Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN

SEMEN

BAB I

BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

A. Maksud
Maksud dari pemeriksaan ini untuk menentukan berat jenis semen Portland. Berat
jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan
isi kering air suling pada 4°C yang isinya sama dengan semen.

B. Bahan
 Contoh semen Portland sebanyak 64 gram.

C. Peralatan
 Botol Le Chatelier
 Kerosin bebas air atau naphta dengan berat jenis 62-API (American Petrolium
Institute)
 Corong

D. Langkah Kerja
1. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naphta sampai skala 0 dan 1 bagian dalam
botol di atas permukaan cairan dikeringkan. Suhu awal botol = 25 °C.
2. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama
untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2°C.
3. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala dalam botol (V1).
 Suhu yang sama antara botol yang berisi minyak tanah dan loyang yang berisi
air pada suhu = 19°C.
 Skala minyak tanah (V1) = 0,4ml.
4. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol. Jangan sampai terjadi ada
semen yang menempel pada dinding botol di atas cairan.
5. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara
perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
6. Ulangi lagi pekerjaan dua setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol kaca
skala pada botol (V2).
 Suhu yang sama antara botol yang berisi minyak tanah dan loyang yang bersisi
air pada suhu 19°C.
 Skala minyak tanah (V2) =21ml.
BAB II

KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan percobaan kehalusan semen Portland,
2. Membuktikan bahwa semen Portland mempunyai kehalusan,
3. Melakukan pengujian kehalusan semen Portland.

2. DASAR TEORI
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kehalusan semen Portland dengan
menggunakan saringan No. 100 dan No. 200.
Kehalusan merupakan suatu factor penting yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi antara partikel semen dengan air.

3. DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN


 Peralatan
1. Saringan sesuai standar ASTM.
2. Neraca analitik kapasitas maksimum 200 gram dengan ketelitian 0,1% dari berat
contoh.
3. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai dengan keperluan ini.
 Bahan benda uji
Contoh semen Portland sebanyak 50 gram

4. LANGKAH PENGUJIAN
1. Masukkan benda uji semen kedalam saringan No. 100 yang terletak di atas
saringan No. 200 dan di pasang pan dibawahnya.
2. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan, hingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebsa dari partikel-partikel halus (pengerjaan ini dilakukan antara 3
sampai 4 menit)
3. Tutuplah saringan dan lepaskan pan, ketok saringan perlahan-lahan dengan
tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
4. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan dan bersihkan
dengan kain, kemudian pasang kembali.
5. Ambillah tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel
pada tutup, kembalikan kedalam saringan.
6. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringanperlahan-lahan
selama 9 menit.
7. Tutuplah saringan, penyaring dilanjutkan lagi selama 1 menit dengan cara
mengerakkan saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit di
miringkan.
8. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan, putar
saringan kira kira 60. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel
keluar dari saringan dan atau pan serta tertampung diatas kertas kembalikkan
kedalam saringan .pekerjaan penyaringan di stop setelah benda uji tidak lebih dari
0.05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
9. Timbang benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan 200.
Kemudian hitung dan nyatakan dalam persentase berat terhadap berat benda uji
semula.

BAB III

PENGUJIAN KONSISTENSI SEMEN PORTLAND

1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan mampu :
1. Melakukan pengujian tentang konsistensi semen Portland.
2. Membuktikan bahwa konsistensi normal dari semen Portland dapat ditentukan.

2. DASAR TEORI
Pengertian ini dimaksudkan untuk menentukan konsistensi normal semen Portland
dengan alat vikat.
Konsistensi semen Portland adalah suatu kondisi standar yang menunjukan kebasahan
pasta semen.

