PENDAHULUAN
1
akuntabel serta dengan menjaga sinergi yang konstruktif diantara
pemerintah, sektor swasta dan juga masyarakat. 1
1 Agus Pramusinto dan Erwan Agus Purwanto. 2009. Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan Dan
Pelayanan Publik: Kajian Tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia, hlm 87
2
K-MOB merupakan hasil penyempurnaan dari sistem SKP Online yang
sebelumnya dikembangkan. Penyempurnaan ini akan terus berlanjut
mengikuti arah perkembangan zaman, dan saat ini K-MOB masih dalam
tahap pembiasaan belum efektif diterapkan di Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Penyempurnaan ini dilakukan dengan tujuan agar para ASN
bekerja lebih efektif serta penilaian kinerja akan didapat berdasarkan data
yang lebih valid.
Dengang K-MOB karir ASN bisa mengalami akselerasi, hal tersebut
sesuai dengan penekanan Gubernur Jawa Barat dalam menilai
pencapaian karir ASN. Dalam penekanannya ada tiga aspek yang menjadi
penilaian karir ASN, aspek pertama adalah sasaran kinerja, yang kedua
prilaku kinerja, dan yang ketiga adalah inovasi. Dengan inovasi itu lah
yang bisa menjadikan ASN mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Dalam K-MOB ini para ASN akan mengisi rincian Tupoksi
didalam smarthpone masing-masing sesuai dengan jabatan masing-
masing ASN yang sudah disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Nomor
24 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Daftar Nomenklatur Jabatan Pelaksana
Pegawai Negeri Sipil Pada Perangkat Daerah Provinsi Jawa.
Dalam K-MOB para ASN diharuskan melaporkan capaian kinerja sesuai
dengan rincian Tupoksi setiap harinya, kemudian capaian Kinerja tersebut
akan dikonversikan kedalam nilai rupiah. Dengan seperti itu take home
pay setiap ASN sesuai dengan capaian kinerja ASN itu sendiri, bisa kita
simpulkan bahwa tidak akan ada potongan tunjangan bagi ASN. Jadi jika
dalam hari tertentu salah satu ASN tidak dapat bekerja maka tidak akan
adaq nilai rupiah yang di dapat ASN itu sendiri, sebaliknya semakin
banyak ASN itu berkarya dan berinovasimaka akan lebih besar nilai rupiah
yang akan di dapat untuk ASN itu sendiri.
Penggunaan Aplikasi K-MOB juga dapat meningkatkan efesiensi
anggaran karena dengan aplikasi K-MOB, kini tidak usah lagi
menggunakan mesin finger print yang harganya jutaan rupiah. Sedangkan
3
jumlah mesin finger print yang dibutuhkan cukup banyak dan mungkin
mencapai nilai rupiah yang fantastis.
Dan pertanggal 21 Januari 2019 Aplikasi K-MOB ini sudah dilegalisasi
melalui Surat Edaran Nomor : 060/03/BKD tentang Aplikasi Kinerja Mobil.
Itu artinya seluruh ASN di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
sudah harus melakukan penyesuaian dengan Aplikasi K-MOB.
Dengan sistem yang dibangun seperti demikian diharapkan menjadi
pemicu untuk ASN dalam berkinerja lebih baik dan juga ASN akan lebih
bisa dihargai dalam setiap karya dan kinerja yang dihasilkannya. Semoga
kedapan dengan K-MOB ini bisa membawa ASN lebih Profesional dan
mewujudkan Jabar Juara dengan Ngabret4
http://bkd.jabarprov.go.id/berita/131-dengan-k-mob-tidak-ada-lagi-istilah-
pemotongan-tunjangan
1. Dinas luar
2. Cuti
3. Lembur
4. Izin
KINERJA
MUTU
N NILAI UNIT PERIOD
Perangkat Daerah | UPTD LAYANA
o IKM PELAYANA E
N
N
Cabang Dinas Pendidikan
1 Wilayah I 79,52 B Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
2 Wilayah II 68,31 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
3 Wilayah III 73,57 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
4 Wilayah IV 77,48 B Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
5 Wilayah V 76,25 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
6 Wilayah VI 85,48 B Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
7 Wilayah VII 73,82 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
8 Wilayah VIII 75,74 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
9 Wilayah IX 75,05 C Kurang Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
10 Wilayah X 80,04 B Baik 2019
Cabang Dinas Pendidikan
11 Wilayah XI 72,79 C Kurang Baik 2019
5
http://jipp.jabarprov.go.id/indeks-kepuasan-masyarakat/
7 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi Kebijakan Publik,
Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. hlm 125-126
8 Solahuddin Kusumanegara.2009. Model Dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. hlm 97
8
9 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi Kebijakan Publik,
Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. hlm 21 10 Samodra Wibawa. 1994. Kebijakan Publik.
hlm 15 7
9
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan dari para pegawai
terhadap implementasi kebijakan K MOB di Lingkungan Kantor
Cabang Dinas Pendidikan wilayah V Propinsi Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung
dan yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi
kebijakan K MOB di Lingkungan Kantor Cabang Dinas
Pendidikan wilayah V Propinsi Jawa Barat.
1. Manfaat Akademis
Melalui penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi perkembangan
ilmu administrasi dan perkembangan ilmu tentang kebijakan publik,
dan juga dapat menambah wawasan bagi penulis sendiri. dan juga
bermanfaat bagi masyarakat tentang pentingnya kebijakan publik
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan publik.
2. Secara Praktis
Secara langsung melalui penelitian ini pemerintah diharapkan
mampu menjadi acuan dalam perbaikan kinerja pegawai dan lebih
menguatkan pengawasan terhadap kinerja pegawai dilingkungan
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan terkait kinerja pegawai di era otonomi daerah
secara efektif, efesien, transparan dan akuntabel.
10
terhadap kinerja aparatur pengelelola keuangan daerah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa e-kinerja dan penghargaan secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelolaan keuangan
daerah.11
11 Putri, dkk. 2014. Pengaruh Penerapan E-Kinerja Dan Penghargaan (Reward) Terhadap
Kinerja Aparatur Pengelolaan Keuangan Di Lingkungan Pemerintahan Kota Banda Aceh.
Volume 3. no. 4. hlm 9
Penelitian yang relevan lain juga lakukan oleh Diva Riza Fahlefi, 2016
“Upaya Peningkatan Kinerja Di Pemerintah Kota Semarang Melalui
Program E-Kinerja Dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)”.
Dalam penelitiannya, peneliti menyimpulkan bahwa Pemerintah Kota
Semarang memberikan suatu gagasan baru mengenai tnjangan yang
didapatkan pegawai. Untuk membantu terlaksananya produktivitas
pegawai berbasis kinerja, Pemerintah membuat suatu program yang
dapat memasukkan data-data yang telah pegawai kerjakan melalui e-
kinerja, sedangkan untuk Tambahan Penghasilan penilaian yang
diberikan dari data hands key tiap pegawai dengan penilaian absensi
pegawai, disiplin tidaknya pegawai masuk dan pulang kerja, serta
sering mangkir tidaknya pegawai dalam bekerja. Dari data-data itulah
yang nantinya dibuat menjadi uang kinerja dan Tambahan Pengasilan
Pegawai. Disini dijelaskan mulai dari mekanisme, e-kinerja,
mekanisme TPP, sampai Dampak dari penggajian berbasis kinerja
melalui ekinerja dan TPP. 12
Diva Riza Fahlefi. 2016. Upaya Peningkatan Kinerja Di Pemerintah Kota Semarang
Melalui Program E-Kinerja Dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Jurnal STIE
