Anda di halaman 1dari 4

B.

TINJAUAN KASUS
a. Identitas diri pasien

Nama : Tuan S

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : 09 Februari 1967

Alamat : Rejek ngemplak rt 4 rw 30 mlati sleman

No. rm : 1.8283 XX

Status : Menikah

Pekerjaan : swasta

Dx medis : CKD stage V ec obstruksi uropaty Ca buli

HD ke : 17x

Tgl pengkajian : 28 maret 2018

b. Riwayat awal tindakan


Pada tahun 2016 pasien nyeri punggung, kesulitan / sakit saat berkemih pasien
periksa ke RS PKU Muhammadiyah dari pemeriksaan dokter pasien dilakukan
tindakan operasi dan pemeriksaan PA, dari hasil pemeriksaan PA pasien diminta
untuk kemoterapi selama 8x (2bulan) desember 2016 – februari 2017. Pada bulan
November 2017 pasien menjalani operasi nefrostomi, nefrostomi terpasang selama 3
bulan sampai dengan februari 2018.
Sebelum operasi karena kreatinin 7,72 pasien diminta untuk pasang HD cath dulu
untuk tindakan HD pemasangan pertama bulan januari 2018 di sub clavia dextra pada
tanggal 23 februari 2018 HD ke 9
- Pasien datang untuk HD, petugas mengecek kelancaran HD cath, ternyata HD cath
tidak lancar QB 100ml/menit. HD berjalan 15 menit akses tidak lancar di wash,
dicoba untuk dilanjutkan kembali 5 menit kemudian akses tidak lancar lagi di wash
lagi 100 cc kemudian dijalankan lagi tapi tidak bisa akhirnya darah dimasukkan.
Mengakhiri tindakan HD lapor dokter jaga konsul ke anestesi untuk repair HD cath
(pasien kontra indikasi femoral karena pasien CA) dokter anestesi datang untuk
mencoba repair tapi tidak berhasli, pasien dimotivasi dan dibuatkan pengantar ke IGD
untuk repair HD cath atau pasang HD cath baru (dari meta ACC)
- Kemudian pasien terpasang HD cath femoral (D) HD ke 10 QB 160 tapi QB semakin
kecil pada HD selanjutnya.
- HD ke 16 tanggal QB 130 -120 ml/menit. Tanggal 23 maret 2018 pagi akses tidak
lancar lagi. Pasien dibuatkan pengantar ke IGD untuk repair HD cath setelah direpair
 sore pasien HD lagi QB normal 100 ml/menit naik bertahap sampai dengan QB
140 ml/menit.

c. Perubahan data dan pengelolaannya


Keluhan utama saat ini
Pasien mengeluh gatal pada exit site HD cath.

Pemeriksaan Fisik tanggal


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tensi darah : 102/68
Nadi : 78
Suhu : 36,4 C
RR : 20 X/ menit
Konjungtiva : Anemis
Ekstremitas : tidak oedema, terpasang HD cath di femoral, HD cath tidak ada
kemerahan dan nyeri tekan.

Radiologi (telampir )
Pemeriksaan Laboratorium ( terlampir)
C. PEMBAHASAN KASUS
a. ANALISA KEJADIAN
Dari kasus diatas kelompok kami menganalisa penyebab HD kateter tidak
adekuat pada Tn. S sesuai teori dan latar belakang
Pasien Tn. S menderita CKD stage V ec uropathy ec Ca buli , mulai terapi
hemodialisa rutin mulai februari dengan durasi 2x/minggu, dengan waktu dialysis
4,5 jam setap hari selasa dan jumat
Pasien merupakan pasien rutin dengan akses vaskuker HD katater, sebeumnya
pasien menggunakan HD kateter (subclavia) sudah pasang sebanyak 3x akan
tetapi selalu macet atau mengalami gangguan, hal ini di sebabkan karena
??????????????. Saat ini pasien menggunakan akses HD kateter (femoral) akan
tetapi HD kateter pada pasien tersebut saat ini juga mengalami gangguan karena
berada pada area femoralis, HD kateter (femoralis) resiko mengalami gangguan
sangat tinggi hal ini di sebabkan oleh mobilisasi/ aktivitas pasien dan HD kateter
(femoral) resiko terjadinya infeksi sangat tinggi karena berada di area yang
lembab.
Jika HD kateter mengalami gangguan atau tidak lancar maka adekuasi HD tidak
tercapai sesuai yang di harapkan di karenakan salah satu syarat adekuasi HD
adalah dengan QB yang maksimal, sedangkan pada pasien tersebut QB tidak
dapat maksimal/kurang.
Kecepatan aliran darah/ Quick blood merupakan salah satu faktor untuk
menentukan klearence kadar ureum kreatinin.
Penatalaksanaan HD kateter yang tidak adekuat sesuai teori adalah dengan cara
reposisi atau repair HD kateter.
Pada kenyataan di ruang hemodialisa penatalaksanaan HD katerter yang tidak
adekuat antara lain :
1. “Wash” atau loading NaCl
Setiap kali aliran darah mengalami ketidak lancaran pada saat proses HD
maka akan di lakukan tindakan “wash” atau meloading NaCl. Ketika
tindakan ini di lakukan jumlah pengambilan cairan juga harus di tambah
sesuai dengan jumlah NaCl yang di masukan, jika pengambilan tidak
sesuai maka akan terjadi penimbunan cairan yang berlebih pada pasien.
2. Membalik lumen “inlet” dan “outlet”
Ketika aliran darah tidak lancar maka akan di lakukan tindakan membalik
lumen yang akan di gunakan, biasanya lumen warna merah di jadikan
sebagai “inlet” ketika lumen warna merah tidak kuat untuk mengalirkan
darah ke mesin maka akan di gantiakan menggunakan lumen warna biru
yang akan di jadikan sebagai “inlet”. Hal ini jika di lakukan akan terjadi
“resirkulasi” pada aliran darah pasien, sehingga proses HD pada pasien
tidak dapat maksimal.

b. SARAN
Berikut saran yang kami berikan kepada pasien :
1. Membatasi aktivitas yang berlebih selama masih menggunakan HD kateter
(femoral) contoh : kurangi aktivitas berjalan jauh, tidak boleh sering berjongkok.
2. Menjaga agar area sekitar HD kateter tetap bersih, untuk mencegah terjadinya
infeksi.

Saran untuk perawat HD

1. Lakukan perawatan HD kateter dengan teknik yang steril untuk mencegah


terjadinya infeksi.
2. Ketika proses wash atau loading NaCl harus di perhatikan jumlah cairan yang
masuk ke tubuh dan jumlah penarikan cairan pada pasien
3. Sebaiknya tindakan membalik lumen untuk “inlet” dan “outlet” tidak di lakukan
untuk mencegah terjadinya resirkulasi pasa saat proses HD berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai