LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah terdiri dari dua kata yaitu bank dan syariah. Kata
bank berasal dari kata banque (bahasa Perancis) dari banco (bahasa
Itali) yang berarti peti atau lemari atau bangku yang fungsinya
sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, seperti peti
emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Menurut Undang-
undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bahwa perbankan adalah Badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Adapun syariah berarti sumber air yang mengalir, kata tersebut
digunakan untuk pengertian: hukum-hukum Allah yang diturunkan
untuk umat manusia. Pengertian syariah adalah hukum atau
peraturan yang diturunkan Allah melalui Rasul-Nya untuk umat
manusia agar mendapatkan petunjuk ke arah yang lurus.1
Dalam Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2008 diterangkan
bahwa yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.2 Bank Syariah
merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar
ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi,
1
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2015), hlm. 9-10.
2
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis, hlm.
97-98.
11
12
jual beli atau lainnya) yang berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau
kegiatan lainnya yang sesuai dengan nilai syariah, baik yang
bersifat makro maupun mikro.3
Definisi umum Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
menjalankan fungsi perantara (intermediary) dalam penghimpunan
dana masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah sebagai
lembaga intermediasi antara pihak investor yang menginvestasikan
dananya di bank kemudian bank syariah menyalurkan dananya
kepada pihak yang membutuhkan dana dan investor akan
mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk bagi hasil. Bank
syariah dalam menyalurkan dananya melalui akad jual beli dan
kerja sama usaha. Dan Imbalan yang diperoleh dalam bentuk
margin keuntungan, bentuk bagi hasil atau lainnya sesuai prinsip
syariah Islam.
Dasar pemikiran pembentukan Bank Syariah yaitu bersumber
dari larangan riba dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dalam Al-Qur’an,
Allah telah mengharamkan riba secara total dengan segala
bentuknya yaitu terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang
berbunyi:
3
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
3.
13
4
Surat Al Baqarah Ayat 275 , AlQur’an dan Terjemahnya, hlm. 36.
14
5
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2009), hlm. 67.
6
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis,
hlm. 100-101.
15
7
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm.
28-30.
17
8
Hery, Analisis Laporan Keuangan: Integrated And Comprehensive Edition, (Jakarta:
Grasindo, 2016), hlm. 3.
9
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.
201.
10
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, hlm. 332.
18
11
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 1988), hlm. 2-5.
19
12
Sarip Muslim, Akuntansi Keuangan Syariah: Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka
Setia, 2015), hlm. 55-56.
21
13
Sarip Muslim, Akuntansi Keuangan Syariah: Teori dan Praktik, hlm. 56-57.
22
14
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, hlm. 334-336.
23
15
Hery, Analisis Laporan Keuangan: Integrated And Comprehensive Edition, hlm. 113.
24
2) Menghitung
Dengan menggunakan berbaga metode dan teknik analisis
dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan,
presentase perkomponen, analisis rasio keuangan dan lain-lain.
Dengan metode atau teknik apa yang akan digunakan dalam
perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.
3) Membandingkan atau mengukur
Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasi
perhitungan perbandingan atau mengukur sudah sangat baik,
baik, sedang, kurang baik dan seterusnya. Dengan cara
pembanding semacam ini akan diketahui hasil yang dicapai
perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.
4) Menginterpretasikan
Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai
perpaduan antara hasil pembandingan/pengukuran dengan
kaidah teoritis yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan
keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai
perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
5) Solusi
Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi
perusahaan akan menempuh solusi yang tepat.16
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan
perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
bersangkutan.17 Secara umum tujuan dari dilakukannya analisis
laporan keuangan adalah:
16
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 240-241.
17
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 31.
25
18
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan
PSAK dan PAPSI, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm. 78.
27
19
Muhammad dan Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Trust
Media, 2009), hlm. 260.
20
Yolanda Supit, “Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Telkom Tbk dan PT. Indosat Tbk
Tahun 2006-2011”, Jurnal EMBA, Vol.1 No.4 Desember 2013, hlm. 117.
28
21
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 239.
22
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 91.
23
Suripto, Manajemen Keuangan: Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan Melalui
Pendekatan Economic Value Added, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), hlm. 58.
29
24
Meutia Dewi, “Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan
Metode EVA (Economic Value Addedi) (Studi Kasus pada PT Krakatau Steel Tbk Periode 2012-
2016),” Jurnal Manajemen dan Keuangan Vol. 6, No. 1, Mei 2017, hlm. 649.
25
Brigham & Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat,
2010), hlm. 111.
26
Mamduh Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2004),hlm. 53.
27
Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syariyyah Modern, (Yogyakarta:
Andi, 2011), hlm. 93-94.
30
28
Suripto, Manajemen Keuangan: Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan Melalui
Pendekatan Economic Value Added, hlm. 40.
31
29
Mamduh Hanafi, Manajemen Keuangan, hlm. 54.
32
30
Suripto, Manajemen Keuangan: Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan Melalui
Pendekatan Economic Value Added, hlm. 65.
33
= × 100%
= × 100%
31
Ardiani Ika S, “Economic Value Added (EVA) : Suatu Alternatif Pengukuran Kinerja
Keuangan Perusahaan,” Jurnal SOLUSI, Vo. 7 No. 4, Oktober 2008, hlm. 13.
32
Achmad Tyas Muzakki, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Dengan Menggunakan Metode Economic Value Addedi (EVA) dan Financial Value Added
(FVA),” Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2014,, hlm. 40.
34
= × 100%
= × 100%
ℎ
4) Capital Charges
Capital Charges didapat dengan mengalikan WACC dengan
Invested Capital. Invested Capital dapat dihitung dari jumlah
huutang bank jangka pendek, pinjaman bank/sewa guna usaha
atau obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun,
kewajiban pajak tangguhan, kewajiban jangka panjang lainnya,
hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas.
33
Arsad, “Pengukuran Kinerja Dengan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added
(EVA) Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,” Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, Vol. 2 No.1, Juli 2014, hlm. 5.
35
34
Arsad, “Pengukuran Kinerja Dengan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added
(EVA) Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,” hlm. 41.
35
Slamet Heri Winarno, “Analisis Penilaian Kinerja keuangan Menggunakan Penerapan
Economic Value Added (Studi Kasus: Pada PT Binaartha Parama Jakarta),” Jurnal Moneter
Vol.1 No.2, Oktober 2014, hlm. 118.
36
b. Jika EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah
ekonomis bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa
memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang
saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal
dengan investasi yang ditanam. Sehingga dengan tidak ada nilai
tambah maka kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
c. Jika EVA = 0 menunjukkan posisi “impas” karena laba telah
digunakan untuk membayar kewajjiban kepada penyandang dana
baik kreditur maupun pemegang saham.36
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa peneliti
terdahulu yang mengkaji dan relevan dengan penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Jenis Penelitian
Nama dan Judul
No dan Alat Hasil Penelitian
Penelitian
Analisis
1 Melinda F. Kountur Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukkan
(2015) dengan judul Komparatif terdapat perbedaan antara
“Analisis Economic dengan kinerja keuangan pada PT. XL
Value Added sebagai perhitungan Axiata Tbk dan PT. Indosat
Alat Pengukuran menggunakan Tbk. Perbedaan kinerja
Perbandingan analisis keuangan tersebut meliputi Net
Kinerja Keuangan Economic Value Operating After Tax pada PT.
Pada PT. XL Axiata Added (EVA). XL Axiata Tbk yang lebih baik
Tbk dan PT. Indosat Alat analisisnya dibandingkan PT. Indosat Tbk.
Tbk Periode Tahun menggunakan
2009-2013”. Independent
Sampel t-test.
2 David J. Umboh Jenis Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
(2015) dengan judul komparatif tidak terdapat perbedaan kinerja
36
Estu Retnowati, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Mengggunakan
Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk),” Skripsi, Fakutas Ekonomi Institut Pertanian Bogor, 2010, hlm.
20-21.
37
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penelitian terdahulu dan permasalahan sebelumnya,
maka kerangka pemikiran teoritis penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut: (lihat pada gambar 2.1)
39
operasi setelah pajak (Net Operation Profit After Tax atau NOPAT)
dengan biaya modal (Cost of Capital).
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Perbankan Syariah
NOPAT
Invested Capital
WACC
Capital Charges
EVA
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
41
37
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), 57.