diri


pada saat gempa dapat membantu mengurangi resiko tinggi dari bahaya gempa dan
tindakan menyelamatkan diri bagi murid dan anggota masyarakat lainnya dalam
menghadapi bahaya gempa. Pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap bahaya
gempa yang akan dipromosikan melalui modul “Tanggap Gempa” bagi guru-guru
SD dan MI tidak hanya memperkaya pengetahuan guru dan murid, tetapi
membekali keterampilan dalam menyelamatkan jiwa mereka jika suatu saat nanti
terjadi gempa. Semua itu tidak hanya cukup dengan bekal pengetahuan tentang
Gempa Bumi tetapi juga perlu didukung oleh motivasi diri, komitmen, dan
kecakapan dari guru.
Pendekatan pendidikan dan pelatihan “Tanggap Gempa” ini berbasis
Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Tujuannya adalah memberikan bekal
keterampilan hidup kepada guru dan peserta didik dengan potensi nyata, yaitu
kebijakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan untuk
kepentingan keselamatan dari resiko buruk bencana gempa yang bermanfaat bagi
lapisan masyarakat terbesar.
Kecakapan hidup yang diberikan dalam modul ini ini lebih luas
pengertiannya dan bukan diartikan keterampilan untuk bekerja. PKH adalah suatu
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema
hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. Kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasi masalah yang dihadapi. Kecakapan hidup tersebut diperlukan oleh
siapapun, baik mereka yang telah bekerja maupun yang sedang menempuh
pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan lanjutan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 6 dari 88


D. MANFAAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN “TANGGAP GEMPA BUMI”
Anak-anak adalah harapan bagi masa depan bangsa dan negara, karena pada
diri mereka tersimpan potensi yang dapat dikembangkan untuk memberi manfaat
bagi kemajuan bangsa dan negara. Secara universal pendidikan di sekolah
dipandang sebagai tempat yang strategis untuk membekali sejumlah pendidikan
keterampilan hidup kepada generasi yang lebih muda. Oleh karena itu, melalui
pendidikan dan pelatihan ”tanggap Gempa Bumi” kepada anak-anak di sekolah
dapat dicapai manfaat prioritas dari upaya pengurangan risiko buruk yang
diakibatkan oleh bencana Gempa Bumi.
Memberikan bekal pendidikan kecakapan hidup untuk pengurangan risiko
buruk bencana merupakan muatan kurikulum yang harus dimiliki sekolah. Hal ini
akan mendorong kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi alam
yang dekat dengan lingkungan kehidupan anak-anak, keluarga, dan masyarakat
sekitar.
Berdasarkan pengalaman di negara lain seperti Madagaskar, Gujarat India,
Afganistan, Kuba, dan Kazakhstan, anak-anak diberi pengajaran tentang risiko
bencana alam; hal ini memegang peranan penting dalam upaya menyelamatkan diri
dan melindungi anggota komunitasnya di saat terjadi bencana. Di Jepang, setiap
warga negaranya dibekali tentang bagaimana menghadapi gempa melalui proses
pendidikan di sekolah-sekolah maupun media massa. Anak TK dan SD pun paham
langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi gempa, seperti berdiam di bawah
meja dengan tangan dan bantal di atas kepala (Arif Satria, 2006).
Mengapa sekolah menjadi tempat yang ideal dalam mengurangi risiko
bencana? Sekolah berperan sebagai basis utama dalam pendidikan formal, dan
sekaligus berfungsi sebagai sentral pertemuan dan berkumpulnya sejumlah
komunitas generasi muda untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran.
Pada kondisi darurat Sekolah berfungsi lain, misalnya sebagai rumah sakit
sementara, pusat vaksinasi, atau tempat perlindungan dan pengungsian selama
terjadi bencana.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 7 dari 88


Apa langkah konkret yang mesti dilakukaan agar manfaat diklat ”Tanggap
Gempa Bumi” terwujud ?

1. Pemda, Dinas Pendidikan, instansi terkait, dan sektor swasta harus


meninjau bangunan sekolah-sekolah dan menyusun satu kebijakan yang
komprehensif tentang keselamatan sekolah dengan mempertimbangkan semua
bahaya setempat yang terkait dengan menggunakan lokasi sekolah, perawatan
bangunan, metode rancangan pembangunan untuk mengurangi risiko.
2. Sekolah mulai memberikan materi tambahan tentang keselamatan dan
bahaya bencana alam. Ini bisa dilakukan dengan melihat lingkungan geografis
di sekitar bangunan dan kompleks sekolah mereka dengan seksama dan
memetakan kemungkinan bahaya yang terjadi.
3. Membentuk gugus keselamatan sekolah.
4. Mempersiapkan alat-alat, permainan, dan perangkat aktivitas untuk
melatih guru dan murid tentang pengelolaan bencana.
5. Melatih para guru untuk menciptakan budaya keselamatan di sekolah
dan melembagakan program melalui pelatihan untuk pelatih.
6. Sekolah harus mempunyai ”SOP” (standard operational Prosedure)
mengenai tanggap bencana, baik sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana.
Termasuk di dalamnya penyediaan sistem peringatan dini, deteksi, ataupun hal-
hal apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana yang disesuaikan dengan
tingkat kerawanan, jenis potensi bencana, dan sumber daya yang dimiliki oleh
sekolah.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 8 dari 88


BAB II
PEDOMAN PENGGUNAAN MODUL
”TANGGAP GEMPA BUMI” DI SD DAN MI

A. PEDOMAN UMUM

1. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Guru dan siswa memiliki keterampilan dalam mewaspadai, melakukan tindak
keselamatan, mengatasi kecemasan, dan memiliki kepedulian untuk menolong
orang lain dalam menghadapi bencana Gempa Bumi.
b. Tujuan khusus :
1) Siswa dapat menerapkan pengetahuan tentang kewaspadaan dalam
mengantisipasi bahaya gempa dalam kehidupan.
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan tindak keselamatan dalam
menghadapi gempa yang sedang terjadi.
3) Siswa memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap upaya
menolong orang lain yang memerlukan bantuan keselamatan pada saat
terjadi gempa.
4) Siswa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan untuk mencegah terjadinya bencana alam.
2. GURU

A. Beberapa pesan “pedagogis” yang harus diperhatikan guru


dalam pelaksanaan KBM untuk membekali siswa tentang “Tanggap
Gempa Bumi” :
1. Guru menggunakan bahasa yang sederhana dan santun pada
saat berbicara, artinya guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
siswa dan tidak menggunakan istilah-istilah yang menyinggung perasaan
siswa baik dari segi etnis kesukuan ataupun etnis agama (SARA).
2. Guru selalu memberikan kesempatan siswa bertanya dan
bahkan harus memancing situasi agar siswa mau bertanya apabila ada hal-

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 9 dari 88


hal yang belum dimengerti, baik berkaitan dengan percobaan, permainan,
atau simulasi yang harus dilakukan.

3. Guru harus selalu berupaya membuat “siswa aktif” dalam


setiap kegiatan termasuk pada saat diskusi atau tanya jawab. Untuk dapat
membuat siswa aktif menjawab dan bertanya maka guru harus senantiasa
memberi pertanyaan yang terbuka agar dapat memancing beraneka
pendapat siswa dan mendorong siswa mengajukan pertanyaan yang lebih
detail. Apabila ada siswa yang menjawab kurang tepat atau salah maka
sebaiknya guru tidak memvonis jawaban itu salah tetapi mengalihkan
pertanyaan kepada pendapat siswa lain dan mengajak berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang paling tepat. Dan apabila ada siswa yang diam
saja pada proses kegiatan maka guru harus berupaya mengajak siswa
tersebut berpartisipasi aktif.

4. Guru harus selalu memberikan dukungan verbal maupun non


verbal terhadap partisipasi yang diberikan siswa, misalnya dengan
mengatakan : “bagus”, “menarik sekali”, “wouw hebat… “, “ide yang bagus
sekali’, “wah pertanyaan yang bagus dan sangat ditunggu”; dan dukungan
non verbal misalnya dengan mengacungkan jari jempol, menepuk bahu,
anggukan kepala, dan lain sebagainya sebagai wujud respon positif terhadap
bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan siswa.
5. Jika ada siswa yang memberikan ide/pendapat konyol
menurut pendapat Anda selaku guru anda harus tetap menghargai
keberaniannya untuk berpartipisasi.

6. Hindari olok-olok atau ejekan (hal-hal lain yang


meremehkan) terhadap siswa, baik oleh guru maupun oleh temen-temannya.
Terutama terhadap siswa yang mempunyai bentuk fisik yang kurang
sempurna (cacat).

7. Prinsip dalam pembelajaran pendidikan keterampilan hidup


dalam modul ini adalah sangat bergantung pada materi yang akan diberikan
serta jenjang pendidikan dan tingkatan kelas serta disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 10 dari 88


Adapun prinsip-prinsip pengajaran dimaksud adalah sebagai berikut.
 Dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui.
 Dari yang sederhana ke yang kompleks
 Dari yang mudah ke yang sulit.
 Dari yang kongkret ke yang abstrak dan
 Dari fakta ke opini.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran tersebut metode/permainan yang
dianggap tepat adalah yang dipilih berdasarkan pertimbangan tujuan
pembelajaran, bahan atau materi yang diberikan serta perkembangan
intelektual, psikologis, dan fisik siswa.

8. Guru harus kreatif mengembangkan metode pembelajaran dan menciptakan


atau menggunakan peralatan, media, alat peraga walaupun dari bahan-bahan
sederhana yang ada di lingkungan sekitar; karena kreativitas tersebut sangat
menentukan keberhasilan KBM.
Yang dimaksud dengan kreativitas adalah sebagai berikut:
a. Kreativitas dalam pengembangan materi dan alat peraga/alat praktik
untuk pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik dan penguasaan
materi yang diperoleh lebih banyak dan lebih utuh (tidak terkotak-
kotak/terpisah-pisah).
b. Kreativitas dalam pengembangn bentuk-bentuk permainan/simulasi
yang dapat mengembangkan beberapa kemampuan keterampilan hidup
sehat siswa. Umpamanya dengan satu kegiatan (satu metode) dapat
dikembangkan rasa tanggung jawab, rasa kebersamaan, dan berpikir
kritis dalam mengambil keputusan.

9. Dalam menyampaikan materi/kegiatan ataupun menjawab pertanyaan siswa


guru tidak boleh pesimis, tetapi selalu harus optimis.

10. Guru hendaknya memberikan ”penghargaan” kepada siswa yang banyak


bertanya atau ”beda pendapat” baik dengan guru maupun dengan sesama
siswa (jangan ditegur/dimarahi /dibenci /diisolir).

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 11 dari 88


B. Kriteria Guru
Mengingat pendidikan dan pelatihan ”Tanggap Gempa Bumi” berbasis
pendidikan keterampilan hidup, pada pelaksanaannya menggunakan
multimetode yang alokasi waktu terbesar pada metode permainan, percobaan,
dan simulasi yang sifatnya dinamis, beberapa persyaratan atau ketentuan yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan guru yang tepat adalah sebagai berikut :
1. Energik, lincah, gembira, dan dapat bergaul dengan siswa secara baik (tidak
kaku dan instruktif). Untuk itu diperlukan yang berbadan sehat dan berusia
muda (tidak terlalu tua) kira-kira dibawah 50 tahun.
2. Memahami konsep pendidikan keterampilan hidup atau tertarik pada
masalah inovasi pendidikan.
3. Kreatif, rajin, dan mau mengumpulkan/mengembangkan bahan-bahan yang
diperlukan untuk alat permainan simulasi dengan dorongan dari diri sendiri.

2. Metode Pembelajaran
Metode yang dipakai dalam pendidikan dan pelatihan ’Tanggap Gempa
Bumi” pada dasarnya ialah metode bermain/simulasi yang digabung dengan
metode tanya jawab, ceramah, penugasan, eksperimen, dan lain-lain (multi metode).
Sesuai dengan tujuan pendidikan keterampilan hidup, dengan metode ini akan
diperoleh berbagai pengembangan emosi/psikososial dan intelektual (karena itu
pada pelaksanaannya selalu ditanyakan alasannya/argumentasinya) agar siswa
dibiasakan berpikir objektif/rasional dan mengaitkannya dengan kehidupan sosial.
Dalam setiap pelaksanaan KBM, metode bermain peran/simulasi dan
melakukan percobaan mendapat porsi yang lebih besar karena dengan metode ini
siswa dapat belajar dari pengalaman yang disimulasikan dengan rasa gembira dan
tanpa beban/tekanan.
Perbandingan waktu untuk tiap-tiap metode dalam 1 kegiatan pembelajaran dapat
dilihat pada contoh berikut.
 Bemain peran/simulasi/melakukan percobaan : 60%
 Diskusi tanya jawab : 20%
 Ceramah :15%
 Penugasan : 5%

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 12 dari 88


3. Alat peraga/bahan belajar
Dalam pembelajaran pendidikan dan pelatihan ”Tanggap Gempa Bumi”
alat peraga/bahan beljaar yang digunakan pada dasarnya adalah bahan/media yang
ada di sekolah/madrasah dan sekitarnya. Apabila tidak ada atau tidak tersedia alat
peraga/bahan belajar seperti yang ditentukan pada modul, guru harus kreatif
bersama-sama dengan siswa membuat alat peraga/bahan belajar yang dibutuhkan
dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana yang tersedia di sekitar
sekolah/madrasah. Contoh bila tidak ada kotak karton dapat diganti dengan kotak
yang dapat dibentuk dari daun kelapa atau daun lontar.
Kreativitas guru sangat diperlukan dalam pengembangan alat peraga/alat
permainan. Diusahakan satu alat peraga dapat dipakai untuk bermacam-macam
kegiatan, hal ini bergantung pada kemampuan guru menentukan simulasi bahan ajar
yang akan disampaikan melalui alat peraga tersebut. Alat peraga sebaiknya
disimpan sesudah dipakai agar dapat digunakan lagi pada kegiatan pelatihan yang
lain/kegiatan berikutnya.

4. Tempat
Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya dilaksanakan di dalam kelas/aula
yang ada di sekolah/madrasah. Apabila sekolah/madrasah tidak memiliki ruangan
kelas/aula yang sesuai dengan yang tertulis dalam modul kegiatan KBM dapat
dilakukan di halaman sekolah atau di tempat lain yang tersedia.
Apabila hal itu juga tidak dapat dipenuhi guru harus kreatif memodifikasi bentuk
kegiatan dengan bentuk yang sesuai dengan situasi kondisi tetapi tujuan kegiatan
tetap mengembangkan kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam kegiatan
tersebut.

5. Pengaturan siswa
Pengaturan siswa pada KBM ”Tanggap Bencana Gempa Bumi” adalah
hal yang sangat perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan belajar itu sendiri. Hal ini menjadi sangat penting mengingat metode
pembelajaran yang digunakan adalah multimetode dengan penekanan pada
permainan dan percobaan yang memerlukan mobilitas siswa yang cukup tinggi.
Untuk itu diperlukan pengaturan siswa sebagai berikut:

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 13 dari 88


a. Bentuk lingkaran (duduk di lantai)

b. Bentuk lingkaran (duduk di kursi)

c. Bentuk kelompok

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 14 dari 88


d. Bentuk Klasikal

e. Bentuk ”U” atau ½ lingkaran (duduk di lantai)

f. Bentuk ”U” atau ½ lingkaran (duduk di kursi)

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 15 dari 88


g. Bentuk berbaris/berbanjar

6. Pelaksanaan pelatihan tanggap Gempa Bumi


Pelaksanaan pelatihan tanggap Gempa Bumi untuk tiap-tiap modul dilakukan
melalui beberapa kegiatan. Setiap kegiatan dapat dilaksanakan baik secara
kurikuler maupun secara ekstrakurikuler.
 Secara kurikuler dilakukan untuk diintegrasikan dengan Mata Pelajaran
yang relevan, misalnya pada mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia, atau
IPA.
 Secara ekstrakurikuler dapat dilakukan secara khusus (tersendiri), yaitu
untuk lebih menanamkan perilaku ”waspada dan tanggap” dalam
menghadapi bahaya gempa; dan atau diimplementasikan secara terintegrasi
dalam pelatihan Pramuka/PMR yang dilakukan di luar jam pelajaran yang
menunjang keberhasilan pendidikan keterampilan hidup.

7. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mendapatkan informasi tentang hasil pendidikan dan pelatihan ”Tanggap Bencana
Gempa Bumi”. Penilaian pada dasrnya dilakukan secara berkesinambungan dan
menyeluruh, baik proses maupun hasil pendidikan dan pelatihan yang telah dicapai
siswa.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 16 dari 88


Penilaian meliputi :
a. sikap;
b. pengetahuan;
c. perilaku/keterampilan.

a. Penilaian sikap
Untuk menilai sikap guru memperhatikan (mengamati) keikutsertaan dan
perhatian siswa dalam melaksanakan berbagi kegiatan yang dilakukan dalam
”Diklat Tanggap Gempa Bumi”, baik selama KBM berjalam maupun pada
kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah.
b. Pengetahuan
Pengenalan dan pemahaman siswa tentang Gempa Bumi diberikan sesuai
dengan konsep pedidikan keterampilan hidup. Penilaian terhadap pengetahuan
dilakukan dengan cara tes tertulis (tes objektif dan tes uraian), tes lisan.
c. Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku ialah praktik keterampilan hidup (fisik, mental,
dan sosial) dalam kehidupan sehari-hari selama siswa berada di kelas maupun
di luar kalas. Cara penilainnya adalah dengan pengamatan dan pemeriksaan.
1) Pengamatan terhadap perilaku ”waspada dan tanggap” terhadap
bahaya (lebih bersifat psikososial).
Contoh : Siswa terampil melakukan kegiatan penyelamatan diri, tidak
menunggu instruksi bila harus menyelamatkan diri, menyebarluaskan
infomasi darurat, melakukan pengecekan peralatan atau barang untuk
keperluan penyelamatan diri yang ada di kelas/sekolah).
2) Pengamatan terhadap perilaku ”peduli” (lebih bersifat mental dan
psikososial).
Contoh : Suka menolong teman, mau bersahabat dengan siapa saja
tanpa memandang suku, agama, kekayaan, terbuka dan mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi (tidak malu mengemukakan pendapat dan
mengakui kesalahan), kreatif dan dapat mengambil inisiatif bila ada
masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan yang ditugaskan
guru.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 17 dari 88


Karena evaluasi untuk pendidikan keterampilan hidup merupakan satu kesatuan
dengan evaluasi terhadap perilaku anak sehari-hari di kelas dan sekolah, maka
pelaksanaannya baik teknis cara penilaian maupun waktu pelaksanaan sama
dengan cara penilaian pada perilaku anak berkaitan dengan sikap ”waspada,
peduli, tanggap, dan kreatif”.

C. PEDOMAN KHUSUS
Sebelum pelaksanaan kegiatan guru hendaknya membaca dan mempelajari setiap
penjelasan yang ada pada tiap-tiap kegiatan yang ada pada Modul Tanggap Gempa
Bumi. Dengan mempelajari dan memahami setiap penjelasan tersebut, guru akan
lebih mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan baik sehingga tujuan
dapat tercapai secara optimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap
penjelasan yang ada pada tiap-tiap kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengantar
Pengantar yang ditulis pada setiap kegiatan dari tiap-tiap modul dan atau setiap
kegiatan harus benar-benar dipahami guru agar mampu melakukan persiapan
(apersepsi) sebelum dilanjutkan dengan penyampaian materi/pelaksanaan
kegiatan.

2. Tujuan
Sebelum memulai suatu kegiatan guru harus tahu tujuan yang ingin dicapai dari
kegiatan yang dilakukan. Dengan memahami tujuan guru diharapkan dapat
memfasilitasi dengan baik, bahkan mungkin dapat melakukan improvisasi dari
kegiatan yang ada pada setiap modul.

3. Bahan/alat peraga yang disediakan


Bahan dan alat peraga/perlengkapan pembelajaran pembudayaan tanggap
Gempa Bumi pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran yang
sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan keterampilan hidup. Pada
modul ini sebagian besar bahan/alat peraga yang digunakan adalah dengan cara
membuat sendiri. Untuk itu guru harus mengupayakan bahan/alat peraga yang
sesuai dan mudah dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah
didapat di daerah masing-masing, dan untuk itu dapat melibatkan siswa melalui
kegiatan kelompok atau perseorangan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 18 dari 88


4. Jumlah peserta
Jumlah peserta/siswa yang ideal untuk melaksanakan kegiatan pada setiap
modul ini adalah antara 20-40 siswa sebab jumlah peserta/siswa yang terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit akan mengakibatkan permainan/kegiatan tidak
efektif (kecuali ceramah), sehingga untuk itu guru harus mampu
mengatur/mengelola siswa agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.

5. Waktu
Waktu yang diperlukan pada dasarnya sangat bergantung pada materi dan
bentuk kegiatan yang dilaksanakan serta tahapan perkembangan siswa termasuk
pada kelas berapa materi/kegiatan itu disampaikan

6. Langkah-langkah kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan berpedoman pada langkah-langkah kegiatan.
Karena itu, guru harus benar-benar mempelajari langkah-langkah kegiatan
tersebut agar dapat dengan terampil membimbing siswa melakukan kegiatan
tersebut. Selain itu, dengan menguasai langkah-langkah kegiatan, guru dapat
dengan mudah memodifikasi/mengembangkan sehingga kegiatan dapat lebih
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (terutama situasi dan kondisi siswa,
alat peraga, dan ruang yang tersedia).
7. Penegasan
Penegasan berisi hal-hal yang sangat penting atau inti dari kegiatan yang baru
dilaksanakan siswa. Tujuan dari penegasan adalah berorientasi pada
”pembelajaran bermakna”. Dengan adanya penegasan ini siswa tidak hanya
larut dalam kegembiraan sesudah melakukan permainan/kegiatan, tetapi dapat
menangkap makna kegiatan/permainan yang baru saja dilakukannya.
Penegasan perlu dipelajari dan dikembangkan sehingga dapat disampaikan
dengan baik dan memberi kesan/pesan moral yang dibutuhkan siswa.
Penegasan disampaikan pada setiap akhir kegiatan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 19 dari 88


MODUL I
BAGAIMANA GEMPA BUMI TERJADI?

Kegiatan 1 : Percobaan Terjadinya Gempa


Kegiatan 2 : Gelombang Gempa
Kegiatan 3 : Lezatnya Gempa
Kegiatan 4 : Prediksi Gempa

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 20 dari 88


KEGIATAN I
PERCOBAAN TERJADINYA GEMPA

PENGANTAR
Sebelum melakukan percobaan tentang terjadinya Gempa Bumi secara singkat
guru memberikan dasar pemahaman tentang struktur lapisan bumi. Untuk
memberikan gambaran struktur lapisan bumi digunakan peraga telur rebus, peserta
secara kelompok mengamati sebutir telur rebus yang dibelah. Untuk memperjelas
terjadinya gempa guru mengkomunikasikan dua jenis percobaan yang akan dilakukan :
1. Percobaan membelah telur setengah matang
2. Percobaan dengan Batu Bata/Balok (Lihat CD)
3. Menggunakan alat peraga model gempa yang bernama “Spring and Rider”
buatan Ross Stein’s.

TUJUAN
1. Murid dapat mendemonstrasikan proses kejadian Gempa Bumi yang
disebabkan oleh gesekan lempengan
2. Dengan model ini, murid dapat menjelaskan proses terjadinya gempa,
gempa awal (foreshock), gempa utama (mainshock) dan gempa susulan
(aftershock).

ALAT DAN BAHAN

Untuk percobaan 1 :
 Telur setengah matang
Untuk percobaan 2 :
 1 buah papan kayu tripleks ukuran 40 cm x 120 cm dengan tebal 9 – 12 mm
 2 buah batu bata
 1 buah katrol sebagai alat pemutar yang dapat dibuat dari bahan
kayu/bamboo/besi yang dibengkokkan
 2 buah tali karet ban dalam lebar 2 cm dengan panjang 15 cm dan 10 cm
 1 m tali kawat
 4 lembar kertas amplas
 2 buah pengait kecil dari besi/paku yang dibengkokkan
 1 m tali tambang plastic
 250 gr tepung kanji
 Lem kayu secukupnya
 1 buah alat pengukur waktu (stopwatch/jam)
 1 buah alat pengukur jarak (penggaris)
 Alat tulis

WAKTU: 4 x 40 menit

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 21 dari 88
Percobaan 1 :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5 – 10 orang
2. Melakukan percobaan terjadinya gempa dengan menggunakan telur setengah
matang yang dibelah.
3. Guru memberikan penjelasan bahwa bumi dibagi ke dalam tiga lapisan, yaitu
Lapisan Luar yang keras (kerak bumi), lapisan dalam yang lunak (selimut
bumi) dan pusat (inti bumi) yang sangat panas.

Gambar 1.1.1. Lapisan Bumi dan Telur

Lapisan bumi ini menyerupai sebutir telur setengah matang yang terbagi
atas kulit telur yang keras, putih telur yang lunak dan kuning telur yang cair. Bagian
kerak bumi terbagi dalam lempengan-lempengan yang berbentuk tidak beraturan
dan padat. Lempengan tersebut bergerak sangat lambat selama berjuta-juta tahun,
dipengaruhi oleh energi panas dari pusat bumi.
Ketika lempengan tersebut bergesekan satu sama lain, akan menyebabkan
terjadinya pengumpulan tegangan sampai suatu tegangan tersebut melampaui
kekuatan kerak bumi, sehingga terjadilah pelepasan energi secara mendadak.
Pelepasan energi ini dikenal dengan Gempa Bumi. Gerakan lempengan juga
membentuk permukaan bumi, seperti adanya gunung, lembah dan benua.

Tali Karet Bata I Bata II Tali Kawat/Plat besi


Ban Dalam 15 cm 10 cm untuk menjepit
kertas
Papan Triplek
120cm Tepung Kanji

Kertas Amplas

40 cm 10 cm
Gambar 1.1.2 Alat Peraga Dasar Model Gempa
Katrol
Pengait alat dan
Tali bahan
Tambang 90 cm
4. Setiap kelompok menyiapkan untuk peraga dasar model gempa
PERCOBAAN dari Paku Plastik Kecil

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 22 dari 88


5. Langkah Percobaan I :
 Percobaan dilakukan di bagian bawah sisi A
 Letakan Batu Bata 1 di atas bagian papan sisi A dan letakan Batu Bata II d
atas Batu Bata 1 dengan bagian bawah dari Batu Bata II dilapisi kertas
ampelas.
 Putarlah control secara perlahan dan konstan (Kecepatan memutar control
tetap). Perhatikan apa yang terjadi pada tali karet yang berukuran 15 cm dan
Batu Bata I.
 Catat panjang pergeseran Batu Bata I dan waktu putaran control dari posisi
awal hingga Batu Bata 1 tersebut berhenti,kemudian jawablah pertanyaan –
pertanyaan dengan percobaan 1.

