Anda di halaman 1dari 25

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


NOMOR: 164/K.1/PDP.07/2020
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SELEKSI CALON
PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Peraturan


Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Seleksi Calon Peserta Pelatihan Kepemimpinan, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Seleksi Calon
Peserta Pelatihan Kepemimpinan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5494);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5601);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan
-2-

atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017


tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6477);
4. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 162);
5. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 3
Tahun 2018 tentang Produk Hukum di Lingkungan
Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 222);
6. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 3
Tahun 2020 tentang Seleksi Calon Peserta Pelatihan
Kepemimpinan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 151);
7. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 8
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 494);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SELEKSI
CALON PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN.

KESATU : Pedoman Teknis Pelaksanaan Seleksi Calon Peserta


Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KESATU menjadi acuan bagi Lembaga Penyelenggara
Pelatihan dalam melaksanakan Seleksi Calon Peserta
Pelatihan Kepemimpinan.
-3-

KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal 1 Januari 2020.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Februari 2020
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
NOMOR: 164/K.1/PDP.07/2020
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN
SELEKSI CALON PESERTA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mendukung pengembangan kompetensi manajerial


Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Non Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang akan menduduki Jabatan Pengawas, Jabatan
Administrator, Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, atau Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya sesuai ketentuan perundang-undangan,
diwujudkan melalui pelatihan struktural kepemimpinan. Pelatihan
struktural kepemimpinan tersebut terdiri dari Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas, Pelatihan Kepemimpinan Administrator, Pelatihan
Kepemimpinan Nasional Tingkat II, dan Pelatihan Kepemimpinan
Nasional Tingkat I. Pelatihan Kepemimpinan tersebut dilaksanakan oleh
Lembaga Administrasi Negara dan/atau Lembaga Pelatihan Pemerintah
Terakreditasi sesuai dengan amanat ketentuan Pasal 217 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil.

Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Non Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang akan mengikuti Pelatihan Kepemimpinan harus didasarkan
pada peta jabatan, proyeksi kebutuhan pengisian jabatan, pembinaan
dan pengembangan karier, dan/atau manajemen talenta yang
diterapkan di Instansi Pemerintah. Bagi Pegawai tersebut harus
mengikuti dan lulus seleksi sebagai calon peserta Pelatihan
Kepemimpinan.
-5-

Untuk mendukung penyelenggaraan seleksi bagi calon peserta pelatihan


kepemimpinan sesuai dengan jenjang pelatihannya, maka perlu
dilakukan penyesuaian kebijakan untuk memperluas akses
pengembangan kompetensi manajerial melalui pelatihan kepemimpinan
dan sebagai pedoman teknis bagi penyelenggara seleksi dalam
menyelenggarakan seleksi calon peserta pelatihan kepemimpinan.

Untuk mendorong terwujudnya sistem merit pada instansi pemerintah


perlu dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika
kebijakan, oleh karena itu Lembaga Administrasi Negara telah
menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun
2020 tentang Seleksi Calon Peserta Pelatihan Kepemimpinan yang
mencabut Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1
Tahun 2004 tentang Pedoman Seleksi Calon Peserta Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, II, II, dan IV.

Dengan ditetapkannya Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor


3 Tahun 2020 tentang Seleksi Calon Peserta Pelatihan Kepemimpinan
untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 17, maka ditetapkanlah
Keputusan Kepala LAN tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Seleksi
Calon Peserta Pelatihan Kepemimpinan sebagai acuan instansi
penyelengggara seleksi dalam pelaksanaan seleksi calon peserta
pelatihan kepemimpinan.

B. Ketentuan Umum

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:


1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
-6-

Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk


menduduki jabatan pemerintahan.
4. Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I yang selanjutnya
disebut PKN Tingkat I adalah pelatihan struktural kepemimpinan
madya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
5. Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II yang selanjutnya
disebut PKN Tingkat II adalah pelatihan struktural kepemimpinan
pratama sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang
mengatur mengenai manajemen PNS.
6. Pelatihan Kepemimpinan Administrator yang selanjutnya disebut
PKA adalah pelatihan struktural kepemimpinan administrator
sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur
mengenai manajemen PNS.
7. Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang selanjutnya disebut PKP
adalah pelatihan struktural kepemimpinan pengawas sebagaimana
diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur mengenai
manajemen PNS.
8. Pelatihan Struktural Kepemimpinan yang selanjutnya disebut
Pelatihan adalah PKN Tingkat I, PKN Tingkat II, PKA atau PKP.
9. Seleksi adalah proses penentuan calon peserta Pelatihan.
10. Tim Seleksi adalah tim yang dibentuk untuk melaksanakan Seleksi.
11. Calon Peserta Seleksi yang selanjutnya disebut Calon Peserta
adalah PNS dan/atau nonPegawai ASN yang akan mengikuti
Seleksi.
12. Potensi Peserta adalah kemampuan dasar terpendam yang terdiri
atas daya pikir, kecenderungan karakteristik kepribadian, dan sifat
individu yang masih mungkin untuk diaktualisasikan dan
dikembangkan.
13. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Pejabat yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB adalah
pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-7-

15. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi daerah.


