CARSINOMA BRONKOGENIK
Oleh:
Preseptor:
3.2 Anamnesis
Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 16 Mei 2019 dengan:
Keluhan Utama
Sesak napas yang meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak napas meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas tidak
menciut. Sesak napas meningkat karena aktivitas dan batuk. Sesak napas tidak
dipengaruhi cuaca, makanan dan emosi. Sesak tidak berkurang dengan perubahan
posisi tertentu. Sesak napas sudah dirasakan sejak 10 bulan yang lalu. Pasien sudah
dikenal dengan small cell carcinoma dari hasil TTB (20 Oktober 2018) di RS Awal
Bros Batam namun pasien menolak untuk dikemoterapi.
Batuk ada. Pasien mulai merasakan batuk sejak 6 bulan yang lalu. Batuk hilang
timbul. Batuk berdahak berwarna putih dan bersifat encer.
Batuk darah tidak ada.
Nyeri dada tidak ada
Bengkak diwajah dan leher sejak 3 hari yang lalu
Suara serak dirasakan sejak 1 minggu yang lalu
Nyeri menelan tidak ada
Demam tidak ada
Keringat malam tidak ada
Penuurunan BB ±20kg dalam 6 bulan
Penurunan nafsu makan ada.
Mual dan muntah tidak ada.
Nyeri Ulu hati tidak ada
BAK dan BAB tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat minum obat OAT sebelumnya tidak ada
Riwayat TB tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat Penyakit Jantung ada pada tahun 2014
Riwayat keganasan organ lain tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat TB tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat Hipertensi dan Penyakit Jantung tidak ada
Riwayat keganasan organ lain tidak ada
Riwayat kebiasaan, sosial, pekerjaan
Pasien bekerja sebagai seorang operator alat craine
Pasien merokok sejak usia 18 tahun selama 40 tahun, rokok kretek dikonsumsi
sebanyak ±40 batang/ hari, berhenti sejak 6 bulan yang lalu (Statys Perokok, IB
berat)
Pernah mengkonsumsi alkohol
Riwayat Free Sex disangkal
Riwayat penggunaan narkoba suntik disangkal
Riwayat penggunaan tatoo tidak ada
3.3 Pemeriksaan Fisik (Penilaian awal medis pasien rawat inap)
3.2.1 Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 83 kg
IMT : 28,7Kg/m2
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu : 36,8°C
Ht 42 SGPT 12 u/L
3.4 Rontgen
Rontgen Thorax 1: Rontgen Thorax 2:
Rontgen Thorax 3:
3.6 Tatalaksana
Rencana Pengobatan
- Nasal kasul O2 3-4 L
- IVFD NaCl 0,9 % 12 jam/kolf
- Injeksi Furosemid 1x 1 amp
- Injeksi dexamethasone 3x 1 amp
- Radioterapi Emergency
BAB IV
DISKUSI
Keluhan utama pasien terdapat sesak nafas 3 hari sebelum masuk RS,
keluhan sesak nafas ini belum suatu gejala yang khas suatu penyakit paru bagi
pasien. Sesak nafas ini dapat terjadi oleh berbagai gangguan seperti gangguan
pada kardiovaskular, system respirasi , gangguan metabolik gangguan
neuromuscular ataupun kondisi psikogenik. Kondisi sesak nafas/ dyspnea sering
diartikan sebagai sensasi tidak nyaman kualitatif yang bervariasi intensitasnya
dapat terjadi akut maupun kronik. Sensasi yang berbeda ini sering dilaporkan
sebagai usaha nafas yang meningkat, rasa sesak di dada, dan air hunger (perasaan
tidak cukup menghirup inspirasi) yang disebabkan oleh ventilasi pulmoner yang
tidak sesuai untuk dorongan bernapas hal ini timbul dari ketidakcocokan antara
reseptor aferen di saluran udara, paru- paru dan struktur dinding dada dan aktivitas
motorik pernapasan pusat. Kemoreseptor salah satunya bertanggung jawab
terhadap terjadinya sesak nafas. Kemoreseptor terletak pada carotid bodies dan
medulla akan mengenali adanya perubahan pada gas darah seperti O2, CO2, dan
H+. Pada paru, Juxtacapillary Receptors (Coccia CBI, Palkowski GH,
Schweitzer B, Motsohi TNtusi NAB. SAMJ. Dyspnoea: Pathophysiology and a
Clinical Approach.2016; 16(1): 32-6)
Pada pasien terdapat keluhan batuk sejak 6 bulan yang lalu, yang artinya
pada pasien sudah terjadi batuk kronik. Batuk merupakan gejala yang umum pada
berbagai macam penyakit paru (PPOK, Asma, Bronkiektasis, TB Paru, Tumor,
dll) dan beberapa kondisi non-respirasi (GER dan rhinosinusitis) maupun efek
samping dari pemakaian obat tetentu seperti pemakaian ACE inhibitors.(Smith JA
and Woodcock A. Chronic Cough. N ENGL J MED. 2016;375:1544). Batuk
dapat terjadi disebabkan oleh adanya reflek batuk yang dimediasi oleh batang otak
yang diaktifkan oleh saraf sensoris vagal aferen yang terletak di ekstra paru.
Badan saraf terletak di ganglia jugularis dan nodusa, sementara ujung sarafnya
terletak di dalam laring, trakea, dan bronkus. Aktivitas saraf ini diaktifkan oleh
adanya rangsangan mekanik dan atau kimia. Semua sinaps aferen terletak di
nucleus tractus solitarius (NTS) di batang otak, sehingga apabila impuls telah
sampai ke lokasi tersebut akan muncul manifestasi batuk. (DR. Amelie Sylvia
Mary Harle. The Characterisation and Treatment of Cough In Lung Cancer
(Thesis). Manchester: Faculty Of Medical and Human Sciences University Of
Manchester; 2015)
Selanjutnya, pada pasien juga terdapat wajah dan leher sembab sejak 1
minggu yang lalu. Pada pasien dengan tumor paru, klinisi wajib berfikir tanda
tersebut merupakan suatu Sindroma Vena Cava Superior (SVCS), karena
sekarang ini, penyebab ternbanyak munculnya SVCS adalah malignansi/
keganasan, penyebab lainnya terhitung 20- 40%. Keganasan yang palinng umum
menyebabkan SVCS adalah kanker paru. SVCS pada kanker paru kebanyakan
terkait dengan Small Cell Lung Cancer (SCLC) daripada Non- Small Cell Lung
Cancer (NSCLC), karenan kebanyakan SCLC ini, perkembangannya lebih sentral
dibandingkan dengan NSCLC. Tapi, karena insiden NSCLC lebih tinggi
dibandingkan dengan SCLC pada kasus kanker paru secara umum, NSCLC juga
disebutkan sebagai penyebab utama SVCS, pada dasarnya adalah karena adanya
obstruksi atau penekanan pada vena cava superior dan percabangannya (vena
azigos) apapun penyebabnya. (Paraschiv et al. Superior Vena Cava Superior.
Archives of The Balkan Medical Union. 2017; 52(1): 39- 41).
Kanker paru merupakan kanker yang paling umum terjadi baik pada pria
ataupun wanita dengan angka kematian yang tinggi.Kanker paru sangat erat
kaitannya dengan kebiasaan merokok terutama pada perokok aktif. Pada pasien
dengan kanker paru dapat muncul berbagai keluhan respirasiseperti sesak nafas,
batuk, batuk darah maupun nyeri dada. Selain dari gejala respirasi, pada pasien
dengan kanker paru juga dapat muncul gejala tambahan lain seperti adanya
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan sebagai akibat dari sitokin
yang dikeluarkan oleh sel kanker tersebut. Selain itu gejala lain yang mungkin
timbul adalah berkaitan dengan obstruksi ataupun supresi oleh massa tumor
terhadap struktur yang berada di sekitarnya, yaitu seperti dapat memunculkan
gejala suara serak dan SVCS. Untuk itu, sangat penting penatalaksaanaan
menyeluruh pada pasien kanker paru untuk dapat meningkatkan quality of life.
DAFTAR PUSTAKA