Papan Triplek SISI


A Bata II

Tali Tambang Tali Karet


Plastik Kecil Ban Dalam Bata I

Gambar 1.3. Percobaan I


Katrol

Tabel 1.1.1. Percobaan I


Pengait Kertas Amplas
dari Paku
Panjang Pergeseran
Pergeseran Waktu Keterangan
Batu Bata I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst

Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi pada tali karet 15 cm dan Batu Bata I saat Katrol diputar?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

2. Isilah kolom keterangan di tabel pencatatan diatas dengan jenis dari


pergeseran bata I, apakah termasuk gempa utama/mainshock atau termasuk
gempa susulan/aftershock?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 23 dari 88
3. Apakah kaitannya antara waktu dan jarak pergeseran bata terhadap
terjadinya gempa bumi?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

6. Langkah Percobaan II :
 Percobaan dilakukan di bagian papan sisi B
 Taburi bagian papan sisi B dengan tepung kanji
 Letakan Batu Bata 1 diatas bagian papan B dengan melapas kertas ampelas
yang membungkus Batu Bata 1.
 Putarlah control secara perlahan dan konstan. Perhatikan bagaimana
Pergerakan dari Batu Bata 1.
 Sekarang letakkanlah Batu Bata II diatas Batu Bata 1 dan putarlah control
kembali secara perlahan dan konstan.
 Pada saat control diputar, ambillah Batu Bata II dari atas Batu Bata 1.
Amatilah apa yang terjadi pada Batu Bata 1. Diskusikan bersama kelompok
dan jawablah pertanyaan pada percobaan II.

Tali Karet SISI


Ban Dalam Bata I Tepung Kanji
Papan Triplek
B

Gambar 1.1.4. Percobaan II


Percobaan
Katrol II
Pertanyaan: Pengait Tali Tambang
1. Bagaimana pergerakandari
dariPaku
Batu BataPlastik
I? Kecil
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Mengapa Batu Bata I bergerak lebih cepat saat Batu Bata II diangkat Batu
Bata I?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

3. Bagaimana panjang pergeseran setiap gempa pada percobaan diatas?


_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Diskusikan perbedaan antara pergerakan Batu Bata I dan Batu Bata II yang
dilepas?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 24 dari 88


6. Jelaskan langkah kegiatan Percobaan III pada murid:
 Percobaan dilakukan di bagian papan sisi A.
 Letakan Batu Bata 1 diatas bagian papan sisi A.Batu Bata 1 kembali
dilapisi kertas ampelas.
 Hubungkan Batu Bata II ke Batu Bata 1 dengan tali karet berukuran 10 cm
secara berurutan.
 Putarlah katrol secara perlahan dan konstan. Amatilah apa yang terjadi pada
Batu Bata 1, tali karet 10 cm dan Batu Bata II.
 Catatlah panjang pergeseran Batu Bata 1 dan Batu Bata II, dan waktu
putaran katrol untuk setiap pergeseran Batu Bata di Lampiran A1.3.
 Diskusikan bersama kelompok dan jawablah pertanyaan–pertanyaan di
Tabel Percobaan III.

Papan Triplek SISI A

Tali Tambang Bata I


Plastik Kecil Bata II

Gambar 1.1.4. Percobaan III


Katrol
Pengait Tali Karet
dari Paku Ban Dalam Kertas Amplas

Tabel 1.1.2. Percobaan III


Panjang Pergeseran
Pergeseran Waktu
Batu Bata I Batu Bata II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst

Pertanyaan:

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 25 dari 88


1. Apa yang terjadi pada tali 10 cm dan Batu Bata II saat Batu Bata I
bergerak?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Apakah Batu Bata I dan Batu Bata II bergerak bersamaan?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

3. Apakah tanda-tanda pergerakan Batu Bata I dan Batu Bata II menunjukkan


proses gempa yang sama?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

4. Menggambarkan apakah pergerakan Batu Bata I dan Batu Bata II pada


percobaan ini ?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

PENEGASAN:
1. Lapisan bumi menyerupai sebutir telur setengah matang yang terbagi atas kulit
telur yang keras, putih telur yang lunak dan kuning telur yang cair. Bagian
kerak bumi terbagi dalam lempengan-lempengan yang berbentuk tidak
beraturan dan padat. Lempengan tersebut bergerak sangat lambat selama
berjuta-juta tahun, dipengaruhi oleh energi panas dari pusat bumi.
2. Gempa terjadi Ketika lempengan tersebut bergesekan satu sama lain, akan
menyebabkan terjadinya pengumpulan tegangan sampai suatu tegangan tersebut
melampaui kekuatan kerak bumi, sehingga terjadilah pelepasan energi secara
mendadak. Pelepasan energi ini dikenal dengan Gempa Bumi.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 26 dari 88


KEGIATAN 2
GELOMBANG GEMPA

PENGANTAR
Guru memberikan penjelasan singkat tentang gelombang gempa sebagai
pengembanan wawasan bagi anak yang berkaitan dengan terjadinya gempa. Untuk
memperjelas bentuk-bentuk gelombang gempa akan dilakukan dua kegiatan
percobaan, melalui gerakan tubuh dan menggunakan alat bantu.

TUJUAN
Membantu murid agar dapat:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk gelombang gempa dengan bantuan gerak tubuh dan
menggunakan alat bantu.
2. Membandingkan waktu rambatan untuk masing-masing gelombang gempa.

ALAT DAN BAHAN


 Alat pengukur waktu (Stopwatch/jam)
 1 buah mainan pegas plastic
 1 buah tali dengan panjang + 1,5 (dapat berupa tali pramuka atau tali tambang
plastic kecil)
 1 buah meja
 Alat tulis: Pensil/Ballpen

WAKTU : 2 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN
1. Percobaan I dengan gerakan tubuh.
2. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 10 orang setiap kelompok
mempunyai 1 orang pencatat waktu, 1 orang sebagai “Pusat Gempa” dan 8
anggota lainnya menjadi “Batuan” yang akan meneruskan gelombang
gempa.
3. Murid yang menjadi “Pusat gempa”dan “Batuan” berdiri berjajar dengan
“Pusat Gempa” bediri paling kiri.
4. Murid yang menjadi “Pusat Gempa”akan mendorong teman disebelah
kanannya untuk mulai bergoyang .”Batuan” akan bergoyang dengan
gerakan yang menyerupai gelombang gempa, yaitu :
 Gerakan I yaitu gelombang Love : dengan cara badan naik–turun,
dan sambil bergeser ke kanan pinggul di goyangkan kedepan dan ke
beloakang yang akhirnya akan menyenggol teman di sebelah
kanannya.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 27 dari 88


 Gerakan II yaitu gelombang Rayleigh : dengan cara badan naik–
turun dan sambil bergeser ke kanan pingggul diputar yang akhirnya
akan menyenggol teman sebelah kanannya.

Gambar 1.2.1. Percobaan dengan gerakan tubuh

CATATAN:
“Batuan“ hanya akan bergoyang setelah ada senggolan dari teman di sampingnya.
”Batuan” I boleh berhenti bergoyang setelah “Batuan” III mulai bergoyang , begitu
juga “Batuan” II boleh berhenti bergoyang setelah “Batuan” IV mulai bergoyang,
dan seterusnya. Hati-hatilah saat bergoyang, agar tidak melukai diri sendiri atau
orang lain didekat kalian.
5. Dengarlah aba-aba mulai dari guru, sehingga semua “Pusat Gempa” pada setiap
kelompok akan bersama-sama melakukan dorongan pada teman disebelah
kanannya yang menjadi “Batuan”.

Pusat Pusat Batuan Batuan Batuan Batuan


Gempa Gempa 1 2 3 4

T=0
Mendorong Goyang Diam Diam Diam

T=1
Diam Goyang Goyang Diam Diam

T=2
Gambar 1.2.2. Ilustrasi Permainan Gelombang Gempa
Diam Diam Goyang Goyang Diam
6. Kemudian
T=3
“Batuan” akan bergoyang dengan gerakan I yaitu gelombang Love.
7. Setelah berhenti ,Diam
sekarang murid
Diam paling
Diam kanan menjadi
Goyang “Pusat Gempa”.
Goyang
Gelombang Love dimulai dari kanan ke kiri dengan aba aba dari guru.
8. Setelah selesai, lanjutkan percobaan I dengan gerakan II yaitu gelombang
Rayleigh. Lakukan dari kiri ke kanan dan dari kiri ke kanan dengan aba-aba
dari guru.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 28 dari 88


9. Catatlah lama waktu perambatan gelombang pada tabel Percobaan I. yang
dimulai dari”Batuan” I bergoyang sampai “Batuan” terakhir berhenti
bergoyang .
Tabel 2.2.1. Gelombang
Waktu Gerakan (detik)
Jenis
Kiri ke Kanan Kanan Ke Kiri
Gelombang Love
Gelombang Rayleight

Jawablah pertanyaan berikut!


1. Apakah gelombang Love dan Rayleigh mempunyai waktu
yang sama dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri?
____________________________________________________________
____________________________________________________________

2. Gelombang mana yang lebih cepat? Love atau Rayleigh?


Mengapa?
____________________________________________________________
____________________________________________________________

3. Apakah setiap kelompok “gempa” mempunyai lama


perambatan gelombang Love dan Rayleigh yang sama dari kiri ke kanan
dan dari kanan ke kiri?
____________________________________________________________
____________________________________________________________

10. Percobaan II dengan menggunakan alat bantu pegas mainan dan tali.
11. Untuk menggambarkan perambatan gelombang p, ikuti langkah-langkah
berikut:
 Berdirilah saling berhadapan di depan sebuah meja.
 Pegang setiap ujung pegas sehingga meregang (lihat gambar).
 Doronglah pegas dengan cukup keras dan teman kalian menahannya.

Siswa I Siswa II

Gambar 1.2.3. Permainan Pegas

 Amati bagaimana pergerakan dari pegas, kemudian jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut:
Bagaimana pergerakan dari pegas mainan?Menggambarkan gelombang
apakah?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 29 dari 88
12. Untuk menggambarkan perambatan gelombang S, ikuti langkah-langkah
berikut:
 Berdirilah saling berhadapan di depan sebuah meja.
 Pegang setiap ujung tali (lihat Gambar 2.4), biarkan tali agak longgar.
 Lakukan gerakan kekiri dan kekanan dengan agak cepat dan kalian
menahannya.

Siswa I Siswa II

Gambar 1.2.4. Permainan Pegas

 Amati bagaimana pergerakan dari tali, kemudian jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut:
Bagaimana pergerakan dari tali?Menggambarkan gelombang apakah?
____________________________________________________________
____________________________________________________________

PENEGASAN:
1. Gelombang gempa secara sederhana dapat diartikan sebagai merambatnya
energi dari pusat gempa atau hipocentrum (focus) ke tempat lain dibumi (lihat
CD.). gelombang ini terdiri dari gelombang badan (body wave) dan gelombang
permukaan (surface wave).
2. Gelombang Badan adalah gelombang gempa yang dapat merambat lapisan
bumi yang terdiri atas gelombang P dan gelombang S. Gelombang P adalah
gelombang primer atau gelombang tekan-tarik atau gelombang yang memadat-
meregang merupakan gelombang longitudinal. Gelombang ini merambat lebih
cepat dari gelombang S (lihat CD). Gelombang S adalah gelombang sekunder
atau gelombang geser, merupakan gelombang tranversal. Gelombang ini
merambah lebih lambat dari gelombang P (lihat CD).
3. Gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang merambat di permukaan
bumi.Terdiri atas gelombang Love dan gelombang Rayleigh.Gelombang Love
adalah gelombang permukaan yang bergerak horizontal, bergeser atau

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 30 dari 88


transversal pada arah rambatnya (lihat CD). Gelombang Rayleigh adalah
gelombang permukaan yang bergerak elips di permukaan bumi (lihat CD).

KEGIATAN 3
LEZATNYA GEMPA

PENGANTAR
Guru memberikan penjelasan singkat tentang pengaruh getaran pada saat terjadi
gempa terhadap benda-benda yang ada di permukaan bumi. Untuk melihat timbulnya
getaran benda-benda lain yang ada di bumi dapat dilakukan percobaan melalui
kegiatan menikmati lezatnya gempa.

TUJUAN
 Murid dapat mempelajari sifat media dalam memberikan respon resonansi serta
dampak yang terjadi pada benda diatas media tersebut.
 Murid dapat menjelaskan pengarus resonansi pada bangunan diatasnya bila
gempa terjadi.

