DOKTER KELUARGA
Oleh:
Iqbal Teguh Riady
1508112090
Instruktur
drg. Tuti Restuastuti, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
Nama mahasiswa : Iqbal Teguh Riady
NIM : 1508112090
Komentar fasilitator :
Instruktur
Pada kunjungan rumah blok 23, kelompok 13 mengunjungi pasien bernama Hj.
Nurhaida Sibarani yang berusia 69 tahun. Beliau menderita penyakit diabetes melitus. Saat
Perjalanan penyakit beliau diawali dengan temuan luka pada bagian tangan pasien
yang tidak sembuh dalam waktu lama. Gejala awal pasien juga berupa sering lapar, sering
pipis, sering minum dan sering mengantuk sehingga beliau memeriksakan diri ke Puskesmas
dan didiagnosa terkena penyakit diabetes mellitus pada bulan April tahun 2001. Pada tahun
tahun selanjutnya pasien juga mengalami hipertensi dan disertai dengan magh. Saat ditemui,
pasien mengalami penurunan terhadap pendengaran terhadap kegiatan sehari-hari akan tetapi
Pasien Hj. Nurhaida telah mendapatkan terapi untuk penyakit yang dideritanya.
Seperti yang diketahui penyakit diabetes melitus dan hipertensi adalah penyakit kronis yang
tidak bisa sembuh tetapi bisa dikontrol. Untuk pengontrolan tekanan darah beliau diresepkan
obat hipertensi oleh dokter, kemudian pasien sadar dalam mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehari-hari agar tidak meningkatkan tekanan darah dan mendapat dukungan dari
keluarga. Selain itu di rumah beliau juga memiliki alat untuk mengukur tekanan darah yang
diberikan oleh anaknya. Kemudian untuk penyakit diabetes melitus beliau diresepkan obat
metformin oleh dokter, sama halnya dengan pengontrolan tekanan darah, pasien juga sadar
untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi nya sehari-hari agar kadar gula darah tetap
terkontrol.
c. Patofisiologi penyakit
Diabetes Melitus
Penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti pola makan secara
berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan karena jumlah atau
kadar insulin oleh sel β pankreas yang mempunyai kapasitas maksimum untuk
Diabetes melitus terdiri dari 2 tipe yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1,
biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1 tubuh penderita hanya
sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin,
oleh karena itu untuk bertahan hidup penderita harus mendapat suntikan insulin
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin
gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut
2 dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang
fungsi insulin pada penderita DM Tipe 2 hanya bersifat relatif, tidak absolut. Oleh
insulin
Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang
tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor
yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok,
pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Hipertensi
jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada
kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat
dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari
darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi
a. Identitas pasien
Usia : 69 tahun
Alamat : Jl. Limbat No. 1, RT. 001, RW. 007, Kel?Desa. Labuh Baru
Berdasarkan genogram keluarga Hj. Nurhaida bisa dilihat Alm. J ayah beliau
memiliki riwayat hipertensi yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi pada Hj.
Nurhaida.
c. Lingkungan Rumah
Hj. Nurhaida adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 5 orang anak. Untuk
saat ini beliau dirawat oleh anak bungsu perempuan nya dan 2 cucu nya yang menetap di
Berdasarkan uraian diatas dapat dinilai adanya dukungan keluarga yaitu menjaga dan
mengawasi Hj. Nurhaida yang pendengarannya menurun dalam aktivitas sehari-hari. Beliau
butuh pengawasan keluarga untuk aktivitas sehari-hari seperti minum obat, shalat, makan dan
aktivitas lainnya.
d. Aktivitas sehari-sehari pasien
Dalam aktivitasnya sehari-hari baik di dalam maupun luar rumah, Hj. Nurhaida
memakai kaos kaki dan sandal untuk mencegah luka mengingat beliau memiliki penyakit
diabetes. Aktivitas beliau sehari-hari di dalam rumah diantaranya seperti menonton dan
bermain bersama cucu. Untuk sekarang keluarga membatasi aktivitas beliau di dapur karena
ditakutkan beliau terlupa mematikan kompor dan hal lainnya yang bisa mengancam
keselamatan beliau.
b. Keluarga yang menjaga pola makan beliau. Karena tekanan darah dan kadar gula
aturan
4. Usulan Pengelolaan
a. Rawatan Medik
- Patuh minum obat hipertensi sesuai dengan aturan yang diresepkan dokter
b. Saran
- Untuk diet: pasien diberi edukasi untuk mengatur pola makan yang rendah garam
dan rendah gula untuk mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah pasien
pasien dalam mengatur pola makan, minum obat, dan aktivitas sehari-hari lainnya
c. Saran Untuk Pencegahan Penyakit Dan Kekambuhan
- Untuk penyakit diabetes harus dikontrol agar tidak menimbulkan komplikasi lain
seperti luka yang susah sembuh, penyakit jantung dan pembuluh darah, neuropati
- Dokter umum
- Ahli gizi
Pemulihan Pasien
- Posbindu lansia
o Edukasi
o Terapi gizi dengan 3J yaitu tepat jumlah kalori, tepat jadwal (3 kali makan
besar dan 2 kali makan selingan) dan tepat jenis makanan. Terapi gizi
darah.
mendapatkan berat badan ideal. Tetapi ada hal yang harus diperhatikan
yaitu olahraga yang ringan dan tidak membebani serta saat olahraga harus
o Terapi obat DM terdiri dari obat oral dan suntikan (insulin). Obat DM
tinggi garam
darah secara berkala sehingga dapat diketahui proses pengobatan dan kiat
5. Narasi observasi
yang ditempati Hj. Nurhaida terletak tepat di pinggir jalan raya, keriuhan suara motor dan
mobil yang lewat dapat terdengar dari rumah Hj. Nurhaida. Hj. Nurhaida mempunyai
rumah, mengepel rumah, sehingga rumah yang ditempati Hj. Nurhaidah tetap bersih. Hj.
Diabete Melitus, Hj.Nurhaidah mengkonsumsi air teh manis hampir setiap pagi. Kebiasaan
tersebut bukan termasuk diet yang baik untuk penderita DM seperti Hj.Nurhaidah, karena
penggunaan glucosa yang langsung jadi (bukan polisakarida) akan meningkatkan kadar gula
darah dalam waktu cepat. Hj. Nurhaidah rajin melakukan kegiatan olahraga seperti jalan
cepat sekitar seminggu 2-3 kali. Hj. Nurhaidah juga mempunyai kebiasaan yang baik dalam
melakukan olahraga, beliau menggunakan kaos kaki yang berfungsi untuk menghindari
terjadinya luka pada kaki beliau. Hj.Nurhaidah melakukan olahraga di jalan depan rumah
beliau, walaupun sudah menggunakan kaos kaki, tetap menurut pendapat saya melakukan
penyakit
berbeda dari pelajaran sebelumnya dimana saya bisa bertemu dengan pasien,
keluarga pasien, mengetahui lebih dalam mengenai keluarga pasien dan juga