SEMEN
BAB I
A. Maksud
Maksud dari pemeriksaan ini untuk menentukan berat jenis semen Portland. Berat
jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan
isi kering air suling pada 4°C yang isinya sama dengan semen.
B. Bahan
Contoh semen Portland sebanyak 64 gram.
C. Peralatan
Botol Le Chatelier
Kerosin bebas air atau naphta dengan berat jenis 62-API (American Petrolium
Institute)
Corong
D. Langkah Kerja
1. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naphta sampai skala 0 dan 1 bagian dalam
botol di atas permukaan cairan dikeringkan. Suhu awal botol = 25 °C.
2. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama
untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2°C.
3. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala dalam botol (V1).
Suhu yang sama antara botol yang berisi minyak tanah dan loyang yang berisi
air pada suhu = 19°C.
Skala minyak tanah (V1) = 0,4ml.
4. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol. Jangan sampai terjadi ada
semen yang menempel pada dinding botol di atas cairan.
5. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara
perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
6. Ulangi lagi pekerjaan dua setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol kaca
skala pada botol (V2).
Suhu yang sama antara botol yang berisi minyak tanah dan loyang yang bersisi
air pada suhu 19°C.
Skala minyak tanah (V2) =21ml.
BAB II
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan percobaan kehalusan semen Portland,
2. Membuktikan bahwa semen Portland mempunyai kehalusan,
3. Melakukan pengujian kehalusan semen Portland.
2. DASAR TEORI
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kehalusan semen Portland dengan
menggunakan saringan No. 100 dan No. 200.
Kehalusan merupakan suatu factor penting yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi antara partikel semen dengan air.
4. LANGKAH PENGUJIAN
1. Masukkan benda uji semen kedalam saringan No. 100 yang terletak di atas
saringan No. 200 dan di pasang pan dibawahnya.
2. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan, hingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebsa dari partikel-partikel halus (pengerjaan ini dilakukan antara 3
sampai 4 menit)
3. Tutuplah saringan dan lepaskan pan, ketok saringan perlahan-lahan dengan
tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
4. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan dan bersihkan
dengan kain, kemudian pasang kembali.
5. Ambillah tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel
pada tutup, kembalikan kedalam saringan.
6. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringanperlahan-lahan
selama 9 menit.
7. Tutuplah saringan, penyaring dilanjutkan lagi selama 1 menit dengan cara
mengerakkan saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit di
miringkan.
8. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan, putar
saringan kira kira 60. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel
keluar dari saringan dan atau pan serta tertampung diatas kertas kembalikkan
kedalam saringan .pekerjaan penyaringan di stop setelah benda uji tidak lebih dari
0.05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
9. Timbang benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan 200.
Kemudian hitung dan nyatakan dalam persentase berat terhadap berat benda uji
semula.
BAB III
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan mampu :
1. Melakukan pengujian tentang konsistensi semen Portland.
2. Membuktikan bahwa konsistensi normal dari semen Portland dapat ditentukan.
2. DASAR TEORI
Pengertian ini dimaksudkan untuk menentukan konsistensi normal semen Portland
dengan alat vikat.
Konsistensi semen Portland adalah suatu kondisi standar yang menunjukan kebasahan
pasta semen.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑖𝑟
Konsistensi =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 × 100%
Catatan
1. Grafik penurunan terhadap konsistensi.
2. Konsistensi normal yang didapat dari penurunan (10 ± 1) mm.
3. Untuk mendapatkan konsistensi normal dilakukan beberapa kali percobaan dengan
kadar air yang berbeda. Setiap percobaan harus dibuat dan semen yang baru dan
selama percobaan alat-alat harus bebas getaran. Untuk percobaan pertama
disarankan dengan kadar air 25%
4. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan di abaikan.
BAB IV
PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampu :
1. Melakukan pengujian waktu pengikatan permulaan dari semen Portland,
2. Membuktikan bahwa semen Portland mempunyai waktu pengikatan permulaan.
2. DASAR TEORI
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan permulaan
semen Portland.Waktu permulaan adalah jangka waktu dari mulainya pengukuran
pasta konsistensi normal sampai pasta kehilangan sebagian sifat plastik (menjadi
beku).
4. LANGKAH PENGUJIAN
1. Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya seesuai dengan jumlah
air untuk mencapai konsistensi normal, kedalam mangkok alat pengaduk.
2. Masukkan benda uji kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 140 ± 5 ) rpm, selama 30 detik.
4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok.
5. Jalankan mesin pengaduk, dengan kecepatan (285 T 10) rpm selama 1 (satu) menit.
6. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6
(enam) kali dan satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang besar, sehingga cincin konik
penuh dengan pasta.
8. Kelebihan pasta pada lubang besardiratakan dengan sendok perata yang
digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lubang besar cincin konik, balikkan, ratakan dan licinkan
kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.
10. Taruh thermometer beton di atas cincin dan simpan pada moist-cabinet selama 30
menit kemudian baca thermometer udara dan thermometer beton.
11. Keluarkan cincin konik dan moist-cabinet dan lepaskan thermometer beton
kemudian letakkan cincin konik dibawahjarum vikat, dan kontakkan jarum dengan
bagian pasta.
12. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm.
setiap menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik.
Jarak antara titik setiap menjatuhkan jarum adalah 1/2 cm, dan jarak titik dari
pinggir cincin konik tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm.
5. PELAPORAN
a. Grafik penurunan waktu.
b. Waktu pengikatan permulaan dapat pada penurunan 25 mm, sesuai dengan
standar.
Catatan
1. Selama pelaksanaan pemeriksaan tersebut, alat-alat di atas harus bebas getaran
dan jarum dijaga supaya tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel.
2. Waktu pengikatan permulaan paling cepat 45 menit, paling lambat 10 jam.
3. Pengaruh suhu udara, air pencampur, dan kelembaban ruangan di abaikan
PEMERIKSAAN
AGREGAT
BAB I
D. CARA PELAKSANAAN
a) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Timbangan kapasitas 1 Kg aau lebih dengan ketelitian 0.1 gram.
2) Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
3) Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah
(90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0.8 mm.
4) Batang penumbuk yang mempunyai budang penumbuk rata, berat (340 ± 15)
gram, dimeter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm.
5) Saringan no. 4 (4.75 mm).
b) Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm) diperoleh dari
alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira–kira 5 kg.
E. Cara Pengujian
1) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan–bahan lain yang melekat
pada permukaan ;
2) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110o ± 5)oC sampai berat tetap
sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya,
maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven ;
3) Diinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk) ;
4) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam ;
5) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu ;
6) Timbang benda uji kering – permukaan jenuh (Bj) ;
7) Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba), dan ukur suhu air
untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25 oC) ;
8) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir–butir berat dan
ringan ; bahan semacam ini memberikan harga–harga berat jenis yang tidak
tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati–hati. Dalam hal ini
beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata–rata
yang memuaskan.
BAB II
2. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka berat jenis curah, berat jenis kering
permukaan jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka penyerapan
B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang tertahan oleh saringan
berdiameter 4,75 mm (saringan No. 4). Hasil pengujian ini dapat digunakan dalam
pekerjaan L
C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25 oC ;
2) berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25oC ;
3) berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25 oC
;
4) penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
D .CARA PELAKSANAAN
a) Peralatan
Peralatan yang dipakai meliputi :
1) Keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36 mm (No. 8) dengan kapasitas
kira–kira 5 kg ;
2) Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat
air ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap ;
3) Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang ;
4) Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100±5) oC ;
5) Alat pemisah contoh ;
6) Saringan No. 4 (4,75 mm)
b) Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira–kira 5 kg.
c) Cara Pengujian
Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan–bahan lain yang melekat
pada permukaan ;
2) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110o ± 5)oC sampai berat tetap
sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya,
maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven ;
3) Diinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk) ;
4) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam ;
5) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu ;
6) Timbang benda uji kering – permukaan jenuh (Bj) ;
7) Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba), dan ukur suhu air
untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25oC) ;
8) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir–butir berat dan
ringan ; bahan semacam ini memberikan harga–harga berat jenis yang tidak
tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati–hati. Dalam hal ini
beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata–rata
yang memuaskan.
d) Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar diberikan sebagai berikut :
BAB V
2. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka yang benar dari berat isi agregat
B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap antara beton segar yang mewakili suatu campuran
beton ; hasil pengujian dapat digunakan antara lain :
C. Pengertian
Berat isi adalah berat segar per satuan isi.
D. CARA PELAKSANAAN
1. Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton dipedukan peralatan sebagai berikut
:
3. Cara Pengujian
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan sebagai berikut
:
E. Laporan
Laporan harus mencantumkan :
D. Peralatan
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) Mesin Abrasi Los Angeles (lihat gambar);
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711 mm
(28”) panjang dalam 508 mm (20”); silinder bertumpu pada dua poros pendek yang
tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder berlubang untuk
memasukkan benda uji ;penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu; dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5”).
2) Saringan No. 12 (1,7 mm) dan saringan –saringan lainnya;
3) Timbangan dengan ketelitian 5 gram;
4) Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat masing-masing
antara 400 gram sampai 440 gram;
5) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC.
E. Perhitungan
𝑎−𝑏
Keausan = x 100 %
𝑏
Keterangan:
a = berat benda uj semula (gram)
b = berat benda uji tertahan saringan no. 12
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2