Anda di halaman 1dari 75

Sinar X :

Radiasi buatan berbentuk gelombang


elektromagnetik berenergi tinggi, yang diperoleh
dengan mengalirkan aliran listrik tegangan tinggi
ke dalam tabung pesawat rontgen.
Sifat sinar X:
Mempunyai daya tembus tinggi.
Menghitamkan film.
Menimbulkan ionisasi.
Menimbulkan efek biologis.
Daya tembus sinar X berbeda-beda.
Benda yang mudah ditembus
bayangan hitam (radiolusen): udara.
Benda yang sukar ditembus
bayangan putih (radioopak): logam.
Bayangan yang tidak terlalu hitam
radioluscen sedang: lemak.
Bayangan yang putih sedang
radiopak sedang: tulang, batu kalsium .

Diantara radioluscen dan radioopak


intermediate: otot, pembuluh darah, jar. ikat
Syarat foto toraks yang baik:
1.Posisi PA.
2.Simetris.
3.Ketajaman cukup.
4.Inspirasi cukup.
5. Tampaksudut kostofrenikus
kanan-kiri.
6. Tampak batas atas C 7.
7. Tidak goyang.
8. Marker.
9. Identitas.
Normal chest
Yang dinilai pada X Foto Toraks:
1. Kulit dan jaringan lunak.
 Pembengkakan /sweelling.
 Tumor/massa.
 Emfisema subkutis.
 Pembesaran kelenjar limfe.
2. Tulang.
Struktur tulang
Destruksi.
Diskontinuitas tulang.
Lesi litik-sklerotik
3. Mediastinum
Ruangan di dalam rongga toraks yang di
batasi oleh:
Depan: sternum dan kartilago kosta.
Belakang: columna vertebralis Th I-XII.
Atas: apertura torakalis superior.
Bawah: apertura torakalis inferior.
Lateral: pleura mediastinalis.
Organ - organ di dalamnya:
1. Mediastinum superior:
- Trakea . - V. inominata.
- Esofagus. - V. cava superior.
- Duktus thoracicus. - Timus.
- Arcus aorta. - N. vagus & phrenicus.
Mediastinum inferior.
- Jantung.
- Bronkus.
- a. pulmonalis.
Batas mediatinum superior dan inferior:
Pertengahan manubrium sterni
4. Hilus.
5.Diafragma.
Posisi: N kanan lebih tinggi.
Permukaan:
N: domshape.
Tenting
Scalloping.
Bulging.
6. Pleura.
N tidak tampak, dapat tampak asal tidak
menebal.
7. Sudut kostofrenikus.
N lancip.
8. Paru
Bandingkan kanan-kiri.
Gambaran radioopaq/luscent, kelainan
apa tidak.
Corakan bronkovaskuler mengikuti pola
dikotom.
Fisura.
Pleural line.
9. Hemitoraks.
- Simetris apa tidak.
- Densitasnya lebih suram atau lebih
luscent
Penilaian paru
•Bandingkan kanan-kiri.
•Corakan bronkovaskuler.
•Fisura minor/mayor.
•Pleural line.
•Gambaran radioopaq/luscent
ATELEKTASIS
Pengurangan volume udara paru disertai
volume paru, atau disebut juga kolaps
paru.
Penyebab:
1. Bronkus tersumbat.
Tumor bronkus.
Benda asing.
Cairan sekresi.
Akibat penekanan dari luar: pembesaran
kelenjar limfe, tumor sekitar bronkus
ada inverted S sign.
2. Tekanan ekstra pulmoner.
Pneumotoraks.
Efusi pleura.
Peninggian diafragma.
Herniasi organ intraabdomen ke rong
ga toraks.
Tumor intratorakal tapi ekstrapulmo
ner.
4. Hambatan gerak pernafasan oleh kelai
nan pleura atau trauma toraks.

Menghambatan pengeluaran sekret bron


kus.

atelektasis
Gambaran radiologi
Dasar: berkurangnya airasi pe
ngurangan volume bagian paru , pening
katan densitas bayangannya le
bih suram/opaq.
Pengurangan volume paru.
Peningkatan densitas (suram/opaq).
Distorsi struktur anatomi
Berat emfisema kompensasi.
Tanda langsung:
Penarikan fisura interlobaris.
Peningkatan densitas.
Tanda tak langsung:
Penarikan diagragma, hilus, mediastinum.
Hiperinflasi kompensasi.
Penyempitan sela iga.
Jenis atelektasis:
1.Atelektasis lobaris atas.
Bayangan densitas tinggi di lobus atas.
Penarikan fisura interlobaris ke atas.
Trakea tertarik ke arah atelektasis.
2. Atelektasis lobaris tengah kanan.
Sering disebabkan peradangan atau penek
anan bronkus oleh kelenjar getah bening.
3. Atelektasis lobaris bawah.
Jika terjadi di kiri, di belakang jantung
pada fo to PA: difragma letak t
inggi.
4. Atelektasis segmental.
Pada foto PA sulit dikenal foto
lateral, obliq.
5. Atelektasis lobularis.
EFUSI PLEURA
Cairan dalam rongga pleura.
Penyebab:
Infeksi.
Tumor.
Metastase.
Sistemik: hambatan aliran getah bening,
penyakit ginjal, penyakit hati, gagal jantung.
Trauma.
Cairan dapat berupa:
1. Cairan transudat, terdiri dari cairan be
ning, pada: gagal jantung, gagal ginjal,
gangguan fungsi hati, pemberian cairan
infus berlebihan, fibroma ovarii.
2. Cairan eksudat, cairan keruh, pada: TBC
dan penyakit kolagen.
3. Darah, pada trauma, infark, karsinoma.
4. Cairan getah bening, pada filariasis,
metastase.
Jumlah cairan pada foto toraks PA
tegak: minimal 250 – 300 cc.
Kurang 250 cc (100 – 200 cc): sinus kos
tofrenikus posterior pada foto lateral
tegak.
Kurang 100 cc (50 – 100 cc): dekubitus,
sinar horisontal.
Foto toraks PA :
Perselubungan homogen menutupi struk
tur paru bagian bawah, permukaan atas
cekung, berjalan dari lateral atas ke
medial bawah.
Jaringan paru terdorong ke sentral/hilus.
Mendorong mediastinum ke kontralateral.
PNEUMONIA
Peradangan paru.
Etiologi:
- Bakteri. - Bahan kmia.
- Virus. - Lesi kanker.
- Protozoa. - Radiasi ion.
- Jamur.
X Foto Toraks.
Gambaran konsolidasi radang.
Udara dalam alveoli digantikan oleh cairan
dan sel radang bayangan homogen
densitas tinggi pada satu segmen, lobus,
sekumpulan segmen lobus berdekatan.
Beda dengan atelektasis tidak
terdapat pengurangan volum.
Bercak sekitar bronkus, melibatakan alveoli
bronkopneumonia.
Airspace of the lung
Normal lung

Individual alveoli are


too small to resolve,
but together they
appear radiolucent.
TUBERKULOSIS PARU
Dibagi menjadi 2:
1. Tuberkulosis anak (infeksi primer).
2. Tuberkulosis sekunder (reinfeksi).
TUBERKULOSIS PRIMER
Infeksi mycobacterium tuberculosis me
lalui jalan pernafasan (inhalasi).
Biasanya pada anak.
Lokasi bisa dimana saja.
Sering disertai pembesaran kelenjar
limfe regional.
Gambaran Radiologi

 Limfadenopati hilus dengan atau tanpa


konsolidasi parenkimal
 Komplek Ranke : kalsifikasi
pada kelenjar limfe hilus dengan granuloma
parenkimal (focus Ghon)
Kalsifikasi kelenjar limfe hilus
dengan granuloma (Kompleks
Ranke)
Tuberkulosis sekunder:
Kronis, terjadi pada dewasa.
Reinfeksi pada seseorang yang
dimasa kecilnya pernah menderita
tuberkulosis primer.
Biasanya di lapangan atas dan
segmen apikal lobus bawah.
Jarang disertai pembesaran kelenjar
limfe.
Gambaran pada foto rontgen:
Sarang berbentuk awan/bercak, dengan
densitas rendah atau sedang, dengan
batas tak tegas proses aktif.
Lubang/kavitas proses aktif.
Sarang seperti garis-garis (fibrotik) atau
bintik-bintik kapur (kalsifikasi)
proses tenang
Klasifikasi tuberkulosis menurut American T
uberculosis Association
1. Tuberkulosis minimal (minimal tuberculo
sis).
Luas sarang tidak melebihi daerah yang
dibatasi oleh garis median, apeks, dan
iga 2 depan.
Sarang dapat dimana saja.
Tidak ditemukan kavitas.
2.Tuberkulosis lanjut sedang (moderatly ad
vanced tuberculosis).
Luas sarang yang yang berupa bercak
tidak melebihi luas satu paru.
Bila sarang berupa awan tidak melebihi
tidak melebihi luas satu lobus.
Bila ada kavitas ukurannya tidak melebihi
4 cm
3. Tuberkulosis sangat lanjut ( far advance
d tuberculosis).
Luas sarang yang berupa bercak > dari
luas 1 paru.
Luas sarang yang berupa awan > dari
luas satu lobus.
Bila ada kavitas ukuran > 4 cm.
Kemungkinan kelanjutan suatu tuberkulosis:

Penyembuhan:
1. Penyembuhan tanpa bekas.
Sering terjadi pada anak.
2. Penyembuhan meninggalkan cacat
Sarang fibrotik.
Bintik-bintik kalsifikasi.
Sarang-sarang fibrotik yang tebal dan kal
siferus (sarang fibrokalsiferus)
fenomena kantong celana (broekzak feno
mena).
Sarang kapur kecil-kecil mengelompok di
puncak paru (Simon’s foci).
Perluasan penyakit.
1. Pleuritis.
2. Penyebaran milier.
Sarang-sarang kecil tersebar merata
kedua lapangan paru gambaran
badai salju(snow storm appearance).
3. Stenosis bronkus atelektasis.
4. Lubang/kavitas.

Anda mungkin juga menyukai