Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan Rumah Sakit Bunda Surabaya yaitu memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan bagi
masyarakat. Untuk dapat memberikan pelayanan yang efektif, efisien serta diberikan secara aman
dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya maka diperlukan beberapa
komponen pendukung salah satunya adalah dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
sehat jasmani dan rohani dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Bunda Surabaya yang bergerak dalam jasa pelayanan kesehatan sangat
berkepentingan dengan keberadaan SDM beserta potensi dasar dan keahlian yang dimilikinya.
SDM yang ada di Rumah Sakit Bunda Surabaya harus senantiasa memiliki kesehatan dan
semangat yang luar biasa dalam pelayanan kesehatan dan mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan wawasan, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman. Untuk itu diperlukan
berbagai upaya diantaranya tetap menjaga kesehatan dan keselamatan sumber daya manusia yang
dapat melayani dengan baik dan optimal sesuai dengan standar profesi dan peraturan yang telah
ditetapkan.

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai Rumah Sakit Bunda Surabaya merupakan salah
satu persyaratan untuk meningkatkan produktifitas rumah sakit, disamping itu Kesehatan dan
keselamatan adalah hak asasi setiap staf/pegawai. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free
Trade Agement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pasific Economic
Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas
ternyata Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai juga menjadi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi oleh industri di Indonesia. Dasar dari tujuan Kesehatan dan keselamatan staf/pegawa i
adalah untuk mendapatkan staf/pegawai yang sehat jasmani dan juga rohani. Oleh karena itu
Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai perlu diterapkan di Rumah Sakit Bunda Surabaya.
Memang Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai bukanlah segala-galanya, namun tidak
disadarinya bahwa tanpa kesehatan dan keselamatan segalanya tidak berarti apa-apa. Menyadari

Dokumen RS Bunda 1
pentingnya Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai, serta adanya persyaratan yang harus dipatuhi
oleh setiap rumah sakit di era globalisasi ini maka mau tidak mau upaya untuk meningkatka n
Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai harus menjadi prioritas dan komitmen semua pihak
pemerintah maupun swasta dari tingkat pimpinan sampai ke seluruh karyawan dan manageme nt
rumah sakit. Dengan tingkat Kesehatan dan keselamatan staf/pegawai yang baik jelas akan
mengurangi ketidakhadiran staf/pegawai karena sakit pasti akan menurun, biaya pengobatan dan
perawatan akan menurun, kerugian akibat kecelakaan kerja akan berkurang, staf/pegawai akan
mampu bekerja dengan produktivitas yang lebih tinggi, keuntungan akan meningkat dan pada
akhirnya kesejahteraan staf/pegawai rumah sakit akan meningkat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui kondisi kesehatan staf/pegawai Rumah Sakit Bunda Surabaya.
1.2.2 Tujuan Umum
a. Terlaksana program Kesehatan Dan Keselamatan Staf/Pegawai Rumah Sakit Bunda
Surabaya secara sistematis dan terarah.
b. Melengkapi kegiatan Akreditasi Rumah Sakit Bunda Surabaya.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit Bunda Surabaya
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit.
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit.
1.3.2 Bagi Staf/pegawai Rumah Sakit
a. Tetap semangat dalam melayani pasien rumah sakit.
b. Terlindungi dari penyakit menular saat melayani pasien rumah sakit.
1.3.3 Bagi Pasien dan Pengunjung
a. Mendapatkan pelayanan mutu yang baik.
b. Mendapatkan kepuasan dalam proses penyembuhan penyakit dan pelayanan.

Dokumen RS Bunda 2
BAB II
PROGRAM KEGIATAN

2.1 Pengertian
Program adalah kumpulan instruksi / perintah yang dirangkai sehingga membentuk suatu
proses. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinka n
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Keselamatan adalah suatu keadaan
aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional,
pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor
tersebut. Staf/Pegawai adalah seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja dalam
kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah maupun kesatuan kerja swasta.
Program Kesehatan Dan Keselamatan Staf/Pegawai adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja pegawai.

2.2 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


2.2.1 Kegiatan Pokok
a. Pemeriksaan kesehatan khusus bagi calon staf/pegawai baru.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala, terutama pada staf yang bekerja di area resiko tinggi
infeksi.
c. Pemberian vaksin hepatitis B pada staf, terutama pada staf yang bekerja di area resiko
tinggi infeksi.
d. Pelaporan terjadinya pajanan tertusuk jarum dan cairan tubuh pasien ke petugas.
e. Pelaporan terjadinya pajanan limbah infeksius ataupun cairan tubuh pasien ke
permukaan/lantai.
f. Pengobatan dan atau konseling.
2.2.2 Rincian Kegiatan
a. Pemeriksaan kesehatan calon staf baru dilakukan pemeriksaan seperti HbsAg, Rontgen
Thorax, dan Plano Test.

Dokumen RS Bunda 3
b. Pemeriksaan Berkala
Adanya pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala bagi staf, terutama bagi staf
yang bekerja di area resiko tinggi infeksi dilakukan 3 tahun sekali, yang terdiri dari :
1) Unit IGD : dilakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
2) Unit Rawat Bersalin : dilakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
3) Unit OK : dilakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
4) Unit Laboratorium : dilakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
5) Unit Rawat Inap : dilakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
6) Unit CS : dilakukan pemeriksaan hbsAg dan Anti HIV. Rontgen
Thorax sesuai indikasi.
c. Pemberian vaksin hepatitis B
Adanya pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin hepatits B bagi staf rumah sakit Bunda
Surabaya, terutama bagi staf yang bekerja di area resiko tinggi infeksi dilakukan secara
bergiliran.
d. Pelaporan pajanan tertusuk jarum dan cairan tubuh pasien ke petugas kesehatan.
e. Pelaporan pajanan limbah infeksius ataupun cairan tubuh pasien ke permukaan/lantai.
f. Pengobatan dan atau konseling bagi staf yang terpapar penyakit infeksius.

Dokumen RS Bunda 4
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Cara Pelaksanaan Kegiatan


1. Pemeriksaan kesehatan Setelah calon staf baru dinyatakan lulus uji tes tulis dan tes wawancara, maka akan
khusus bagi calon staf baru dilakukan pemeriksaan screening HbsAg. Rontgen Thorax, dan Plano Test.
2. Pemeriksaan Kesehatan a. Menentukan unit yang termasuk kategori unit dengan area resiko tinggi infeksi.
Berkala b. Menentukan staf yang bekerja di area resiko tinggi yang akan dilakukan
pemeriksaan screening, dengan syarat staf yang sudah bekerja minimal 2 tahun.
c. Berkoordinasi dengan unit Laboratorium untuk dilakukannya pemeriksaan
screening yakni HbsAg dan Anti HIV pada staf yang sudah ditentukan
d. Berkoordinasi dengan unit Front Office terkait administrasi pemeriksaan screening
pada staf yang sudah ditentukan.
e. Pelaksanaan kegiatan screening pada staf yang sudah ditentukan, dilaksanakan
secara bergiliran satu unit setiap bulannya.
f. Melakukan koordinasi dengan Dokter Jaga IGD terkait hasil pemeriksaan screening
staf yang telah dilakukan.
g. Pelaporan hasil kegiatan screening staf dilakukan setiap bulannya.
h. Apabila sampai dengan akhir 2019 masih ada staf terdata yang belum dilakukan
pemeriksaan screening, maka akan dilanjutkan di awal tahun 2020.

Dokumen RS Bunda 5
3. Pemberian vaksin hepatitis B a. Menentukan unit yang termasuk kategori unit dengan area resiko tinggi infeksi.
b. Menentukan staf yang bekerja di unit resiko tinggi infeksi dengan syarat sudah
bekerja minimal selama 2 tahun dan sudah dilakukan pemeriksaan screening
HbsAg dan Anti HIV sebelumnya.
c. Berkoordinasi dengan unit farmasi untuk pengadaan vaksin hepatitis B sejumlah
staf yang sudah ditentukan.
d. Pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin hepatitis B pada staf yang sudah
ditentukan, dilaksanakan secara bergiliran 1 unit di setiap bulannya.
e. Melakukan koordinasi dengan Dokter Jaga IGD apabila ada keluhan dari staf
setelah pemberian vaksin hepatitis B.
f. Pelaporan hasil kegiatan pemberian vaksin hepatitis B setiap bulannya.
4. Pelaporan terjadinya pajanan a. Menyusun SPO penatalaksanaan pajanan tertusuk jarum ataupun cairan tubuh
tertusuk jarum ataupun cairan pasien ke petugas.
tubuh pasien ke petugas. b. Membuat form pelaporan bila terjadi pajanan tertusuk jarum ataupun cairan tubuh
pasien ke petugas.
c. Melakukan sosialisasi ke seluruh unit tentang tata laksana bila terjadi adanya
pajanan tertusuk jarum ataupun cairan tubuh pasien ke petugas.
d. Berkoordinasi dengan Dokter Jaga IGD dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
terkait penatalaksanaan bila terjadi adanya pajanan tertusuk jarum ataupun cairan
tubuh pasien ke petugas.

Dokumen RS Bunda 6
e. Pelaporan setiap bulan terkait terjadinya pajanan tertusuk jarum dan cairan tubuh
pasien ke petugas, untuk kemudian diteruskan ke K3RS.
5. Pelaporan terjadinya pajanan a. Menyusun SPO penatalaksanaan pajanan limbah infeksius ataupun cairan tubuh
limbah infeksius ataupun pasien ke permukaan/lantai.
cairan tubuh pasien ke b. Membuat lembar monitoring terjadinya pajanan limbah infeksius ataupun cairan
permukaan/lantai. tubuh pasien ke permukaan/lantai.
c. Melakukan sosialisasi ke seluruh unit tentang tata laksana bila terjadi adanya
pajanan limbah infeksius ataupun cairan tubuh pasien ke permukaan/lantai.
d. Pelaporan setiap bulan terkait terjadinya pajanan limbah infeksius ataupun cairan
tubuh pasien ke permukaan/lantai.
6. Pengobatan dan atau a. Menyusun SPO dan melakukan sosialisasi tentang pengobatan dan konseling
konseling terhadap staf yang terpapar penyakit infeksius di Rumah Sakit Bunda Surabaya.

Dokumen RS Bunda 7
3.2 Sasaran
a. Setiap calon staf baru dapat diketahui kondisi kesehatannya dan dapat ditentukan
kelanjutan proses rekruitmennya.
b. Mengetahui kondisi kesehatan staf rumah sakit untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diharapkan.

Dokumen RS Bunda 8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan kegiatan program kesehatan dan keselamatan staf Rumah Sakit Bunda Surabaya
dilakukan oleh IPCN untuk kemudian diteruskan ke Bagian K3RS sebagai bentuk pelaporan tindak
lanjut ke Kepala Rumah Sakit agar dapat digunakan sebagai acuan pembuatan program
selanjutnya.

4.2 Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan oleh IPCN untuk kemudian diteruskan ke Bagian
K3RS. Apabila ditemukan kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan maka akan gunakan
sebagai bahan penyempurnaan untuk program berikutnya.

Dokumen RS Bunda 9
Dokumen RS Bunda 10

Anda mungkin juga menyukai