ALAT DAN BAHAN


 Jenis agar-agar yaitu agar-agar Keras dan Agar-agar Lunak (perhatikan cara
membuatnya!)
 10 buah tusuk gigi (sebagai tiang listrik)
 40 cm benang jahit (sebagai kabel listrik)
 Alat Tulis : Pensil/Ballpen

WAKTU: 1 x 40 menit

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Bentuklah kelompok yag terdiri dari 5 orang
2. Tancapkan 5 buah tusuk gigi yang telah diikat ujung-ujungnya dengan benang
jahit diatas permukaan masing-masing jenis agar-agar. Tusuk gigi ini
menggambarkan tiang listrik dengan kabel lsitrik berupa benang jahit.
3. Pukullah sisi piring kedua jenis agar-agar secara bersamaan dan perlahan.
Amati apa yng terjadi pada tusuk gigi diatas kedua jenis agar-agar.
4. Pukul lebih keras lagi, dan amati kembali bagaimana gerakan dari tusuk gigi di
atas kedua jenis agar-agar. Kemudian jawablah pertanyaan berikut:
a. Apakah gerakan pada tusuk gigi di kedua jenis agar-agar sama?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
b. Jika sudut piring dipukul lebih keras, apa yang terjadi pada tusuk gigi di
kedua jenis agar-agar itu?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 31 dari 88


c. Apakah perbedaan kedua jenis agar-agar mempengaruhi gerakan dari tusuk
gigi?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

5. Diskusikan bersama siswa pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan jika telah


selesai, nikmatilah kedua agar-agar tersebut.

PENEGASAN :
1. Ketika gempa terjadi, timbullah guncangan/getaran yang diakibatkan oleh lepasnya
energi/kekuatan dalam bentuk gelombang. Gelombang tersebut dapat melewati
batuan, tanah atau media lainnya. Benda-benda yang ada dipermukaan bumi
menjadi ikut bergetar/berguncang.
2. Peristiwa bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain kita kenal dengan
nama resonansi
3. Besar kecilnya pengaruh yang dirasakan di permukaan bumi bergantung pada
besarnya gempa (magnitude), kedalaman pusat gempa, jarak daerah ke epicenter,
sifat dan karakteristik lapisan tanah, kondisi bangunan serta lama guncangan
4. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap sebegrapa besar kerusakan yang
ditimbulkan akibat gempa. Bila perambatan gelombang melalui tanah lunak, maka
getaran-getaran yang dirasakan dipermukaan tanah akan lebih besar dibandingkan
dengan pusat gempa yang berada pada kondisi tanah keras atau lapisan batuan.

Gambar 3.1. Percobaan Dengan Agar-agar

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 32 dari 88


KEGIATAN 4
PREDIKSI GEMPA BUMI

PENGANTAR
Dengan menyaksikan pemutaran CD pembelajaran siswa dilatih untuk mencermati
beberapa gejala alam yang menurut literatur maupun pendapat ahli merupakan gejala
atau tanda-tanda akan terjadi Gempa Bumi. Dengan mengamati berbagai gejala alam
siswa dilatih untuk ”Waspada” terhadap kemungkinan terjadinya gempa dan memiliki
sikap ”siaga” melindungi diri sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

TUJUAN
1. Meningkatkan kepekaan siswa untuk ”waspada” dan ”siaga” dalam menghadapi
bencana yang mungkin terjadi.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan berdasarkan
pengamatan gejala alam yang terjadi.

BAHAN/ALAT YANG DISEDIAKAN


1. VCD dan CD pembelajaran berisi gejala alam sebagai tanda-tanda akan terjadi
gempa.
2. Spidol warna-warni dan karton manila warna-warni untuk menggambar gejala-
gejala alam yang telah diamati sebagai tanda-tanda akan terjadi Gempa Bumi
dalam bentuk poster.
3. Double tips untuk menempel karya gambar yang dilengkapi dengan pesan-pesan
moral apabila terlihat adanya gejala-gejala alam yang menunjukkan akan terjadi
Gempa Bumi.

WAKTU: 1 x 40 menit

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Atur posisi duduk siswa dalam bentuk setengah lingkaran dan duduk di lantai,
situasi dibuat tidak formal.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 33 dari 88


2. Berikan pengantar secara singkat bahwa kegiatan yang akan dilakukan adalah
mengamati gejala-gejala alam yang bisa dijadikan salah satu prediksi akan terjadi
Gempa Bumi.
3. Putar CD pembelajaran yang menampilkan berbagai gejala alam dan menurut
pendapat ahli bisa dijadikan tanda-tanda atau prediksi akan terjadi Gempa Bumi.
Dan perlu diingatkan kepada siswa bahwa setelah menyaksikan CD pembelajaran
perlu membuat poster yang berisi gambar-gambar gejala alam dan pesan moral
kepada orang lain tentang ”Waspada dan siaga” Gempa Bumi.
4. Selama siswa menyaksikan CD pembelajaran Guru menyiapkan peralatan yang
akan digunakan siswa setelah selesai menyaksikan CD pembelajaran.
5. Sesudah siswa selesai menyaksikan CD pembelajaran, dilanjutkan dengan siswa
membuat poster yang berisi tentang gejala-gejala alam sebagai tanda akan terjadi
gempa dan pesan-pesan moral untuk mewaspadai serta siaga menghadapi bencana
gempa. Kegiatan dilakukan secara kelompok, setiap kelompok beranggotakan
maksimal 5 orang. Selama siswa kerja kelompok diiringi lagu ”Masih Ada Waktu”
Ebiet G. Ade.

PENEGASAN
Pada akhir kegiatan berikan penegasan melalui diskusi bersama siswa tentang
perlunya kewaspadaan dan kesiagaan pada saat mengamati munculnya beberapa gejala
alam yang dapat dijadikan prediksi akan terjadi Gempa Bumi :
1. Berbagai gejala alam yang dapat dijadikan tanda akan terjadi gempa.
2. Jika muncul gejala alam dan kita menyaksikan gejala alam tersebut kita perlu
waspada dan siaga serta secepatnya mengingatkan kepada anggota keluarga,
teman, tetangga, dan orang lain yang ada di sekitarnya.
3. Bagaimana kita menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat umum tentang
gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan perlu sikap siaga.
4. Kembangkan yang lain untuk menanamkan pemahaman yang lebih mendalam.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 34 dari 88


MODUL 2
BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN DIRI
MENGHADAPI GEMPA?

Kegiatan 1 : Mencari Daerah Berpotensi


Gempa
Kegiatan 2 : Mengidentifikasi benda dan
tempat yang berbahaya di
lingkungan Sekolah pada saat
Gempa

Kegiatan 3 : Mengidentifikasi benda dan


tempat yang berbahaya di sekitar
rumah pada saat Gempa

Kegiatan 4 : Persiapan Menghadapi Gempa di


Sekolah dan di Rumah

Kegiatan 5 : Membuat Peta Evakuasi

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 35 dari 88


KEGIATAN 1
MENCARI DAERAH BERPOTENSI GEMPA

PENGANTAR
Kegiatan ini dilakukan melalui pengamatan peta Indonesia yang berpotensi gempa
berdasarkan analisa tempat bertemunya empat lempeng tektonik bumi. Setelah
mengamati peta Indonesia dilanjutkan dengan mengamati peta Kabupaten Sukabumi
yangberpotensi gempa.

TUJUAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai
potensi bahaya Gempa Bumi serta tingkat resikonya
2. Siswa dapat mengidentifikasi wilayah di Kabupaten Sukabumi yang
mempunyai potensi bahaya Gempa Bumi serta tingkat resikonya

BAHAN DAN ALAT


1. Peta Indonesia dan Kabupaten Sukabumi
2. Alat tulis : pensil/ballpen
3. Alat gambar : crayon/pensil warna/spidol warna

WAKTU: 1 X 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Bentuklah kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan lima orang


2. Menyaksikan visualisasi wilayah potensi gempa di Indonesia
3. Siswa membuka peta wilayah Indonesia
4. Warnai peta wilayah kegempaan di Indonesia sesuai dengan tingkat resiko bahaya
gempa dengan aturan pewarnaan sebagai berikut :
 Putih, untuk wilayah I (potensi sangat rendah)
 Biru, untuk wilayah II (potensi rendah)
 Hijau, untuk wilayah III (potensi sedang)

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 36 dari 88


 Kuning, untuk wilayah IV (potensi tinggi)
 Biru muda, untuk wilayah V (potensi sangat tinggi)
 Merah, untuk wilayah VI (potensi paling tinggi)
5. Siswa membuka peta wilayah Kabupaten Sukabumi
6. Warnai peta wilayah kegempaan di Kabupaten Sukabumi sesuai dengan tingkat
resiko bahaya gempa dengan aturan pewarnaan sebagai berikut :
 Biru, untuk wilayah I (KRB sangat sangat rendah)
 Hijau, untuk wilayah II (KRB sangat rendah)
 Kuning, untuk wilayah III (KRB gempabumi menengah)
 Merah, untuk wilayah VI (KRB gempabumi tinggi)

Gambar 2.1.1. Peta KRB Gempabumi di Sukabumi

7. Menjawab pertanyaan :
 Apakah daerah tempat tinggal kita mempunyai potensi terhadap bahaya gempa?
termasuk ke dalam wilayah berapa?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
 Sebutkan daerah mana saja yang diperkirakan bebas gempa?
________________________________________________________________
________________________________________________________________

PENEGASAN :

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 37 dari 88


1. Wilayah Indonesia di bagi ke dalam enam wilayah kegempaan berdasarkan
potensi daerah bahaya gempa ,yaitu :
a. wilayah I (potensi sangat rendah): Pulau Kalimantan kecuali Kalimantan
Timur dan sebagian Kalimantan Tengah
b. wilayah II (potensi rendah): Bagian Timur Pulau Kalimantan, Sulawesi
bagian selatan, pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Timur dan
Madura
c. wilayah III (potensi sedang): Pantai utara pulau Jawa, pantai timur pulau
Sumatera, Sulawesi tenggara, bagian timur Halmahera
d. wilayah IV (potensi tinggi): Bagian selatan pulau Jawa dan Maluku
e. wilayah V (potensi sangat tinggi): Bali, NTB, sebagian Sumatera dan
Irian
f. wilayah VI (potensi paling tinggi): Pulau Sumatera bagan barat, NTT,
Ambon dan Irian bagian tengah
2. Wilayah Indonesia di bagi ke dalam enam wilayah kegempaan berdasarkan
potensi daerah bahaya gempa ,yaitu :
a. wilayah I (potensi sangat rendah)
b. wilayah II (potensi rendah)
c. wilayah III (potensi sedang)
d. wilayah IV (potensi tinggi)
e. wilayah V (potensi sangat tinggi)
f. wilayah VI (potensi paling tinggi)
3. Dengan melihat wilayah potensi gempa di Indonesia dan Kabupaten Sukabumi,
maka kita perlu waspada dan siaga untuk dapat mengurangi resiko dengan cara
memiliki keterampilan tindak keselamatan diri dan kepedulian terhadap sesama
dan lingkungan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 38 dari 88


Gambar 2.1.2. Peta Wilayah Kegempaan Di Indonesia

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 39 dari 88


KEGIATAN 2
MENGIDENTIFIKASI BENDA DAN TEMPAT YANG
BERBAHAYA DI LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SAAT
GEMPA

PENGANTAR
Pada kegiatan dua ini siswa diarahkan untuk dapat mengenali dan menemukan
benda dan tempat yang berbahaya di lingkungan sekolah dan rumah pada saat terjadi
gempa. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai jenis benda dan
tempat yang berbahaya dan tidak pada saat terjadi gempa

TUJUAN
1. Siswa dapat mengenali potensi bahaya dengan melakukan pencarian benda-benda
dan tempat-tempat berbahaya bagi manusia pada saat gempa di sekolah.
2. Siswa dapat mengenali potensi bahaya dengan melakukan pencarian benda-benda
dan tempat-tempat berbahaya bagi manusia pada saat gempa di rumah.

ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis : pensil/ballpen
2. Gambar benda dan tempat

WAKTU : 1 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN
1. Buatlah kelompok dengan anggota maksimal 5 orang siswa setiap kelompok
2. Bukalah lembaran yang memuat gambar benda dan tempat yang berbahaya bagi
manusia pada saat gempa.
3. Cari dan tentukan benda dan tempat apa saja yang berbahaya bagi manusia pada
saat gempa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah dengan meberi tanda
cheklist pada gambar benda atau tempat yang berbahaya bagi manusia pada saat
gempa (lihat lampiran)
4. Diskusikan bersama mengapa benda-benda dan tempat-tempat tersebut berbahaya
bagi manusia pada saat gempa. Buatlah daftar nama-nama benda dan tempat yang

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 40 dari 88


berbahaya bagi manusia pada saat gempa terjadi di lingkungan sekolah maupun di
rumah. Gunakan format berkut ini

Tabel 2.2.1. Daftar Nama Benda Dan Tempat Berbahaya

No Benda/Tempat yang Berbahaya


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Dan seterusnya sebanyak mungkin

PENEGASAN
1. Selain di sekolah di rumah juga terdapat benda-benda dan tempat-tempat yang
mengandung bahaya saat terjadi gempa.
2. Benda-benda yang membahayakan tersebut apabila menimpa orang dapat
mengakibatkan cedera bahkan meninggal dunia saat terjadi gempa
3. Agar terhindar dari bahaya maka penting sekali untuk melakukan kegiatan
pencarian benda-benda dan tempat-tempat yang membahayakan manusia pada saat
gempa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

LAMPIRAN
Berilah tanda cek list (√) pada gambar-gambar berikut yang berbahaya dan tidak
berbahaya bagi manusia saat gempa

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 41 dari 88


Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

Berbahaya
Berbahaya
Tidak Berbahaya
Tidak Berbahaya

Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

PAPAN ABSEN
Hadir : Berbahaya Berbahaya
Sakit :
Ijin : Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
Jumlah :

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 42 dari 88


Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

Berbahaya
Berbahaya
Tidak Berbahaya
Tidak Berbahaya

Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

Berbahaya Berbahaya
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya

KEGIATAN 3
PERSIAPAN MENGHADAPI GEMPA DI SEKOLAH DAN DI RUMAH

PENGANTAR
Pada kegiatan ini siswa diarahkan untuk dapat waspada dan siaga sebelum
terjadi Gempa Bumi. Selain mengetahui tindakan yang harus dilakukan pada saat
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 43 dari 88
terjadi gempa dan sesaat setelah gempa, siswa harus dapat melakukan tindakan
persiapan terhadap terjadinya gempa. Tindakan persiapan yang dapat dilakukan siswa
adalah membuat daftar barang-barang kebutuhan dasar untuk menghadapi gempa,
membuat kartu informasi darurat, membuat kotak P3K berisi kebutuhan untuk keadaan
darurat, penyebar luasan informasi gempa melalui poster.

TUJUAN
1. Siswa dapat waspada dan siaga sebelum terjadi Gempa Bumi
dengan mempersiapkan diri membuat daftar barang kebutuhan dasar
menghadapi gempa.
2. Siswa dapat mempersiapkan diri menghadapi gempa dengan
membuat kartu informasi darurat.
3. Siswa dapat membuat dan menyiapkan kotak P3K untuk
mempersiapkan diri menghadapi gempa.
4. Siswa dapat membuat media informasi untuk menyebarluaskan
informasi gempa.

ALAT DAN BAHAN


1. Kegiatan membuat daftar barang kebutuhan dasar :
Alat tulis : pensil/ballpen
2. Kegiatan membuat kartu panduan tanggap darurat:
a. Kertas manila polos/warna terang ukuran 20X40cm
b. Alat tulis
c. Alat gambar
d. Gunting
e. Buku pedoman pramuka
3. Kegiatan membuat kotak P3K :
a. Kertas tulis
b. Alat gambar
c. Lem/selotip/lakban
d. Satu buah kotak dengan ukuran 15cm (kotak/dus sepatu)
e. Tiga buah kotak ukuran besar
f. Satu tas ransel

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 44 dari 88


g. Satu kertas karton berwarna putih
h. Satu kertas karton berwarna merah
i. Satu kertas karton berwarna hijau
j. Satu kertas karton berwarna biru
k. Barang-barang yang diperlukan untuk mengisi kotak darurat
l. Daftar barang kebutuhan dasar untuk kotak darurat kelas
m. Daftar barang kebutuhan dasar untuk kotak darurat sekolah
n. Daftar barang kebutuhan dasar untuk kotak darurat rumah
o. Daftar barang kebutuhan dasar untuk kotak darurat evakuasi
p. Kartu panduan darurat

WAKTU: 3 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

Kegiatan membuat daftar barang kebutuhan dasar :


1. Menyaksikan CD terjadinya gempa
2. Membuat daftar barang kebutuhan dasar yang diperlukan pada saat keadaan darurat
dengan cara mengisi daftar tabel barang kebutuhan dasar untuk kelas (tabel 3.1),
dan mengisi daftar tabel barang kebutuhan dasar untuk sekolah (tabel 3.2), mengisi
daftar tabel barang kebutuhan dasar untuk rumah (tabel 3.3).
3. Mengisi daftar tabel kebutuhan dasar yang perlu dibawa saat evakuasi (tabel 3.4).
Kegiatan membuat kartu panduan tanggap darurat :
1. Menyimak penjelasan guru mengenai latar belakang dan tujuan membuat kartu
panduan tanggap darurat
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang setiap
kelompok.
3. Setiap kelompok diberi tugas untuk membuat kartu panduan tanggap darurat untuk
kelas
Judul:dengan cara merujuk kembali informasi yeng ada dalam buku pedoman
LAMBANG
pramuka. Setiap kartu berisi kalimat singkat, padat, dan jelas dilengkapi dengan
Prosedur Permintaan Tolong SOS
gambar yang menarik (misalnya lambang P3K, lambang medis, lambang SOS).
Contoh kartu
Tata Cara seperti
SOS dengantampak
Sinar pada gambar berikut!
____________________________

____________________________
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 45 dari 88
____________________________
Gambar

4. Setelah selesai membuat kartu wakil tiap kelompok akan diminta untuk maju ke
depan kelas dan mempresentasikan karyanya dan di diskusikanlah bersama guru
mengenai kartu yang telah dibuat dan apakah semua kartu tersebut akan
dimasukkan dalam kotak darurat kelas.

Kegiatan membuat kotak darurat :


Kotak darurat terdiri dari : kotak darurat kelas, kotak darurat sekolah, kotak darurat
rumah, kotak darurat evakuasi. Untuk pembuatan kotak kelas menggunakan kotak
kardus bekas sepatu, untuk kotak sekolah dan rumah menggunkan kotak bekas mie
kering, sedangkan untuk evakuasi kotak darurat dapat berupa tas ransel sederhana.
Cara membuat kotak darurat kelas :
1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberikan tugas berbeda;
kelompok 1 membuat kotak darurat kelas, kelompok 2 membuat kotak darurat
sekolah, kelompok 3 membuat kotak darurat rumah, kelompok 4 membuat ransel
darurat evakuasi.
2. Kelompok satu menyiapkan satu buah kotak septu bekas, membungkusnya dengan
kertas manila putih dan ditempel gambar logo kelas. Membuat label yang
bertuliskan daftar nama barang kebutuhan dasar kelas untuk ditempel pada kotak,
dan selanjutnya memasukkan barang-barang kebutuhan dasar kelas dalam kotak
tersebut.
3. Kelompok dua menyiapkan satu buah kotak bekas mie kering, membungkusnya
dengan kertas manila putih dan ditempel gambar logo sekolah. Membuat label yang
bertuliskan daftar nama barang kebutuhan dasar sekolah untuk ditempel pada

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 46 dari 88


kotak, dan selanjutnya memasukkan barang-barang kebutuhan dasar sekolah dalam
kotak tersebut.
4. Kelompok tiga menyiapkan satu buah kotak bekas mie kering, membungkusnya
dengan kertas manila putih dan ditempel gambar logo rumah. Membuat label yang
bertuliskan daftar nama barang kebutuhan dasar sekolah untuk ditempel pada
kotak, dan selanjutnya memasukkan barang-barang kebutuhan dasar rumah dalam
kotak tersebut.
5. Kelompok empat menyiapkan satu buah ransel evakuasi. Membuat label yang
bertuliskan daftar nama barang kebutuhan dasar evakuasi untuk ditempel pada
ransel evakuasi, dan selanjutnya memasukkan barang-barang kebutuhan dasar
evakuasi dalam ransel tersebut.

PENEGASAN
1. Untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana Gempa Bumi perlu menyiapkan
beberapa kebutuhan, meliputi daftar kebutuhan dasar barang dan peralatan, kartu
panduan tanggap darurat, tiga kotak darurat, satu ransel evakuasi.
2. Untuk mempersiapkan kebutuhan sebagaimana tersebut di atas dapat
memanfaatkan barang dan peralatan sederhana yang ada di sekitar kita.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 47 dari 88


Tabel 2.3.1. Barang Kebutuhan Dasar Untuk Kelas

Barang Kebutuhan Letak


No Jumlah Sifat Barang Keterangan
Dasar Barang

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 48 dari 88


Tabel 2.3.2. Barang Kebutuhan Dasar Untuk Sekolah
Barang Kebutuhan Letak
No Jumlah Sifat Barang Keterangan
Dasar Barang
A Air Minum
B Peralatan untuk P3K

C Peralatan Sanitasi

D Peralatan

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 49 dari 88


Tabel 2.3.3. Barang Kebutuhan Dasar Untuk Rumah
Barang Kebutuhan Letak
No Jumlah Sifat Barang Keterangan
Dasar Barang
A Peralatan Dasar

B Peralatan Sanitasi

C Peralatan Lainnya

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 50 dari 88


D Makanan Yang Dapat Disimpan Dalam Waktu Maksimum 6 Bulan

Tabel 2.3.4. Barang Kebutuhan Dasar Yang Perlu Dibawa Saat Evakuasi
Barang Kebutuhan Letak
No Jumlah Sifat Barang Keterangan
Dasar Barang

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 51 dari 88


KEGIATAN 4
MEMBUAT PETA EVAKUASI

PENGANTAR
Peta evakuasi sekolah merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh
sekolah dalam langkah melakukan tindak tanggap darurat. Melalui pembuatan peta
evakuasi siswa diharapkan dapat menentukan tempat paling aman yang akan dituju
sesaat setelah terjadi gempa. Selain itu, siswa juga dapat mengetahui daerah-daerah
aman yang akan dilalui sesaat setelah terjadi gempa dengan rute dan waktu yang cepat.

TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan dan menjelaskan daerah-daerah yang aman untuk evakusi
jika terjadi Gempa Bumi.
2. Siswa dapat membuat rute yang aman dan cepat menuju tempat evakuasi.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat gambar : krayon/spidol/pensil berwarna


2. Kertas gambar A3
3. Penggaris
4. Alat tulis : pensil, ballpen, penghapus

WAKTU: 2 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN
1. Bentuk kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.
2. Setiap kelompok diberi tugas membuat denah kelas dan sekolah.
3. Berdasarkan denah kelas dan sekolah yang sudah dibuat, buatlah garis-garis panah
yang menunjukkan :
 Jalan evakuasi dari dalam kelas keluar sekolah
 Jalan evakuasi dari sekolah ke tempat evakuasi
4. Buatlah sebanyak mungkin alternatif jalan yang aman menuju ke tempat evakuasi.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 52 dari 88


5. Presentasikan hasil peta evakuasi masing-masing kelompok oleh perwakilan
kelompok.

PENEGASAN
1. Untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana Gempa Bumi perlu dibuat peta
evakuasi dari dalam kelas keluar sekolah dan dari sekolah ke tempat evakuasi.
2. Peta evakuasi dapat mengarahkan siswa menuju tempat evakuasi dengan rute yang
aman dan cepat.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 53 dari 88


MODUL 3
BAGAIMANA TINDAK
KESELAMATAN PADA SAAT
GEMPA ?

Kegiatan 1 : Simulasi Gempa dan Latihan


Perlindungan Diri

Kegiatan 2: Melakukan Evakuasi ke Tempat


Aman
Kegiatan 3: Menolong Orang Lain yang
Memerlukan Bantuan

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 54 dari 88


1. Latar Belakang
Gempa dapat terjadi setiap saat. Pada saat itu sulit sekali untuk membedakan mana
gempa awal, gempa utama dan gempa susulan. Oleh karena itu, kita harus
langsung melakukan gerakan perlindungan diri pada saat guncangan gempa.
Apabila guncangan terjadi saat kita berada di dalam kendaraan (bis, mobil dan
lainnya), maka :
 Pengemudi berhenti secepatnya, sambil menjauhi bangunan, tiang listrik,
jembatan dan jalan layang.
 Penumpang sebaiknya diam dalam kendaraan dan berpegangan dengan kuat
(mobil dan bis mempunyai anti guncang/shock absorber)
Pada saat terjadi gempa, pecahan kaca, genting dan benda-benda lainnya akan
berjatuhan dan mungkin akan menimpa kita. Oleh karena itu, jangan pernah ragu
untuk melakukan tindakan perlindungan diri saat terjadi gempa. Keraguan dalam
bertindak dapat menyebabkan kita cedera atau bahkan meninggal karena kejadian
gempa berlangsung begitu cepat.
Latihan/simulasi gempa dimaksudkan untuk membantu murid belajar bagaimana
memberikan reaksi secara cepat dan benar pada saat terjadi gempa. Komponen
penting dari latihan gempa ini antara lain adalah diskusi kelas,
demonstrasi/peragaan dan kegiatan untuk membantu murid belajar serta berlatih
mencari dimana tempat perlindungan yang aman serta bagaimana melindungi
kepala dan badan dari benda-benda yang mungkin berjatuhan (pecahan kaca,
runtuhan atap dan lain-lain)

2. Tujuan
Murid-murid dapat melakukan latihan perlindungan diri terhadap gempa yang
benar dan tepat dengan mensimulasikan :
1. tindakan yang harus dilakukan saat gempa terjadi
2. Tindakan yang harus dilakukan setelah guncangan berhenti

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 55 dari 88


KEGIATAN 1
SIMULASI GEMPA DAN LATIHAN PERLINDUNGAN DIRI

PENGANTAR
Pada saat terjadi gempa sangat sulit untuk membedakan gempa awal, gempa utama dan
gempa susulan. Oleh karena itu, kita harus langsung melakukan gerakan perlindungan diri
pada saat guncangan gempa. Melalui kegiatan ini siswa diberikan keterampilan melakukan
perlindungan diri pada saat terjadi gempa.

TUJUAN :
1. Siswa mampu melakukan perlindungan diri melalui kegiatan
simulasi penyelamatan diri pada saat gempa.
2. Siswa mampu menerapkan keterampilan penyelematan diri dalam
menghadapi bencana gempa.

ALAT DAN BAHAN


 Naskah simulasi penyelamatan diri
 CD untuk menggambarkan suasana terjadinya gempa
 Tas sekolah
 Buku-buku
 Tempat pensil
 Benda lain yang bisa dijatuhkan

WAKTU: 2 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN
1. Saksikan visualisasi yang terlihat pada layar dan simaklah suara yang terdengar.
2. Coba bayangkan, apa yang kita lihat, dengar dan rasakan pada saat terjadi
gempa?
3. Ikuti perintah guru untuk melakukan tindakan penyelamatan diri :

 Jongkok lindungi kepala dengan tas atau buku (duck and cover)
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 56 dari 88
Gambar 3.1.1. Posisi Duck and Cover

 Tetap jongkok dan berjalan bebek ke bawah meja atau bangku (duck)

Gambar 3.1.2. Posisi Duck

 Pegang kaki meja denga kuat saat terjadi guncangan (hold)

Gambar 3.1.3. Posisi Hold


4. Tanya jawab kepada siswa tentang apa yang telah dilakukan pada saat
diinstruksikan oleh guru.

PENEGASAN
1. Untuk penyelamatan yang benar pada saat terjadi gempa adalah dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Cover adalah posisi melindungi kepala dari pecahan kaca atau benda-
benda lain yang diperkirakan berjatuhan dengan menggunakan tas atau
bantal.
 Duck adalah posisi seperti bebek yaitu jongkok melindungi badan dan
kepala di bawah meja atau bangku.
 Hold adalah posisi memegang kaki meja atau bangku dengan kuat agar
tidak terpental saat terjadi guncangan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 57 dari 88


2. Pada saat guru menyuarakan instruksi cover semua siswa ikut menyuarakan
bersama-sama dan melakukan menutupi kepala dengan tas atau buku
3. Pada saat guru menyuarakan instruksi duck semua siswa ikut menyuarakan
bersama-sama dan melakukan jalan berjongkok ke arah meja
4. Pada saat guru menyuarakan instruksi hold semua siswa ikut menyuarakan
bersama-sama dan melakukan memegang kuat-kuat kaki meja
5. Selanjutnya, mulai latihan simulasi gempa kembali, tetapi simulasi ini sesuai
dengan skenario terlampir.

Naskah Simulasi Gempa


Tabel 3.1.1. Simulasi Gempa

BERITA JAWABAN /
WAKTU TINDAKAN
NO PERSOALAN KET
SESUNGGUHNYA YANG
DARI KEPADA DIHARAPKAN

Situasi dan kondisi saat ini


sedang hujan gerimis, proses
1 07.00-09.00 WIB belajar mengajar di SD……
sedang berjalan seperti biasa.
Terjadi angin kencang ,
sehingga situasi belajar
mengajar agak gaduh. Guru
kelas sempat menghentikan
2 09.00 WIB
pelajaran dan melihat situasi
lingkunan sekolah, setelah
situasi membaik proses
belajar di lanjutkan kembali
Ketika para siswa sedang
belajar kembali tiba-tiba
terasa getaran keras , sehingga
membuat guru dan murid
pada kaget dan timbul
kepanikan,ada yang
berteriak; ada yang menangis,
ada sembunyi dikolong
bangku,ada yang lari keluar
3 Pukul 09.15 WIB kelas sambil menutup kelapa
dengan tas/bukunya.
- Dalam situasiyang kacau
teresbut para guru kelas
berupaya menenangkan
muridnya dan
menginstruksikan kepada
siswa agar keluar satu persatu
menuju halaman sekolah dan
menjauhi bangunan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 58 dari 88


pada saat para murid keluar
dari kelas terjadi lagi getaran
susulan yang lebih besar
,sehinga membuat situasi
4 Pukul 09.30 WIB
semakin kacau dan tinbul
keruksakan-kerukasakan, atap
bangunan runtuh dan kaca-
kaca pada pecah.
Setelah para murid berkumpul
di halaman sekolah,
dilakukan pengecekan
perkelas oleh guru. Ternyata
banyak murid yang terluka
5 dan ada yang tertinggal di
dalam kelas, selanjutnya
kepala sekolah
memerintahkan para guru
untuk melakukan pertolongan
dan pencarian.
Kepala
Kepala Sekolah melaporkan
UPTD
bahwa telah terjadi Gempa
Dinas
Kepala Bumi yang mengakibatkan
6 Pukul 10.00 WIB Pendidikan,
Sekolah rusaknya bangunan SDN
Muspika
………. Dan banyak korban
dan
yang terluka. Mohon
Puskesmas.
Melaporkan telah terjadi
Gempa Bumi di Kecamatan
…………. , dan terjadi
kerusakan bangunan dan
7 Pukul 10.05 WIB Camat Bupati
korban luka - luka, mohon
bantuan penanganan
secepatnya dari TIM
SATLAK PBP
Kepala sekolah dengan para
guru memerintahkan kepada
para anggota PMR dan
PRAMUKA untuk melakukan
8 Pukul 10.05 WIB pengobatan kepada para siswa
yang mengalami luka-luka,
gurur-guru melakukan
pencerahan pada para siswa
supaya tenang.
Tim Medis dari puskemas
datang dan melakukan
pengobatan kepada para
9 Pukul 10.15 WIB
korban yang luka. Dan untuk
yang tidak bisa ditangani
langsung dirujuk ke RSUD.
Kepala Sekolah dan Guru
melakukan rehabilitasi kepada
10 Pukul 10.20 WIB Murid agar tidak trauma
dengan berbagai permainan
dan bernyanyi.
11 Pukul 10.30 WIB Kepala Kepala Melaporkan jumlah kerugian : Melaporkan jumlah
Sekolah UPTD Luka Berat : kerugian :
Dinas a. Guru : 1 Orang Luka Berat :
Pendidikan, b. Murid : 4 Orang a. Guru : 1 Orang
Muspika. Luka Ringan : b. Murid : 4 Orang

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 59 dari 88


Luka Ringan :
a. Guru : 3 Orang
a. Guru : 3 Orang
b. Murid : 17 Orang
b. Murid : 17 Orang
Bangunan :
Bangunan :
a. RB : 1 Lokal
a. RB : 1 Lokal
b. RR : 3 Lokal
b. RR : 3 Lokal
Latihan simulasi
penanggulangan Gempa Bumi
12 Pukul 10.45 WIB
di SDN………… dinyatakan
selesai.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 60 dari 88


Tabel 3.1.2. Kondisi Pada Saat Gempa

Jenis Keterangan
1.
2.
Lihat 3.
4.
5.
1.
2.
Dengar 3.
4.
5.
1.
2.
Rasakan 3.
4.
5.

Tabel 3.1.3. Jenis Bunyi-Bunyian Saat Terjadi Gempa

Jenis bunyi-bunyian yang terdengar


Cara melakukan tiruan bunyi-bunyian
saat terjadi gempa

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 61 dari 88


KEGIATAN 2
Melakukan Evakuasi ke Tempat Aman (melalui simulasi)

PENGANTAR

Untuk membiasakan murid melakukan simulasi gempa terutama dalam hal untuk tidak
ragu-ragu bertindak dan melakukan langkah-langkah evakuasi, maka diperlukan latihan
evakuasi untuk murid-murid. Dengan melakukan kegiatan evakuasi berkali-kali akan
membuat siswa lebih siap dalam hal evakuasi ke tempat yang lebih aman

TUJUAN
Murid dapat melakukan langkah-langkah evakuasi dari kelas ke tempat yang aman

ALAT DAN BAHAN

1. Peta evakuasi untuk menunjukkan rute evakuasi


2. Peluit, sirine atau bel sekolah atau bunyi-bunyi lainnya untuk menandakan
peringatan bahaya
3. Tas sekoah
4. Buku

WAKTU: 2 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Ikuti instruksi guru untuk menelusuri rute evakuasi yang telah dibuat
2. Amati bahaya apa saja yang muncul saat gempa terjadi di rute tersebut dan
tulislah jawaban pada tabel
3. Untuk kelengkapan latihan evakuasi, kita akan bermain peran. 1/3 murid cedera
dan sebagian lainnya melakukan tindak keselamatan
4. Sewaktu mencdengar peluit pertama sebagai aba-aba terjadinya gempa, lakukan
gerakan duck, cover and hold

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 62 dari 88


5. Ketika peluit ke dua berbunyi, kita harus berdiri dan lindungi kepala dengan
apa saja (tas, buku dsb)
6. Setelah suara-suara gempa usai, kita akan melakukan tindakan evakuasi
7. Barislah dengan tenang dan tertib
8. Berjalanlah ke tempat yang aman
9. Selama evakuasi, kita dilarang
berlari, panik, saling mendorong dan
ngobrol/bercanda. Lakukan evakuasi
dengan tertib
10. bantulah teman yang cedera dengan memapahnya pada saat evakuasi sampai ke
tempat aman
11. Setelah melakukan evakuasi ke lapangan, kita harus mengecek semua teman-
teman, apakah sudah berada di tempat evakuasi atau belum
12. Jika ada seorang teman yang belum berkumpul, laporkan kepada guru
13. Jika nantinya dalam latihan evakuasi ini terdapat kesalahan, guru akan
mengulangi latihan ini sampai selesai
14. Yang lebih penting lagi, selama latihan kita harus menganggap bahwa gempa
benar-benar terjadi. Pikirkan pula apa yang akan kita lakukan setelah berada di
tempat yang aman.

PENEGASAN
1. Sesaat gempa telah terjadi merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evakuasi.
2. Evakuasi dilaksanakan dengan dipandu oleh peta evakuasi, untuk mengarahkan
siswa menuju tempat evakuasi dengan rute yang aman dan cepat.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 63 dari 88


Tabel 3.2.1. Bahaya Yang Mungkin Terjadi Saat Gempa

Bahaya yang mungkin terjadi Penyebab bahaya

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 64 dari 88


KEGIATAN 3
Menolong Orang Lain Yang Memerlukan bantuan
(Pertolongan Pertama)

PENGANTAR

Pertolongan Pertama yaitu pemberian pertolongan segera kepada korban yang


mengalami sakit atau cedera secara mendadak sebelum korban dibawa ke tempat rujukan
(fasilitas kesehatan terdekat).

Pada kegiatan ini siswa dikenalkan tentang tindakan-tindakan yang bisa diberikan
bila ada teman/orang lain yang membutuhkan bantuan. Namun yang terpenting bagi diri
kita selaku penolong adalah utamakan dulu keselamatan diri, jangan sampai diri kita
menjadi korban berikutnya.

TUJUAN

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran untuk terlibat dalam


kegiatan pelayanan Pertolongan Pertama.
2. Memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memberikan pertolongan
pertama sesuai dengan kondisi korban (penilaian dini).
3. Mampu memberikan pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban
bencana yang memerlukan penanganan medis dasar (ringan, sedang, berat)
4. Memiliki kepedulian yang tinggi untuk membantu teman/orang lain yang
mengalami sakit/cedera
5. Dapat menjadi contoh bagi teman sebaya dalam memberikan pertolongan pertama.

BAHAN DAN ALAT

1. Penanganan Luka (terbuka dan tertutup):


 Kasa hidrofil
 Rivanol
2. Henti darah
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 65 dari 88
 Mitela
 Perban gulung
 Obat merah/iodium
 Betadine
 Alkohol
3. Tutup luka:
 Mitela
 Kasa hidrofil
 Perban gulung
 Handyplast
 Plester perekat
4. Pembalutan:
 Mitela
 Perban gulung
5. Pembidaian
 Mitela
 Perban gulung
 Spalk/bidai
6. Mobilisasi
 Tandu
 Tambang
 Tongkat
 Sarung
 Kaos lengan panjang
 Papan
 Kursi
 Meja
7. Alat Pelindung Diri:
 Sarung tangan lateks
 Kaca mata pelindung
 Baju pelindung
 Masker penolong
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 66 dari 88
 Helm
8. Alat dasar pertolongan:
 Gunting
 Pinset
 Senter
 Selimut/Kain penutup
 Plastik alas
 Termometer
 Buli-buli panas
 Buli-buli dingin
 Kotak P3K

WAKTU: 9 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Curah pendapat tentang klasifikasi penanganan medis dasar


2. Melakukan penilaian dini terhadap korban dengan mengidentifikasi ciri-ciri lena,
shock, pingsan, mati suri, mati klinis, koma, meninggal.
3. Mendiskusikan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memberikan
pertolongan pertama sesuai dengan kondisi korban
4. Mempraktikan penanganan medis dasar:
4.1. Lena, shock, pingsan, mati suri, mati klinis, koma, meninggal
a. Lena
 Mendeteksi tanda-tanda:
- Mata berkunang-kunang
- Telinga berdenging
- Hilang keseimbangan
- Muka pucat
- Tubuh lemas
- Keluar keringat dingin

 Penyebab terjadinya lena:


- emosi
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 67 dari 88
- kaget
- takut melihat darah
- rasa nyeri yang hebat
- berada dalam ruangan yang penuh dengan orang tanpa udara
segar menjadi sesak nafas
- terlampau banyak mengeluarkan tenaga, keringat banyak
keluar, perut dalam keadaan kosong
 Pertolongan
- Dibawa ke tempat teduh dan aman
- Lihat kondisi wajah, bila pucat pasi tungkai kaki diposisikan
lebih tinggi 45O. Bila wajah merah padam, kepala diberi
bantalan.
- Longgarkan jalan nafas dengan cara melepas kancing baju,
ikat pinggang, bra (bagi perempuan), sepatu, dan kaos kaki.
- Beri rangsangan jalan nafas dengan cara memberikan
wangi-wangian atau yang menyengat (amoniak, minyak
kayu putih, balsem, cologne).
- Komunikasi terarah (diajak berbicara sampai kesadarannya
pulih).
b. Shock
 Mendeteksi tanda-tanda
- Mata berkunang-kunang
- Telinga berdenging
- Hilang keseimbangan
- Muka pucat
- Tubuh lemas
- Keluar keringat dingin
- Merasa mual
- Denyut nadi lemah
- Tidak bisa berkomunikasi