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑖𝑟
Konsistensi =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 × 100%

3. DAFTAR ALAT DAN BAHAN


 Peralatan
1. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dan berat contoh yang ditimbang.
2. Gelas ukur 200ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
3. 1 (satu) set alat vikat terdiri dari, alat vikat dan cincin konik (conical ring)
4. Stop-Watch.
5. Sendok perata (spatulla).
6. Alat pengaduk.
7. Air suling sebanyak ± 300 cm3

 Bahan benda uji


Contoh semen Portland sebanyak 300 gram.
4. LANGKAH KERJA
1. Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak ± 25% dari berat benda uji
kedalam mangkok alat pengaduk.
2. Masukkan benda uji kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, selama 30 detik.
4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selama itu bersihkan pasta yang
menempel dipinggir mangkok.
5. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 : 10) rpm selama 1 (satu) menit.
6. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6
(enam) kali dari satu tanganke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang besar , sehingga cincin konik
penuh dengan pasta.
8. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan sendok perata yang
digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, balikkan, ratakan, dan licinkan
kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.
10. Letakkan cincin konik dibawah jarum besar vikat, dan kontakkan jarum dengan
bagian tengah permukaan pasta.
11. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.

Catatan
1. Grafik penurunan terhadap konsistensi.
2. Konsistensi normal yang didapat dari penurunan (10 ± 1) mm.
3. Untuk mendapatkan konsistensi normal dilakukan beberapa kali percobaan dengan
kadar air yang berbeda. Setiap percobaan harus dibuat dan semen yang baru dan
selama percobaan alat-alat harus bebas getaran. Untuk percobaan pertama
disarankan dengan kadar air 25%
4. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan di abaikan.
BAB IV
PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampu :
1. Melakukan pengujian waktu pengikatan permulaan dari semen Portland,
2. Membuktikan bahwa semen Portland mempunyai waktu pengikatan permulaan.

2. DASAR TEORI
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan permulaan
semen Portland.Waktu permulaan adalah jangka waktu dari mulainya pengukuran
pasta konsistensi normal sampai pasta kehilangan sebagian sifat plastik (menjadi
beku).

3. PERALATAN DAN BAHAN


 Peralatan
1. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
2. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
3. 1 (satu) set alat vikat terdiri dari alas vikat dan cincin konik (conical ring)
4. Stop-watch, thermometer beton.
5. Sendok perata (spatulla)
6. Alat pengaduk
7. Air suling 300 cm3
 Benda uji
Contoh semen Portland sebanyak 300 gram

4. LANGKAH PENGUJIAN
1. Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya seesuai dengan jumlah
air untuk mencapai konsistensi normal, kedalam mangkok alat pengaduk.
2. Masukkan benda uji kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 140 ± 5 ) rpm, selama 30 detik.
4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok.
5. Jalankan mesin pengaduk, dengan kecepatan (285 T 10) rpm selama 1 (satu) menit.
6. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6
(enam) kali dan satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang besar, sehingga cincin konik
penuh dengan pasta.
8. Kelebihan pasta pada lubang besardiratakan dengan sendok perata yang
digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lubang besar cincin konik, balikkan, ratakan dan licinkan
kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.
10. Taruh thermometer beton di atas cincin dan simpan pada moist-cabinet selama 30
menit kemudian baca thermometer udara dan thermometer beton.
11. Keluarkan cincin konik dan moist-cabinet dan lepaskan thermometer beton
kemudian letakkan cincin konik dibawahjarum vikat, dan kontakkan jarum dengan
bagian pasta.
12. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm.
setiap menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik.
Jarak antara titik setiap menjatuhkan jarum adalah 1/2 cm, dan jarak titik dari
pinggir cincin konik tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm.

5. PELAPORAN
a. Grafik penurunan waktu.
b. Waktu pengikatan permulaan dapat pada penurunan 25 mm, sesuai dengan
standar.

Catatan
1. Selama pelaksanaan pemeriksaan tersebut, alat-alat di atas harus bebas getaran
dan jarum dijaga supaya tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel.
2. Waktu pengikatan permulaan paling cepat 45 menit, paling lambat 10 jam.
3. Pengaruh suhu udara, air pencampur, dan kelembaban ruangan di abaikan
PEMERIKSAAN
AGREGAT
BAB I

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka
penyerapan dari pada agregat halus.
2. Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat
jenis permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus
B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dulakukan pada tanah jenis agregat halus, yaitu lolos saringan No. 4
(4,75 mm)
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan
1) Penyelidikan quarry agregat
2) Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton
3) Perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan
C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) Berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C,
2) Berat jenis jenuh kering permukaan yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C,
3) Berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25°C,
4) Penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering, dinyatakan dalam persen.

D. CARA PELAKSANAAN

a) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Timbangan kapasitas 1 Kg aau lebih dengan ketelitian 0.1 gram.
2) Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
3) Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah
(90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0.8 mm.
4) Batang penumbuk yang mempunyai budang penumbuk rata, berat (340 ± 15)
gram, dimeter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm.
5) Saringan no. 4 (4.75 mm).

6) Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100±5) oC ;


7) Alat pemisah contoh ;
8) Saringan No. 4 (4,75 mm)

b) Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm) diperoleh dari
alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira–kira 5 kg.

E. Cara Pengujian

Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

1) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan–bahan lain yang melekat
pada permukaan ;
2) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110o ± 5)oC sampai berat tetap
sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya,
maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven ;
3) Diinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk) ;
4) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam ;
5) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu ;
6) Timbang benda uji kering – permukaan jenuh (Bj) ;
7) Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba), dan ukur suhu air
untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25 oC) ;
8) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir–butir berat dan
ringan ; bahan semacam ini memberikan harga–harga berat jenis yang tidak
tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati–hati. Dalam hal ini
beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata–rata
yang memuaskan.

BAB II

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Metoda ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu dari agregat
kasar, serta angka penyerapan dari agregat kasar.

2. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka berat jenis curah, berat jenis kering
permukaan jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka penyerapan

B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang tertahan oleh saringan
berdiameter 4,75 mm (saringan No. 4). Hasil pengujian ini dapat digunakan dalam
pekerjaan L

1) Penyelidikan quarry agregat ;


2) Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton ;
3) Perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.

C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :

1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25 oC ;
2) berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25oC ;
3) berat jenis semu ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25 oC
;
4) penyerapan ialah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

D .CARA PELAKSANAAN

a) Peralatan
Peralatan yang dipakai meliputi :

1) Keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36 mm (No. 8) dengan kapasitas
kira–kira 5 kg ;
2) Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat
air ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap ;
3) Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang ;
4) Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100±5) oC ;
5) Alat pemisah contoh ;
6) Saringan No. 4 (4,75 mm)

b) Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira–kira 5 kg.

c) Cara Pengujian
Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

1) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan–bahan lain yang melekat
pada permukaan ;
2) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110o ± 5)oC sampai berat tetap
sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya,
maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven ;
3) Diinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 – 3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk) ;
4) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam ;
5) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu ;
6) Timbang benda uji kering – permukaan jenuh (Bj) ;
7) Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (Ba), dan ukur suhu air
untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25oC) ;
8) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir–butir berat dan
ringan ; bahan semacam ini memberikan harga–harga berat jenis yang tidak
tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati–hati. Dalam hal ini
beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata–rata
yang memuaskan.

d) Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar diberikan sebagai berikut :

BAB V

METODE PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Metoda ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat isi (unit weight) beton segar (fresh concrete) Berta banyaknya semen per
meter kubik beton.

2. Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka yang benar dari berat isi agregat

B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap antara beton segar yang mewakili suatu campuran
beton ; hasil pengujian dapat digunakan antara lain :

1) Banyaknya beton untuk campuran satu sak semen (40 kg) ;


2) Untuk perencanaan campuran beton ;
3) Untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan.

C. Pengertian
Berat isi adalah berat segar per satuan isi.

D. CARA PELAKSANAAN
1. Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton dipedukan peralatan sebagai berikut
:

a) Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari beton contoh ;


b) Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan
dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat ;
c) Alat perata ;
d) Takaran bentuk silinder dengan kapasitas dan penggunaan sebagai berikut:
Kapasitas 6 liter, ukuran maksimum agregat kasar 25 mm

Kapasitas 10 liter, ukuran maksimum agregat kasar 37,5 mm

Kapasitas 14 liter, ukuran maksimum agregat kasar 50 mm

Kapasitas 28 liter, ukuran maksimum agregat kasar 75 mm


2. Benda Uji
Pengambilan benda uji harus ada contoh segar yang mewakili campuran beton.

3. Cara Pengujian
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan sebagai berikut
:

a) Isilah takaran benda uji dalam 3 lapis ;


b) Tiap–tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada
pemadatan lapis pertama, tongkat tidka boleh mengenai dasar takaran ; pada
pemadatan lapis kedua dan ketiga, tongkat boleh masuk sampai kira–kira 25,4
mm di bawah lapisan sebelumnya, untuk takaran 20 liter dilakukan penusukan 50
kali secara merata pada tiap–tiap permukaan lapisan ;
c) Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan–lahan sampai tidak
tampak gelembung–gelembung udara pada permukaan serta rongga–rongga
bekas tusukan ; kadar udara dari beton tidak ditentukan ;
d) Ratakan permukaan benda uji dan tentukan beratnya.

E. Laporan
Laporan harus mencantumkan :

1) Berat isi beton dalam satuan kg/liter ;


2) Banyaknya beton per sak semen dalam satuan M3/S2K ;
3) Banyaknya semen per m3 beton dalam satuan sak/m3.
BAB VI

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN


MESIN ABRASI LOS ANGELES

A. Maksud dan Tujuan


Maksud pengujian ini adalah untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengan menggunakan mesin abrasi Los Angeles.
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui angka keausan tersebut, yang dinyatakan
dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan No. 12 (# 1,7 mm) terhadap
berat semula, dalam persen.
Ruang lingkup pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur keausan agregat
kasar.Hasil pengujian bahan ini dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
bahan perkerasan jalan atau konstruksi beton.
B. Bahan / Benda Uji
Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut :
1) berat dan gradasi benda uji sesuai daftar (lampiran) ;
2) bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)ºC sampai
berat tetap.
C. Cara Pengujian
Pengujian dilaksanakan sebagai berikut :
1) Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah
satu dari tujuh (7) cara berikut :
(a) Cara A : Gradasi A, bahan lolos # 37.5 mm, sampai tertahan 5mm,
jumlah bola besi 12 buah dengan 500 putaran.
(b) Cara B : Gradasi B, bahan lolos # 19 mm, sampai tertahan # 9mm,
jumlah bola besi 11 buah dengan 500 putaran.
(c) Cara C : Gradasi C, bahan lolos # 9.5 mm, sampai tertahan # 4.75
mm(No. 4), jumlah bola besi 8 buah dengan 500 putaran.
(d) Cara D : Gradasi D, bahan lolos # 4.75 mm (No. 4), sampai
tertahan #2.36 mm (No. 8), jumlah bola besi 6 buah dengan
500 putaran.
(e) Cara E : Gradasi E, bahan lolos # 75 mm, sampai tertahan # 37.5
mm,jumlah bola besi 12 buah dengan 1000 putaran.
(f) Cara F : Gradasi F, bahan lolos # 50 mm, sampai tertahan 25 mm,
jumlah bola besi 12 buah dengan 1000 putaran.
(g) Cara F : Gradasi G, bahan lolos # 37.5 mm, sampai tertahan # 19
mm,jumlah bola besi 12 buah dengan 1000 putaran.
bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka pemilihan gradasi
disesuaikan dengan contoh material yang merupakan wakil dari material yang akan
digunakan.
2) benda uji dan bola baja dimasukkan kedalam mesin abrasi Los Angeles.
3) putar mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33rpm. Jumlah putaran gradasi
A,B,C, dan D = 500 putaran dan untuk gradasi E,F,dan G = 1000 putaran;
4) setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan
saringan no. 12 (#1.7 mm); butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu (110±5)ºC sampai berat tetap.

D. Peralatan
Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1) Mesin Abrasi Los Angeles (lihat gambar);
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711 mm
(28”) panjang dalam 508 mm (20”); silinder bertumpu pada dua poros pendek yang
tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder berlubang untuk
memasukkan benda uji ;penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu; dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 89 mm (3,5”).
2) Saringan No. 12 (1,7 mm) dan saringan –saringan lainnya;
3) Timbangan dengan ketelitian 5 gram;
4) Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat masing-masing
antara 400 gram sampai 440 gram;
5) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC.

E. Perhitungan
𝑎−𝑏
Keausan = x 100 %
𝑏

Keterangan:
a = berat benda uj semula (gram)
b = berat benda uji tertahan saringan no. 12
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai