Anda di halaman 1dari 5

ADHERENCE AND EFECTIVENESS OF A SINGLE INSTRUCTION OF

PELVIC FLOOR EXERCISE : A RANDOMIZED CLINICAL TRIAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas

Disusun oleh :

1. Eka Oktaviani Budiarsih 8. Fayruz Zahrotin Niswah


2. Eka Ratna Sari 9. Fira Dewi Cahyani
3. Elvera Dwi Andini 10. Fitria Annisa Rizki
4. Endang Junaela 11. Ghina Atika Putri Joris
5. Fadhilah Rosyid Pradana 12. Ghofur Hariyono
6. Fadliyatun Na’imah 13. Gilang Titi Wijayaningrum
7. Farida Habibaturrahmah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
Dalam jurnal ini membahas mengenai apa dampak dari depresi post-
partum pada ibu bagi perkembangan anak, dan apa saja faktor resiko yang dapat
muncul dari anak-anak yang dirawat oleh ibu yang mengalami depresi post
partum. Dimana fokus perhatian pada penelitian ini adalah wanita post pastum
baik primipara maupun multipara yang diberikan latihan PFME dalam jangka
waktu 3-7 x seminggu dan di follow up selama 3 bulan. Dilakukan untuk
mengurangi gejala Inkontinensia Urinari pada 6 bulan pasca persalinan. Penelitian
pada jurnal ini dilakukan di Puskesmas di provinsi Mazaddaran di Utara Iran. Ibu
anak-anak yang memenuhi syarat yang hadir di puskesmas diminta berpartisipasi
dalam penelitian. Ketika si ibu tidak datang ke puskesmas, responden akan
dihubungi dan di kontrak untuk kunjungan rumah. Dimana PFME itu sendiri
memiliki makna bahwa terapi non-bedah yang paling populer untuk mengobati
inkontinensia urin. Latihan ini dapat memperkuat otot-otot di sekitar organ
reproduksi, tonus dan kekuatan otot lurik pada uretra dan periurethral. PFME
harus dilakukan saat hamil dan setelah melahirkan untuk membantu otot-otot
panggul kembali ke fungsi normal. Jika dilakukan secara teratur, latihan ini dapat
membantu mencegah prolaps uterus dan inkontinensia stres di kemudian hari.

Menurut International Continence Society (ICS) dan Asosiasi


Urogynecological Internasional, inkontinensia urin (UI) umumnya dialami selama
kehamilan dan setelah melahirkan, ditandai dengan keluarnya urin yang tidak
disengaja. Keadaan ini dapat memengaruhi kehidupan sosial wanita karena dapat
menyebabkannya depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup.

Dalam sebuah literatur, pengobatan konservatif dilakukan untuk mencegah


inkontinensia urin yaitu dengan melakukan latihan otot dasar panggul (PFME).
Latihan ini menggabungkan latihan daya tahan dan kekuatan otot-otot dasar
panggul untuk meningkatkan mekanisme penutupan sfingter uretra dan
menghambat refleks kontraksi detrusor. Penelitian sebelumnya juga telah
menunjukkan bahwa latihan otot dasar panggul dapat mencegah disfungsi dasar
panggul (PFD) dan meningkatkan kondisi kemih, latihan ini dianjurkan untuk
dilakukan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri tentang pengaruh
PFME pada inkontinensia urin pada ibu postpartum menunjukkan bahwa PFME
tidak memberikan hasil yang signifikan maksimum dalam mengurangi
inkontinensia urin, tetapi beberapa hasil studi literatur dikatakan bahwa latihan
otot dasar panggul memberikan hasil yang signifikan dalam mengurangi gejala
inkontinensia urin. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mengakibatkan ibu
post partum tidak patuh dalam melaksanakan PMFE, diantaranya adalah ada 50
wanita post partum yang memiliki hambatan untuk melakukan latihan, ada 41
wanita post partum yang pelupa, ada 35 wanita post partum yang sibuk sehingga
mereka kurang waktu, ada 38 wanita post partum yang mengganggap kebutuhan
merawat bayi itu lebih penting serta ada 2 wanita post partum yang mengganggap
bahwa hal tersebut tidak penting. Sehingga perlunya pemberian informasi kepada
ibu post partum dengan menggunakan pendekatan pendidikan. Karena penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan dapat meningkatkan
kepatuhan di kalangan wanita. Pendekatan pendidikan memungkinkan
pemahaman konten yang lebih baik, sehingga dengan begitu wanita post partum
dapat melakukan latihan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan untuk
mendapatkan hasil yang optimal.

Latihan dasar otot panggul (PFM) harus dilakukan segera pasca persalinan
untuk mencegah inkontinensia urin (UI) dalam periode 3 bulan pasca persalinan
dan dilakukan dengan rutin. Karena, semua fungsi urin akan menurun pada
trimester ketiga dibandingkan sebelum kehamilan tetapi pada umumnya akan
membaik pada bulan ketiga pasca persalinan. Latihan dasar panggul harus
dilakukan pada periode postpartum sebelum dipulangkan dari rumah sakit karena
lebih efektif dalam mengurangi gejala inkontinensia urin (UI) dengan pengawasan
pelatihan yang lebih intensif. Waktu yang optimal untuk melakukan latihan otot
dasar panggul adalah setidaknya 12 minggu selama kehamilan atau setelah
melahirkan yang dilakukan secara teratur setiap hari selama sekitar 5 menit atau
seminggu sekali selama 45 menit dengan frekuensi yang teratur sehingga hasil
yang didapat akan maksimal. Kehadiran instruktur sebagai pelatih dalam pelatihan
otot dasar panggul dapat memberikan pengaruh yang jauh lebih baik.

Menurut International Continence Masyarakat (ICS) dan Asosiasi


Urogynecological Internasional, inkontinensia urin (UI) adalah umum selama
kehamilan dan setelah melahirkan, ditandai dengan hilangnya kemih paksa.
Kondisi ini dapat mempengaruhi perempuan kehidupan sosial karena dapat
menyebabkan depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup. Literatur lain
menggambarkan risiko multifaktorial dari UI kalangan wanita postpartum tingkat
UI di seluruh dunia berkisar antara 5 sampai 69% di kalangan wanita. Sekitar 15%
dari wanita melaporkan UI persisten yang membutuhkan intervensi selama 3
bulan setelah kelahiran. Sebuah Cochrane review sistematis sebelumnya
menunjukkan bahwa PFME mencegah gejala kencing pada akhir kehamilan dan
sampai 6 bulan pasca partum antara perempuan tanpa kebocoran keluhan,
meskipun efek PFME dilakukan setelah melahirkan memiliki hasil tidak
meyakinkan untuk gejala kencing Sebuah studi baru yang melibatkan total 175
wanita primipara, dari yang 55 memiliki cacat otot levator ani besar, tidak
menunjukkan efek positif dari PFME mencegah dan mengobati gejala kencing.
Para penulis berhipotesis bahwa individu diawasi latihan akan lebih berhasil
daripada kelompok intervensi. Dalam literatur, pengobatan konservatif yang
didirikan untuk UI panggul latihan otot dasar (PFME), yang terdiri dari latihan
olahraga yang menggabungkan pelatihan pelatihan daya tahan dan kekuatan otot-
otot dasar panggul (PFM). Meningkatkan mekanisme penutupan sfingter uretra
dan menghambat kontraksi detrusor refleks. Penelitian sebelumnya juga telah
menunjukkan bahwa PFME dapat mencegah disfungsi dasar panggul (PFD) dan
memperbaiki kondisi kemih, dianjurkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.

Pada jurnal penelitian ini memang hasilnya tidak signifikan, akan tetapi
dapat diterapkan pada tindakan keperawatan dengan menggunakan sebuah
modifikasi, seperti pada jurnal smartphone based reminder system to promote
pelvic floor muscle training for the management of postnatal urinary incontinence
: historical control study with propensity score matched analysis yaitu
menggunakan pengingat dengan smartphone untuk memantau ketepatan waktu
dalam melakukan PFME, hasil dalam jurnal tersebut signifikan bahwa aplikasi
reminder berbasis smartphone menjanjikan peningkatan dalam melakukan PFME
juga meningkatkan dalam mengatur UI pada wanita post partum, oleh karena
peningkatan tersebut maka reminder ini dapat meningkatkan pula kualitas
kesehatan wanita post partum dengan UI.

Anda mungkin juga menyukai