Anda di halaman 1dari 9

PRA PROPOSAL

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN


DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK KELAS 4
DI SD BAYANGKARI BANYUWANGI TAHUN 2019
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Riset keperawatan
Fasilitator : Titis Suryanti, S.KM.,M.Kes

Oleh :

AHMAD SAIFUDDIN
2016.02.002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pra proposal
yang berjudul “Hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan
dengankejadian diare pada anak kelas 4 di sd bayangkari
Banyuwangi Tahun 2019”. Pra proposal ini dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. H. Soekardjo, selaku Ketua STIKES Banyuwangi yang telah


member izin dan menyediakan sarana dan pra sarana kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
2. Ns. Rudiyanto, S.Kep., M.Kep, selaku PJMK Mata kuliah
Metodologi Riset Keperawatan.
3. Titis Suryanti, S.KM., M.Kes, selaku pembimbing dalam
penelitian dan penyusunan Pra Proposal.

Pra Proposal ini disusun dari berbagai literatur baik buku maupun
internet. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Riset
Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa penulisan pra proposal ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
penulis.
Akhirnya penulis berharap agar pra proposal ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat Indonesia pada umumnya khusus masyarakat kabupaten
Banyuwangi.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada

usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan. selain rentan terhadap

masalah kesehatan juga peka terhadap perubahan. Masalah ini kurang begitu

diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau para klinis serta profesional

kesehatan lainnya(Gobel,2013). Berbagai macam masalah yang sering terjadi

pada anak usia sekolah biasanya masalah kesehatan umum. Masalah

kesehatan umum yang terjadi pada anak usia sekolah biasanya berkaitan

dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti kebersihan diri, serta

kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Banyak anak usia sekolah yang menderita

diare dikarenakan sebelum dan sesudah makan mereka tidak cuci tangan.

Akibatnya yang ada di tangan ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan

yang dimakan dan menyebabkan infeksi gastrointestinal seperti diare

(Permata, 2015).

Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat,

padahal cuci tangan bisa meningkatkan kontribusi pada peningkatan status

kesehatan masyarakat. Berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak-

anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya cuci


tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah.

Mereka biasanya langsung makan yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa

cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka bermain-main.

Perilaku tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan kontribusi

dalam terjadinya penyakit diare. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang

paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Ana,

2015).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, setiap

tahunnya sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1,5 juta

pertahun, dan angka kejadian diare yang mengakibatkan dehidrasi yaitu 4 juta

kasus pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi

yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab

utama malnutrisi pada anak, karena usia 10 tahun rentan terhadap penyakit

dan anak cenderung mengabaikan kebersihan, khususnya saat mencuci tangan

sebelum makan. Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan

Indonesia pada tahun 2013 mencapai 59,35%, dengan angka kematian akibat

diare adalah 2,5%. Menurut profil kesehatan provinsi Jawa Timur, angka

kejadian diare tahun 2014 di Jawa Timur 1.063.321 kasus (Dinkes Jatim,

2014). Sedangkan kejadian diare di kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014

yang tercatat melalui data profil kesehatan dari 45 Puskesmas terhimpun

sebanyak 54% kasus.


Kesehatan merupakan hak setiap manusia, kesehatan merupakan hal

yang pokok dan wajib dimiliki seseorang. Oleh karena itu manusia harus

berusaha untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Perilaku hidup

bersih harus diterapkan pada anak sendiri mungkin agar anak terbiasa

berprilaku hidup bersih sehat di lingkungan rumah maupun luar rumah

(Anisa, D. N., 2015).Tangan merupakan anggota tubuh yang paling mudah

sebagai perantara masuknya kuman di dalam tubuh, oleh karena itu perilaku

cuci tangan pakai sabun adalah hal penting untuk mewujudkan perilaku hidup

bersih sehat. Perilaku hidup bersih sehat merupakan cara untuk mencegah

terjadinya penyakit menular akibat kuman seperti diare (Depkes, 2012).Diare

merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya

encer, dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah.

Sehingga diare dapat mengakibatkan cairan tubuh terkuras keluar melalui

tinja. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini

dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia di

bawah 5 tahun (Ummuauliya, 2013). Kehilangan cairan yang banyak akan

menyebabkan dehidrasi pada penderita.

Kesadaran seseorang tentang cuci tangan masih sangat rendah. Maka

disini peran orang tua pada anak sangat berpengaruh untuk membantu dalam

personal hygiennya. Seperti mencuci tangan menggunakan 6 langkah dengan

sabun sebelum dan sesudah makan, karena pada usia ini anak cenderung lebih

tidak memikirkan tentang kesehatannya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti


tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubunganperilaku cuci

tangan sebelum makan dengan kejadian diare pada anak di Sd bayangkari

Kabupaten Banyuwangi tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan kejadian

diare pada anak kelas 4 di SD bayangkari Banyuwangi Tahun 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan

kejadian diare pada anak kelas 4 di SD bayangkari Banyuwangi Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Teridentifikasinya perilaku cuci tangan sebelum makan pada anak kelas 4 di

SD bayangkari Banyuwangi Tahun 2019.

1.3.2.2 Teridentifikasinya kejadian diare pada anak di SD bayangkari Banyuwangi

Tahun 2019.

1.3.2.3 Teranalisisnya hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan

kejadian diare pada anak di SD bayangkari Banyuwangi Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan penulis dan pembaca mengetahui

hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan dengan kejadian diare pada

anak di SD bayangkari Banyuwangi Tahun 2019.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Praktek Keperawatan

Meningkatkan peran perawat untuk memberikan pendidikan atau

asuhan keperawatan tentang pentingnya mencuci tangan untuk mencegah

terjadinya diare..

1.4.2.2Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan ilmu

pengetahuan dalam upaya meningkatkan kebersihan dalam hal pencegahan

diare.

1.4.2.3Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk

meningkatkan taraf kebersihan dalam hal cuci tangan dan mencegah diare.
BAB 2

KERANGKA KONSEP

2.1 Kerangka konsep

Penyebab terjadinya penyakit diare Perilaku mencuci tangan

↑ 1. Menggunakan
antiseptik
Penyebab khusus : 2. Menggunakan air
1. Virus mengalir
3. Menggunakan
2. Bakteri
sabun
3. Parasit
4. Mengeringkan
tangan
Penyebab umum : menggunakan
lap/tissue
1. Bakteri 5. Frekuensi mencuci
Eschericha coli tangan
2. Bakteri
Salmonella
3. Bakteri Shingella
4. Bakteri Infeksi
Campylobarter
5. Bakteri Giardia
lambia
6. Bakteri Vibrio
Cholera
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti

Gambar 2.1 : Kerangka konsep Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum


Makan Dengan Kejadian Diare Pada Anak SD BAYANGKARI
Banyuwangi Tahun 2019.

2.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hopotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena

hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis, dan

interpretasi data. Uji hipotesis artinya menyimpulkan suatu ilmiah atau hubungan

yang telah dilaksanakan peneliti sebelumnya.

Adanya hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan sebelum

makan dengan kejadian diare pada murid SD bayangkari Kabupaten Banyuwangi

tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai