Anda di halaman 1dari 18

NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE

NIM : D52116016

PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING)

Perkembangan teknologi memberi dampak ke ruang lingkup ilmu kartografi.


Penggambaran rupa muka bumi yang sebelumnya dilakukan secara manual
dapat dilakukan dengan bantuan satelit. Hal tersebut dapat memepermudah para
kartografer, khususnya perencana wilayah dan kota dalam melakukan analisis
spasial. Kegiatan penggambaran rupa bumi melalui seatelit dikenal dengan
penginderaan jauh.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan suatu teknik mengamati objek
tanpa menyentuh langsung objek tersebut, melainkan menggunakan alat bantu
seperti satelit atau pesawat.

1. KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH


Terdapat dua jenis penginderaan jauh. Pengelompokan tersebut dilakukan
berdasarkan tempat atau wahana yang digunakan untuk mengamati objek. Jenis-
jenis penginderaan jauh dipaparkan sebagai berikut:
1. Penginderaan jauh dari udara
Penginderaan jauh dari udara pada umumnya menggunakan pesawat terbang.
Pengidneraan melalui pesawat udara dengan system rekaman kamera masih
merupakan
penyaji data yang potensial karena jika dibandingkan dengan foto satelit, foto
udara dapat menyajikan data-data secara lebih rinci.
2. Penginderaan jauh dari ruang angkasa
Penginderaan jauh dari ruang angkasa menggunakan satelit. Jenis
penginderaan jauh ini memanfaatkan gelombang elektro magnetik yang
diradiasikan dari matahari.
Gambar 10.1. Penginderaan jauh menggunakan pseawat (kiri) dan satelit
(kanan)

Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/06/26/perkembangan-
teknologi-penginderaan- jauh-568527.html , diunduh pada 21/11/2014, 05:29
WITA

Selanjutnya, komponen penginderaan jauh merupakan serangkaian dari objek-


objek yang saling berhubungan dan bekerjasama/ berkoordinasi untuk melakukan
penginderaan jauh. Komponen penginderaan jauh terdiri atas: sumber tenaga,
atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, wahana, sensor, serta pengguna data.
Penjelasan mengenai masing- masing komponen dapat dilihat pada uraian di
bawah.

1.1. Sumber Tenaga


Sumber tenaga merupakan komponen yang diperlukan untuk menyinari objek
yang terdapat dipermukaan bumi kemudian memantulkannya ke sensor. Salah satu
tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah tenaga matahari (tenaga
alami). Tenaga matahari memancar ke segala penjuru termasuk ke permukaan
bumi dalam bentuk elektromagnetik dan membentuk panjang gelombang. Namun,
pada malam hari matahari tidak dapat digunakan sebagai sumber tenaga. Oleh
karena itu, sumber tenaga yang digunakan pada malam hari disebut dengan tenaga
pulsa (tenaga buatan).

1.2. Atmosfer
Atmosfer merupakan lapisan yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

datang dari matahari. Oleh karena itu, radiasi matahari yang memancar ke
permukaan bumi terhambat oleh atmosfer, sehingga bagian radiasi sebagai tenaga
tersebut dipantulkan kembali, dihamburkan, diserap dan diteruskan. Oleh sebab itu,
terdapat istilah jendela atmosfer dalam penginderaan jauh. Jendela atmosfer
merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
Keadaan atmosfer dapat menghalangi jumlah energi ke permukaan bumi. Itulah
sebabnya atmosfer bersifat selektif terhadap tenaga yang dipancarkan ke
permukaan bumi. Sebagian gelombang elektromagnetik mengalami hambatan yang
disebabkan oleh elemen yang terdapat di atmosfer seperti debu, uap air dan gas.
1.2.1. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat beberapa elemen
dalam lapisan atmosfer dapat menghalangi energi yang dipancarkan oleh sumber
tenaga (gambar 10.3). Kondisi tersebut dapat mempengaruhi interaksi antara tenaga
dan objek. Semakin banyak tenaga yang diterima, semakin jelas dan cerah gambar
yang diperoleh. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tenaga yang diterima

semakin gelap gambar yang diterima.


Gambar 10.3. Interaksi antara tenaga dan objek.

Sumber: http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/SitePages/ModulOnline

/LihatModulOnline.aspx?ModulOnlineID=118, diunduh pada 21/11/2014, 06:28


WITA
Selain itu, interaksi antara tenaga dan objek dapat diamati dari rona yang
dihasilkan oleh foto udara. Tiap objek memiliki karakteristik berbeda dalam
memantulkan dan memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang memiliki daya pantul
tinggi akan terlihat cerah pada citra. Sementara itu, objek yang memiliki daya pantul
rendah akan terlihat gelap.

1.2.2. Wahana
Wahana merupakan salah satu komponen penginderaan jauh yang digunakan
untuk membawa sensor untuk menangkap energi yang dipantulkan dari permukaan
bumi kemudian memancarkannya ke stasiun penerima data. Gambar 10.4
menunjukkan beberapa jenis wahana dan ketinggian yang dapat dijangkau. Jenis-
jenis wahana tersebut antara lain: helikopter, pesawat udara, balon stratosfer, roket,
dan satelit (LANDSAT, IKONOS, SPOT, QUICKBIRD).

Gambar 10.4. Jenis-jenis wahana dalam penginderaan jauh.


NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

Sumber: Lindgren, 1985

Semakin tinggi letak sebuah wahana, maka daerah yang terdeteksi atau yang
dapat diterima oleh sensor semakin luas. Gambar 10.5. memperlihatkan hirarki
jangkauan penginderaan jauh berdasarkan ketinggian dan jangkauan yang dapat
diraih.

Keterangan:

1.2.2.1. Satelit dengan orbit


200-
36.000 km;
1.2.2.2. Pesawat yang
terbang tinggi, > 15 km;
1.2.2.3. Pesawat yang
terbang sedang, 9-15 km;
1.2.2.4. Pesawat yang
terbang rendah, < 9 km

Gambar 10.5. Hirarki wahana dalam penginderaan jauh.

Sumber: National Academi of Sciences, 1977

1.2.3. Sensor
Sensor terletak di dalam wahana dan berfungsi menerima informasi dalam
berbagai bentuk antara lain: sinar atau cahaya, gelombang bunyi, dan daya
elektromagnetik. Sensor tersebut digunakan untuk melacak, mendeteksi dan
merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki
kepekaan dan kemampuan yang berbeda terhadap bagian spectrum
elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar paling kecil disebut
resolusi spasial. Resolusi bergantung kepada besar kecilnya objek. Semakin kecil
objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin baik resolusi spasial yang dihasilkan
di foto citra.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan atas sensor
fotografi dan sensor elektronik. Penjelasan kedua sensor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sensor Fotografi
Proses perekaman penginderaan jauh ini menggunakan kamera atau melalui
proses kimiawi. Prose kerja sensor fotografi bergantung kepada pantulan tenaga
dari objek. Tenaga elektromagnetik yang diterima kemudian direkam di sebuah
detektor berupa film yang dilapisi unsur kimia. Hasil dari sensor fotografik ini berupa
foto udara jika proses penginderaan jauh di lakukan dari udara, baik melalui pesawat
udara atau wahana lainnya di bumi. Namun, jika proses penginderaan jauh di
lakukan menggunakan satelit, hasilnya disebut foto satelit atau foto orbital. Menurut
Lillesand dan Kiefer (1990), terdapat beberapa keuntungan jika menggunakan
sensor fotografi. Keuntungan tersebut antara lain: menggunakan cahaya sederhana
seperti proses pemotretan sederhana, biaya tidak terlalu mahal dan resolusi spasial
yang baik.
2. Sensor Elektronik
Sensor elektronik merupakan komponen yang bekerja secara elektrik dengan
proses komputer. Proses perekamamnya dilakukan dengan memotret data visual
dari layar atau dengan menggunakan film perekam khusus. Hasil akhir dari proses
elektronik adalah data visual dan data digital/numerik yang disebut sebagai citra.

1.2.4. Pengguna Data


Pengguna data merupakan orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil dari
proses penginderaan jauh. Data indera jauh akan bermanfaat jika digunakan. Oleh
karena itu, kerincian, keandalan dan kesesuaian data terhadap pengguna sangat
menentukan diterima atau tidaknya data oleh mereka.
Setelah mengetahui komponen-komponen dalam penginderaan jauh, dapat
dijabarkan tahapan-tahapan dalam mendapatkan foto inderaja. Secara garis besar,
proses tersebut dapat dilihat di dalam gambar 10.7. Sumber tenaga, baik matahari
maupun wahana pemancar tenaga menyalurkan radiasi ke objek di permukaan
bumi. Energi tersebut kemudian dipantulkan kembali menuju wahana dan sensor.
Seletah itu, wahana mentransmisikan data ke pangkalan penerima data. Keluaran
dari proses ini berupa data baik citra foto maupun citra non-foto. Data dari proses
pemotretan jarak jauh kemudian akan diintepretasi oleh tim analisis.
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

Gambar 10.7. Jangkauan


penginderaan jauh. Sumber: diolah
dari berbagai sumber, 2014

1.3. Pemanfaatan Indera Jauh di Bidang Pengembangan Wilayah dan Kota


Setelah mengidentifikasi informasi-informasi yang tergambar di citra, seorang
perencana kemudian menggunakan informasi tersebut sebagai bahan analisis,
bahan perencanaan hingga bahan evaluasi. Proses analisis, perencanaan dan
evaluasi pada umumnya tidak hanya menggunakan satu citra saja. Diperlukan
beberapa citra yang menunjukkan perbedaan skala dan objek dalam satu kawasan.
Bahkan, dalam proses evaluasi diperlukan beberpa citra yang sifatnya temporer.
Contoh-contoh dari beberapa proses pemanfaatan penginderaan jauh
dipaparkan dalam penjelasan singkat di bawah. Materi selengkapnya akan di
peroleh di luar mata kuliah ini karena memerlukan teori-teori pendukung tentang
pengembangan wilayah dan kota.
1. Bahan Analisis

Gambar 13.4. Perbedaan Fungsi dan Tutupan


Lahan Sumber: googleearth, 2014

Berdasarkan peta citra gambar 13.4, dapat diketahui penyebaran penduduk


terkonsentrasi di pesisir pantai. Hal tersebut dikarenakan air merupakan sumber
kehidupan manusia. Kawasan pesisir menjadi wadah yang menyediakan sumber
daya alam yang dibutuhkan oleh manusia seperti hasil laut. Selain itu, kawasan
pesisir juga dapat dikembangkan menjadi pelabuhan yang dapat
menghubungkan sebuah kawasan ke kawasan lain.
kawasan sempadan laut. Diperlukan sebuah penataan kembali untuk
meningkatkan kualitas kawasan.
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

2. Bahan Perencanaan

Gambar 13.6. Perencanaan ruang terbuka kawasan


berdasarkan pengamatan citra Sumber:
googleearth, 2014

Berdasarkan hasil analisis, diperlukan sebuah penataan untuk mengatasi


permasalahan kawasan. Area sempadan laut harus dibebaskan dari bangunan-
bangunan dan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Dengan demikian,
penataan tata ruang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kualitas fisik
lingkungan dapat ditingkatkan.

1.4. Perbandingan Peta dan Citra


Peta dan citra pada dasarnya memberikan informasi mengenai segala objek
dan aktivitas yang terjadi di atas permukaan bumi. Namun, terdapat perbedaan di
antara keduanya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Perbedaan
antara peta dan citra dapat di lihat di dalam tabel 13.2 (Sundana, 2008).
Tabel 13.2. Perbandingan Peta dan Citra
No Peta Citra
1 Penyajian peta yang selektif Penyajian citra penginderaan jauh tidak
a. Kenampakan penting yang selektif (unselective). Apa saja yang
dipilih akan ditonjolkan secara dapat direkam oleh sensor akan terlihat
jelas, sesuai dengan tujuan atau tampak, ketidakselektifan ini
pemetaannya membawa beberapa konsekuensi,
b. Informasi yang diperlukan telah antara lain:
disadap oleh pembuat peta, a. Kenampakan-kenampakan penting
misalnya peta geologi, peta sulit dilihat.
jaringan jalan b. Mungkin menonjol pada kenampakan
c. Pengguna peta harus memiliki yang tidak diperlukan bagi suatu
ketrampilan dalam membaca penelitian, contoh vegetasi yang
peta. tampak menonjol bagi kepentingan
geologi atau lainnya.
c. Pengguna harus mempunyai
ketrampilan dalam hal menyadap
informasi yang diperlukan.

2 Merupakan hasil dari proses Citra penginderaan jauh merupakan


generalisasi. Proses ini merupakan gambar kenampakan yang tidak
hal yang fundamental dalam tergeneralisasi (not generalised).
Kartografi, misalnya pada skala 1 : Misalnya pada skala 1 : 50.000, jalan
50.000, terdapat kenampakkan dengan lebar 10 m digambarkan dengan
lebar jalan 5 ukuran 0,2 mm. Sekalipun ukurannya
m. Apabila kenampakkan jalan sangat kecil, kenampakan jalan tersebut
tersebut dianggap penting maka masih terlihat pada citra penginderaan
tetap akan digambarkan dengan jauh. Pada peta skala 1 : 50.000,
pembesaran kenampakan jalan dengan lebar 10 m
(exageration). seharusnya berukuran 0,2 mm. Apabila
jalan tersebut merupakan kenampakkan
yang penting maka kenampakan jalan
akan tetap ditonjolkan. Misalnya
digambarkan dengan ukuran 1 mm.
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

3 Peta secara planimetrik Citra penginderaan jauh mengandung


mempunyai ketelitian tinggi, karena ketidaktelitian dalam hal ukuran
sifat proyeksinya yang ortogonal. planimetriknya, terutama foto udara
Ortogonal artinya skala di berbagai yang mempunyai proyeksi sentral.
bagian pada peta tetap sama, Walaupun hal ini tidak mengganggu
terutama pada skala besar. Sistem interoretasi, namun dalam memplotkan
proyeksi peta yang digunakan hasil interpretasi pada peta akan
mempunyai karakteristik yang mengalami kesulitan. Hal ini karena
sudah diketahui, terutama skalas di berbagai bagian tidak sama.
kesalahan (distorsi) skalanya dan Teknik-teknik memindahkan hasil
faktor kesalahan bentuk interpretasi ke dalam peta

memerlukan alat yang mahal, seperti


rectifier, zoom transfercope, camera,
stereo, plotter analytical. Analog, dan
optical photograph.
4 Meskipun telah dilakukan Warna (tone) dikandung dalam citra
pengelompokkan data atau penginderaan jauh tergantung pada
penggunaan simbol tertentu yang jenis spektral dan keadaan masing-
dapat membedakan obyek yang masing obyek. Adakalanya refleksi
satu dengan obyek lain, masing- rumah dan jalan yang ditangkap sensor
masing obyek masih dapat menghasilkan rona yang sama,
dibedakan warnanya sesuai walaupun dapat dibedakan bentuknya.
dengan keinginan pembuat petai Untuk itu, perlu dilakukan pengujian
kebenaran interpretasinya.

Selain keterangan tabel di atas, citra dalam penginderaan jauh juga memiliki
kelebihan- kelebihan lain, sebagai berikut:
1. Melalui citra, pembaca dapat mengamati daerah-daerah yang sulit ditempuh,
contohnya hutan dan pegunungan,
2. Citra menggambarkan objek permukaan bumi dengan wujud dan letak yang
sesuai dengan kenyataannya.
3. Citra tertentu menggambarkan objek tiga dimensi jika dilihat dengan stereoskop.
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

3. Bahan Evaluasi
Seperti yang telah dikemukanan sebelumnya, dalam proses evaluasi
diperlukan beberapa citra yang sifatnya temporer. Beberapa citra dari masa ke
masa tersebut berfungsi untuk memperlihatkan perubahan tata ruang wilayah
dan kota, apakah perubahan tersebut menjadi lebih baik atau menjadi lebih
buruk.
Selain itu diperlukan juga dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan
adalah aturan-aturan yang menyangkut tata kota seperti Peraturan
Pemerintah, Peraturan, Undang-Undang, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dengan
membandingkan dokumen-dokumen pendukung dengan citra yang ada, dapat
diketahui apakan pembangunan wilayah atau kota telah sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.

Gambar 13.5. Citra salah satu kawasan yang akan dievaluasi di


pesisir Kota Makassar Sumber: googleearth,
2014

Berdasarkan peraturan pemerintah, ruang terbuka hijau di sebuah kawasan


adalah 30% dari total luas wilayah. Namun, dalam citra tergambar kawasan
yang dipadati oleh bangunan yang saling berdempetan sehingga tidak terdapat
jalur sirkulasi yang memadai (gambar 13.5). Struktur jalan membentuk pola
organik atau tidak teratur. Karena didominasi oleh bangunan, kawasan ini tidak
memiliki ruang terbuka hijau. Dengan demikian, perkembangan kawasan tidak
sesuai lagi dengan peraturan yang berlaku. Evaluasi berikutnya adalah
tedapat bangunan yang dibangun di dalam
NAMA : SRI RAHMAWATI HABIE
NIM : D52116016

Anda mungkin juga menyukai