Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN ANTARA MENYEWA ATAU MEMBELI ALAT BERAT OLEH

KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI


Aggam Rif’at 1
Podomoro University
Email: Aggam.rifat@podomorouniversity.ac.id

ABSTRAK
Perbandingan antara menyewa atau membeli alat berat merupakan metode yang
digunakan untuk menentukan alternatif mana yang lebih baik. Pihak yang berhubungan langsung
dengan manajemen alat berat yaitu kontraktor. Penulisan dilakukan dengan menggunakan tehnik
metode pencarian literatur dan pengumpulan data dari buku. Analisis data yang dilakukan yaitu
dengan metode kualitatif dan kuantitatif yang diharapkan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dengan adanya dua metode ini para pelaku kontruksi dapat menentukan alternatif untuk
membeli atau menyewa. Tentunya setiap opsi yang di pilih terdapat kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Pemilihan keputusan tergantung pada kapabilitas yang dimiliki oleh kontraktor.
Setiap kontraktor tentunya akan memilih yang paling untung, namun disisi lain harus tetap
memperhitungkan keuangan yang ada. Harga untuk sebuah alat berat excavator misalnya per
unit Rp. 1.299.000.000 tentunya kontraktor yang baru merintis akan berpikir 2 kali untuk
membeli. Dengan adanya perbandingan pula di dapatkan selisih antara biaya kepemilikan pada
saat membeli dan menyewa. Biaya perhari beli yaitu Rp. 4.267.944 sedangkan biaya sewa adalah
Rp. 6.876.571 perhari. Dari perhitungan tersebut didapatkan selisih nilai Rp. 2.608.627 perhari,
terdapat selisih yang cukup jauh jika kita membeli alat sendiri. Namun masih banyak hal lain yang
perlu di perhatikan ketika menentukan membeli atau menyewa sebuah alat berat.
Kata Kunci: membeli; menyewa; kontraktor; proyek

PENDAHULUAN
Konstruksi merupakan tempat adanya keterlibatan antara para pihak yaitu, owner,
konsultan, kontraktor, dan para pekerja. Semua pihak yang terlibat harus memikirkan cara agar
proyek yang mereka kerjakan bisa diselesaikan sesuai dengan kesepakan yang terjadi. Semua
pekerjaan kontruksi akan mengacu pada ketelitian di dalam perencanaan dan pelaksanaan biaya,
mutu dan waktu (BMW). Selain para pihak yang terlibat di dalam proyek, ada satu bagian yang
penting yang tidah terlepas dari suatu proyek konstruksi yaitu, alat berat.
Alat berat merupakan salah satu bagian penting dari proyek konstruksi. Setiap proyek
akan memerlukan suatu alat yang dapat membantu di dalam melakukan efektifitas di setiap
pekerjaan. Pada proyek kontruksi banyak paket pekerjaan yang harus diselesaikan menggunakan
alat berat misalnya: pembangunan proyek perumahan, gedung tinggi, infrastruktur dan masih
banyak lagi. Dengan adanya alat berat maka pekerjaan akan semakin cepat dan efisien.
Perencanaan yang tepat untuk menggunakan alat berat dengan optimal merupakan salah
satu indikator keberhasilan pada proyek konstruksi. Oleh karena itu hal yang harus dicapai
adalah keberhasilan proyek yang mengacu pada BMW. Kemudahan yang didapatkan dari
penggunaan alat berat yang tentunya akan sangat membantu sekali di dalam pekerjaan proyek
konstruksi. Karena didalam dunia konstruksi semua aspek harus dapat digunakan dengan sebaik
mungkin termasuk alat berat. Biasanya alat berat banyak digunakan oleh kontraktor.
Kontraktor adalah orang yang berhubungan langsung di dalam penggunaan alat berat
agar dapat digunakan dengan semaksimal mungkin. Kontraktor juga akan menghitung opsi mana
yang paling menguntungkan bagi mereka dengan cara membeli atau menyewa.
Pada setiap proyek, kontraktor pasti akan mengalami masalah tentang cara merawat alat
berat dengan benar. Suksesnya dari suatu perusahaan kontraktor di dalam pengelolaan alat
berat, tergantung pada cara mereka melakukan perawatan alat berat di setiap proyek-proyek
konstruksi mereka. Salah satu hal yang berpengaruh di dalam merawat alat berat adalah dengan
memperkerjakan seorang operator yang sudah berpengalaman.
Operator adalah orang yang dapat mengoperasikan alat berat, berdasarkan dari
pengalaman yang sudah mereka dapatkan. Operator yang berpengalaman adalah operator yang
sudah mendapatkan sertifikat untuk dapat mengoperasikan suatu alat berat. Dengan
memperkerjakan seorang operator yang sudah mendapatkan setifikat merupakan salah satu
indikator bahwa operator tersebut layak untuk menggunakan alat berat dengan baik dan benar.
Operator yang sudah terlatih biasanya akan dapat mengetahui kapan alat tersebut harus di
service dan mengganti alat-alat yang sudah berkurang kekuatannya dengan alat yang baru.
Masa pemeliharaan menjadi satu bagian yang sangat penting dan membutuhkan biaya
yang tidak sedikit untuk satu alat berat, karena alat berat adalah kendaraan yang mahal.
Kontraktor yang membeli alat berat dengan biaya sendiri maka harus membayar biaya
pemeliharan. Lain halnya dengan kontraktor menyewa suatu alat berat maka biaya pemeliharaan
ditanggung oleh pihak penyewa. Biaya pemeliharaan tidak boleh diabaikan, karena alat berat
harus dipelihara agar mendapatkan kinerja yang baik dari alat tersebut.
Kontraktor yang melakukan pembelian alat berat sendiri maka harus memastikan kapan
alat tersebut akan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan biasanya dilakukan pada setiap jam
penggunaan alat, karena alat berat berbeda dengan mobil pada umumnya. Didalam alat berat
menggunakan indikator perhitungan jam penggunaan, jika di mobil berdasarkan jarak tempuh.
Semakin banyak jam yang digunakan maka akan semakin banyak pula pemeliharaan yang
dilakukan, agar alat tersebut tetap optimal pada saat digunakan.
Kontraktor yang menyewa alat berat tidak perlu memikirkan biaya pemeliharaan karena
biaya sudah termasuk didalamnya. Tetapi biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat berat
tidaklah murah apalagi alat tersebut dibutuhkan didalam proyek-proyek kontraktor selanjutnya.
Analisa didalam pengefisiensian BMW akan sangat diperhatikan di dalam memilih opsi
penggunaan dari alat berat.

DASAR TEORI
SUMBER ALAT BERAT
Menurut (Rostiyanti, 2008), di dalam dunia konstruksi alat-alat berat yang dipakai dapat
berasal dari bermacam-macam sumber, yaitu:
1. Pembelian Alat Berat Oleh Kontraktor
Alat berat yang dibeli oleh setiap kontraktor akan menjadi sepenuhnya milik kontraktor
tersebut. Selain itu kontraktor dapat menggunakan alat tersebut tanpa harus memikirkan
biaya pemakaian per jam. Tetapi kontraktor harus melakukan pemeliharaan alat setiap
jadwal yang sudah di tentukan. Selain masalah teknis, yang menjadi kelebihan dari
membeli alat berat adalah pada proses tender. Kontraktor yang mempunyai sendiri alat
berat akan dilihat menjadi yang lebih baik dibandingkan dengan peserta tender yang lain.
2. Sewa-Beli Alat Berat Oleh Kontraktor
Selain membeli alat berat kontraktor juga dapat melakukan dengan cara leasing. Namun
pada akhirnya alat akan menjadi milih dari pihak yang melakukan penyewaan.
Kontraktor yang melakukan sewa-beli biasanya yang akan menggunakan alat dalam
jangka waktu yang lama. Keuntungan dari melakukan sewa-beli adalah terhindar dari
biaya awal yang besar.
3. Penyewaan Alat Berat Oleh Kontraktor
Kontraktor juga dapat melakukan sewa terhadap alat berat. jika kontraktor yang belom
memiliki cash flow perusahaan yang baik biasanya akan melakukan penyewaan.
Kontraktor juga akan melakukan sewa jika, proyek yang mereka kerjakan bukan proyek
yang memiliki jangka waktu yang lama. Kontraktor yang menyewa alat berat tidak perlu
memikirkan biaya asuransi, pajak, dll.

