PENDAHULUAN
penting, ahli anatomi menggunakan tubuh manusia sebagai media pengajaran, baik
pemotongan yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri.1 Kadaver adalah jenazah atau
yang paling penting dan mendasar dalam rangka mempelajari anatomi tubuh manusia.
Upaya dalam mendapatkan gambaran organ dan jaringan tubuh manusia seperti saat
mereka hidup, maka kadaver yang digunakan harus mampu mewakili keadaan yang
sebenarnya dan kondisi kadaver harus tetap terjaga dengan baik, tanpa banyak
adalah keadaan dimana jaringan lunak tubuh mengalami penghancuran oleh proses
autolisis dan aktivitas mikroorganisme. Organ yang kaya dengan enzim akan
mengalami proses autolisis lebih cepat daripada organ yang tidak memiliki enzim.
Organ dalam yang cepat mengalami proses pembusukan yaitu otak, lien, lambung,
usus, renal, hepar, uterus gravid, uterus post partum, dan darah. Organ yang lambat
membusuk yaitu paru-paru, jantung, otot, dan diafragma. Sedangkan organ yang
paling lambat membusuk adalah kelenjar prostat dan uterus non gravid. 5,6
1
2
Otak manusia adalah organ yang sangat bergantung terhadap oksigen, otak
hanya dapat bertahan selama 5 menit tanpa adanya suplai oksigen. Pada awal proses
kematian, sistem yang pertama kali berhenti adalah sistem pernafasan. Terganggunya
terutama ke otak yang dapat menyebabkan kematian otak. Bagian pertama dari otak
yang berhenti berfungsi ialah cortex cerebri, berhentinya fungsi cortex cerebri
berkisar 5-6 menit setelah kematian. Selanjutnya diikuti (mid-brain) dan yang
serta bertujuan dalam ilmu pengetahuan. Oleh karna itu diperlukan proses
pembusukan serta menjaga penampilan luar kadaver supaya tetap mirip dengan
kondisi sewaktu hidup. Proses pengawetan kadaver yang digunakan saat ini selalu
menggunakan formaldehid. Teknik pengawetan yang dipilih harus sesuai agar zat
Formaldehid telah digunakan secara luas diseluruh dunia untuk proses pengawetan
kadaver selama bertahun-tahun. Zat ini dipilih karena kemampuannya sebagai bahan
fiksasi yang kuat, bagus, dan harganya yang terjangkau. Proses pengawetan yang
mempertahankan kesegaran kadaver, tidak berbau busuk, lentur, tidak kaku, dan
proses pengerjaan yang cepat, aman dan menghasilkan distribusi zat yang merata.
Sedangkan bagian tubuh yang berada dalam rongga, seperti rongga dada, perut dan
pelvis, teknik cavity embalming dapat dilakukan. Karena alasan tersebut peneliti ingin
meneliti pengaruh dari teknik vascular dan cavity embalming pada organ otak tikus
putih (Rattus norvegicus). Otak dipilih sebagai organ yang diteliti dengan
oksigen dan zat toksik menyebabkan otak cepat mengalami pembusukan, sedangkan
penggunaan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) karena metabolisme hewan
coba tersebut tidak jauh berbeda dengan manusia. Sebelumnya peneliti belum
menemukan penelitian mengenai topik ini, maka dari itu peneliti tertarik untuk
pengaruh teknik pengawetan terhadap struktur organ otak tikus putih (Rattus
terhadap struktur organ otak tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar
1. Peneliti
pengawetan organ.
5
3. Peneliti lain
Anatomi.