BAB 1
PENDAHULUAN
kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau para klinis
masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah biasanya masalah
kesehatan umum. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia
seperti kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Banyak
anak usia sekolah yang menderita diare dikarenakan sebelum dan sesudah
makan mereka tidak cuci tangan. Akibatnya yang ada di tangan ikut masuk
yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa cuci tangan terlebih dahulu,
2
diare. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam
tahunnya sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1,5 juta
Menurut profil kesehatan provinsi Jawa Timur, angka kejadian diare tahun
Dr.Soetomo tahun 2013 dari 1279 pasien yang rawat inap, yang menderita
pada tahun 2014 yang tercatat melalui data profil kesehatan dari 45
hal yang pokok dan wajib dimiliki seseorang. Oleh karena itu manusia
Perilaku hidup bersih harus diterapkan pada anak sendiri mungkin agar
karena itu perilaku cuci tangan pakai sabun adalah hal penting untuk
diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat
Maka disini peran orang tua pada anak sangat berpengaruh untuk
karena pada usia ini anak cenderung lebih tidak memikirkan tentang
Tahun 2018?
Tahun 2018.
1.3.2.1 Mengidentifikasinya perilaku cuci tangan sebelum makan pada anak kelas
Tahun 2018.
5
hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan kejadian diare pada
terjadinya diare..
1.4.2.2Bagi Responden
pencegahan diare.
untuk meningkatkan taraf kebersihan dalam hal cuci tangan dan mencegah
diare.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
handuk,gelas)(Permata, 2014).
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
infeksi selama lebih dari 150 tahun. Menurut (Napu, 2012). bahwa dapat
bersih dan sehat. Perilaku cuci tangan tidak akan serta merta terbentuk
pada anak, tanpa ada pembiasaan sejak dini. Penekanan pentingnya cuci
tangan pada anak SD perlu dilakukan secara terus menerus sehingga akan
terbentuk kebiasaan cuci tangan tanpa harus diingatkan lagi. Perilaku cuci
akibat diare. Tindakan cuci tangan ini perlu dilakukan di kalangan sekolah
dasar, karena anak-anak pada usia ini masih punya kebiasaan untuk jajan
sementara. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya
pakai sabun antara lain diare, infeksi saluran pernafasan dan infeksicacing
tentang kesehatan sanitary dan air ini, perilaku mencuci tangan dengan
satu juta anak di dunia dapat diselamatkan tiap tahun dengan cuci tangan.
Hanya saja ada yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus
Menurut Curtis & Cairncross, tanpa sabun, bakteri dan virus tidak
tampak(Moernantyo,2015).
30 kali lebih besar terkena penyakit tipoid, dan yang terkena penyakit
sabun, maka akan beresiko mengalami penyakit tipoid 4 kali lebih parah
mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga mengalir dari
sebuah wadah berupa gayung , botol, kaleng, ember tinggi, gentong atau
1) Basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan
kedua telapak tangan
2) Gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya
5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
7) Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keingkan ( Tietjen,
2014 ).
10
2014).
11
menyediakan sabun dan suplai air bersih terus menerus baik dari kran atau
5) Keringkan kedua tangan dengan lap atau pengering dan gunakan lap
sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom yang berisi air
pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir,
mata, setelah bermain dan olah raga, setelah buang air kecil dan buang air
besar, setelah buang ingus dan setelah buang sampah, setelah menyentuh
(Jawapos, 2013).
wangi dan segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan kita
dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah penting
1) Setelah ke jamban
3) Sebelum makan
membersihkan sisa lemak dan kotoran, tanah dan berbagai zat organik dari
tangan. Jenis sabun cuci tangan yang paling sering digunakan oleh tenaga
digunakan, tetapi masih merupakan alternatif yang baik jika ada anggota
2.1.7 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Cuci Tangan Pada Anak
Sekolah Dasar
1)Pengetahuan
dahulu apa arti atau manfaat perilaku dan apa resikonya apabila tidak
2) Kebiasaan Anak
Adanya kebiasaan untuk tidak cuci tangan atau cuci tangan sejak
Pola asuh orang tua adalah sikap atau perilaku orang tua dalam
adalah bagian penting dan mendasar. Pada dasarnya pola asuh dapat
diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak.
Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua
dapat ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun sudah mau dan
mampu melakukan cuci tangan dengan benar melalui metode yang ditiru
Tangan
itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan
pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah
pada posisi tertinggi sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare
dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-
negara berkembang. Sementara Flu Burung atau yang dikenal juga H5N1
dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air
cuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku yang sederhana, mudah
Cuci tangan merupakan salah satu perilaku sehat yang pasti sudah
anak sejak kecil tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan ini menjadi
salah satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak
berisi air bersih dengan sepotong kecil jeruk nipis yang maksudnya untuk
masuk ke restaurant fast food terkemuka asal negara adi daya, fasilitas
cuci tangan sudah sangat memenuhi syarat, yaitu air bersih mengalir
dilengkapi dengan sabun cuci tangan cair berkualitas dan pengering tangan
amis bekas makanan dan lupa atau malas mencuci tangan dulu sebelum
makan.
cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu upaya personal hygiene belum
dimulai dan diusahakan oleh kita sendiri, harus kita sadari sejak dini. Agar
anak tahu dan mampu berperilaku mencuci tangan pakai sabun, dapat
dan cara mencuci tangan pakai sabun dengan benar melalui pendidikan
mencuci tangan pakai sabun. sehingga setelah anak tahu, diharapkan anak
tangan oleh gurunya tanpa mengetahui makna dan tujuan mencuci tangan
pakai sabun, maka sebagian besar dari anak akan lebih banyak
18
pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Penderitaan
2.2 Diare
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dalam
dalam isi ( lebih dari 200 g/hari ) dan konsistensi ( feses cair ), dengan
abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200
2.2.2.1Diare Akut
Diare Akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat, yang berlangsung kurang dari 14 hari,
antara 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut dan diare kronis.
2.2.2.3Diare Kronis
tersebut.
2.2.3 Etiologi
mengandung susu )
4)Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor
&Suddarth, 2012).
1. Penyebab khusus penyakit diare yaitu ada beberapa virus, bakteri, dan
2.2.5 Patogenesis
1. Gangguan Osmotik
2. Gangguan Sekresi
rongga tersebut.
timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
(Soebagio, 2012).
glukosa oral serta larutan eletrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien.
bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare sangat berat.
khususnya untuk anak kecil atau lansia (Brunner & Suddarth 2012).
24
lingkungan sekolah (Yusuf, S., 2014). Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi 3 tahapan usia yaitu : tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9
tahun,dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Permata, 2014). Sekolah dapat
secara relatif bebas bermain. Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan
seseorang yang produktif (Yusuf, S., 2014). Lingkungan pada anak usia
anak dengan orang lain. Anak usia sekolah identik dengan hubungan
Purwidiana.,2015).
sebagai berikut:
a. Usia sekolah
b. Periode kritis
a. Usia berkelompok
c. Usia kreatif
d. Usia bermain
remaja. Jadi periode ini disebut usia bermain adalah karena luasnya
untuk bermain.
progresif meliputi:
1) Perkembangan fisik
motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang
keterampilan.
1) Motorik kasar
2) Motorik halus
secara bersamaan.
2) Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, masa anak usia sekolah akhir berada dalam tahap
anak, diantaranya:
30
secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu
3) Perkembangan bahasa
untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang
komunikasi.
4) Perkembangan moral
Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta
usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang
berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang
autonomous.
tindakan.
Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal,
5) Perkembangan Emosi
dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu
masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: marah, takut,
cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah
lakunya.
6) Perkembangan sosial
kehidupan sehari-hari.
lembaga-lembaga.
2018.
Cuci tangan merupakan salah satu hal yang paling utama dalam kehidupan
karena tangan cenderung lebih banyak melakukan aktifitas seperti hal nya
U., 2014). Salah satu bakteri yang tumbuh pada tangan akibat melakukan
dilakukan pertolongan sesegera mungkin dengan cara yang benar maka dapat
aktifitas sangat penting karena penyakit yang diakibatkan oleh diare tersebut
bermain pasir dan tanah, tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
sebelum makan, tidak menjaga kebersihan makanan, serta perilaku yang tidak
melakukan cuci tangan. Pengetahuan yang dimiliki anak tersebut juga dapat
banyak kuman yang masuk dalam tubuh dan mengakibatkan diare. Anak
cenderung suka membeli jajanan tanpa memperhatikan efek yang terjadi yang
menunjukan hasil dari tahu tidaknya anak tentang cara cuci tangan sebelum
makan(Notoatmodjo,2012).
37
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Menggunakan Tidak
Penyebab khusus : antiseptik
2. Menggunakan air
1. Virus
mengalir
2. Bakteri
3. Menggunakan
3. Parasit
sabun
4. Mengeringkan
Penyebab umum : tangan
menggunakan
1. Bakteri Eschericha lap/tissue
coli 5. Frekuensi mencuci
2. Bakteri Salmonella tangan
3. Bakteri Shingella
4. Bakteri Infeksi
Campylobarter
5. Bakteri Giardia
lambia
6. Bakteri Vibrio
Cholera
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
BAB 4
METODE PENELITIAN
yang lebih sempit desain penelitian mengacu pada jenis penelitian, oleh
variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat
(Notoatmodjo, 2012).
Total sampling
Informed Consent
Hasil penelitian
Laporan Penelitian
Bagan 4.2 : Hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan kejadian
diare pada anak kelas 4 di SD Islam A l KhairiyahKabupaten
Banyuwangi tahun 2018.
41
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas 4
nilai dan merupakan oprasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti
(Notoatmodjo, 2012).
42
variabel lain. Variabel terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur
“Kejadian diare”.
objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain
(Nursalam, 2013).
lap/tissue
4. Frekuensi
mencuci
tangan
2. Variabel Sebuah penyakit 1. Konsisten kuesioner Nominal Pernah : 1
Dependen: yang ditandai si feses Tidak
2
Kejadian diare dengan tinja atau 2. Frekuensi pernah : 0
feses berubah diare
menjadi lembek
atau cair yang
biasanya terjadi
paling sedikit 3x
dalam 24 jam
wawancara).
1. Birokrasi perijinan
1. Pengolahan Data
a) Coding
Ya =1
Tidak =0
Pernah =1
Tidak pernah =0
b. Scoring
pertanyaan.
Variable dependen :
Diare
c. Tabulating
f
P= X 100
N
Keterangan :
P : Prosentase
100% = Seluruhnya
50% = Setengahnya
2. Uji Statistik
1. Informed consent
3. Confidentiality (kerahasiaan)
adalah :
BAB 5
Pada bab ini akan di uraikan mengenai hasil dan pembahasan dari
berikut:
berikut :
a. Batas Wilayah :
b. Jumlah Guru
c. Jumlah Siswa
1) Laki-Laki : 77siswa
2) Perempuan : 63siswi
Jenis Kelamin
45%
55% 63 Resp pernah
77 Resp
tidak pernah
Cuci Tangan
55%
45% pernah
77 Resp
63 Resp
tidak pernah
2. Diare
Diare
44%
56% 62 Resp pernah
78 Resp tidak pernah
35 42 77
Pernah (25%) (30%) (55%)
25 38 63
Tidak pernah (18%) (27%) (45%)
Total 60 80 140
(43%) (57%) (100%)
Test Statistics
PerilakuCuciTanga
n Diare
Chi-Square 3,457a 69,443b
Df 1 2
Asymp. Sig. ,063 ,000
a. 0 cells (0,0%) have expected frequencies less than
5. The minimum expected cell frequency is 70,0.
Karena 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
5.2 Pembahasan
5.2.1 Perilaku Cuci Tangan
Berdasarkan data hasil penelitian pada diagram 5.2 diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku cuci tangan yang baik
perilaku hidup dan bersih itu sangat penting dan berpengaruh bagi
kesehatan. Perilaku cuci tangan tidak akan serta merta terbentuk tanpa ada
cuci tangan tanpa harus diingatkan lagi. Ada beberapa faktor yang
pengetahuan, kebiasaan anak, dan pola asuh orang tua. Jika anak memiliki
beraktivitas. Pola asuh orang tua sangat penting dimana orang tua dapat
Perilaku cuci tangan yang baik harus dibiasakan sejak kecil untuk
dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara cuci tangan dengan
responden (56%).
dalam isi ( lebih dari 200 g/hari ) dan konsistensi ( feses cair ), dengan
tanpa darah atau lendir. Penyebab terjadinya diare dikarenakan infeksi dari
minum, infeksi berbagai macam virus, alergi makanan khsusnya susu atau
pakai sabun dengan baik dan benar pada beberapa momen yang memang
55
mengalami diare.
windows diperoleh hasil ρ = 0,000. Karena 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya ada hubungan perilaku cuci tangan sebelum
tangan oleh gurunya tanpa mengetahui makna dan tujuan mencuci tangan
pakai sabun, maka sebagian besar dari anak akan lebih banyak
dimulai dan diusahakan oleh kita sendiri, harus kita sadari sejak dini. Agar
anak tahu dan mampu berperilaku mencuci tangan paskai sabun, dapat
dan cara mencuci tangan pakai sabun dengan benar melalui pendidikan
penting karena penyakit yang diakibatkan oleh diare tersebut dapat pula
bermain di tempat yang kotor, misalnya bermain pasir dan tanah, tidak
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan, tidak
2012).
Dewi., 2012). Hal itu sendiri menunjukan hasil dari tahu tidaknya anak
tidak hanya berbeda dalam kemampuan untuk berperilaku akan tetapi juga
BAB 6
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
anak SD kelas 4
benar.
cuci tangan yang baik dan lebih disiplin lagi dalam hal