Anda di halaman 1dari 15

Analisis Kasus

Telah dilaporkan kasus kematian seorang pasien anak


perempuan usia 1 tahun dengan diagnosis syok sepsis, gagal
napas ec sepsis, bronkopneumonia, anemia gravis,
trombositopenia, DIC, hipoalbuminemia, hipokalsemia, asidosis
metabolik, gangguan koagulasi, perdarahan saluran ceran,
riwayat dehidrasi sedang, AKI stadium injury, infeksi saluran
kemih, kolestasis ec sepsis

anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
• Pasien datang dengan keluhan sulit makan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
• Penurunan nafsu makan sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu dan semakin sulit makan sejak 4
hari yang lalu.
• Sebelum sakit anak menghabiskan 3x1 porsi anak.
• Luka lecet di lipat paha sejak 1 bulan yang lalu, luka lecet kemerahan.
• Batuk sejak 4 hari yang lalu, tidak berdahak, tidak disertai pilek.
• BAB cair sejak 4 hari yang lalu, frekuensi 4-5 kali/hari, tidak bercampur lendir, warna kehitaman.
• Muntah 3 hari yang lalu, frekuensi 2-4 kali/hari volumen ± ½ gelas/hari, muntah tidak menyemprot,
muntah berisi makanan dan minuman yang masuk.
• Sesak napas sejak 2 hari yang lalu, tidak menciut, tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas.
• Demam sejak 1 hari yang lalu, deman tidak tinggi, demam naik turun, tidak diserta kejang,
berkeringat dan menggigil
PEMERIKSAAN FISIK
• anak tampak sakit berat, dengan tanda-tanda syok seperti tekanan darah 40/pulse mmHg, denyut
jantung 180 x/menit, laju napas 45 x/menit.
• Pasien kemudian diberikan cairan loading 20cc/kgBB. Didapatkan tekanan darah 106/59 mmHg,
denyut jantung 170 x/menit, laju napas 38 x/menit.
• Dari pemeriksaan penunjang ditemukan kesan bronkopneumonia pada pemeriksaan rontgen
thoraks.
• Pasien didiagnosis dengan syok hipovolemia akibat intake yang buruk serta adanya tanda-tanda
sepsis seperti takikardia, takipneu dan sumber infeksi yaitu bronkopneumonia.
Sepsis
- infeksi yang mengancam jiwa yang biasanya Definisi sepsis pada anak
disebabkan oleh bakteri patogen jika tidak diobati
berkembang menjadi syok dan kematian.

The International Pediatric Sepsis Definition


Consensus Conference 2005
mengklasifikasikan sepsis sebagai infeksi dengan
adanya sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS),
sepsis berat sebagai sepsis dengan adanya disfungsi
organ, dan syok septik sebagai sepsis dengan adanya
disfungsi kardiovaskular
Epidemiologi

• Sepsis menyumbang 19% dari semua kematian Pneumonia memiliki perkiraan kejadian 0,29 episode
secara global, dengan insiden spesifik usia per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05
tertinggi pada anak-anak di bawah usia 5 episode per anak/tahun di negara maju
tahun.

• Studi epidemiologi menggunakan data klinis


telah menemukan insiden sepsis pediatrik penyebab paling umum dari sepsis pediatrik dan
hingga 8% dari semua pasien di unit perawatan juga merupakan penyebab utama kematian pada
intensif pediatrik (PICU)  berkontribusi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
1 dari 4 kematian di PICU
Etiologi
• Patogen paling umum yang mempengaruhi anak-anak yang sebelumnya sehat : 
- Staphylococcus aureus (9,4%)
- Spesies streptokokus (7,9%)
- Escherichia coli (7,1%)

• Patogen yang paling umum pada anak-anak dengan penyakit kronis:


-  S. aureus (11%)
- Candida (9,8%)
- Pseudomonas (8,1%)

Namun lebih dari sepertiga anak dengan sepsis tidak memiliki patogen yang dapat diidentifikasi.
• aktivasi sel imun bawaan, yang terutama
dibentuk oleh makrofag, monosit, neutrofil,
dan sel pembunuh alami  pengikatan pola
molekuler terkait patogen (patogen-
associated molecular pattern/PAMPs),
• Pola molekul terkait kerusakan (DAMPs)
yang mungkin bahan intraseluler atau
molekul yang dilepaskan dari sel inang yang
mati atau rusak  mengikat reseptor
spesifik pada monosit dan makrofag seperti
Toll like receptor (TLR), dll  aktivasi jalur
transduksi sinyal intraseluler yang
menyebabkan transkripsi dan pelepasan
sitokin proinflamasi

Aktivasi jalur sinyal inflamasi


Sepsis  persimpangan antara jalur inflamasi
dan hemostatik, dengan aktivasi simultan dari
kaskade inflamasi dan koagulasi

• Tissue factors  aktivasi sistemik dari


• Hiperkoagulabilitas sepsis  pelepasan kaskade koagulasi yang menghasilkan
produksi trombin, aktivasi trombosit, dan
tissue factors dari sel endotel yang terganggu
pembentukan bekuan trombosit-fibrin. 
(sumber lain termasuk monosit dan sel • Mikrotrombus  defek perfusi lokal yang
polimorfonuklear). mengakibatkan hipoksia jaringan dan
disfungsi organ

• Sitokin yang bersirkulasi  depresi miosit


jantung dan mengganggu fungsi mitokondria Hipoperfusi  disfungsi jaringan dan
organ
Tatalaksana
Februari 2020 SSC  pedoman baru untuk pengelolaan anak dengan sepsis.
Tatalaksana sepsis harus terdiri dari 6 langkah berikut:
• Akses infus intravena / intraosseous
• Kultur darah dan laktat
• Antibiotik spektrum luas empiris lebih awal
• Bolus cairan jika ada syok
• Agen vasoaktif jika syok berlanjut
• Terapi antibiotik empiris harus dimulai secepat mungkin
 Agen parenteral spektrum luas empiris harus diberikan berdasarkan usia anak,
menunjukkan gambaran/fokus infeksi, komorbiditas seperti
immunocompromise, dan epidemiologi lokal dalam kaitannya dengan prevalensi
penyakit dan pola resistensi antimikroba.
Antibiotik Empiris
untuk Sepsis
Antibiotik Empiris
untuk Sepsis
Tatalaksana Sepsis con’t..

• Normal salin, Ringer laktat, dan PlasmaLyte  cairan isotonik yang paling umum
digunakan pada sepsis pediatrik

• Pemberian garam normal menghasilkan asidosis metabolik hiperkloremik yang


dapat memperburuk asidosis yang sudah umum pada sepsis dan telah dikaitkan
dengan penurunan perfusi ginjal dan peningkatan morbiditas.

• Cairan seimbang telah terbukti mengurangi cedera ginjal akut  rekomendasi SSC
pediatrik baru menyarankan penggunaan cairan seimbang untuk resusitasi awal
Tatalaksana Sepsis con’t..

• Epinefrin atau norepinefrin  direkomendasikan sebagai vasopresor lini pertama dibandingkan


dopamin untuk sepsis refrakter cairan
• Hidrokortison dapat dipertimbangkan untuk syok refraktori cairan dan refraktori vasopresor 
tidak ada dalam pedoman baru
• tanda kegagalan pernafasan berkembang, percobaan ventilasi tekanan positif non-invasif dapat
dipertimbangkan  intubasi harus dipertimbangkan untuk anak-anak dengan syok refrakter
cairan dan katekolamin  Setelah diintubasi perlu tekanan akhir ekspirasi positif yang lebih
tinggi (>10 cm H2O ) untuk mencegah kolaps alveolar
• Etomidate sebagai agen induksi harus dihindari  penekanan adrenal yang signifikan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai