PENDAHULUAN
Hadis adalah sumber kedua dalam agama islam setelah alquran, baik itu
dalam ranah aqidah, hukum, akhlak dan lain-lain. Alquran sebagai sumber hukum
pertama tidak diragukan lagi kemurniannya dikarenakan sumbernya yang berasal
langsung dari Allah melalui perantara malaikat Jibril kepada nabi muhammad .
Adapun hadis masih tetap dipelajari oleh orang-orang setelahnya, baik itu sanad
ataupun matannya. Sanad dalam hadis sangat berperan penting dalam menentukan
kebenaran dari hadis itu, karena hadis yang yang dikatakan shahih tidak terlepas
dari matan dan sanad dari hadis tersebut. Abdullah bin Mubarak pernah berkata:
Dalam makalah ini, penulis akan mengupas tentang sanad, baik itu dari segi
pengertiannya, perannya dalam hadis, pendapat oreantilas tentang sanad itu
sendiri, dan lain-lain. Mudah-mudahan makalah yang singkat ini bisa menambah
wawasan pembaca tentang ilmu hadis dan hususnya tentang sanad itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sanad itu?
2. apa urgensi sanad dalam hadis nabi?
3. bagaimana pengaruh kualitas sanad terhadap hadis?
4. bagaimana gambaran sanad yang tersambung(shahih) dan terputus(dho’if)?
1
Shahih Muslim(muqoddimah shahihnya), jld 1, hal 15.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Bersambungnya sanad suatu hadis ialah salah satu dari lima syarat 6 untuk
mengetahui apakah hadis itu shahih atau hasan. Dengan begini, tidak menutup
kemungkinan hadis itu masih belum bisa dikatakan shahih walaupun sanadnya
sudah bersambung sampai nabi, karena dalam silsilah sanad itu sendiri masih
butuh diteliti dan dihukumi apakah perawinya terpercaya atau malah pendusta.
2
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, Hal. 2114.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Qowa,Id Fi ‘Ulumil Al-Hadis, Hal 26.
6
Ibnu Shalah, Muqoddimah Ibnu Shalah, Hal. 12
Hadis yang diterima dan bisa dijadikan dalil(shahih) tidak cukup hanya
dengan bersambungnya sanadnya sampai nabi, akan masih ada empat syarat lagi
yang mesti dipenuhi agar hadis itu bisa diterima dalam berhujjah. Adapun lima
dari syarat tersebut ialah sebagaimana yang didefinisikan Imam Ibnu Shalah
dalam kitabnya7
هو الديث السمند الذي اتصل اساناده بنقل العدل الضابط عن العدل:الديث الصحيح
Ketika kita membahas urgensi sanad dalam hadis, maka kita akan
menemukan banyak sekali urgensi sanad dalam hadis nabi. Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan beberpa dari urgensi sanad tersebut sebagaimana yang
telah dipaparkan para ulama kita terdahulu. Diantara paparan mereka ialah;
1. sanad adalah bahagian dari agama. Kalimat ini sangat popular di kalangan
ulama hadis, bahkan kalimat ini juga popular di kalangan penuntut ilmu agama.
Ulama yang mengemukan statement ini adalah Abdullah Bin Mubarak yang isi
perkataannya sudah penulis tuliskan di pendahuluan makalah ini. Ibnu Sirin juga
pernah mengatakan8
7
Ibid.
8
Al-Salafi, Ihtimam Al-Muhaddisin, Hal 153.
2. Sanad menempati posisi yang sangat vital dalam agama islam karena
hadis sebagai sumber hukum kedua bisa diterima(maqbul) jika sanadnya juga
bersambung, adil, dan dhabith, sehingga sanad memiliki peran penting dalam
keshahihan suatu hadist . Ali Bin Madini pernah mengatakan9:
Sanad menjadi barometer untuk menentukan apakah hadis itu diterima atau
sebaliknya. Hadis tersebut akan diterima jika perowinya adalah orang-orang yang
tsiqah. Menurut imam nawawy bahwa Jika sanad suatu hadis berkualitas shahih
maka hadis itu dapat diterima. Akan tetapi, jika sanad hadis tersebut tidak shahih
maka hadis itu ditolak14.
Dengan demikian, sanad hadis yang dapat diterima itu adalah yang
muttashil(bersambung), bukanlah sanad yang tergolong sebagai
munqothi’(terputus) dengan segala ragamnya. Sanad hadis yang diterima harus
terdiri atas orang-orang yang benar-benar terbukti keamanahannya dan
ketangguhan intelektualnya (adil dan dhabith). Mereka bukanlah orang-orang
yang majhûl (tidak jelas) dan matrûk (ditinggalkan).
12
Al-salafy, ihtimam muhaddisin, hal 157.
13
Buhust fi al-tarikh, hal 53-54.
14
Muhammad Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, hal 24.
Dalam paparan di bawah ini penulis akan memberikan contoh dari hadis
yang sanadnya tersambungs(shahih) sampai kepada nabi Muhammad. Adapun
contoh dari hadis dengan sanad yang tersambung(muttashi) sebagai berikut:
Imam Turmudzi tidak bertemu dan tidak sezaman dengan ’Aisyah. Jadi
tentu antara keduanya itu ada beberapa orang rawi lagi. Karena tidak disebut rawi-
rawinya ini, maka dinamakan gugur, seolah-olah hadits itu tergantung. Karena
itulah dinamakan Mu’allaq. Setiap hadits Mu’allaq hukumnya lemah, tidak boleh
dipakai. Oleh sebab itu, hadis tersebut tidak boleh dipakai18.
BAB III
16
Qadir Hassan, Ilmu Mushthalah Hadis, hal 31.
17
Ibid, hal 92.
18
Ibid, hal 92-93
PENUTUP
Kesimpulan
Ketika kita membahas urgensi sanad dalam hadis, maka kita akan
menemukan banyak sekali urgensi sanad dalam hadis nabi. Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan beberpa dari urgensi sanad tersebut sebagaimana yang
telah dipaparkan para ulama kita terdahulu. Diantara paparan mereka ialah:
kualitas sanad memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah hadis.
Tidak mungkin adanya matan tanpa sebuah sanad, sebagaimana tidak mungkin
adanya sebuah bangunan tanpa fondasi atau jasad yang hidup tanpa ruh. Secara
logika, lemahnya sanad suatu hadis belumlah menjadikan hadis tersebut secara
absolut tidak berasal dari nabi. Hanya saja, sanad yang tidak shahih dari sebuah
hadis tidak dapat memberikan bukti yang meyakinkan bahwa hadis itu memang
benar-benar berasal dari nabi.
Adapun gambaran Sanad yang tersambung dan terputus, sebagaimana hadis
yang diriwayatkan imam bukhory(tersambung dan shahih) dan hadis yang
diriwayatkan imam turmudzi(terputus dan dho’if).
ك معسن منافلعع
سالعيلل مقامل محددثملن ممالل ك ف أمسخبمثمرمنا ممالل ك
ك حا و محددثمثمنا إل سم
ل
محددثمثمنا معسبلد اللده بسلن ليولسا م
عن عبلد اللدله رلضي اللده عسنه أمدن رساومل اللدله ص مقامل إلمذا مكانلوا ثملمثمةك فملم يثتمثمناجىَ اثسثمنالن دومن الدثالل ل
ث ل م م م م ل م ل مل م س مس
Artinya: Imam Bukhory berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abdullah
bin Yusuf, (berkata) telah mengkhabarkan kepada kami, Malik dari Nafi, dari
Abdullah bahwa Rasulullah. bersabda: Apabila mereka itu bertiga orang,
janganlah dua orang (dari antaranya) berbisik-bisikan dengan tidak bersama yang
ketiganya.
.
DAFTAR PUSTAKA