 Penyebab terjadinya Shock


- emosi
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 68 dari 88
- kaget
- takut melihat darah
- rasa nyeri yang hebat
- berada dalam ruangan yang penuh dengan orang tanpa udara
segar menjadi sesak nafas
- terlampau banyak mengeluarkan tenaga, keringat banyak
keluar, perut dalam keadaan kosong
 Pertolongan
- Dibawa ke tempat teduh dan aman
- Lihat kondisi wajah, bila pucat pasi tungkai kaki diposisikan
lebih tinggi 45O. Bila wajah merah padam, kepala diberi
bantalan.
- Longgarkan jalan nafas dengan cara melepas kancing baju,
ikat pinggang, bra (bagi perempuan), sepatu, dan kaos kaki.
- Beri rangsangan jalan nafas dengan cara memberikan
wangi-wangian atau yang menyengat (amoniak, minyak
kayu putih, balsem, cologne).
- Komunikasi terarah (diajak berbicara sampai kesadarannya
pulih).
c. Pingsan
 Mendeteksi tanda-tanda
Tidak sadarkan diri

 Penyebab
Benturan dibagian kepala

 Pertolongan
- Dibawa ke tempat teduh dan aman
- Lihat kondisi wajah, bila pucat pasi tungkai kaki diposisikan
lebih tinggi 45O. Bila wajah merah padam, kepala diberi
bantalan.
- Longgarkan jalan nafas dengan cara melepas kancing baju,
ikat pinggang, bra (bagi perempuan), sepatu, dan kaos kaki.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 69 dari 88


- Beri rangsangan jalan nafas dengan cara memberikan
wangi-wangian atau yang menyengat (amoniak, minyak
kayu putih, balsem, cologne).
- Setelah sadar, ajak komunikasi dan diberikan air manis yang
tidak dingin.
4.2. Penanganan Luka
a. Luka Terbuka
 Tanda-tanda
Pendarahan
 Penyebab
- sayatan
- gores
- tertusuk
- benturan
- tertimpa runtuhan Gambar 3.3.1. Luka

 Pertolongan
- Membersihkan tangan (dengan sabun atau alkohol) dan atau
menggunakan sarung tangan lateks
- Membersihkan alat dengan alkohol atau dengan air panas.
- Bersihkan luka
- Hentikan pendarahan dengan cara menekan atau mengikat nadi
menggunakan mitela atau perban gulung, sedangkan bagian yang
luka beri iodium/obat merah/betadine dengan menggunakan kasa dan
ditekan pada bagian luka.
- Tutup pada bagian yang luka dengan menggunakan kasa hidrofil
yang sudah dibubuhi iodium/obat merah/betadine dan diplester..
- Pembalutan dilakukan apabila luka cukup lebar dengan
menggunakan mitela untuk menekan luka yang sudah ditutup dengan
kasa hidrofil untuk menghindari infeksi.
- Pembidaian

b. Luka Tertutup
 Tanda-tanda
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 70 dari 88
- Memar atau lebam
- Perubahan bentuk (bengkak)
 Penyebab
- Benturan
- Patah tulang yang tidak terjadi sobekan pada kulit
- Tertimpa reruntuhan
 Pertolongan
- Membersihkan tangan (dengan sabun atau alkohol) dan atau
menggunakan sarung tangan lateks
- Kompres
4.3. Penanganan patah tulang
 Tanda-tanda
- Ditekan terasa nyeri
- Perubahan bentuk (bengkak)
- Lebam
 Penyebab
- Tertimpa benda keras
- Tertindih
- Tertabrak Gambar 3.3.2. Bentuk ikatan

- Jatuh
 Pertolongan
- Melakukan pembidaian dengan cara menekan bagian patah tulang
agar tidak terjadi pergeseran tulang
- Pembidaian disesuaikan dengan kondisi patah tulang dengan cara-
cara sebagai berikut:
a. Patah tulang leher
- Pasang penyangga leher dengan NeckCollar atau koran yang
lipat
- Penyangga diikat dengan menggunakan mitela atau perban
gulung
- Upayakan penderita tidak bergerak
b. Patah tulang bahu
- Pasang bidai pada tulang bahu

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 71 dari 88


- Penyangga diikat menggunakan mitela atau perban gulung
dengan 2 cara sistem punda dan rangsel.
c. Patah tulang lengan
- Pasang bidai pada lengan sampai telapak tangan
- Bidai diikat menggunakan mitela atau perban gulung

Gambar 3.3.3. Penekanan Pendarahan Gambar 3.3.4. Ikatan Pembidaian

d. Patah tulang tangan dan pergelangan tangan (hasta dan


pengumpil)
- Pasang bidai pada bagian patah tulang
- Ikat menggunakan mitela atau perban gulung
- Bila dekat dengan pergelangan tangan perlu digendong, tapi bila
patahnya dipertengahan atau dekat perbatasan tulang lengan atas,
tangan digendong.
e. Patah tulang paha
- Atasi perdarahan bila ada, dan tutup luka dengan kassa steril
- Stabilkan paha diluruskan secara hati-hati.
- Pasang 2 bidai, satu sepanjang paha sampai panggul satu lagi
bagian dalam paha. Kemudian lakukan pengikatan minimal 4
ikatan.
f. Patah tungkai bawah (tulang kering dan tulang betis)
- Atasi perdarahan bila ada, dan tutup luka dengan kassa steril
- Stabilkan betis diluruskan secara hati-hati dan pergelangan kaki
ditarik sedikit menurut garis tungkai.
- Pasang 2 bidai, satu sepanjang betis sampai pergelangan kaki
kemudian lakukan pengikatan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 72 dari 88


Gambar 3.3.5. Pembidaian

Gambar 3.3.6. Mobilisasi

PENEGASAN

1. Tindakan Pertolongan dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian


dini kepada korban dengan tujuan terhindar dari salah penanganan.
2. Pertolongan dilakukan dengan pencegahan :
a. Bahaya maut
b. Cacat
c. Mengurangi rasa nyeri
d. Infeksi
3. Dilakukan penanganan lanjutan ke medis atau paramedis untuk mempercepat
penyembuhan.
4. Tindakan pertolongan pertama bukan hanya tugas dan kewajiban petugas medis
dan paramedis, tetapi menjadi kewajiban semua termasuk guru dan siswa.

MODUL 4

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 73 dari 88


MENGATASI PERASAAN NEGATIF

PASCA GEMPA

1. Mengatasi perasaan negatif akibat gempa dengan cara


menggambar garis, warna dan bentuk

2. Mengatasi perasaan negatif akibat gempa dengan


menggambar dan mewarnai

3. Mengatasi perasaan negatif akibat gempa dengan


mendengarkan lagu

4. Mengatasi perasaan negatif akibat gempa dengan cara


melakukan gerakan fisik berupa permainan

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 74 dari 88


LATAR BELAKANG

Bencana gempa merupakan kejadian besar yang menghancurkan harta benda,


mengancam jiwa, dan meninggalkan kenangan yang menakutkan bagi orang-orang yang
mengalaminya. Peristiwa gempa (dan juga latihan gempa) dapat menimbulkan perasaan
sebagai berikut :

 Takut dan cemas


 Hilangnya rutinitas
 Menderita
 Terancam keselamatannya
 Terperangkap dan terisolasi
 Tidak mampu mengendalikan situasi/keadaan
 Mengingat kejadian buruk lainnya
 Merasa bersalah karena selamat

Perasaan-perasaan di atas tidak mungkin dihindari dan merupakan sesuatu yang


alami. Apabila tidak di atasi dengan baik maka dapat menimbulkan stres pada siswa.
Siswa yang stres dapat menunjukkan perubahan perilaku seperti : marah/sedih karena
hilangnya barang kesukaan seperti mainan boneka, tas sekolah, buku ataupun selimut.
Perubahan dari tenang, diam, penurut dan peduli sesama menjadi ribut, berisik, pemarah,
agresif atau berubah dari sikap terbuka/ramah menjadi pemalu dan takut. Sebagian dari
mereka kembali ke perilakunya yang dulu, mengompol atau mengisap jari tangan. Siswa
tidak mau melepaskan orang tua dari pandangannya dan tidak mau sekolah. Situasi stres
yang dirasakan sebagai pengalaman emosi mendalam dan sangat mengganggu, selanjutnya
di sebut sebagai ”TRAUMA”.

Gejala psikologis yang dapat terlihat pada seorang anak yang mengalami trauma adalah:

 Sulit tidur, termasuk insomia dan bermimpi jelek yang berkaitan dengan peristiwa
tertentu
 Sulit berkonsentrasi, adanya hambatan dalam berfikir atau adanya bagian dari
keterampilan pribadinya yang hilang, dan hilangnya fungsi ego lainnya.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 75 dari 88


 Sangat curiga
 Reaksi kaget yang berlebihan
 Bicaranya kurang terkendali, terutama dipengaruhi oleh emosinya, muncul rasa
cemas, mudah marah dan nampak depresi

Reaksi fisiologis pada saat munculnya peristiwa trauma yang simbolik atau hal-hal
yang dapat mengingatkan pada peristiwa trauma (misal keluarnya keringat yang
berlebihan, mual dan sakit perut ketika melihat rumah orang lain runtuh)

Trauma yang berkepanjangan tentu akan menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap perkembangan jiwa siswa. Siswa yang mengalami kejadian yang menimbulkan
trauma sebelum usia 11 tahun kemungkinan tiga kali lipat mengalami masalah psikologis
daripa mereka yang mengalami taruma pada usia remaja. Untuk mengatasi hal ini,
diperlukan rehabilitasi depresi dan oleh ahli yang kompeten yaitu psikolog yang
profesional. Guru tidak dapat menangani masalah psikologis yang berat seperti trauma,
namun dapat menolong siswa dengan cara membantu dan membimbing mereka dalam
mengeluarkan dan mengemukakan pengalaman dan perasaan negatif mereka.

Proses penyembuhan di atas dikenal dengan difusi, yaitu kegiatan interaktif antar
individu-individu dalam kelompok dengan guru yang berfungsi sebagai fasilitator yang
memfasilitasi kegiata pada kelompok atau individu yang ditujukan untuk mendorong siswa
mengekspresikan perasaan dan mengemukakan pengalaman (disadur dari: Fema,
Guidebook to Help Children Recover from Disaster,1989)

Proses mengemukakan dan mengeluarkan perasaan-perasaan negatif tersebut berguna


karena :

 Menurunkan ketegangan dan kecemasan


 Membantu siswa untuk melihat adanya urutan kejadian, dan bahwa mereka mampu
mengatasi keadaan darurat yang membingungkan
 Membantu siswa untuk menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam
menghadapi rasa takut dan khawatir

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 76 dari 88


Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti menulis cerita, menggambar, mengisi
puzzle/teka-teki gempa dan gerakan fisik berupa permainan diharapkan dapat mengurangi
perasaan-perasaan negatif siswa. Interaksi positif melalui berbagai kegiatan yang
menyenangkan (bermain, menulis cerita dan lainnya) antara siswa dan guru, atau antara
siswa-siswa dan proses berbagai perasaan mengenai gempa dapat membangun rasa percaya
dan aman diantara mereka, serta mengembalikan keceriaan mereka.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 77 dari 88


KEGIATAN 1

MENGATASI PERASAAN NEGATIF AKIBAT GEMPA DENGAN CARA


MENGGAMBAR GARIS, WARNA DAN BENTUK

PENGANTAR

Salah satu cara yang dapat dilakukan di kelas untuk meredakan persaan negatif
adalah mengajak siswa untuk menggambar kejadiaan dan perasaan mereka tentang
bencana tersebut melalui eksprei garis, warna dan bentuk. Mengapa menggambar penting
untuk siswa? Karena tidak semua siswa dapat mengekspresikan perasaannya secara
terbuka dalam bentuk kata-kata. Juga dapat disebabkan karena kepribadian siswa yang
tertutup, faktor budaya dan lainnya.

TUJUAN

1. Siswa dapat mengekspresikan perasaan negatifnya seperti perasaan jengkel, marah


dan lainnya yang terpendam dengan cara menggambar garis, warna dan bentuk
2. Siswa dapat mengurangi perasaan negatifnya terhadap bencana gempa dengan
menggambar garis, warna dan bentuk

BAHAN DAN ALAT

 Alat gambar : spidol/krayon/pensil warna/cat air


 Alat tulis : pensil, penghapus

WAKTU: 1 X 40 MENIT

LANGKAH KEGIATAN

1. Dengarkan, penjelasan latar belakang dan tujuan kegiatan yang diberikan oleh guru
2. Kegiatan ini adalah menggambar garis, warna, bentuk yang bertujuan untuk ekspresi
diri melalui pembuatan bentuk-bentuk dasar
3. Untuk siswa yang belum pernah mengalami kejadian gempa dan bayangkan
bagaimana perasaannya bila gempa hebat terjadi. Tenangkan fikiran mereka, tutup
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 78 dari 88
mata, pikirkan kenyamanan, perhatikan tarikan nafas dan berdiam diri. Dalam
keadaan tenang, dengarkan guru membacakan sekenario gempa berikut :

Gempa besar terjadi di kota kita pada pukul 10:05 pagi, sebuah gempa dengan
kekuatan 7,9 skala richter. Daerah alun-alun kota merupakan daerah yang rusak
berat akibat gempa tersebut. Masyarakat sekitar melaporkan kerusakan pada rumah
dan perkantoran. Namun belum ada laporan tentang kematian. Tiga orang cedera
dan telah dibawa ke rumah sakit, dimana bangunan rumah sakit juga rusak akibat
gempa. Dilaporkan bahwa 10 orang hilang. Hal lain yang terjadi : kebakaran
terjadi di alun-alun menghanguskan sebagian bangunan di daerah tersebut, pipa-
pipa air pecah di beberapa tempat, ratusan orang mengalami cedera ringan,
jaringan telepon rusak, binatang banyak yang lepas dari kebun binatang dan
berkeliaran, penjahat mulai menjarah toko-toko, rumah-rumah banyak yang
rusak/hancur berat sehingga perlu tempat penampungan/tenda-tenda darurat dan
jalan raya banyak yang amblas atau rusak karena tertimpun reruntuhan gempa.

Selanjutnya, ekspresikan perasaan negatifmu tentang gempa dengan cara mengisi


tabel sebagai berikut :

4. Untuk kolom warna berilah warna pada kotak sesuai dengan perasaan yang tertulis
pada kolom perasaan dengan alat gambar
5. Untuk kolom garis dan bentuk, buatlah garis dan bentuk dengan menggunakan pensil
atau spidol hitam dan buatlah sesuai perasaan
6. Langkah berikutnya merupakan cara untuk mengurangi perasaan negatif masing-
masing yaitu mengis tabel selanjutnya. Disini siswa dapat menggambar warna, garis
dan bentuk yang menurutmu dapat mengurangi perasaan negatifmu
7. Setelah selesai, tukar Lembar Kerja Siswa dengan teman sebangku dan diskusikanlah
berdua dengan memilih warna, garis dan gambar seperti apa yang dikerjakan

PENEGASAN

1. Siswa dapat mengekspresikan seluruh perasaan yang dialaminya saat gempa terjadi,
karena proses menggambar merupakan suatu bentuk komunikasi no-verbal

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 79 dari 88


2. tidak semua siswa dapat mengekspresikan perasaannya secara terbuka dalam
bentuk kata-kata. Juga dapat disebabkan karena kepribadian siswa yang tertutup,
faktor budaya dan lainnya
3. warna dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : warna terang (seperti: merah,
jingga dan kuning) yang dapat menumbuhkan persaan ceria, senang dan gembira
namun pada saat yang sama merupakan warna bencana (disaster color). Warna
gelap seperti hitam dan ungu umumnya mengekspresikan perasaan sedih. Warna
teduh seperti : biru dan hijau umumnya mengekspresikan perasaan sedih,
meneduhkan dan rasa tenang, pada sat yang sama merupakan warna ”pertolongan”
(relief).

Tabel 4.1.1. Ekspresi Perasaan Negatif dalam Warna, Garis dan Bentuk

Perasaan Warna Garis Bentuk

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 80 dari 88


(warnailah kotak ini) (gambarkan garis) (gambarkan bentuk)
Sedih

Takut

Khawatir

Kecewa

Bingung

Marah

Berani

Senang

Bosan

Malas

Sepi

Tabel 4.1.2. Mengurangi Perasaan Negatif dalam Warna, Garis dan Bentuk

Warna Garis Bentuk


Perasaan
(warnailah kotak ini) (gambarkan garis) (gambarkan bentuk)
Sedih

Takut

Khawatir

Kecewa

Bingung

Marah

Berani

Senang

Bosan

Malas

Sepi

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 81 dari 88


KEGIATAN 2

MENGATASI PERASAAN NEGATIF AKIBAT GEMPA DENGAN


MENGGAMBAR DAN MEWARNAI

PENGANTAR

Peristiwa gempa bumi merupakan pengalaman menakutkan yang terjadi pada diri
siswa dan dapat menimbulkan perasaan negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian mereka tentang perasaan negatif terhadap
gempa dengan menggambar dan mewarnai

TUJUAN

1. Siswa dapat mengekspresikan perasaan negatifnya seperti perasaan jengkel, marah


dan lainnya yang terpendam dengan cara menggambar garis, warna dan bentuk
2. Siswa dapat mengurangi perasaan negatifnya terhadap bencana gempa dengan
menggambar garis, warna dan bentuk

ALAT DAN BAHAN

 Alat gambar : spidol/krayon/pensil warna/cat air


 Alat tulis : pensil, penghapus

WAKTU: 1 X 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Dengarkan penjelasan guru tentang latar belakang dan tujuan kegiatan


2. Bacalah puisi ”Warna-warna Gempa” sebagai berikut :
 Kuning adalah warna yang digunakan oleh polisi untuk membatasi daerah
berbahaya
 Merah adalah rumah yang terbakar
 Oranye adalah tanda kita harus mengemas barang-barang kita

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 82 dari 88


 Biru adalah sedihnya hatiku
 Hijau adalah warna tenda-tenda darurat yang dipasang
 Coklat adalah lumpur di sepatuku
 Putih adalah muka-muka pucat setelah gempa
 Hitam adalah rumah yang hangus terbakar
 Merah putih adalah warna bendera negeriku
 Merah muda dan coklat adalah tangan-tangan orang yang menolong/memberi
bantuan
3. Gambarkan suasana yang ada sesuai dengan puisi di atas
4. Setelah selesai, pikirkan hal-hal yang membuatmu senang dan bahagia. Tulislah puisi
tentang hal tersebut dan buatlah gambarnya
5. Setelah selesai menggambar, kalian dapat mengungkapkan perasaan dengan maju ke
depan kelas untuk membaca puisimu dan gambarmu bila itu yang kalian inginkan
6. Pada bagian akhir jawablah pertanyaan guru dengan jelas.

PENEGASAN

1. Peristiwa gempa bumi merupakan pengalaman menakutkan yang terjadi pada diri
siswa dan dapat menimbulkan perasaan negatif.
2. Diperlukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian mereka tentang perasaan
negatif terhadap gempa dengan menggambar dan mewarnai.
3. Siswa harus mampu membuka diri setlah kejadian gempa yang dialami

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 83 dari 88


KEGIATAN 3

MENGATASI PERASAAN NEGATIF AKIBAT GEMPA DENGAN


MENDENGARKAN LAGU

PENGANTAR

Pada kegiatan ini diciptakan suasana agar kita semua merenungkan diri tentang
hikmah dari tragedi yang terjadi melalui memperdengarkan lagu-lagu yang bermakna
mengingat kebesaran Allah SWT. Namun perlu diselingi juga dengan lagu-lagu yang
ceria agar kita tidak larut dalam kesedihan.

TUJUAN

Mengalihkan perhatian dari trauma yang dialami dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT serta menyiapkan diri untuk menghadapi bencana.

BAHAN DAN ALAT

CD/kaset dan alat-alatnya

WAKTU: 1 x 20 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Diperdengarkan lagu
a. Masih Ada Waktu (Ebiet G. Ade)
b. Astagfirullah (Opick)
c. Goyang Duyu (Project Pop)
2. Diskusikan tentang pelajaran yang dapat diambil dari makna lagu yang didengar.

PENEGASAN

Untuk mengalihkan perhatian kita semua yang mengalami trauma bencana dapat
dilakukan berbagai jenis kegiatan, salah satu yang disarankan dalam modul ini adalah
mendengarkan lagu. Pada dasarnya semua jenis kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan
kreatfitas kita dan peralatan yang tersedia.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 84 dari 88


KEGIATAN 4

MENGATASI PERASAAN NEGATIF AKIBAT GEMPA DENGAN CARA


MELAKUKAN GERAKAN FISIK BERUPA PERMAINAN

PENGANTAR

Gerakan fisik merupakan cara yang baik untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan yang terjadi pada siswa. Sentuhan tangan dan pelukan lembut dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada siswa. Permainan merupakan sebuah bentuk
aktivitas fisik yang menyenangkan dan dapat dilakukan bersama-sama oleh siswa.
Permainan ular-ularan, rebutan kursi, permainan kucing-tikus dan permainan elang-ular
adalah bentuk permainan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini dalam rangka
mengurangi perasaan negatif akibat gempa

TUJUAN

1. Siswa dapat mengalihkan perasaan negatif dengan permainan dengan menggunakan


gerakan fisik yang menggembirakan. Gerakan fisik berupa permainan.

ALAT DAN BAHAN

Sesuai kebutuhan

WAKTU: 1 x 40 menit

LANGKAH KEGIATAN

1. Dengarkan penjelasan guru mengenai latar belakang dan tujuan kegiatan ini.
Permainan ini bertujuan untuk mengalihkan perasaan negatif terhadap gempa.
Permainan ini ada 4 yaitu : Permainan ular-ularan, rebutan kursi, permainan kucing-
tikus dan permainan elang-ular
A. Permainan ular-ularan
Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 85 dari 88
 Pertama-tama lakukan undian sehingga di dapat dua anak ”terhukum” yang
akan menjadi ”pintu goa”, anak yang lainnya menjadi ular-ularan
 ”Pintu goa” di bentuk dari dua anak yang berhadap-hadapan dan saling
bergenggaman tangan teman. Ular-ularan dibentuk dari anak-anak yang
berbaris berurutan, dengan memegang pundak teman di depannya

 Lalu nyanyikan lagu permainan ular-ularan, lagu bisa dari lagu daerah yang
bersifat gembira dan dinamis
 Sambil menyanyi, ular-ularan masuk ke dalam pintu goa dari urutan anak
yang paling depan (kepala ular) sampai dengan anak terakhir (ekor ular)
 Guru akan memberi tanda, misalkan dengan peluit atau tepukan, agar
nyanyian dihentikan, kemudian pintu goa tertutup. Bagian dari ular-ularan
yang masuk pintu goa akan terperangkap sehingga anak tersebut diberi
hukuman. Hukuman bisa berupa bernyanyi, pantomim atau baca puisi. Anak
yang tertangkap setelah melakukan hukuman menjadi pintu goa.
 Ulangi permainan sampai dengan secukupnya

B. Rebutan kursi
 Permainan ini dirancang untuk 10 orang dengan menggunakan 9 kursi. Anak-
anak tersebut berputar mengelilingi kursi dengan bernyanyi (lagu daerah yang
bersifat riang dan dinamis). Guru nanti akan yang memberikan perintah
duduk di kursi atau dengan membunyikan peluit atau memberi aba-aba
berhenti, bernyanyi dan berputar sehingga siswa berhenti dan mencari kursi
untuk diduduki

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 86 dari 88


Kursi Bernyanyi sambil
berputar
Siswa mengelilingi kursi

 Akan ada anak yang tidak mendapatkan kursi, anak tersebut diberikan
hukuman, misalnya dengan menyanyi
 Ulangi permainan sampai dengan secukupnya

C. Permainan kucing-tikus
 Guru menetapkan seorang anak yang menjadi kucing dan tiga anak menjadi
tikus dengan undian
 Siswa lainnya membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan
menghadap ke dalam. Tiga tikus berada di dalam lingkaran dan kucing
berada di luar lingkaran (gambar)
 Kucing akan selalu berusaha menangkap tikus, siswa yang bergandengan
tangan berfungsi sebagai pagar yang dapat terbuka dan tertutup terhadap
kucing. Siswa yang bergandengan tangan dapat membiarkan tikus keluar
linglkaran selama kucing berusaha untuk masuk ke lingkaran
 Apabila kucing dapat menyentuh tikus, maka si tikus tertangkap. Siswa
tersebut dihukum. Permainan dilanjutkan lagi dengan si tikus yang menjadi
kucing. Kucing yang berhasil menangkap tikus masuk ke dalam lingkaran
siswa sebagai pagar. Di undi satu orang yang berasal dari siswa di lingkaran
yang akan berperan menggantikan tikus yang tertangkap. Permainan di ulang
secukupnya
D. Permainan elang-ular

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 87 dari 88


 Dalam permainan ini ditetapkan satu orang anak sebagai elang dan yang
lainnya sebagai ular dengan cara memegang pinggang teman yang ada di
depannya. Sang ular mempunyai kepala, badan dan ekor. Seorang anak akan
ditentukan oleh guru untuk menjadi sebagai kepala ular dan undi seorang
anak untuk menjadi ekor ular.
 Elang berusaha menyerang ular dengan cara menagkap siswa yang berperan
sebagai ekor ular. Kepala ular harus melindungi ekor ular. Karena badan ular
panjang, dalam permainan ini siswa yang berperan sebagai ularakan meliuk-
liuk untuk melindungi sang ekor dari incaran elang.
 Apabila badan ular putus, yaitu lepasnya pegangan ke pinggang siswa, maka
siswa dari kepala ular sampai tempat putus tersebut dapat meneruskan
permainan, sedangkan permainan yang lainnya tidak boleh. Permainan
selesai apabila elang dapat menyentuh ekor ular. Siswa yang tersentuh
diberikan hukuman dengan menyanyi dan permainan diulang secukupnya.

PENEGASAN

Untuk mengalihkan perhatian siswa yang mengalami trauma bencana dapat dilakukan
berbagai jenis permainan, yang ada dalam modul ini merupakan beberapa contoh saja.
Pada dasarnya semua jenis permainan yang sudah pernah dikenal anak dapat dilakukan.

Bekerjasama dengan MODUL TANGGAP GEMPA Hal 88 dari 88

Anda mungkin juga menyukai