16. Lembaga Administrasi Negara selanjutnya disingkat LAN adalah
lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan
melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN
sebagaimana diatur dalam undang-undang yang mengatur
mengenai ASN.
-8-

BAB II
PANDUAN PELAKSANAAN

A. Ruang Lingkup Panduan

Panduan teknis pelaksanaan seleksi ini dikelompokkan berdasarkan


seleksi calon peserta PKN Tingkat I dan PKN Tingkat II, dan PKA dan
PKP.
Ruang lingkup pelaksanaan seleksi calon peserta pelatihan
kepemimpinan, meliputi:
1. perencanaan pelaksanaan seleksi yang meliputi:
a. mekanisme perencanaan;
b. kepesertaan;
c. penyelenggara seleksi;
d. fasilitas; dan
e. pendanaan,
2. pelaksanaan seleksi yang meliputi:
a. metode pelaksanaan seleksi;
b. tahapan seleksi;
c. tata tertib seleksi;
d. komponen penilaian; dan
e. keputusan hasil seleksi; dan
3. pengawasan dan pengendalian yang meliputi:
a. evaluasi pelaksanaan seleksi;
b. monitoring dan evaluasi; dan
c. laporan pelaksanaan seleksi.

B. Perencanaan
1. Mekanisme Perencanaan
a. Perencanaan pelaksanaan Seleksi Calon Peserta PKN Tingkat I
dan PKN Tingkat II, diatur sebagai berikut:
1) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta menyusun pemetaan
kebutuhan pelaksanaan seleksi dan menetapkan Calon
Peserta pada tahun berjalan;
2) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta menyampaikan usulan
-9-

Calon Peserta kepada Kepala LAN melalui deputi LAN yang


menyelenggarakan urusan di bidang penyelenggaraan
pengembangan kompetensi paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum pelaksanaan seleksi;
3) Deputi LAN yang menyelenggarakan urusan di bidang
penyelenggaraan pengembangan kompetensi dapat
memberikan jawaban persetujuan atau belum menyetujui
usulan Calon Peserta; dan
4) Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada angka 3),
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pemanggilan
Calon Peserta.
b. Perencanaan pelaksanaan Seleksi Calon Peserta PKA dan PKP,
diatur sebagai berikut:
1) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta menyusun pemetaan
kebutuhan pelaksanaan seleksi dan menetapkan Calon
Peserta pada tahun berjalan;
2) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta melaksanakan seleksi
secara mandiri; atau
3) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta melaksanakan seleksi
secara kemitraan dengan bekerja sama dengan LAN,
mekanisme selanjutnya adalah:
a) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada
Instansi Pemerintah asal Calon Peserta
menyampaikan usulan calon peserta seleksi kepada
Kepala LAN melalui deputi LAN yang
menyelenggarakan urusan di bidang
penyelenggaraan pengembangan kompetensi paling
lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan seleksi;
b) Deputi LAN yang menyelenggarakan urusan di
bidang penyelenggaraan pengembangan kompetensi
melakukan analisa kesiapan pelaksanaan seleksi
dan memfasilitasi pelaksanaan seleksi termasuk
penetapan soal ujian Seleksi. Dalam pelaksanaan
tugasnya, Deputi ini harus berkoordinasi dengan
- 10 -

Deputi yang menyelenggarakan urusan di bidang


kebijakan pengembangan kompetensi ASN;
c) Kerja sama dituangkan dalam dokumen sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Kepesertaan
Kepesertaan pelaksanaan Seleksi harus memenuhi syarat Peserta
serta jumlah Peserta.
a. Persyaratan Peserta Seleksi
1) Persyaratan Administratif
a) memenuhi persyaratan administratif sebagaimana
dipersyaratkan dalam penyelenggaraan PKN Tingkat
I, PKN Tingkat II, PKA, atau PKP; dan
b) diusulkan secara tertulis oleh PPK, PyB atau pejabat
berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah asal
Calon Peserta sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Persyaratan Dokumen
a) keputusan tentang pengangkatan dalam jabatan
terakhir;
b) surat penugasan dari PPK, PyB atau pejabat
berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah asal
Calon Peserta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c) surat keterangan sehat dokter dari rumah sakit
pemerintah; dan
d) keterangan bebas narkotika dan obat terlarang dari
lembaga yang berwenang.
3) Batas Usia Peserta
Batas usia peserta Seleksi adalah 2 (dua) tahun sebelum
batas usia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pelatihan.
b. Jumlah Peserta
1) Jumlah Peserta Seleksi dalam 1 (satu) kali pelaksanaan
Seleksi berjumlah paling rendah 30 (tiga puluh) orang dan
paling banyak 40 (empat puluh) orang.
2) Dalam hal jumlah Peserta tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada angka 1), Seleksi tetap dapat
- 11 -

diselenggarakan dengan mempertimbangkan efektivitas


dan efisensi serta faktor lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
Bagi Calon Peserta yang berasal dari instansi yang oleh Komisi ASN
telah ditetapkan sebagai instansi yang telah menjalankan sistem
merit dan/atau bagi Calon Peserta yang memiliki sertifikat
penghargaan sebagai 3 (tiga) peserta terbaik pada PKP, PKA, dan
PKN Tingkat II sesuai ketentuan yang berlaku tidak perlu mengikuti
Seleksi.
3. Penyelenggara Seleksi
Penyelenggaraan Seleksi Calon Peserta Pelatihan dilaksanakan oleh
Tim Seleksi yang dibantu sekretariat.
a. Tim Seleksi dan sekretariat Seleksi PKN Tingkat I dan PKN
Tingkat II
1) Tim Seleksi
1) Tim Seleksi ditetapkan oleh Kepala LAN;
2) Tim Seleksi berjumlah ganjil dengan jumlah anggota
paling sedikit 5 (lima) orang dengan unsur sebagai
berikut:
a) Kepala LAN;
b) unsur JPT Madya di lingkungan LAN;
c) unsur JPT Pratama di lingkungan LAN; dan/atau
d) pakar/praktisi.
3) Tugas Tim Seleksi
a) menetapkan jadwal pelaksanaan Seleksi;
b) membuat materi ujian tertulis;
c) membuat pedoman wawancara;
d) menetapkan tim wawancara;
e) melaksanakan penilaian Seleksi; dan
f) menetapkan hasil Seleksi.
2) Sekretariat
a) Sekretariat ditetapkan oleh Kepala LAN.
b) Sekretariat berjumlah paling sedikit berjumlah 10
(sepuluh) orang atau disesuaikan dengan unsur bidang
pelaksanaan tugas kesekretariatan.
c) Tugas Sekretariat:
(1) melaksanakan jadwal pelaksanaan Seleksi;
- 12 -

(2) memfasilitasi pembuatan materi ujian tertulis


dan pedoman wawancara, penilaian Seleksi, dan
rapat penetapan hasil Seleksi oleh Tim Seleksi;
(3) menyampaikan hasil Seleksi kepada PPK, PyB
atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta;
(4) melaksanakan evaluasi pelaksanaan Seleksi;
dan
(5) membuat laporan pelaksanaan Seleksi.

b. Tim Seleksi dan Sekretariat Seleksi PKA dan PKP


1) Tim Seleksi
a) Tim Seleksi di tetapkan oleh PPK, PyB atau pejabat
berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah asal
Calon Peserta;
b) Tim Seleksi berjumlah ganjil dengan jumlah anggota
paling sedikit 5 (lima) orang dengan unsur sebagai
berikut:
(1) PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada
Instansi Pemerintah penyelenggara Seleksi;
(2) unsur JPT Pratama di lingkungan Instansi
Pemerintah penyelenggara Seleksi yang
menyelenggarakan urusan di bidang
pengelolaan kepegawaian dan/atau
pengembangan SDM Aparatur;
(3) pakar/praktisi yang terlibat dalam
pelaksanaan tahapan seleksi atas persetujuan
PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya pada
Instansi Pemerintah penyelenggara Seleksi.
c) Tugas Tim Seleksi:
(1) menetapkan jadwal pelaksanaan Seleksi;
(2) membuat materi ujian tertulis;
(3) membuat pedoman wawancara;
(4) melaksanakan penilaian Seleksi; dan
(5) menetapkan hasil Seleksi.
- 13 -

2) Sekretariat
a) Sekretariat ditetapkan oleh PPK, PyB atau pejabat
berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah
penyelenggara Seleksi;
b) Sekretariat berjumlah paling sedikit berjumlah 10
(sepuluh) orang atau disesuaikan dengan unsur
bidang pelaksanaan tugas kesekretariatan:
c) Tugas Sekretariat
(1) melaksanakan jadwal pelaksanaan Seleksi;
(2) memfasilitasi pembuatan materi ujian tertulis
dan pedoman wawancara, penilaian Seleksi, dan
rapat penetapan hasil seleksi oleh Tim Seleksi;
(3) menyampaikan hasil Seleksi kepada PPK, PyB
atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta;
(4) melaksanakan evaluasi pelaksanaan Seleksi; dan
(5) membuat laporan pelaksanaan Seleksi.
4. Fasilitas
Pelaksanaan Seleksi menggunakan prasarana yang telah
ditentukan dan responsif gender. Prasarana yang diperlukan antara
lain:
a. ruang Seleksi, yang paling kurang memuat:
1) untuk Seleksi secara klasikal yaitu:
a) papan tulis/flip chart;
b) meja;
c) kursi;
d) sound system;
e) alat tulis kelengkapan Seleksi;
2) untuk Seleksi secara daring:
a) yang dilaksanakan di tempat pelaksanaan Seleksi,
yaitu:
(1) meja;
(2) kursi;
(3) peralatan komputer;
(4) jaringan internet;
(5) sound system;
(6) peralatan penunjang elektronik lainnya.
- 14 -

b) yang dilaksanakan di luar tempat pelaksanaan


Seleksi, yaitu:
(1) peralatan komputer;
(2) jaringan internet;
b. ruang sekretariat, yang paling kurang memuat:
1) papan tulis/flip chart;
2) meja;
3) kursi;
4) alat tulis kantor;
5) peralatan komputer;
6) peralatan penunjang elektronik lainnya;
7) jaringan internet;
c. ruang rapat
1) papan tulis/flip chart;
2) meja;
3) kursi;
4) proyektor;
5. Pendanaan
a. Pendanaan Seleksi dibebankan kepada anggaran Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta Seleksi dan/atau Instansi
Pemerintah penyelenggara Seleksi.
b. Pengelolaan anggaran seleksi mengacu pada mekanisme
pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Pelaksanaan
1. Metode Pelaksanaan Seleksi
Lembaga penyelenggara Seleksi dapat melaksanakan setiap
tahapan Seleksi Calon Peserta pelatihan kepemimpinan secara
klasikal (tatap muka), daring (berbasis internet atau teknologi
informasi online), atau kombinasi (blended) antara klasikal dengan
daring dengan mempertimbangkan berbagai aspek kesiapan
pelaksanaan Seleksi dan pencapaian tujuan pelaksanaan Seleksi.
a. Pelaksanaan tahapan Seleksi secara klasikal.
Lembaga penyelenggara Seleksi dalam melaksanakan Seleksi
secara klasikal, melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1) pelaksanaan tahapan Seleksi secara klasikal
dilaksanakan di tempat Seleksi;
- 15 -

2) menyiapkan dan mengkoordinasikan penggunaan atau


pemanfaatan fasilitas pendukung Seleksi dengan
mempertimbangkan jumlah peserta Seleksi;
3) memastikan kelengkapan dan kesesuaian persyaratan
administratif sebagai dasar untuk memanggil peserta
seleksi ke tempat pelaksanaan Seleksi;
4) memastikan kehadiran dan ketertiban peserta dalam
melaksanakan tahapan Seleksi;
5) menyiapkan dan mendistribusikan soal ujian tertulis
dalam bentuk pilihan ganda, dan dalam kondisi tertentu
ujian dapat menggunakan bentuk lain dengan
persetujuan dari LAN.
6) mengawasi pelaksanaan ujian tertulis;
7) mengelola dan memantau pelaksanaan pelaksanaan
wawancara;
8) menyiapkan dan mendistribusikan konsumsi selama
pelaksanaan Seleksi;
9) memastikan ketepatan waktu pengumuman hasil
pelaksanaan seleksi berdasarkan tahapan Seleksi dengan
mempertimbangkan efisiensi biaya perjalanan dan
akomodasi Seleksi; dan
10) hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan lainnya.
b. Pelaksanaan tahapan Seleksi secara daring.
Lembaga penyelenggara seleksi dalam melaksanakan Seleksi
secara daring, melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1) tempat pelaksanaan tahapan Seleksi secara daring
dilaksanakan di Instansi Pemerintah asal Calon Peserta;
2) tempat pelaksanaan yang dimaksud pada angka 1) dapat
dilaksanakan di tempat kerja peserta masing-masing atau
difasilitasi pada tempat tertentu;
3) menyiapkan dan mengkoordinasikan penggunaan atau
pemanfaatan fasilitas Seleksi dan dukungan teknologi
informasi berbasis internet sebagai pendukung
pelaksanaan Seleksi dengan mempertimbangkan jumlah
peserta Seleksi;
- 16 -

4) memastikan dukungan jaringan internet dan aplikasi


yang akan digunakan dengan mempertimbangkan jumlah
dan karakteristik peserta Seleksi;
5) memastikan kehadiran, ketertiban, dan kejujuran peserta
dalam melaksanakan tahapan Seleksi secara daring;
6) mengunggah soal ujian dalam bentuk pilihan ganda;
7) mengawasi pelaksanaan ujian tertulis;
8) mengelola dan memantau pelaksanaan wawancara;
9) memastikan ketepatan waktu pengumuman hasil
pelaksanaan seleksi berdasarkan tahapan Seleksi secara
daring; dan
10) hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan lainnya.
c. Pelaksanaan tahapan seleksi secara kombinasi
Lembaga penyelenggara Seleksi dalam melaksanakan seleksi
secara kombinasi, melakukan beberapa hal sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tahapan Seleksi, diatur
sebagai berikut:
1) pelaksanaan tahap Seleksi administratif dan ujian tulis
dilakukan secara daring; dan
2) pelaksanaan tahap Seleksi wawancara dilakukan secara
klasikal.
2. Tahapan Pelaksanaan Seleksi
a. Tahapan Seleksi dilaksanakan secara berurutan mulai dari
tahapan Seleksi administratif, ujian tertulis, dan wawancara
dengan menggunakan sistem gugur.
b. Sistem gugur sebagaimana dimaksud pada huruf a,
dilaksanakan untuk mengikuti tahapan Seleksi berikutnya
dipersyaratkan kelulusan pada tahap Seleksi sebelumnya.
c. Tahapan Seleksi administratif dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Peserta secara individu atau kolektif melalui Instansi
pemerintah asal Calon Peserta menyerahkan kelengkapan
persyaratan administratif kepada lembaga penyelenggara
Seleksi baik secara langsung atau daring;
2) Penyerahan kelengkapan dokumen yang dimaksud pada
angka 1) telah diverifikasi awal kesesuaiannya oleh unit
- 17 -

kerja setingkat JPT Pratama di lingkungan Instansi


Pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang
pengelolaan kepegawaian atau pengembangan SDM
Aparatur. Verifikasi dimaksud dituangkan dalam bentuk
dokumen tertulis yang ditandatangani oleh JPT pratama
tersebut;
3) Sekretariat Seleksi melakukan verifikasi akhir kesesuaian
kelengkapan persyaratan administratif dengan standar
penilaian Seleksi administratif;
4) Tim Seleksi memutuskan status kelulusan;
5) Lembaga penyelenggara seleksi menyampaikan kepada
Peserta dan Instansi asal peserta secara terbuka; dan
6) Lembaga penyelenggara seleksi melakukan pemanggilan
peserta Seleksi yang dinyatakan lulus pada Seleksi
administratif untuk mengikuti tahapan Seleksi ujian
tertulis.
d. Tahapan Seleksi ujian tertulis dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) penyelenggara Seleksi memfasilitasi peserta Seleksi untuk
melakukan registrasi pelaksanaan tahapan Seleksi ujian
tertulis;
2) registrasi sebagaimana dimaksud pada angka 1) dapat
dilaksanakan secara klasikal atau daring;
3) penyelenggara Seleksi memfasilitasi peserta
melaksanakan ujian tertulis yang dapat dilaksanakan
secara klasikal atau daring untuk menunjukkan
penguasaan dalam memahami isu strategis
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan program
Pelatihan dan Potensi Peserta
4) durasi waktu pelaksanaan ujian tertulis sebagaimana
dimaksud pada angka 3) dilaksanakan paling sedikit
selama 4 (empat) JP atau setara dengan 180 (seratus
delapan puluh) menit diluar jam istirahat;
5) durasi waktu pelaksanaan ujian tertulis sebagaimana
dimaksud pada angka 4) dilaksanakan paling sedikit
selama 3 (tiga) JP atau setara dengan 145 (seratus empat
- 18 -

puluh lima) menit dengan memperhatikan unsur


kelelahan peserta;
6) Pengawas ujian tertulis melakukan rekapitulasi dari hasil
jawaban peserta dengan standar penilaian Seleksi pada
ujian tertulis;
7) Tim Seleksi memutuskan status kelulusan;
8) Lembaga penyelenggara Seleksi menyampaikan kepada
Peserta dan Instansi asal Peserta secara terbuka; dan
9) Lembaga penyelenggara seleksi melakukan pemanggilan
peserta Seleksi yang dinyatakan lulus pada Seleksi ujian
tertulis untuk mengikuti tahapan Seleksi wawancara.
e. Tahapan Seleksi wawancara dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) penyelenggara Seleksi memfasilitasi peserta Seleksi untuk
melakukan registrasi pelaksanaan tahapan Seleksi
wawancara;
2) registrasi sebagaimana dimaksud pada angka 1) dapat
dilaksanakan secara klasikal atau daring;
3) penyelenggara Seleksi memfasilitasi peserta
melaksanakan wawancara dengan membagi jumlah
peserta paling banyak 5 (lima) orang dalam satu kelompok
wawancara;
4) jumlah tim wawancara paling sedikit 2 (dua) orang untuk
1 (satu) kelompok wawancara.
5) wawancara dilakukan untuk menggali kemampuan
Peserta dalam memahami isu strategis penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan program Pelatihan dan
Potensi Peserta.
6) pelaksanaan wawancara sebagaimana dimaksud pada
angka 4) dapat dilaksanakan secara klasikal atau daring;
7) durasi waktu pelaksanaan wawancara dilaksanakan
paling banyak selama 3 (tiga) JP atau setara dengan 145
(seratus empat puluh lima) menit untuk setiap kelompok;
8) tim wawancara memberikan penilaian dan status
kelulusan dari hasil wawancara peserta berdasarkan
panduan wawancara yang ditetapkan oleh Tim Seleksi;
dan
- 19 -

9) lembaga penyelenggara Seleksi menyampaikan status


kelulusan kepada Peserta dan Instansi asal secara
terbuka.
f. Jadwal Pelaksanaan Seleksi
Jadwal pelaksanaan Seleksi disusun dengan
mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan
Seleksi, secara rinci jadwal pelaksanaan Seleksi berdasarkan
tahapannya adalah sebagai berikut:

Tahapan Durasi Metode


Pengusulan Calon paling lambat 1 (satu) klasikal
Peserta Seleksi minggu sebelum atau
pelaksanaan seleksi daring
Seleksi 1 (satu) hari daring
Administratif
Ujian tertulis paling lama 2 (dua) hari klasikal
atau
daring
Wawancara paling singkat 1 (satu) hari klasikal
atau menyesuaikan dengan atau
jumlah Peserta daring
Pengumuman paling lama 2 (dua) minggu daring
Kelulusan setelah pelaksanaan
Seleksi

3. Tata Tertib Seleksi


a. Tata Tertib Seleksi merupakan pedoman perilaku yang
meliputi kewajiban dan larangan bagi Peserta selama
mengikuti seleksi.
b. Rincian Tata Tertib Seleksi bagi Peserta seleksi dimaksud
antara lain sebagai berikut:
1) hadir tepat waktu;
2) menghormati penyelenggara Seleksi dan sesama Peserta
Seleksi;
3) berpakaian sopan;
4) berperilaku peduli dalam menjaga kebersihan dan
kenyamanan selama pelaksanaan Seleksi;
- 20 -

5) tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apa pun


selama mengikuti Seleksi;
6) tidak memberi gratifikasi kepada penyelenggara Seleksi;
c. jika Peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib Seleksi sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 1) sampai dengan angka 4),
maka peserta Seleksi diberikan teguran dan dapat dinyatakan
gugur apabila Peserta Seleksi melakukan pelanggaran yang
sama sebanyak 2 (dua) kali.
d. jika Peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib Seleksi sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 5) dan angka 6), maka peserta
Seleksi dinyatakan gugur.
e. Selain tata tertib Seleksi sebagaimana dimaksud pada huruf b,
lembaga penyelenggara seleksi dapat menetapkan tata tertib
yang lain dan sanksinya disesuaikan dengan kebutuhan
penyelenggaraan Seleksi dan ketentuan yang berlaku.
4. Komponen Penilaian
Komponen penilaian Seleksi merupakan standar minimal perolehan
nilai kelulusan Seleksi sebagai batas kelulusan pada setiap tahapan
Seleksi yang terdiri dari aspek Seleksi administratif, ujian tertulis,
dan wawancara.
a. Batas Kelulusan Tahap Seleksi Administratif
Batas kelulusan tahap Seleksi administratif ditetapkan atas
dasar kesesuaian antara persyaratan administratif dan
dokumen sesuai dengan ketentuan persyaratan peserta
Seleksi.
Secara rinci, batas kelulusan tahap Seleksi administratif
adalah berikut ini:
1) memenuhi persyaratan administratif sebagaimana
dipersyaratkan dalam penyelenggaraan PKN Tingkat I,
PKN Tingkat II, PKA, atau PKP
2) menunjukkan surat pengusulan secara resmi dari PPK,
PyB atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi
Pemerintah asal Calon Peserta.
3) menunjukkan surat keputusan tentang pengangkatan
dalam jabatan terakhir;
- 21 -

4) menunjukkan surat tugas dari PyB atau PPK Instansi


Pemerintah asal Peserta untuk mengikuti seleksi;
5) menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter
pemerintah;
6) menunjukkan surat keterangan bebas narkotika dan obat
terlarang dari lembaga yang berwenang; dan
7) memenuhi ketentuan batas usia peserta Pelatihan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Pelatihan dikurangi 2 (dua) tahun.
b. Batas Kelulusan Ujian Tertulis
Batas kelulusan ujian tulis diperhitungkan dari
kemampuan Peserta menjawab benar soal ujian tertulis
dengan perolehan skor sebagai berikut:
a) Prioritas (skor 90,01 – 100);
b) Baik (skor 75,01 – 90,00); dan
c) Tidak Memenuhi Kualifikasi (skor di bawah 75,01).
c. Batas Kelulusan Wawancara
Batas kelulusan wawancara diperhitungkan dari
kemampuan Peserta menjawab atau berargumentasi
secara logis, sistematis, dan didukung referensi yang
relevan dari pertanyaan pewawancara dengan perolehan
skor sebagai berikut:
a) Prioritas (skor 90,01 – 100);
b) Baik (skor 75,01 – 90,00); dan
c) Tidak Memenuhi Kualifikasi (skor di bawah 75,01).
Penetapan batas kelulusan bagi pelaksanaan seleksi PKA dan PKP
ditetapkan oleh instansi penyelenggara Seleksi masing-masing
dengan memperhatikan batas kelulusan yang ditetapkan LAN.
Untuk memastikan objektifitas penetapan batas kelulusan instansi
penyelenggara Seleksi dapat berkoordinasi dengan LAN.
5. Keputusan Hasil Seleksi
Keputusan hasil seleksi ditetapkan oleh Tim Seleksi dengan
memperhatikan perolehan batas kelulusan dari setiap tahapan
Seleksi dalam sidang penilaian akhir hasil Seleksi.
Kualifikasi akhir penilaian hasil Seleksi ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Prioritas (skor 90,01 – 100);
- 22 -

b) Baik (skor 75,01 – 90,00); dan


c) Tidak Memenuhi Kualifikasi (skor di bawah 75,01)
Penetapan keputusan hasil Seleksi dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Peserta dinyatakan lulus jika memperoleh kualifikasi paling
rendah baik untuk setiap aspek penilaian Seleksi.
b) Peserta yang dinyatakan lulus dengan memperoleh kualifikasi
prioritas disarankan untuk direkomendasikan sebagai Calon
Peserta pelatihan pada kesempatan pertama penyelenggaraan
pelatihan.
c) Peserta dinyatakan tidak lulus jika memperoleh kualifikasi
tidak memenuhi kualifikasi paling rendah pada 1 (satu) aspek
penilaian Seleksi dan dapat diusulkan kembali menjadi Peserta
Seleksi pada kesempatan berikutnya paling banyak 2 (dua)
kali.

Keputusan Hasil Seleksi disampaikan kepada PPK, PyB atau


pejabat berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah asal
Calon Peserta paling lama 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan
Seleksi. PPK, PyB atau pejabat berwenang lainnya menetapkan
usulan calon peserta pelatihan kepemimpinan dengan
mempertimbangkan hasil Seleksi yang disampaikan oleh Ketua
Tim Seleksi. Keputusan penetapan Calon Peserta Pelatihan
disampaikan sebagai usulan Calon Peserta Pelatihan kepada
pimpinan lembaga penyelenggara Pelatihan.

D. Pengawasan dan Pengendalian


Pengawasan dan pengendalian meliputi evaluasi pelaksanaan Seleksi,
monitoring dan evaluasi, dan laporan pelaksanaan Seleksi.
1. Evaluasi Pelaksanaan Seleksi
Evaluasi pelaksanaan Seleksi dilakukan oleh Sekretariat untuk
menilai kualitas pelayanan pelaksanaan seleksi dengan melakukan
pemantauan secara komprehensif setiap pelaksanaan Seleksi,
mengumpulkan data masukan dari peserta Seleksi atau pemangku
kepentingan lainnya yang relevan. Hasil evaluasi pelaksanaan
Seleksi disampaikan kepada Tim Seleksi sebagai bahan
penyempurnaan pelaksanaan seleksi berikutnya.
- 23 -

Aspek yang dinilai antar lain meliputi:


(1) kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan;
(2) kelengkapan surat menyurat;
(3) pengoordinasian dengan pihak-pihak terkait;
(4) ketersediaan instrumen-instrumen penilaian;
(5) kelengkapan informasi seleksi dan kemudahan akses informasi
pelaksanaan Seleksi;
(6) ketersediaan, kelengkapan, dan keberfungsian sarana dan
prasarana pendukung Seleksi;
(7) keseluruhan dokumen setelah pelaksanaan Seleksi;
(8) penyampaian hasil Seleksi kepada Kepala LAN atau PPK, PyB
atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah asal
Calon Peserta.
2. Monitoring dan Evaluasi
a. Pelaksanaan Seleksi Calon Peserta PKN Tingkat I dan Tingkat
II dilakukan monitoring dan evaluasi oleh deputi LAN yang
menyelenggarakan urusan di bidang kebijakan pengembangan
kompetensi bekerja sama dengan Lembaga Penyelenggara
Seleksi;
b. Pelaksanaan Seleksi Calon Peserta PKA dan PKP dilakukan
monitoring dan evaluasi oleh unit kerja paling rendah level JPT
Pratama di lingkungan Instansi Pemerintah penyelenggara
Seleksi yang menyelenggarakan urusan di bidang pengelolaan
kepegawaian dan/atau pengembangan SDM Aparatur bekerja
sama dengan Lembaga Penyelenggara Seleksi.
c. Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Seleksi Calon
Peserta PKN Tingkat I, Tingkat II, PKA, dan PKP disampaikan
kepada Kepala LAN;
d. LAN melalui deputi LAN yang menyelenggarakan urusan di
bidang kebijakan pengembangan kompetensi menggunakan
data hasil laporan monitoring dan evaluasi untuk:
1) melakukan pembinaan terhadap penyelenggara Seleksi;
dan
2) dasar pertimbangan penyempurnaan kebijakan
pelaksanaan Seleksi calon peserta pelatihan
kepemimpinan.
- 24 -

e. penyempurnaan pelaksanaan seleksi calon peserta pelatihan


kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada huruf d angka 2)
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun atau sesuai
dengan kebutuhan.
3. Laporan Pelaksanaan Seleksi
a. Lembaga Penyelenggara Seleksi menyampaikan laporan secara
tertulis mengenai pelaksanaan Seleksi calon peserta pelatihan
kepemimpinan kepada LAN dan/atau PPK, PyB atau pejabat
berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah penyelenggara
Seleksi paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak
pelaksanaan Seleksi berakhir.
b. Laporan yang disampaikan oleh Lembaga Penyelenggara
seleksi menjadi bahan pertimbangan bagi LAN atau PPK, PyB
atau pejabat berwenang lainnya pada Instansi Pemerintah
penyelenggara Seleksi untuk:
1) melakukan pembinaan terhadap Lembaga Penyelenggara
Seleksi; dan
2) dasar pertimbangan penyempurnaan kegiatan Seleksi.
c. Penyampaian laporan dapat dilakukan melalui sistem
informasi pengembangan kompetensi aparatur LAN.
- 25 -

BAB III
PENUTUP

1. Pedoman ini merupakan panduan bagi lembaga penyelenggara seleksi


calon peserta pelatihan kepemimpinan dalam menyelenggarakan seleksi.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan tersendiri
oleh Kepala LAN atau pejabat pimpinan tinggi di lingkungan LAN yang
berdasarkan atas pelimpahan wewenang dari Kepala LAN.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai