Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pompa memiliki peranan cukup besar dalam dunia industri minyak bumi.
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat
ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan
tekanan pada cairan yang dipindahkan (Yuliandry, 2013).
Dalam dunia industri, pompa digunakan untuk memindahkan fluida, pompa
tersebut diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, pompa pemindahan positif adalah
perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan perubahan volume
ruang kerja pompa yang diakibatkan oleh gerakan elemen pompa yaitu maju-mundur
(bolak-balik) atau berputar (rotary), dan pompa pemindahan negative (pompa
sentrifugal) adalah satu peralatan sederhana yang sering digunakan pada berbagai
proses dalam suatu pabrik (Nursuhud, 2006).
Di kilang PUSDIKLAT MIGAS Cepu mengunakan pompa sentrifugal untuk
memindahkan fluida karena, Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang sangat
banyak dipakai oleh industri, terutama industri pengolahan dan pendistribusian. Dan
ada Beberapa keunggulan pompa sentrifugal yaitu harga yang lebih murah, kontruksi
pompa sederhana, mudah pemasangan maupun perawatan, kapasitas dan tinggi tekan
(head) yang tinggi, kehandalan dan ketahanan yang tinggi (Sularso & Haruo, 1983).
Pelaksanaan tugas akhir ini, di kilang PUSDIKLAT MIGAS Cepu untuk
mengevaluasi pompa feed P-100/03 jenis sentrifugal, yang digunakan untuk
memindahkan suatu fluida yang berupa crude oil. Pada unit ini pompa yang
digunakan merupakan pompa jenis centrifugal pump single stage. Dan hal utama
yang harus diperhatikan dalam pengunaan pompa sentrifugal ini adalah mengenai
performance pompa yang salah satunya ditentukan oleh efisiensi. Orang sangat
menentukan kinerja dari pompa itu sendiri, Karena adanya perubahan kinerja pada

1
pompa yang terjadi secara berkala maka penting sekali untuk diadakan evaluasi
mengenai kinerja dari pompa secara berkala pula (Ahmad, 2009).
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka peniliti memunculkan masalah-
masalah penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana kondisi lapangan Kilang PUSDIKLAT MIGAS Cepu,
Indonesia?
2) Bagaimana Kinerja Pompa Feed P-100/03 jenis Sentrifugal di Kilang
PUSDIKLAT MIGAS Cepu, Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai Berikut :
1) Untuk mengetahui kondisi lapangan di Kilang PUSDIKLAT
MIGAS,Cepu,Indonesia.
2) Untuk mengevaluasi Kinerja Pompa Feed P-100/03 jenis Sentrifugal di
Kilang PUSDIKLAT MIGAS,Cepu,Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat Teoritis
1) Bagi penulis, Dapat memahami evaluasi pompa Feed P100/03 jenis
sentrifugal dan mengetahui kondisi lapangan di kilang PUSDIKLAT
MIGAS Cepu, Indonesia .
2) Bagi Institute, dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk
mahasiswa School Of Petroleum Studies.
3) Bagi Pembaca, dapat menambah wawasan pembaca tentang mengevaluasi
efisiensi pompa sentrifugal terutama pompa Feed P100/03 jenis
Sentrifugal di kilang PUSDIKLAT MIGAS, Cepu, Indonesia.

1.4.2. Manfaat Praktis


1) Dapat mengetahui kondisi di lapangan Kilang PUSDIKLAT MIGAS,
Cepu, Indonesia.

2
2) Dapat menghitung Efisiensi Kinerja Pompa Feed P-100/03 jenis
Sentrifugal di Kilang PUSDIKLAT MIGAS, Cepu, Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media pipa (saluran)
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
kontinu (Fritz, 1988).
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari
daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat
laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat
suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada
sisi keluar atau discharge dan pompa. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat
perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge).
Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber
tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran,
(Zaw, 2005).
2.2. Klasifikasi Pompa
Menurut Hicks ( 1986 ), berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi
pada cairan pompa diklasifikasikan dua kelompok yaitu :
1) Pompa pemindahan positif (positive displacement Pump)
Pompa yang menhasilkan kapasitas yang intermitten karena fluidanya ditekan
dalam elemen–elemen pompa dengan volume tertentu jadi, fluida yang masuk
kemudian dipindahkan kesisi buang sehingga tidak ada bocoran (aliran balik)
dari sisi buang ke sisi masuk. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi
dengan kapasitas yang rendah.
2) Pompa Pemindahan non positif (Non displacement pump)
Pompa dinamik adalah pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama
bekerja. Pompa ini disebut juga dengan “non positive displacement pump”
pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu-sudu impeller, rumah volute,

4
dan saluran keluar, Energi dari luar diberikan pada poros pompa untuk
memutar impeller. Akibat putaran dari impeller mennyebabkan head dari
fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan.

2.3. Pompa Sentrifugal


Menurut Sularso (2004), pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang
mengubah energy mekanik menjadi energy tekan dengan menggunakan gaya
sentrifugal. Pompa sentrifugal terdiri dari sebuah impeller yang berputar di dalam
sebuah rumah pompa (casing). Pada rumah pompa dihubungkan dengan saluran hisap
dan saluran keluar. Sedangkan impeller terdiri dari sebuah cakram dan terdapat sudu-
sudu, arah putaran sudu-sudu itu biasanya dibelokkan ke belakang terhadap arah
putaran.

Gamba 2.1. Pompa Sentrifugal PUSDIKLAT MIGAS (Indrawan, 2011).

2.3.1. Fungsi dan Nama Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal


Menurut Gumulya dan Handayai (2014), secara umum bagian-bagian
utama pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar 2.2.

5
Gambar 2.2 Bagian utama pompa sentrifugal ( Gumulya, 2014)

1) Stuffing Box
Fungsi utama stuffing Box adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran zat
cair ditempat poros keluar dari pompa.
Teknik pencegahan bocoran ada dua macam yaitu :
(1) Menggunakn packing tabung sumber atau yang dikenal dengan istilah
gland packing biasanya digunakan perpompaan zat cair yang tidak
korosif pada tekanan rendah.
(2) Menggunakan terapak keramik atau yang dikenal dengan istilah
mechanical seal : biasanya dipakai pada pompa yang bekerja pada
tekanan tinggi atau pada pemompaan zat cair yang korosif.
2) Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.

3) Shaft (Poros)
Poros adalah bagian dari pompa centrifugal yang berfungsi untuk memutar
impeller dengan jalan mentransmisikan putaran yang berasal dari penggerak.
Poros ini harus benar-benar lurus (aligment), sebab kalau terjadi tidak lurus

6
(misaligment) akan mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian pompa
yang lain, contohnya adalah :
a. Impeller akan bergesekkan dengan casing.
b. Casing, wearing ring dan impeller akan cepat rusak.
c. Akan terjadi vibrasi yang kuat.
d. Efisiensi pompa akan menurun.
Selain poros harus aligment (lurus), poros juga harus tahan terhadap momen
putar yang terjadi. Oleh sebab itu poros harus terbuat dari bahan yang keras
dan kuat.
4) Shaft Sleeve
Shaft sleave (pelindung poros) ini dipasang pada bagian poros untuk
melindungi poros terhadap gesekan dengan packing. Hal ini dilakukan karena
mengganti shaft sleave (pelindung poros), jauh lebih murah bila dibandingkan
dengan mengganti poros tersebut, selain itu shaft sleave juga berfungsi untuk
melindungi poros terhadap zat cair, yang keluar melalui packing. Pada
umumnya agar poros tidak kotor dengan zat cair, yang dapat menimbulkan
korosi, maka produk dibuat dari bahan baja.
5) Vane
Vane adalah sudu impeller yang berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan
pada impeller.
6) Casing
Casing adalah bagian luar dari pompa, yang berfungsi sebagai :
a. Pelindung semua element yang berputar
b. Tempat yang memberikan aliran dari impeller
7) Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller
8) Impeller berfungsi untuk memberikan kecepatan pada zat cair, yang mana
kecepatan ini diperoleh dari gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh perputaran
kipas.
9) Casing wearing Ring

7
Berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depang
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecilkancelah
antara casing dengan impeller.
10) Discharge nozzle
Adalah saluran cairan keluar pompa dan berfungsi juga untuk meningkatkan
energi tekanan keluar pompa.
2.3.2. Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair dari
tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan
kepada poros pompa untuk memutarkan impeller di dalam zat cair.Maka zat cair
yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena timbul
gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah-tengah impeller ke luar
melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekan zat cair menjadi lebih
tinggi, demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair
mengalami percepatan (Tahara, 1983).
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga
energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energi per satuan
berat atau head total zat cair antara saluran hisap dan saluran keluar pompa disebut
head total pompa. Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat
mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi
inilah yang menyebabkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head
potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu (Sularso, 2004).

2.3.3. Klasifikasi Pompa Sentrifugal


2.3.3.1.Klasifikasi Menurut Jenis Impeller
Menurut Gumulya (2014), impeller memiliki beberapa jenis,
diantaranya adalah impeller jenis tertutup, impeller jenis setengah terbuka,

8
dan impeller jenis terbuka. Masing-masingjenis impeller akan dijelaskan
sebagai berikut.
1) Impeller Tertutup
Sudut-sudut ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu
kesatuan,digunakan untuk memompa zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran (Gumulya, 2014).

Gambar 2.3. Impeller tertutup (Gumulya, 2014)


2) Impeller Setengah Terbuka
Impeller jenis ini terbuka di sebelah sisi masuk (depan) dan tertutup
disebelah belakang. digunakan untuk memompa zat cair yang
mengandung sedikitkotoran, misalnya air yang bercampur pasir.
(Gumulya, 2014)

9
Gambar 2.4. Impeler Setengah Terbuka ( Gumulya, 2014)

3) Impeller Terbuka
Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan ataupun di
belakang,bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk
memperkuat sudu-sudu.Jenis ini banyak digunakan untuk memompa zat
cair yang banyak mengandungkotoran yang volumenya lebih besar dari
butiran pasir (Gumulya, 2014).

Gambar 2.5. Impeller terbuka ( Gumulya, 2014)


2.3.3.2. Klasifikasi Menurut Pemasukan Zat Cair
1) Pemasukan dari satu sisi (single suction)
a. Zat cair yang masuk didalam impeller dari satu sisi.
b. Mempunyai keuntungan bahwa kontruksi pompanya lebih
sederhana.

10
c. Dapat dipakai untuk banyak tingkat (multi stage) yaitu mempunyai
impeller banyak yang dihubungkan satu dengan yang lain.
2) Pemasukan dari dua sisi (double suction)
a. Zat cair yang masuk kedalam impeller dari dua buah sisi impeller.
b. Mempunyai keuntungan bahwa gaya aksial yang disebabkan oleh
adanya perbedaan tekanan sangat kecil.
c. Debitnya berasal dari kedua buah sisi impeller, maka akan lebih
besar dibangdinkan dengan satu sisi impeller.
2.3.3.3. Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat
1) Pompa satu tingkat ( single stage)
Menurut Samsudin dan Karnowo (2008), pompa satu tingkat (single
stage) Pompa ini hanya mempunyai satu impeller.

Gambar 2.6. Pompa Satu Tingkat (Samsudin dan Karnowo, 2008)

2) Lebih dari satu tingkat.


Menurut Samsudin dan Karnowo (2008), Pompa ini mempunyai
impeler sejumlah tingkat. Head total adalah jumlah dari setiap tingkat
sehingga untuk pompa ini mempunyai head yang relatif tinggi.

11
Gambar 2.7. Pompa bertingkat banyak (Samsudin dan Karnowo, 2008)

2.3.3.4. Klasifikasi Menurut tekanannya


Menurut Karasik (1985), tekanan pompa adalah perbedaan tekanan
yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi tekan dengan tekanan yang
bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap. Tekanan pompa dapat
diklasifikasi sebagai berikut :
a. Pompa tekanan rendah: < 5 kg/cm2
b. Pompa tekanan menengah: 5-50 kg/cm2
c. Pompa tekanan tinggi: > 50 kg/cm2)

2.3.3.5. Klasifikasi Menurut Kapasitasnya


Menurut Karasik (1985), kapasitas pompa adalah banyaknya cairan
yang dapat dipindahkan oleh pompa secara kontinyu, yang dinyatakan dalam
satuan m/s. kapasitas pompa dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a. Pompa dengan kapasitas rendah (20 m3/h)
b. Pompa dengan kapasitas menengah (20-60 m3/h)
c. Pompa dengan kapasitas tinggi ( lebih dari 60 m3/h)
2.3.3.6. Klasifikasi Menurut Letak Poros
1) Pompa jenis poros tegak (Vertical)

12
Menurut Novhan (2011), pompa aliran campur dan pompa aliran aksial
sering dibuat denganporos tegak (vertical).

Gambar 2.8, Poros vertical (Novhan, 2011)

2) Pompa jenis poros mendatar (Horizontal)


Menurut Novhan (2011), pompa ini mempunyai poros dengan posisi
mendatar.

13
Gambar 2.9. Poros horizontal (Novhan, 2011)

2.3.4. Kelebihan dan kekurangan pompa sentrifugal


Menurut Kurniadi (2004), pompa Sentrifugal mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan dibandingkan Pompa jenis lain, adapun kelebihan
kekurangan Pompa Sentrifugal sebagai berikut :
1) Kelebihan
a. Konstruksinya sederhana dan kuat.
b. Operasinya andal
c. Keausan yang terjadi cukup kecil
d. Kapasitasnya besar
e. Jalannya tenang
f. Dapat digunakan untuk suhu tinggi
g. Aliran zat cair intermitten.

2) Kekurangan
a. Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental
b. Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil.
2.3.5. Ganguan-ganguan
Pada pengoperasian pompa sentrifugal dan Cara mengatasinya (Stepanof,
1940)
1) Berkurangnya kapasitas pompa
Cara mengatasinya: ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair
yang di isap harus di buat serendah mungkin agar head isap statis lebih
rendah pula.
2) Berkurangnya head (pressure)
Cara mengatasinya: mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran di
sisi isap.
3) Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area yang bertekanan
rendah di dalam selubung pompa (volute).

14
Cara mengatasinya: head total pompa harus ditentukan sedemikian
hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang
sesunguhnya.
4) Suara bising saat pompa berjalan
Cara mengatasi: jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan
head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi.
Perlu dipilih bahan impeller yang tahan erosi karena kavitasi.

2.3.6. Kavitasi
Menurut Sularso (2004), kavitasi adalah proses mulai terjadinya
gelembung uap atau gas didalam saluran isap, gelembung tersebut pecah saat
menumbuk impeller. Secara umum kavitasi dimulai jika tekanan pompa (ps) sama
dengan tekanan penguapan caiaran (pv) yang dipompakan pada suatu temperature
sehingga diharapkan supaya tekanan saluran isap jangan sampai sama dengan uap
cairan atau tekanan isap harus lebih besar dari tekanan penguapan cairan (ps>pv).
2.3.7. Karakteristik Pompa Sentrifugal.
Menurut Setiawan (2010), karekteristik sesungguhnya atau sering disebut
sebagai Head discharge characteristic adalah karakteristik yang menggambarkan
hubungan Head (H), daya (N) dan efisiensi () sebagai fungsi kapasitas (Q) yang
variable pada putaran (n) konstan. Karakteristik ini diperoleh dengan suatu model
pompa dengan mengatur discharge valve, sehingga diperoleh titik operasi yang
terbaik yaitu pada efisiensi yang tertinggi.
2.3.8. Parameter-Parameter Dalam Perhitungan Unjuk Kerja Pompa
Sentrifugal
2.3.8.1. Kapasitas
Menurut Handoko (2015), kapasitas pompa adalah volume zat cair yang
dipindahkan persatuan waktu. Kapasitas suatu pompa biasanya ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan pemakaian. Kapasitas dari suatu pompa dapat
ditentukan dengan rumus :
Q = V/t……………………………………………………………(2.1)
Dimana :

15
Q = Kapasitas Pompa (m3/s)
V = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)
t = Waktu (s).
2.3.8.2. Head Kecepatan
Menurut Sularso (2004), head kecepatan adalah head yang diakibatkan
karena kecepatan aliran. Dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2

hv = = - ………………………….………………………….……(2.2)

Dimana kecepatan aliran dalam pipa dapat dicari dengan rumus :

V= ………………………………………………….……………….(.2.3)

Luas penampang pipa adalah :

A= ……………………………………………….…….………… .(2.4)

Keterangan :
hv = Head yang diakibatkan karena kecepatan (m)
vd = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa keluar (m/s)
vs = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa masuk (m/s)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s²)
Q = Debit (m³/s)
A = Luas penampang pipa bagian dalam (m²)
D = Diameter pipa (m)
2.3.8.3. Head Loss
Menurut Sularso (2004), kerugian energi persatuan berat fluida didalam
pengaliran cairan sistem perpipaan sering disebut sebgai Head loss. Head loss
pada perpipaan adalah :

16
1) Mayor Head Loss
Menurut Sularso (2004), Mayor Head Loss atau biasa disebut
dengan Mayor losses adalah kerugian energi sepanjang saluran
pipa yang dinyatakan dengan rumus :

hlp=ƒ. ……………………….………………..……….(2.5)

Keterangan :
hlp = Mayor Losses (m)
f = faktor gesekan
L = Panjang pipa (m)
V = Kecepatan cairan dalam pipa (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moddy, sebagai fungsi dari
angka Reynold (Reynold Number) dan kekasaran relatif (Relative Roughnes = e/D)
yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran ) sebagai fungsi darinominal
diameter pipa dan kekerasan permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis
material pipa. Sedangkan besarnya Reynold Number, dapat dihitung dengan rumus :

Re = = ……..……………………..………………..……(2.6)

Keterangan :
Re = Reynold Number
V = Kecepatan aliran (m/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
μ = Viscositas mutlak/absolutre cairan, (N.s/m3)
ρ = Density cairan, (kg/m3)
v = Viscositas kinematik cairan, (m3/s)

17
Menurut Dekker (2001),apabila aliran laminer (Re < 2000), factor gesekan (f) dapat
dihitungrumus:

ƒ= ………………………………........………………….…(2.7)

Tetapi apabila aliran Turbulen (Re > 2000), maka faktor gesekan (f) dapat dicari
dengan Moody Diagram.
2) Minor head Loss
Menurut Sularso (2004), kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat
sepanjang system perpipaan. Dapat di cari dengan rumus

hlf = f x ……………………………………….……………(2.8)

Keterangan :
hlf = head loss friction
f = factor friksi
v = kecepatan aliran
g = Percepatan grafitasi

3) Total losses
Menurut Sularso (2000), Total losses merupakan kerugian system perpipaanyaitu :
HL = hlp + hlf……….………………….………...…….....….(2.9)
Keterangan :
HI = Head loss Total (m)
Hlp = Jumlah mayor losses(m)
Hlf = jumlah minor losses (m)

2.3.8.4. Head pompa

18
Menurut Sularso (2004), head pompa merupakan energy mekanik total
persatuan berat zat cair yang dinyatakan dalam satuan tinggi kolom zat cair, yang
merupakan jumlah dari head tekanan, head kecepatan dan head potensial.
Head adalah energy per satuan berat yang di nyatakan dalam satuan panjang kolom
cairan. Sedangkan head total pompa yang harus di sediakan untuk mengalirkan
sejumlah air seperti yang di rencanakan dapat di tentukan dari kondisi instalasi yang
akan di layani oleh pompa.
Untuk menhitung total head dari suatu pompa dapat di tentukan dari rumus Bernoulli
berikut:

Za + …………….....(2.10)

Atau

..........................(2.11)

Dimana :
TH : Head total pompa ( m)
Za : Tinggi sisi isap (m)
Zb : Tinggi sisi tekan (m)
Pa : Tekanan pada tangki (kg/ m2)
Pb : Tekanan pada Heat exchanger (kg/ m2)
Va : Kecepatan fluida pada sisi isap (m/s)
Vb : Kecepatan fluida pada sisi tekan (m/s)
: Massa jenis crude oil (kg/ m3)
Hdl : Head total pada discharge (m)
Hsl : Head total pada suction (m)
g : percepatan gravitasi (m/ s2).
2.3.8.5. Daya Pompa
Menurut Sularso dan Haruo (1983), daya pompa adalah besarnya energi
persatuan waktu selama melakukan kerja..
Ada tiga pengertian daya, yaitu :
1) Daya Hidrolik (Hydraulic Horse Power)

19
Menurut Sulaso dan Haruo (1983), daya hidrolik (daya pompa teroritis) adalah daya
dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah zat cair.Daya dapat di hitung dengan rumus,
pw = H . Q . μ …………………………………………..…..(2.12)
Dimana :
Pw : daya air ( watt )
H : total head ( m)
D : kapasitas ( m3/ det)
μ : viscositas ( kgf / m3).
2) Daya Poros Pompa ( Shaft Horse power )
Menurut Sularso dan Haruo (1983), daya poros pompa adalah daya untuk
mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan poros, yang sesungguhnya adalah lebih
besar dari pada daya hidrolik. Besarnya daya poros sesungguhnya adalah daya
hidrolik pompa dibagi dengan efisiensi pompa.Dapat dirumuskan sebagai berikut :

psh = A . V . cosα……………………..………… (2.13)

Dimana :
Psh : daya poros ( kw)
A : arus pada pompa beroperasi (A)
V : tegangan ( V )
Cosα : faktor motor
2.3.8.6. Efisiensi (ηp)
Menurut Sularso dan Haruo (1983), Efisiensi pompa adalah perbandingan
antara daya hidrolik dan daya poros pompa.
Handayani (2014), menyatakan pompa tidak dapat mengubah seluruh energi
kinetik menjadi energi tekanan karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam
bentuk losis. Efisiensi pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk
menghitung losis ini. Efisiensi pompa terdiri dari :
a. Efisiensi hidrolis
b. Efisiensi volumetris,
c. Efisiensi mekanis

20
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga
dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain.
Menurut Haruo (1983), harga efisiensi dihitung dengan Rumus :

η pompa x 100 .........................................................................(2.14)

Keterangan :
η pompa = efisiensi pompa
Pw = Daya Hidrolik
Psh = Daya Poros

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitan
Penelitian dilakukan di PUSDIKLAT MIGAS yang berada di JL.soro No.1
Cepu, kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah-Indonesia.Pelaksanaan penelitian
mulai pada tangal 19 Juni 2014 sampai 19 Juli 2016.
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh pengamat dalam penelitian ini adalah jenis
data kuantitatif. Data kuantitatif suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang inging diketahui ( Kasiram, 2008).
3.2.2 Sumber Data
Menurut Hidayat (2001), data bisa dikategorikan sebagai :

21
1) Data Primer
Data ini lansung diperoleh dari sumber data, dengan cara observasi
(dengan melakukan pengamatan, perhitungan dan pencatatan secara
sistematik) komunikasi lansung dengan Dosen yang bersangkutan.
2) Data Sekunder
Pengumpulan data dengan mempelajari masalah yang berhubungan
dengan objek penulisan bersumber pada buku-buku pedoman atau
literatur.
3.3. Metode Penelitian
Untuk mendukung Penelitian ini dan kajian yang akan dilakukan, maka
dilakukan beberapa metode pelaksanaan, yaitu antara lain :
1) Observasi
Para peniliti langsung ke lapangan untuk mengobservasi dan melihat langsung
proses Kerjanya Pompa sentrifugal.

2) Metode Dokumentasi
Dengan mengambil foto-foto mengenai pompa feed P100/03 jenis sentrifugal.
3) Study Pustaka
Dengan cara membaca literatur-literatur yang berhubungan dan bersesuaian,
baik literatur dari perusahaan maupun dari luar perusahaan.

22
3.4. Prosedur perhitungan

Head kecepatan

Reynold number

Head loss

Mayor losses

Minor losses

Total losses

Total head

Daya pengerak

Daya hidrolik Daya poros

Efisiensi

23
24

Anda mungkin juga menyukai