Semarang. vol 8, no 1. hlm 117
11
12
BAB II
LANDASAN TEORI
13
Ilmiah, sebab-sebab dan konsekuensi kebijakan publik. Ada tiga hal pokok
yang perlu diperhatikan dalam analisis kebijakan publik: Pertama, fokus
utamanya adalah mengenai penjelasan kebijakan bukan mengenai
anjuran kebijakan yang pantas. Kedua, sebab-sebab dan konsekuensi
dari kebijakan-kebijakan publik diselidiki dengan teliti dan dengan
menggunakan metodelogi ilmiah. Ketiga, analisis dilakukan dalam rangka
mengembangkan teori-teori umum.2
14
1 Abdullah Ramdhani dan Muhammad Ali Ramdhani. 2017. Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan
Publik, Jurnal Publik, Vol. 11. No. 01. hlm. 3
2 Budi winarno. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses Dan Studi Kasus). hlm. 34
3 Samodra Wibawa. 2015. Kebijakan Publik. hlm.
Kebijakan publik mempunyai sifat mengikat dan harus dipatuhi oleh
seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali. Sebelum kebijakan publik
tersebut diterbitkan dan dilaksanakan, kebijakan tersebut harus ditetapkan
dan disahkan oleh badan/ lembaga yang berwenang. Peraturan
perundang-undangan sebagai produk dari kebijakan publik merupakan
komoditas politik yang menyangkut kepentingan publik.
4 Abdullah Ramdhani dan Muhammad Ali Ramdhani. 2017. Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan
Publik. Jurnal Publik. Vol. 11. No. 01. hlm. 1
5 Budi Winarno. 2012. Kebijakan publik (Teori, Proses Dan Studi Kasus). hlm 147
15
6 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi Kebijakan Publik,
Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. hlm 21
7 Budi Winarno, 2012, Kebijakan Publik (Teori, Proses Dan Studi Kasus), hlm 148
16
8 Budi Winarno, 2012, Kebijakan Publik (Teori, Proses Dan Studi Kasus), hlm 219
9 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi kebijakan publik, konsep
dan aplikasinya Di Indonesia. hlm 85
10 AG. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, Dan Aplikasi). 18
17
kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi
kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak,
bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elit
politik mendukung implementasi kebijakan.
6. Disposisi implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni; (a)
respon implementor terhadap kebijakan, (b) kongsi, yakni pemahamannya
untuk melaksanakan kebijakan, dan (c) intensitas disposisi implementor,
yakni prefensi nilai yang dimiliki oleh implementor.
Dalam kinerja, ada enam kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur
kinerja antara lain:
1. Kualitas pekerjaan (quality)
2. Kuantitas pekerjaan (quantity)
3. Ketepatan waktu (timeliness)
18
11 Harbani Pasolong. 2016. Teori Administrasi Publik. hlm 176
12 Prawirosentono, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. hlm 120
Aplikasi K MOB terdiri dari dua buah modul, yaitu modul Presensi Mobile
dan SKP Online. Presensi Mobile yang ditampilkan meliputi Kehadiran
pegawai di kantor menggunakan Wi Fi, Kehadiran pegawai di Luar Kantor
menggunakan GPS, Pengajuan dan persetujuan atasan dalam usulan
Dinas luar, Cuti, Lembur, Izin, Ketidakhadiran Tanpa Keterangan dan
penindakan disiplin , Laporan presensi personal dan unit kerja, dan
Laporan Dinas Luar.
19
disinkronkan dengan data presensi pegawai, data penyerapan anggaran
dan data output kinerja pegawai yang tersedia.
Dengan K-MOB karir ASN bisa mengalami akselerasi, hal tersebut sesuai
dengan penekanan Gubernur Jawa Barat dalam menilai pencapaian karir
ASN. Dalam penekanannya ada tiga aspek yang menjadi penilaian karir
ASN, aspek pertama adalah sasaran kinerja, yang kedua prilaku kinerja,
dan yang ketiga adalah inovasi. Dengan inovasi itu lah yang bisa
menjadikan ASN mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
14 http://bkd.jabarprov.go.id/berita/131-dengan-k-mob-tidak-ada-lagi-istilah-pemotongan-tunjangan
20
2.5 Kinerja Birokrasi
21
19 Harbani Pasolong. 2016. Teori Administrasi Publik. hlm 68
20 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
21 Miftah Thoha. 2011. Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi. hlm 37
Weber juga mengatakan bahwa tipe birokrasi yang ideal adalah suatu
birokrasi yang mempunyai suatu bentuk yang pasti dimana semua fungsi
dijalankan dalam cara cara yang rasional. Menurut Weber tipe ideal
birokrasi yang rasional itu dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
22
nilai baru administrasi publik, yaitu pelayanan yang efesien kepada
pelanggan.
23 Miftah Thoha. 2011. Birokrasi Pemerintah Indonesia Di Era Reformasi. hlm. 18-19 24
23
pengawasan dan prosedur birokrasi yang rumit, serta menjadikan aktivitas
organisasi tidak fleksibel.
-Memantau pegawai
pada jam kerja Konsep implementasi Permasalahan kinerja
-Membuat pegawai kebijakan menurut Van Meter ASN
lebihbertanggung jawab dan Van Horn: - Bekerja tidak sesuai
-Bekerja susuai dengan 1. Standar dan sasaran dengan tugas pokok dan
tugas pokok dan kebijakan fungsinya
fungsinya dan juga 2. Sumberdaya - Tidak disiplin
beban kerja 3. Hubungan antar organisasi -Tidak bertanggungjawab
-Meningkatkan kinerja 4. Karakteristik agen
aparatur dan organisasi pelaksana
- Keadilan dalam 5. Kondisi sosial, politik dan
memberikan tunjangan ekonomi
kinerja 6. Disposisi Implementor
Keberhasilan
Implementasi
Kebijakan K Mob
24
BAB III
METODE PENELITIAN
2 Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. hlm. 3-5
25
3.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah di
Lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Propinsi Jawa
Barat Jalan Selabintana Km.6 No. 398 Desa Karawang Kabupaten
Sukabumi karena, menurut pengamatan awal penulis di Kantor Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah V Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat
sudah menerapkan kebijakan K MOB.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan dinilai sesuai
dengan tujuan atau masalah penelitian. Terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan ini mengenai implementasi kebijakan K MOB, maka
sampel dan sumber datanya diperoleh dari orang-orang yang memahami
tentang kebijakan K MOB.
1. Observasi
2. Wawancara
27
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010). hlm. 117 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010). hlm. 118
3. Dokumentasi
1. Pengumpulan Data
Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil
wawancara, hasil observasi dan berbagai dokumen berdasarkan
kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian
dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan
final dapat ditarik dan diverifikasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data
dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan
tindakan.
28
Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari
suatu kegiatan kofigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung.5
5 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode
Baru, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2007), hlm. 16-18.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30
masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun
2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata
kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka
pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki
peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.
A. Visi
B. Misi
Misi pertama, membentuk manusia pancasila yang bertaqwa; melalui
peningkatan peran masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban,
dengan sasaran misi yaitu pesantren juara, masjid juara, dan ulama juara;
Misi kedua, melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia
dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif; dengan
sasaran misi yaitu kesehatan juara, perempuan juara, olahraga juara,
31
budaya juara, sekolah juara, guru juara, ibu juara, millenial juara,
perguruan tinggi juara, dan smk juara;
1 https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1352
32
4.1.6 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi Jawa Barat
Pemerintah
N
o SKPD Total
1 SEKRETARIAT DAERAH 713
2 SEKRETARIAT DPRD 128
2619
3 DINAS PENDIDIKAN 8
4 DINAS KESEHATAN 1344
5 BADAN PENDAPATAN DAERAH 800
6 DINAS SOSIAL 382
7 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 362
8 DINAS PERHUBUNGAN 286
9 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN 167
10 DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG 646
11 DINAS SUMBER DAYA AIR 307
12 DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 158
13 DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 299
14 DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL 95
15 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 278
16 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA 650
17 DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN 337
18 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 222
19 DINAS KEHUTANAN 677
20 DINAS PERKEBUNAN 156
21 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 117
22 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 136
23 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 42
24 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 190
25 INSPEKTORAT DAERAH 140
26 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 151
27 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 104
28 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 123
29 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 126
30 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 157
31 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 62
33
32 DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH 142
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN
33 ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 76
34 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 90
35 BADAN PENGHUBUNG 31
36 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH 55
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
37 SATU PINTU 119
38 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 55
1. Tahapan Pembiasaan
Merupakan tahapan pra kondisi dan simulasi aplikasi yang dilakukan
pada bulan Januari s.d Maret 2019, pada tahap ini setiap pegawai
diwajibkan meng-install aplikasi pada handphone pegawai dan
menggunakan beberapa menu aplikasi, yaitu :
a. Menu SKP Individu
b. Menu Presensi Mobile
c. Menu Rapat
d. Penilaian 360°
Apabila pegawai pada tahap ini tidak melakukan instalasi dan tidak
menggunakan aplikasi, akan diperingatkan paling banyak tiga kali dan
pada bulan berikutnya TPP pegawai akan ditahan untuk sementara
waktu atau tidak diberikan.
2. Tahapan Pemberlakuan
35
Merupakan tahapan penerapan efektif bagi seluruh pegawai dengan
menggunakan keseluruhan menu aplikasi, dimulai April sd Desember
2019 pada tahapan ini TPP pegawai dibayar sesuai dengan nilai dan
jumlah yang tertera pada aplikasi berdasarkan perhitungan system.
3. Tahapan Pengembangan
Merupakan tahapan pengembangan aplikasi sesuai hasil evaluasi dan
monitoring selama tahapan pembiasaan dan pemberlakuan.
Untuk penerapan K-Mob, akan dilakukan sosialisasi dan simulasi
bagi pegawai secara bertahap, yaitu
1. Sosialisasi bagi Kepala Perangkat Daerah
2. Sosialisasi bagi pejabat Struktural eselon III dan IV
3. Sosialisasi bagi pejabat fungsional
4. Sosialisasi bagi pegawai pada perangkat daerah masing-masing.
36
yang telah ditentukan. Meskipun banyak penolakan-penolakan yang
dilakukan, para pergawai secara tidak langsung dituntut untuk mengikuti
kebijakan K MOB, karena kebijakan ini menyangkut dengan laporan hasil
pekerjaan yang telah dilakukan dan juga akan berpengaruh terhadap
pemberian tunjangan pekerjaan setiap bulannya.
a. Faktor Pendukung
1.https://regional.kompas.com/read/2019/02/12/12002161/selfie-jadi-bukti-kehadiran-pns-di-jabar
37
Terdapat juga hal lain yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi
kebijakan K MOB adalah dengan adanya pusat pengaduan atau pusat
informasi yang bertujuan untuk mengetahui masalah apa saja yang
dihadapi oleh para pegawai sehingga bisa menanyakan langsung dan
mendapatkan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
b. Faktor Penghambat
https://fajarsatu.com/2019/10/bkd-sosialisasikan-k-mob-kepada-asn-disdik-jabar/
38
Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah monitoring dan evaluasi dari
pimpinan sehingga kendala dari penerapan K Mob tidak menjadi alasan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan public.
Adapun aspek teknis yang menjadi kendala adalah masih banyak daerah-
daerah yang belum terjangkau sinyal 4G.
39
BAB V
5.1 Kesimpulan
41
penolakan juga perlu dilakukan sosialisasi agar para pegawai yang
melakukan penolakan tersebut dapat menerima kebijakan K MOB.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia. Winarno,
Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus).
Yogyakarta: CAPS.
B. Sumber Hukum
PP Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kerja Pegawai Negeri
Peraturan Gubernur 75 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil
Surat Edaran BKD Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Aplikasi Kinerja Mobile
44
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
1. Nama lengkap : Enung Marhamah, S.Sos, MM
2. Tempat tanggal lahir : Garut, 14 Januari 1975
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Status : Menikah
7. Alamat : Kp. Sukawarna III RT/06. RW09 Desa
Sarampad Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur
Orang Tua/Wali
1. Nama ayah : H. Tarmulloh
2. Nama Ibu : Hj. Aisyah
3. Alamat orang tua : Warung Tanjung No. 378 Desa
Pasawahan Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut
Riwayat Pendidikan
1. SDN Tanjung Kamuning 1 1984
2. SMPN Tarogong 1990
3. SMAN Leles 1993
4. STISIP Garut 1999
5. UNSUR Cianjur 2006
6. IMMI Jakarta 2010
45
46
47