Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis adalah sumber kedua dalam agama islam setelah alquran, baik itu
dalam ranah aqidah, hukum, akhlak dan lain-lain. Alquran sebagai sumber hukum
pertama tidak diragukan lagi kemurniannya dikarenakan sumbernya yang berasal
langsung dari Allah melalui perantara malaikat Jibril kepada nabi muhammad .
Adapun hadis masih tetap dipelajari oleh orang-orang setelahnya, baik itu sanad
ataupun matannya. Sanad dalam hadis sangat berperan penting dalam menentukan
kebenaran dari hadis itu, karena hadis yang yang dikatakan shahih tidak terlepas
dari matan dan sanad dari hadis tersebut. Abdullah bin Mubarak pernah berkata:

‫ ولول الساناد لقال من شاء ما شاء‬,‫الساناد من الدين‬


Artinya: sanad adalah bagian dari agama, kalaulah tidak ada sanad maka
siapapun bisa memngatakan sesuai kemauannya1

Dalam makalah ini, penulis akan mengupas tentang sanad, baik itu dari segi
pengertiannya, perannya dalam hadis, pendapat oreantilas tentang sanad itu
sendiri, dan lain-lain. Mudah-mudahan makalah yang singkat ini bisa menambah
wawasan pembaca tentang ilmu hadis dan hususnya tentang sanad itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sanad itu?
2. apa urgensi sanad dalam hadis nabi?
3. bagaimana pengaruh kualitas sanad terhadap hadis?
4. bagaimana gambaran sanad yang tersambung(shahih) dan terputus(dho’if)?

1
Shahih Muslim(muqoddimah shahihnya), jld 1, hal 15.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanad

Sanad secara etimologi ialah sesuatu yang tinggi(terangkat) dari tanah 2.


Sanad bisa juga diartikan dengan mu’tamad (terpercaya atau bisa dijadikan
pegangan). jika kata tersebut(sanad) disandarkan dengan seseorang, maka itu
menunjukkan akan keadaan orang tersebut memang terpercaya 3. Adapun sanad
jika disandarkan dengan hadis(isna al-hadis) ialah yang diangkat sampai kepada
orang yang pertama mengatakannya4. Adapaun pengertian sanad jika ditinjau
secara terminology ialah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis, yaitu
nama-nama perawinya secara beruntun5.

Dari pengertian sanad di atas bisa diambil kesimpulan dengan kalimat


sederhana bahwasanya sanad ialah mata rantai dalam silsilah hadis atau susunan
para perawi hadis, mulai dari perawi terakhir(mukharrij) sampai kepada nabi
Muhammad. Tersambungnya sanad hadis bukanlah kunci satu-satunya dalam
menentukan apakah hadis itu benar-benar bersumber dari nabi atau hanya buat-
buatan saja.

Bersambungnya sanad suatu hadis ialah salah satu dari lima syarat 6 untuk
mengetahui apakah hadis itu shahih atau hasan. Dengan begini, tidak menutup
kemungkinan hadis itu masih belum bisa dikatakan shahih walaupun sanadnya
sudah bersambung sampai nabi, karena dalam silsilah sanad itu sendiri masih
butuh diteliti dan dihukumi apakah perawinya terpercaya atau malah pendusta.

2
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, Hal. 2114.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Qowa,Id Fi ‘Ulumil Al-Hadis, Hal 26.
6
Ibnu Shalah, Muqoddimah Ibnu Shalah, Hal. 12
Hadis yang diterima dan bisa dijadikan dalil(shahih) tidak cukup hanya
dengan bersambungnya sanadnya sampai nabi, akan masih ada empat syarat lagi
yang mesti dipenuhi agar hadis itu bisa diterima dalam berhujjah. Adapun lima
dari syarat tersebut ialah sebagaimana yang didefinisikan Imam Ibnu Shalah
dalam kitabnya7

‫ هو الديث السمند الذي اتصل اساناده بنقل العدل الضابط عن العدل‬:‫الديث الصحيح‬

‫الضابط ال منتهاه ول يكون شاذا ول معلل‬.


Artinya: hadis shahih ialah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh perawi yang adil dan dhabith mulai dari awal sampai akhir sanad.

B. Urgensi Sanad Dalam Hadis Nabi

Ketika kita membahas urgensi sanad dalam hadis, maka kita akan
menemukan banyak sekali urgensi sanad dalam hadis nabi. Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan beberpa dari urgensi sanad tersebut sebagaimana yang
telah dipaparkan para ulama kita terdahulu. Diantara paparan mereka ialah;

1. sanad adalah bahagian dari agama. Kalimat ini sangat popular di kalangan
ulama hadis, bahkan kalimat ini juga popular di kalangan penuntut ilmu agama.
Ulama yang mengemukan statement ini adalah Abdullah Bin Mubarak yang isi
perkataannya sudah penulis tuliskan di pendahuluan makalah ini. Ibnu Sirin juga
pernah mengatakan8

‫ فانظروا عمن تأخذون دينكم‬,‫ان هذا العلم دين‬


Artinya: sesungguhnya pengetahuan ini (hadis) adalah bagian dari agama,
maka perhatikanlah dari siapa engkau mengambil agamamu.

7
Ibid.
8
Al-Salafi, Ihtimam Al-Muhaddisin, Hal 153.
2. Sanad menempati posisi yang sangat vital dalam agama islam karena
hadis sebagai sumber hukum kedua bisa diterima(maqbul) jika sanadnya juga
bersambung, adil, dan dhabith, sehingga sanad memiliki peran penting dalam
keshahihan suatu hadist . Ali Bin Madini pernah mengatakan9:

‫معرفة الرجال نصف العلم‬


Artinya ialah: mengetahui rijal(sanad) adalah setengah dari ilmu. Sufyan
Al-tsaury pernah mengumpamakan sanad dengan senjata, sebagaima
perkataannya yang berbunyi:

‫ فأذا ل يكن معه سالحا فبأي شيء يقاتل‬,‫الساناد سالحا الؤممني‬


Artinya: sanad adalah senjata kaum mukminin, jika dia tidak memiliki
senjata, maka dengan apa dia berperang10.

3. Sanad menjadi pembeda antara ummat islam dengan ummat lainnya.


Sanad menjadi kekuatan tersendiri ummat islam yang tidak bisa ditandingi ummat
lainnya. Dengan adanya sanad, secara umum, agama islam dapat dicegah dari
segala bentuk perubahan da pemalsuan. Beda halnya dengan agama lain yang
tidak memiliki imunitas semacam ini sehingga mudah untuk dirubah bahkan
dipalsukan. Abu hatim al-radzi pernah mengatakan, tidak ada satu ummat pun
sejak nabi adam yang memiliki suatu standar(pegangan) untuk memelihara atsar
para rasulnya selain ummat islam ini. Muhammad bin hatim juga mengatakan,
sesungguhnya Allah memuliakan dan melebihkan islam dengan isnad11.

C. Pengaruh Kualitas Sanad Terhadap Hadis


9
Al-umary, buhust fi tarikh, hal 47.
10
Ibid, hal 54.
11
Ibid, hal 162.
Muhammad luqman menuliskan bahwasanya kualitas sanad memiliki peran
yang sangat penting dalam sebuah hadis12. Tidak mungkin adanya matan tanpa
sebuah sanad, sebagaimana tidak mungkin adanya sebuah bangunan tanpa fondasi
atau jasad yang hidup tanpa ruh. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwasanya
kualiatas sanad sangat berperan penting dalam menilai sebuah hadis. Pernyataan
yang sama juga dikemukakan oleh syu,bah dan Al-amasy13.

Sanad menjadi barometer untuk menentukan apakah hadis itu diterima atau
sebaliknya. Hadis tersebut akan diterima jika perowinya adalah orang-orang yang
tsiqah. Menurut imam nawawy bahwa Jika sanad suatu hadis berkualitas shahih
maka hadis itu dapat diterima. Akan tetapi, jika sanad hadis tersebut tidak shahih
maka hadis itu ditolak14.

Secara logika, lemahnya sanad suatu hadis belumlah menjadikan hadis


tersebut secara absolut tidak berasal dari nabi. Hanya saja, sanad yang tidak
shahih dari sebuah hadis tidak dapat memberikan bukti yang meyakinkan bahwa
hadis itu memang benar-benar berasal dari nabi. Karena hadis merupakan salah
satu dasar yang pokok dari ajaran Islam, maka dia harus steril dari segala macam
bentuk keraguan, termasuk ketidakyakinan seperti ini. Jadi, hadis yang sanadnya
tidak shahih ditolak karena dia diragukan berasal dari Rasul.