BIAYA KEPEMILIKAN DAN BIAYA SEWA


Biaya kepemilikan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kontraktor ketika akan membeli
suatu alat berat. Banyak faktor yang harus diperhatikan ketika akan membeli alat berat. Biaya
sewa adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kontraktor yang tidak mau untuk membeli alat
berat, biasanya dibayar selama jam pemakaian. Ketika kontraktor akan melakukan penyewaan
alat berat maka hal yang harus mereka perhatikan adalah seberapa lama akan menggunakan alat
tersebut.
Tabel 1 Perbandingan Beli dan Sewa Alat Berat

Beli Sewa-Beli Sewa


Biaya Awal  × ×
Depresiasi   ×
Pajak Tahunan   ×
Biaya asuransi   ×
Biaya tempat Penyimpanan   ×
Penggunaan jangka panjang   ×
Pembaharuan alat × × 
Sumber: diolah dari hasil beberapa perbandingan
BIAYA OPERASIONAL ALAT BERAT
Biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan pada saat menggunakan alat
berat. Biaya operasional yang dikeluarkan ketika kontraktor membeli alat tersebut meliputi
operator, pelumas, bahan bakar, perawatan dan perbaikan. Selain itu yang termasuk di dalam
biaya operasional adalah mobilisasi dan demobilisasi. Mobilisasi adalah pemindahan alat dari
dealer ke lokasi proyek, demobilisasi merupakan kebalikannya. Biaya operasioal yang
dikeluarkan pada saat kontraktor menyewa alat berat akan lebih sedikit dibandingkan dengan
membeli. Kontraktor tidak perlu membayar biaya perawatan, perbaikan, mobilisasi dan
demobilisasi. Karena biasanya dihitung secara lumpsum tergantung dimana lokasi pekerjaan
kontraktor dari pool penyewa (Rostiyanti, 2008).
PERHITUNGAN BIAYA KEPEMILIKAN ALAT BERAT
Tedapat dua cara di dalam menentukan untuk membeli alat berat yaitu dengan dan tanpa
memperhitungkan bunga (Rostiyanti, 2008).
Namun disini penulis akan memberikan contoh rumus tanpa bunga:
Dengan tabel: A= P(A/P,i%,n)
𝑖(1+𝑖)𝑛 1
Dengan rumus: A= 𝑃( )− 𝑆( )
(1+𝑖)𝑛 −1 (1+𝑖)𝑛 −1

Operator
Orang yang mengoperasikan alat berat biasanya disebut operator. Selain harus bisa
mengoperasikan alat berat operator juga dituntut untuk bisa memahami kondisi dari suatu alat
berat. biasanya operator yang handal akan mengatahui bagian mana saja yang sudah mengalami
kerusakan dan harus segera diganti. Untuk bisa mengoperasikan suatu alat berat maka operator
harus mendapatkan sertifikat, layaknya sim pada kendaraan pada umumnya. Bedanya sertifikat
yang di dapat oleh seorang operator dikeluarkan oleh perusahaan alat berat, yang secara khusus
menyediakan pelatihan khusus operator. Perlakuan terhadap alat berat tentu sangat berbeda jika
dibandingkan dengan mobil biasa karena alat berat merupakan aset yang memiliki nilai sangat
tinggi. Oleh karena itu, biaya upah untuk operator alat berat tidak lah murah. Setiap operator alat
berat wajib dibayar perjam.
Pelumas
Pelumas merupakan salah satu bagian penting dari sebuah alat berat, agar terhindar dari
kerusakan yang disebabkan oleh gesekan mesin. Penggantian pelumas akan sangat berbeda jika
dibandingkan dengan mobil. Pelumas baru dapat diganti melalui perhitungan penggunaan per
jam (Qp) dengan indikasi dari jumlah waktu operasi dan lamanya kapan pelumas tersebut akan
diganti (Rostiyanti, 2008). Dengan memperkirakan kapan waktu penggantian maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑓𝑥 ℎ𝑝 𝑥 0,006 𝑐
Qp= 7,4
+𝑡

Dengan:
hp= Horse Power
c= Kapasitas Crankase
Bahan Bakar
Pada setiap alat berat akan menggunakan jumlah yang berbeda-beda tergantung pada
kapasitas dari horsepower yang dikeluarkan pada setiap alat. Biasanya alat berat akan
menggunakan rata-rata perjam 0,06 per horsepower untuk bahan bakar bensin. Kemudian untuk
bahan bakar solar adalah 0,04 per jam horsepower. Koefisien nilai tersebut kemudian dikalikan
dengan faktor pengoperasian (Rostiyanti, 2008).
Bensin= 0,06 x HP x eff
Solar= 0,04 x HP x eff
Perawatan
Alat berat yang digunakan secara terus-menerus akan membutuhkan perawatan secara
berkala. Perawatan penting untuk diperhatikan agar alat yang dibeli atau disewa bisa digunakan
secara optimal. Kontraktor yang membeli alat sendiri akan melakukan perawatan secara berkala
tergantung pada jam pemakaian. Namun, kontraktor yang menyewa alat berat maka tidak perlu
lagi untuk memikirkan tentang perawatan berkala. Perawatan dilakukan tergantung dari masing-
masing supplier biasanya, setiap 250 jam, 500 jam dan sampai seterusnya.

METODE
Jenis Penulisan
Penulisan ini didasari oleh penilaian secara kualitatif dan kuantitatif sehingga didapatkan
hasil yang bisa di validatif melalui dua sisi. Tidak hanya dengan menggunakan perbandingan
rumus, tetapi juga dari penilaian subjektif sehingga menghasilkan suatu perbandingan yang valid.
Dengan menggunakan penulisan berdasarkan dua sisi maka diharapkan dapat
memberikan informasi yang bersifat nyata dan dapat diterima.
Faktor Perbandingan
Faktor perbandingan akan sangat mempengaruhi kontraktor di dalam memilih alat. Berikut ini
terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat membeli atau menyewa alat berat
(Bros, 2014).
1. Kondisi keuangan kontraktor
Sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa alat berat sebaiknya kontraktor
harus memastikan keuangan mereka. Kontraktor yang sudah berpengalaman dan
memiliki banyak proyek maka mereka akan lebih memilih untuk membeli. Sebaliknya jika
kontraktor baru bergabung dan tidak memiliki banyak proyek maka lebih baik sewa alat
berat. Modal untuk membeli alat berat harus sangat diperhatikan, karena agar bisa
melanjutkan ke proyek selanjutnya. Jangan sampai dengan memilih untuk membeli
perusahan menjadi kesulitan keuangan, lebih baik menyewa agar tidak menyulitkan.
2. Durasi pekerjaan proyek
Selain dari menilai sisi keuangan, hal yang harus diperhatikan juga adalah seberapa lama
proyek yang akan dikerjakan. Beli atau sewa alat berat bisa dipertimbangkan dengan
melihat keberlangsungan proyek selanjutnya. Kontraktor yang memiliki proyek
berkelanjutan dan panjang akan cenderung untuk memilih membeli alat berat. Hal ini
dikarekan kemudahan di dalam akses pengadaan alat. Jika penggunaan alat hanya
digunakan hanya beberapa kali opsi untuk menyewa lebih disarankan. Agar menghindari
alat yang tidak digunakan atau terbengkalai dan akan merugikan perusahaan.
3. Ketersediaan alat dan waktu penggunaan
Pembelian alat berat akan memberikan keuntungan tersendiri bagi kontraktor. Alat yang
sudah dibeli akan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Perubahan yang terjadi
tidak terduga pada proyek yang mengakibatkan perubahan jadwal atau variation order.
Dengan memiliki alat sendiri maka kontraktor tidak perlu lagi memikirkan pengadaan
alat. Selain itu, kontraktor yang melakukan penyewaan alat berat harus memikirkan
ketersediaan alat dari pool penyewa. Jangan sampai ketika alat dibutuhkan namun alat
tidak ada. Tentu hal tersebut akan sangat menggangu keberlangsungan proyek.
4. Menejemen alat berat
Alat berat yang sudah dibeli oleh kontraktor pada umumnya membutuhkan tempat
penyimpanan agar alat tidak cepat rusak. Lain halnya ketika kontraktor menyewa alat
maka ketika alat sudah tidak lagi digunakan, bisa dikembalikan ke pool penyewa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengumpulan data literatur
Dilakukan untuk menentukan data apa saja yang akan digunakan dengan menetukan
melalui berbagai literatur. Literatur juga dapat di jadikan referensi untuk membuat
sebuah jurnal yang baik.
2. Pengumpulan data dari buku
Selain itu buku juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk mendapatkan jumlah data
yang banyak.
Analisis Data
Untuk bisa menentukan biaya penentuan antara beli atau sewa. Dengan mencari perbandingan
pengoperasian alat berat maka akan bisa didapatkan suatu data yang relevan. Dengan adanya
perbandingan ini maka diharapkan adanya pertimbangan dan bisa diperhatikan
Perbandingan antara sewa atau beli excavator:
1. Beli excavator dengan harga baru
Sumber didapatkan dari: http://olx.com
Merk: Doosan
Type: DX 200 A
Harga: Rp. 1.299.000.000
Menghitung biaya yang dikeluarkan perjam jika kontraktor membeli alat berat
(Rostiyanti, 2008):
- Pelumas akan diganti setiap 100 jam sekali
- Terdapat faktor pengoperasian 0,6
- Mesin diesel kapasitas 148 HP
- Penggunaan gemuk perjam 0,3 kg
- Harga alat excavator Rp. 1.299.000.000 tanpa nilai sisa alat
- Umur ekonomis dari alat selama 5 tahun
- Bunga, pajak, asuransi 20%
Perhitungan alat:
Konsumsi bbm perjam= 148 x 0,04 x 0.6= 3.6 gal
148 𝑥 0.6 𝑥 0.006 6
Konsumsi pelumas pejam= + = 0.132 𝑔𝑎𝑙
7.4 100

Biaya kepemilikan perjam:


Dengan tabel= 1.299.000 (A/P,20,5) : 14000
= 1.299.000 x 0,3343797: 1400
= Rp. 306.193
0.2(1+0.2)5 1
Dengan rumus= 1.299.000.000 𝑥 ( )𝑥 = 𝑅𝑝. 306.193
(1+0.2)5 −1 1400

Perawatan dan pemeliharaan per jam:


Biaya yang dikeluarkan berdasarkan asumsi 100% dari depresiasi atau biaya penurunan
alat:
= 1.299.000.000 : 5
= 259.000.000 rupiah/tahun
= 259.000.000 : 1.400
= 185.000 rupiah
Tabel biaya pengoperasian alat

Uraian Rp/jam
Pemeliharaan dan perawatan 185.000
BBM 3.6 gal x Rp. 8.300 29.880
Pelumas 0.132 x Rp. 60000 7.920
Gemuk 0.3 x 15.000 4.500
Biaya pengoperasian per jam 227.300
Sumber: buku alat berat untuk proyek konstruksi
Biaya total/jam= 227.300 + 306.193
= Rp. 533.493
Total biaya perhari= Rp. 533.493 x 8 jam= Rp. 4.267.944
2. Sewa
Sumber harga di dapatkan dari: Berbagai harga yang berlaku saat ini
Biaya mobiisasi dan demobilisasi: Dihitung lumpsum berdasarkan jarak lokasi proyek
dengan asumsi Rp. 10.000.00
Biaya sewa alat excavator: Rp. 265.000 perjam(tanpa lembur)
Biaya upah operator: Rp. 200.000
Biaya bahan bakar alat: solar perjam 20 liter perhari 20 x 8 jam= 160 liter
Perhitungan alat:
Mobilisasi dan demobiisasi: 1 ls x 10.000.000= Rp. 10.000.000
Harga sewa excavator: 7hari x 8 jam x Rp. 265.000= Rp. 14.840.000
Harga upah operator: 7 hari x 200.000= Rp. 1.400.000
Bahan bakar/solar: Rp. 9.296.000
Total biaya= Rp. 48.136.000
Total biaya perhari= Rp. 48.136.000/7
Total biaya perhari= Rp. 6.876.571
SIMPULAN DAN SARAN
Dengan dilakukannya penuisan ini maka dapt ditarik beberapa simpulan yang dapat
dijadikan acuan untuk mentukan metode mana yang akan dipilih. Terdapat 2 metode yaitu sewa
atau beli, kesimpulan dan saran yang di dapat adalah sebagai berikut:
Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan
kualitatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melakukan pembelian alat berat untuk digunakan
di dalam jangka waktu yang panjang akan menguntungkan bagi kontraktor. Dengan adanya nilai
selisih yaitu Rp. 2.608.627 perhari yang di dapatkan dari pengurangan biaya beli dan sewa.
Dengan membeli alat berat maka kontraktor akan mendapatkan keuntungan lebih.
Namun dari segi pendekatan kualitatif keuntungan tidak selamanya di dapatkan dari
membeli alat berat. Terdapat faktor lain yang harus dipertimbangkan oleh kontraktor misalnya
di dalam menentukan: kondisi keuangan, durasi pekerjaan, ketersediaan alat, waktu penggunaan
dan menejemen alat berat.
Dengan adanya analisis dari beberapa pendekatan yang dilakukan, penulis lebih
menyarakan sebagai berikut:
Untuk kontraktor yang masih baru bergabung di dalam dunia konstruksi dan masih
memiliki modal yang sedikit sebaiknya belom terlalu memikirkan untuk membeli alat.
Untuk kontraktor yang sudah berpengalaman dan memiliki banyak proyek sebaiknya
membeli alat berat sendiri mengingat selisih yang cukup besar di dapatkan dalam perhari.
Sebaiknya di dalam menentukan beli atau sewa alat berat. Kontraktor terlebih dahulu
melakukan analisis yang sifatnya kualitatid dan kuantitatif. Agar hasil yang didapatkan benar-
benar maksimal dan sesuai dengan apa yang di harapkan. Karena pada prinsipnya kontraktor
akan lebih memilih alternatif yang paling menguntungkan.
PERNYATAAN

Penulisan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa sumber. Penulis sangat beterima kasih kepada
ir. Susy fatena rostiyanti. Karena dengan adanya buku yang berjudul alat berat untuk proyek
kontruksi sangat membantu di dalam penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Barbara, T. O. (2015). Analisis komparatif antara membeli dan menyewa dump truck Pt. global daya
manunggal di sangatta. eJournal Administrasi Bisnis, 336-351.

Bros, R. (2014, 06 05). rbauction. Diambil kembali dari When to buy or rent heavy equipment – five
factors to consider: https://www.rbauction.com

daftar harga excavator baru & bekas terbaru bulan ini. (2017, 4 7). Diambil kembali dari
infoharga.xyz: https://infoharga.xyz/daftar-harga-excavator-baru-bekas-terbaru-bulan-
ini.html

Fatmawaty, D. (2015). analisis perbandingan membeli atau menyewa tiga unit truck mitshubishi tipe
ps 125 pada Pt. perdana bumi syariharti samarinda. ejournal administrasi bisnis, 14-26.

harga keekonomian bbm solar industri Pt pertamina. (2017, 1 16). Diambil kembali dari
infohargabbm.com: http://www.infohargabbm.com/2017/01/harga-keekonomian-bbm-
solar-industri-pt_16.html

perhitungan biaya sewa excavator. (2014, 05). Diambil kembali dari rumahmaterial.com:
http://www.rumahmaterial.com/2014/05/perhitungan-biaya-sewa-excavator.html

Rahman. (2016, 7 7). gaji operator alat berat. Diambil kembali dari artikel-indonesia.com:
http://www.artikel-indonesia.com/gaji-operator-alat-berat.html

Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai