Anda di halaman 1dari 2

Ada apa dengan UMM?

“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak


kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak
Selamat datang kawan kawanku, jas merah (tak lagi) untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan
berani dan kampus (tak lagi) putih, merah sebagai simbol dari persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
keberanian dan putih sebagai simbol kesucian ternyata sudah dasar hukum yang berlaku surut adalah hak hak manusia yang
tidak terlihat lagi bukti nyata (terlihat dari kebijakan yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan keadaan apapun dan oleh
dikeluarkan birokrasi kampus) dari simbol yang dijadikan siapapun”. Lalu diperkuat di pasal 11 yang berbunyi: “Setiap
sebagai slogan kampus kita ini. Bagaimana perasaan kalian orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk
selama kuliah di sini? Apakah sesuai dengan ekspektasi kalian? tumbuh dan berkembang secara layak”. Kemudian semakin
Sudah berapa banyak ketidakadilan yang kalian rasakan dan dikuatkan dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 6 poin b yang
saksikan? Sekecil apapun ketidakadilan itu, dari permasalahan dengan tegas menyatakan bahwa:
biaya kuliah yang amat mahal (hingga masyarakat miskin sulit
Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan prinsip:
kuliah), tidak adanya transparansi dana yang setiap semester dan
di awal kuliah kita bayarkan, PKM yang mencekik, semester “Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
pendek yang semakin mahal, bahkan hingga hal yang sifatnya dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama,
sangat-sangat pribadi yaitu dilarangnya rambut gondrong dari nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan
mahasiswa. Entah apa yang ada dipikiran pihak birokrasi bangsa”.
kampus ketika mengeluarkan berbagai kebijakan yang tidak
Dengan sedikit penjelasan ringkas diatas, silahkan kalian
demokratis dan menindas terhadap mahasiswa baik mayor
mengambil kesimpulan sendiri bagaimana kebijakan kampus
maupun minor. Menurut Ki Hadjar Dewantara esensi
khusunya perihal pelarangan rambut gondrong dan tindakan
pendidikan seharusnya merupakan usaha untuk membebaskan
diskriminatif yang dilakukan pihak dosen dan birokrasi kampus
manusia, pendidikan sebagai alat yang membebaskan manusia
secara umum terhadap mahasiswa gondrong UMM.
dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan, atau bisa
disebut dengan usaha untuk "memanusiakan manusia" Jika kalian resah dengan kenyataan bahwa birokrasi kampus
(humanisasi), namun dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh tidak adil terhadap mahasiswa, jangan khawatir, kamu tidak
pihak birokrasi kampus seperti yang telah disebutkan diatas sendiri, kami ada bersama kalian!
apakah kondisi pendidikan di kampus ini masih relevan dengan
esensi pendidikan yang seharusnya? UU Nomor 39 Tahun 1999 #SaveGondrong #LegalisasiGondrongUMM
pasal 4, ditegaskan bahwa: #PanjangUmurPerlawanan

@mmz1612n @gondrongersumm
@mmz1612n @gondrongersumm

Anda mungkin juga menyukai