Dengan demikian, sanad hadis yang dapat diterima itu adalah yang
muttashil(bersambung), bukanlah sanad yang tergolong sebagai
munqothi’(terputus) dengan segala ragamnya. Sanad hadis yang diterima harus
terdiri atas orang-orang yang benar-benar terbukti keamanahannya dan
ketangguhan intelektualnya (adil dan dhabith). Mereka bukanlah orang-orang
yang majhûl (tidak jelas) dan matrûk (ditinggalkan).

D. Gambaran Sanad Yang Tersambung Dan Terputus

12
Al-salafy, ihtimam muhaddisin, hal 157.
13
Buhust fi al-tarikh, hal 53-54.
14
Muhammad Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, hal 24.
Dalam paparan di bawah ini penulis akan memberikan contoh dari hadis
yang sanadnya tersambungs(shahih) sampai kepada nabi Muhammad. Adapun
contoh dari hadis dengan sanad yang tersambung(muttashi) sebagai berikut:

1. hadis yang sanadnya tersambung(shahih)

‫سالعيلل مقامل محددثملن ممالل ك‬


‫ك‬ ‫ف أمسخبمثمرمنا ممالل ك‬
‫ك حا و محددثمثمنا إل سم‬
‫ل‬
‫محددثمثمنا معسبلد اللده بسلن ليولسا م‬
َ‫معسن منافلع معسن معسبلد اللدله مرلضمي اللدهل معسنهل أمدن مرلساومل اللدله ص مقامل إلمذا مكانلوا ثملمثمةك فملم يمثتمثمنامجى‬
‫اثسثمنالن دومن الدثالل ل‬
‫ث‬ ‫ل‬
Artinya: Imam Bukhory berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abdullah
bin Yusuf, (berkata) telah mengkhabarkan kepada kami, Malik dari Nafi, dari
Abdullah bahwa Rasulullah. bersabda: Apabila mereka itu bertiga orang,
janganlah dua orang (dari antaranya) berbisik-bisikan dengan tidak bersama yang
ketiganya15.

Hadits di atas dikatakan muttashi(bersambung) dan shahih


karena dari susunan sanad Riwayatnya seperti ini:
1 Bukhari
2 Abdullah bin Yusuf
3 Malik
4 Nafi’
5 Abdullah bin umar bin khattab
6 Rasulullah SAW.

Sanad Riwayat ini bersambung dari awal hingga akhir, dan


perawinya adalah orang-orang terpercaya dan dhabith dengan
sempurna. Hadis ini tidak terdapat syudzudz-nya, yakni tidak
menyalahi hadis yang derajatnya lebih kuat dan tidak ada
illatnya, yaitu kekeliruan, kesalahan dan lain-lain yang
menyebabkan hadis itu tercela. Maka hadis tersebut mempunyai
15
Shahih Bukhari, no 5814.
syarat-syarat sebagaimana tertera dalam makna (ta’rif) shahih
yang saya cantumkan di atas16.

2. hadis yang sanadnya terputus(dho‘if)

‫صدلىَ بمثسعمد‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬


‫صدلىَ اللدهل معلمسيه مومسالدمم مقامل ممسن م‬ ‫ي معسن معائمشةم معسن الندل ب‬
‫ب م‬ ‫مقامل أملبو عيمسمىَ موقمسد لرلو م‬
‫ب لعسشلريمن مرسكمعةت بمثمن اللدهل لمهل بمثسيتتا لف اسلمدنة‬
‫السمسغلر ل‬
‫م‬

Artinya: Berkata Abu ‘isa: sesungguhnya telah diriwayatkan dari ‘Aisyah,


dari Nabi. Beliau bersabda: “Barangsiapa shalat sesudah Maghrib, dua puluh
raka’at, Allah akan mendirikan baginya sebuah rumah di syurga17

Hadis di atas dikatakan terputus sanadnya(dho’if) karena susunan sanadnya


sebagai berikut:

1. Abu Isa (Imam Turmudzi)


2. ’Aisyah
3. Rasulullah

Imam Turmudzi tidak bertemu dan tidak sezaman dengan ’Aisyah. Jadi
tentu antara keduanya itu ada beberapa orang rawi lagi. Karena tidak disebut rawi-
rawinya ini, maka dinamakan gugur, seolah-olah hadits itu tergantung. Karena
itulah dinamakan Mu’allaq. Setiap hadits Mu’allaq hukumnya lemah, tidak boleh
dipakai. Oleh sebab itu, hadis tersebut tidak boleh dipakai18.

BAB III

16
Qadir Hassan, Ilmu Mushthalah Hadis, hal 31.
17
Ibid, hal 92.
18
Ibid, hal 92-93
PENUTUP

Kesimpulan

Dari paparan makalah yang singkat ini, penulis mengambil kesimpulan


sebagai berikut:

Sanad secara etimologi ialah sesuatu yang tinggi(terangkat) dari tanah.


Sanad bisa juga diartikan dengan mu’tamad (terpercaya atau bisa dijadikan
pegangan). Adapaun pengertian sanad jika ditinjau secara terminology ialah jalan
yang menyampaikan kepada matan hadis, yaitu nama-nama perawinya secara
beruntun.

Ketika kita membahas urgensi sanad dalam hadis, maka kita akan
menemukan banyak sekali urgensi sanad dalam hadis nabi. Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan beberpa dari urgensi sanad tersebut sebagaimana yang
telah dipaparkan para ulama kita terdahulu. Diantara paparan mereka ialah:

1. sanad adalah bahagian dari agama islam sebagaimana yang diriwayatkan


dari Abdullah Bin Mubarak.
2. Sanad menempati posisi yang sangat vital dalam agama islam,
sebagaimana Ali Bin Madini pernah mengatakan bahwasanya megetahui
perawi hadis merupakan setengah dari ilmu.
3. Sanad menjadi pembeda antara ummat islam dengan ummat lainnya.

kualitas sanad memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah hadis.
Tidak mungkin adanya matan tanpa sebuah sanad, sebagaimana tidak mungkin
adanya sebuah bangunan tanpa fondasi atau jasad yang hidup tanpa ruh. Secara
logika, lemahnya sanad suatu hadis belumlah menjadikan hadis tersebut secara
absolut tidak berasal dari nabi. Hanya saja, sanad yang tidak shahih dari sebuah
hadis tidak dapat memberikan bukti yang meyakinkan bahwa hadis itu memang
benar-benar berasal dari nabi.
Adapun gambaran Sanad yang tersambung dan terputus, sebagaimana hadis
yang diriwayatkan imam bukhory(tersambung dan shahih) dan hadis yang
diriwayatkan imam turmudzi(terputus dan dho’if).

Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhori:

‫ك معسن منافلعع‬
‫سالعيلل مقامل محددثملن ممالل ك‬ ‫ف أمسخبمثمرمنا ممالل ك‬
‫ك حا و محددثمثمنا إل سم‬
‫ل‬
‫محددثمثمنا معسبلد اللده بسلن ليولسا م‬
‫عن عبلد اللدله رلضي اللده عسنه أمدن رساومل اللدله ص مقامل إلمذا مكانلوا ثملمثمةك فملم يثتمثمناجىَ اثسثمنالن دومن الدثالل ل‬
‫ث‬ ‫ل‬ ‫م م‬ ‫م م ل م ل مل‬ ‫م س مس‬
Artinya: Imam Bukhory berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abdullah
bin Yusuf, (berkata) telah mengkhabarkan kepada kami, Malik dari Nafi, dari
Abdullah bahwa Rasulullah. bersabda: Apabila mereka itu bertiga orang,
janganlah dua orang (dari antaranya) berbisik-bisikan dengan tidak bersama yang
ketiganya.

Hadis yang diriwayatkan Imam turmudzi:

‫صدلىَ بمثسعمد‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬


‫صدلىَ اللدهل معلمسيه مومسالدمم مقامل ممسن م‬ ‫ي معسن معائمشةم معسن الندل ب‬
‫ب م‬ ‫مقامل أملبو عيمسمىَ موقمسد لرلو م‬
‫ب لعسشلريمن مرسكمعةت بمثمن اللدهل لمهل بمثسيتتا لف اسلمدنة‬
‫السمسغلر ل‬
‫م‬

Artinya: Berkata Abu ‘isa: sesungguhnya telah diriwayatkan dari ‘Aisyah,


dari Nabi. Beliau bersabda: “Barangsiapa shalat sesudah Maghrib, dua puluh
raka’at, Allah akan mendirikan baginya sebuah rumah di syurga.

.
DAFTAR PUSTAKA

Al-umary, buhust fi tarikh, hal 47.

Al-Salafi, Ihtimam Al-Muhaddisin

Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab

Ibnu Shalah, Muqoddimah Ibnu Shalah

Muhammad Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi

Qadir Hassan, Ilmu Mushthalah Hadis

Qowa,Id Fi ‘Ulumil Al-Hadis

Shahih Bukhari, no 5814.

Shahih Muslim(muqoddimah shahihnya), jld 1

Anda mungkin juga menyukai