RUMAH SAKIT
1. PENDAHULUAN
Kepemimpinan dan perencanaan adalah hal yang sangat penting bagi RS
untuk memulai dan melaksanakan peningkatan mutu dan mengurangi risiko terhadap
pasien dan staf. Manajemen RS bertanggung jawab menjamin komitmen, pendekatan
kearah peningkatan mutu dan keselamatan pasien, program manajemen serta adanya
kealpaan (oversight). Manajemen menyusun rencana peningkatan mutu dan keselamatan
pasien melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud menjadi budaya organisasi
rumah sakit.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab penuh
manajemen RS . Manajemen menyetujui rencana peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dan secara reguler menerima laporan tentang pelaksanaan program perbaikan
mutu dan keselamatan pasien
Tanggung jawab utama dari Manajemen RS adalah menetapkan prioritas. RS
secara tipikal mempunyai lebih banyak kesempatan untuk pengukuran dan peningkatan
dari pada membereskan/ menyelesaikan urusan sumber daya manusia atau yang lain.
Oleh karena itu, manajemen fokus pada penilaian mutu dan kegiatan peningkatan
rumah sakit. Manajemen memberikan prioritas pada proses-proses utama yang kritikal,
risiko tinggi, cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keamanan lingkungan. Manajemen juga memasukkan Sasaran Keselamatan Pasien
sebagai indikator mutu. Manajemen menggunakan data dan informasi yang tersedia
untuk melakukan identifikasi area prioritas.
Jenis-jenis pelayanan di RS :
1. Pelayanan Gawat Darurat 8. Pelayanan Laboratorium
2. Pelayanan Rawat Jalan 9. Pelayanan Rehabilitasi Medik
3. Pelayanan Rawat Inap 10. Pelayanan Farmasi
4. Pelayanan Bedah 11. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan TB DOT 12. Pelayanan Rekam medik
6. Pelayanan High Care 13. Pelayanan administrasi manajemen
7. Pelayanan Radiologi 14. Pelayanan ambulans
2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RS
B. Tujuan Khusus
1) Untuk mendapatkan area prioritas
2) Untuk mendapatkan indikator mutu gugus tugas
3) Untuk mendapatkan indikator kunci rumah sakit
Bobot High Risk = 40, bobot High Volume = 30, High Cost = 20, dan bobot Problem
Prone = 10. Nilai masing-masing area antara 1-5. Nilai 1 berarti rendah dan nilai 5
berarti tinggi tingkat kepentingannya. Bobot x nilai menghasilkan score. Score yang lebih
tinggi menunjukkan dan dipilih sebagai area prioritas.
Problem
High Risk High Volume High Cost Jml
No Area Prioritas Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Rawat Jalan 3 40 120 4 30 120 1 20 20 3 10 30 290
2. IGD 3 40 120 4 30 120 3 20 60 5 10 50 350
3. High Care 2 40 80 3 30 90 5 20 100 3 10 30 300
4. IKO 5 40 200 4 30 120 5 20 100 5 10 50 470
5. Farmasi 5 40 200 5 30 150 5 20 100 4 10 40 490
6. Laboratorium 4 40 160 5 30 150 3 20 60 3 10 30 400
7. Radiologi 4 40 160 4 30 120 5 20 100 3 10 30 400
8. Akutansi 1 40 40 3 30 90 3 20 60 4 10 40 230
9. Rawat Inap 5 40 200 5 30 150 4 20 80 4 10 40 470
10. Gizi 1 40 40 2 30 60 3 20 60 3 10 30 190
11. Rekam 4 40 160 4 30 120 3 20 60 3 10 30 370
Medik
Dari scoring di atas maka dipilih area prioritas yang akan ditingkatkan mutunya, yaitu:
1) Area IKO, yang terdiri dari :
a. Angka tidak dilakukannya Assesmen Pra Anestesi
b. Angka kelengkapan persetujuan tindakan kedokteran
c. Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi
2) Area Farmasi
Dari setiap area yang prioritas, selanjutnya dicari indikator mutu apa yang akan diukur,
untuk meningkatkan mutu area tersebu. Oleh karena itu maka setiap pejabat kepala di
area tersebut bersama dengan manajemen melakukan diskusi bersama. Dari indikator
mutu yang diusulkan maka dilakukan scoring untuk menentukan indikaor kuncinya.
Proses pemilihan indikator mutu dan indikator kunci dari setiap area prioritas tercantum
dalam bab berikut.
4. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU GUGUS TUGAS
a. Identifikasi masalah di IKO
Masalah-masalah yang terjadi di IKO antara lain:
1) Asesmen pra anestesi
2) Asesmen Pra bedah
3) Pelaksanaan Time Out
Problem
High Risk High Volume High Cost
Prone (nilai
(nilai x bobot= (nilai x (nilai x
x bobot=
skor) bobot= skor) bobot= skor)
Masalah skor)
No Rentang Nilai Rentang Nilai Rentang Rentang Jml
Prioritas
=1-5 =1-5 Nilai = 1 - 5 Nilai = 1 - 5
Bobot = 40 Bobot = 30 Bobot = 20 Bobot = 10
N B S N B S N B S N B S
Kejadian tidak
dilakukannya
1. proses sign in, 5 40 200 5 30 150 3 20 60 5 10 50 460
time out dan sign
out..
Angka Tidak
Dilakukannya
2. 5 40 200 5 30 150 3 20 60 4 10 40 450
Assessment Pra
Anestesi
Angka Ketidak
lengkapan
3. Persetujuan 5 40 200 5 30 150 3 20 60 5 10 50 460
Tindakan
Kedokteran
Angka
Kelengkapan
4. Catatan / 5 40 200 5 30 150 3 20 60 3 10 30 440
Monitoring
Anestesi
Angka Tidak
Dilakukannya
5. 3 40 120 5 30 150 2 20 40 3 10 30 340
Assessment Pra
Bedah
Ketepan waktu
6. 5 40 200 3 30 90 4 20 80 5 10 50 420
operasi
7. Respon time 3 40 120 2 30 60 4 20 80 3 10 30 290
Pemilihan Area Prioritas | 5
pasien cito
dilatas jam 21.00
Angka tidak
dilakukannya
8. penandaan lokasi 3 40 120 3 30 90 2 20 40 4 10 40 290
operasi pada
organ dua sisi
Berdsarkan scoring di atas maka IKO memilih masalah yang diprioritaskan untuk
iperbaiki, yaitu:
Angka Ketidak lengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran dengan skor 460.
Kejadian tidak dilakukannya proses sign in, time out dan sign out..dengan skor
460
Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Anestesi dengan skor 450
Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi dengan skor 440
Ketepan waktu operasi dengan score 420
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin.
Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan
jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program.
Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi
mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan dan perbaikan
sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan
menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan
pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan
berkesinambungan maka ditetapkan PIC nya adalah Koordinator Ruang IKO
Pic kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indicator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indicator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.
6) Cara melakukan analisis
7) Cara membuat laporan Mutu
Pemilihan Area Prioritas | 6
5. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU FARMASI
a) Identifikasi masalah di Farmasi
Masalah-masalah yang terjadi di Farmasi antara lain:
1) Penggunaan antibiotik di luar formularium
2) Kesalahan pemberian obat
3) Pembelian obat dan alkes diluar rutin
4) Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert
dan LASA
5) Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan
6) Ditemukannya obat kadaluarsa
b) Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:
Problem
N Masalah High Risk High Volume High Cost Jml
Prone
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
Asesmen 10
1. 5 40 200 4 30 120 5 20 2 10 20 440
pasien 0
2. ILI 4 40 160 4 30 120 4 20 80 4 10 40 400
3. Decubitus 4 40 160 4 30 120 4 20 80 3 10 30 390
4. Pasien jatuh 5 40 200 3 30 90 3 20 60 4 10 40 390
Kesalahan
5. pemberian 4 40 160 3 30 90 4 20 80 5 10 50 380
obat
Berdasarkan scoring di atas maka Rawat Inap memilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
a. Asesment Pasien
b. Infeksi Luka Infus.